Secara tidak sengaja Maya melihat cap bibir menempel di kerah baju suaminya, sontak saja Maya kaget.
Tapi Maya berusaha untuk menutupi perasaan kaget dan kesal nya.
Maya menghela napas nya dalam, lalu memeluk Andri dengan semakin erat.
"Aku sayang kamu mas."
"Aku juga sayang kamu." Balas andri, mendekap erat istrinya dan mencium keningnya.
Perasaan Andri semakin bergejolak dan merasa bersalah, Andri kembali mengecup puncak kepala istrinya Lamat -lamat. Membelai lembut rambutnya yang wangi.
"Dayang apa boleh aku bertanya sesuatu?"
Ucap Andri dengan lembut, tanpa melepaskan dekapan erat ke tubuh mungil istrinya itu.
"Tentu saja kamu mau tanya apa sayang."
Jawab Maya, dengan memejamkan mata merasakan hangatnya dekapan dari suami tercinta.
"Sayang apabila aku melakukan suatu kesalahan apakah kamu akan memaapkan nya?"
Tanya Andri dengan lembut dan penuh harap Maya akan menjawab iya atas pertanyaan nya itu.
Maya terdiam sejenak
"Ya, tergantung apa kesalahannya dulu."
"Jika kamu bohong, mungkin aku akan memaapkan nya, tapi akan butuh waktu beberapa Minggu mungkin."
Jawab nya sambil tersenyum kecil sembari menatap tajam mata Andri seolah berkata "awas kamu jika berani berbohong padaku!"
"Huuh!"
Andri menghela napas dan memalingkan wajahnya dari tatapan tajam istrinya, karena tidak ingin di ketahui mimik wajah nya yang tampak gelisah, takut kebohongan nya ketahuan.
"Tapi, kalau kamu selingkuh itu beda lagi. Aku akan tetap memaafkan mu, namun waktunya
Mungkin butuh beberapa tahun, bahkan sampai seumur hidup ku!"
Ucap Maya dengan penekanan pada setiap kata nya.
Dengan wajah datar, dan menatap tajam kearah mata Andri lalu melepaskan pelukannya.
Mendengar ucapan itu Andri jadi kikuk, namun dia dengan segera menguasai dirinya dari kikuk berlebihan.
Lalu menghela napas panjang." Huuuuh"
"Sayang siapa wanita itu yang kamu cintai selain aku!"
"Yang membuat mu berbohong padaku!"
"Yang membuat mu mendapatkan cap bibir ini!"
Serang Maya dengan pertanyaan bertubi -tubi, dengan setengah berbisik di telinga Andri, namun dengan penekanan kalimat.
" E aku a aku!" Andri begitu gugup.
Belum sempat Andri berkata apa - apa, Maya sudah kembali menimpali.
"Aku bercanda kok, kamu udah segugup itu!"
Ucap Maya sambil mencubit hidung mancung suaminya yang tampan itu.
"Atau jangan-jangan kamu bener -bener selingkuh ya?" Timpal nya lagi yang di iringi senyum penuh ledekan.
"Udah udah ah!"
"Kenapa ya, rasanya malam ini candaan kamu gak lucu deh. Seperti sedang ngehakimin aku!" Ucap Andri dengan agak kesal.
Maya hanya tersenyum kecil, berusaha menyembunyikan rasa cemburu dan kesal kepada suaminya.
"Udah malam udara semakin dingin, sebaiknya kita segera tidur saja!" Ajak Andri, dia berdiri menarik tangan Maya dan menggandeng nya masuk ke dalam rumah.
"Oke, sayang " Jawab Maya dengan Singkat.
Andri menggandeng Maya sampai masuk kedalam kamar.
Sesampainya di kamar mereka segera mengganti baju tidur lalu berbaring, Maya tidur membelakangi Andri dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut hingga sampai ke leher nya.
Melihat tingkah Maya Andri merasa ada yang salah, karena tidak biasa nya Maya seperti itu kecuali kalau dia sedang marah.
Dalam hati nya pun bergejolak dan bertanya-tanya hal apa yang membuat istrinya marah.
Tapi Andri tidak menanyakan hal itu, dia ingin membiarkan Maya sendiri dulu.
Lalu Andri pun tertidur dengan perasaan yang tidak enak hati.
Sementara itu, Maya didalam selimut nya berusaha menahan tangis.
Bagaimana tidak, jika ingat kejadian di teras tadi. Ia melihat cap bibir di kerah kemeja batik suami nya. Tapi Maya tidak mau langsung menghakimi suaminya.
Dalam hatinya pun bergejolak sejuta pertanyaan, apakah suaminya jujur atau tidak? Apakah selingkuh atau tidak? Apakah dia mencintai wanita lain atau tidak? Semakin dalam ia berpikir semakin susah ia tidur.
"Apakah mas Andri punya selingkuhan? Aaah