Bukan Pernikahan Impian

Bukan Pernikahan Impian

Pernikahan

Sebelumnya nama pemeran di cerita ini adalah Hana dan Ken, tapi karena karya author yang satunya juga namanya Ken, jadi author bingung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, author ubah Hana jadi Hani, dan Ken jadi Naoki. Maaf kalo masih ada yang kelewat belum sempet author ganti namanya. Mohon dimaklumi 🙏

Selamat membaca,

Hanazawa Easzy

...****************...

Berikut author cantumkan visual dalam cerita ini.

Hani Sakurada. Gadis campuran Indonesia-Jepang yang berusia 22 tahun. (pict : Melodi Nuramdani Laksani)

Yamada Naoki. Seorang kreator manga/komik Jepang berusia 28 tahun. Hobi memasak. (pict : Dori Sakurada)

...****************...

Siang yang terik di kota Tokyo, Jepang

"Mempelai laki-laki, silakan mencium mempelai perempuan. Sekarang kalian resmi menjadi pasangan suami istri," ucap seorang penghulu pada sepasang muda mudi di depannya.

Kedua manusia berlawanan jenis itu bergeming, tak ada yang bergerak dari posisinya. Seperti sebongkah batu yang tetap ditempatnya walau bumi terbelah jadi dua sekalipun.

"Hani, cium tangan suamimu," perintah ayah yang duduk di depannya, terhalang oleh meja kecil berwarna coklat itu.

Hani mengulurkan tangannya dan segera mendapat uluran tangan dari suaminya, Yamada Naoki yang akrab disapa Naoki. Keduanya tampak canggung, sampai akhirnya Naoki memberanikan diri mencium kening istrinya yang baru ia temui kemarin. Sebenarnya mereka pernah bertemu sebelumnya, beberapa tahun yang lalu.

Lalu, bagaimana bisa pernikahan tiba-tiba terjadi?

Awalnya ayah Hani berencana menikahkan putri sulungnya yang bernama Maruko, tapi dia kabur dari rumah. Dia tidak ingin dijodohkan dan memilih karirnya sebagai model. Jadilah Hani menggantikan kakaknya, berangkat ke Jepang kemarin dini hari. Acara berlangsung sederhana dan hanya dihadiri kerabat dekat kedua keluarga.

Setelah perceraian kedua orang tuanya, Hani memilih pulang ke Indonesia bersama ibunya. Status Hani sekarang adalah warga negara Indonesia, tapi ia juga tidak bisa menolak permintaan ayah kandungnya. Ini pertama kalinya ia datang lagi ke Jepang setelah ayah dan ibunya berpisah.

Ibunya adalah seorang pekerja asal Indonesia yang menikah dengan pria Jepang, rekan kerjanya kala itu. Setelah 25 tahun membina mahligai rumah tangga, akhirnya mereka berpisah. Mereka dikarunia dua orang anak yaitu Maruko dan Hani. Ibu memilih kembali ke tanah kelahirannya bersama Hani, sementara Maruko memilih tinggal bersama ayahnya di Tokyo.

"Hani-chan," panggil Kotaro, ayah Hani.

"Hmm," jawab Hani sekenanya. Pikirannya masih bercabang, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Ia seperti gadis linglung. Ingin menangis tapi tak bisa mengeluarkan air mata sama sekali. Ingin berteriak, tapi tidak mungkin melakukannya di tempat ini. Ada begitu banyak orang di sini.

Hani menyesal. Ibu sempat melarangnya sesaat sebelum ia naik pesawat. Jika saja Hani menuruti beliau, pasti ia tidak akan terjebak di situasi tak diinginkan seperti ini.

"Ayo kita ambil foto. Kemari sayang," ajak Kotaro pada putri dan menantunya.

Hani masih terduduk di tempatnya, tak ada tanda-tanda ingin beranjak. Ia masih belum menemukan alasan kenapa ayahnya berbohong. Ia begitu panik saat mendengar ayahnya kecelakaan parah dan mengabaikan ibunya. Dengan penerbangan terakhir, Hani memilih pergi ke negeri sakura ini sendirian. Tapi begitu sampai, ternyata ayahnya baik-baik saja. Beliau meminta Hani menggantikan Maruko menikah. Sungguh tidak masuk akal.

"Huffhh...." Hani mengembuskan napasnya dengan kesal.

"Naoki, ajak istrimu kemari," pinta seorang wanita yang memakai yukata warna lavnder, warna kesukaan Hani. Itu ibu mertuanya, orang yang sedari awal selalu tersenyum hangat padanya.

"Daijoubu?" Naoki berbisik pelan di dekat telinga Hani, membuat wajah gadis itu merona. Ia terkejut karena jarak mereka yang terlalu dekat.

(Kamu baik-baik saja?)

DEG

Hani segera bangkit dan berjalan menuju ayahnya yang ada di depan backdrop bunga-bunga sakura, siap untuk berfoto. Naoki terkejut dengan reaksi istrinya dan hanya mengekor tanpa suara. Dia tersenyum menyadari sikap gugup gadis berjilbab itu.

*backdrop : latar belakang foto

Srett srett

"Awas...," teriak ayah saat melihat Hani tersandung gaun yang ia pakai. Putrinya itu tampak kehilangan keseimbangan dan hanya menunggu hitungan detik sebelum ia jatuh ke lantai.

"Hati-hati!" Naoki meraih tangan Hani. Tubuh mungilnya urung mendarat di lantai berlapis karpet bulu angsa itu. Kejadian tak terduga ini memaksa Hani menempel ke pelukan suaminya detik itu juga.

Deg

Jantung Hani kembali berhenti berdetak satu waktu. Ia tertegun di tempatnya berdiri, menatap wajah tampan pria yang kini berstatus sebagai suaminya.

"Syukurlah kamu baik-baik saja." Naoki tersenyum seraya mempererat tangan kirinya yang berada di perut Hani.

Klik

Hani menoleh ke arah fotografer saat mendengar suara kamera. Ia menautkan alisnya tampak tidak suka. Sementara sang fotografer tersenyum puas sembari melihat hasil jepretannya.

"Sempurna," gumamnya melihat foto pengantin baru yang tampak sangat natural itu. Naoki melingkarkan tangannya di perut semetara tangan lainnya memegang lengan mungil Hani. Di saat yang sama, Hani terlihat sedang menatap ke wajah Naoki dengan ekspresi terkejutnya.

Gadis berjilbab itu segera melepaskan pegangan tangan Naoki dan berjalan menjauhinya dengan wajah memerah. Orang-orang di sekitarnya tersenyum melihat tingkah imut Hani yang malu-malu kucing. Sesi foto berjalan dengan lancar meskipun ayah harus berkali-kali memaksa Hani untuk tersenyum.

*********

Mentari mulai kembali ke peraduannya. Meninggalkan semburat merah yang melukis cakrawala. Kini mereka telah ada di kediaman Kotaro. Apartemen minimalis bergaya eropa, dekorasi kesukaan Maruko.

"Apa kamu lapar? Mau kubuatkan sesuatu?" tanya Naoki di depan pintu.

Hani bergelung di atas kasurnya yang berwarna ungu dengan motif bunga sakura. Ya, sejak datang ke rumah ini 2 jam yang lalu, Hani memilih bersembunyi di balik selimut tebal di kamarnya. Ia marah, sedih, dan kecewa. Ayah membohonginya dan bahkan tidak mengucapkan maaf padanya. Sekarang beliau pergi, berpura-pura sibuk dan meninggalkannya dengan orang asing ini.

Naoki mendekat dan mendapati suara isak tangis dari balik selimut. Sejak tadi ia membiarkan istrinya istirahat di kamar, dia berpikir mungkin Hani lelah. Tapi sedetik lalu ia mendengar isak tangis dari gadis di depannya. Beberapa kali tubuhnya tampak berguncang, masih sesenggukan mengatur napasnya.

Perlahan Naoki mendekat dan membuka selimut yang mulai basah itu. Terlihatlah gadis yang beberapa jam lalu ia nikahi sedang berurai air mata. Hani yang terkejut berusaha menarik selimutnya lagi, ingin bersembunyi. Tapi tangan Naoki sigap menangkapnya.

"Apa ini begitu menyakitkan untukmu?" Naoki mengulurkan tangannya menghapus air mata di pipi Hani.

Hangat

Itu yang pertama kali Hani rasakan saat tangan Naoki mendarat di pipi basahnya. Seketika tangisnya berhenti, perasaannya yang kacau menguap seketika.

Kini Naoki duduk membelakanginya, wajah mereka sejajar. Hani bisa melihat rambut hitam suaminya yang sedang menatap keluar jendela. Langit di atas sana mulai gelap.

"Maaf.." ucapnya pelan tanpa menoleh.

Hening.

Keduanya larut dengan pemikirannya masing-masing.

"Maaf karena tidak bisa melindungimu." Naoki menundukkan kepalanya. "Aku tahu kamu dibodohi, tapi aku egois tetap memaksakan pernikahan ini berlangsung. Kamu boleh membenciku, tapi jangan benci ayahmu," ucap Naoki.

Suara tangis Hani tak lagi terdengar. Naoki menatap ke langit-langit, menyandarkan kepalanya di tepi ranjang. Tak jauh dari jemari Hani.

"Sebelum kakek buyut meninggal, beliau memberikan surat perjanjian yang menuliskan tentang perjodohan putra putri mereka. Tapi ternyata mereka hanya memiliki anak laki-laki. Jadi perjanjian itu jatuh pada kita. Seharusnya kakakmu, yang menjadi pengantinnya. Tapi.... Sudahlah. Semua berlalu tanpa bisa kita cegah."

Hani mengulurkan tangannya untuk menyentuh beberapa helai surai hitam suaminya. Naoki tersenyum dan langsung berbalik memandang wajah Hani di belakangnya.

*surai : rambut kepala

"Kita berdua adalah korban yang tersakiti. Bagaimana kalau kita saling menyembuhkan luka satu sama lain?" goda Naoki.

"Ehh?" Hani terpaku, belum paham apa maksud pria di depannya. Alarm tanda bahaya telah menyala. Senyum pria ini terlihat tidak biasa dan Hani tidak tau bahaya apa yang akan ia hadapi detik berikutnya.

Tiba-tiba saja Naoki bangkit dan mencium bibir Hani sekilas. Membuat pemiliknya kehilangan kendali tentang apa yang sebenarnya terjadi. Wajahnya tiba-tiba memanas dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

'Ini... Ini ciuman pertamaku..' bisik Hani dalam hati.

*********************

Arigatou mina-san...

See you soon

Hanazawa easzy 💜

Terpopuler

Comments

Me, MySelf and I

Me, MySelf and I

baru mampir Thor, apakah akan ada kesamaan dengan Gangster Boy?
awalnya mirip tapi lanjut dl ya thor

2021-05-31

0

Yana

Yana

astaga😵ini novel keren bgt, ada jepang nya😚negara yg ingin ku kunjungi😁

2021-01-12

1

🍁𝐀nin❣️💋🅺🅴🅸🆂🅷🅰️👻ᴸᴷ

🍁𝐀nin❣️💋🅺🅴🅸🆂🅷🅰️👻ᴸᴷ

baru bacaaa.... gomene hana Chan🙏

2020-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!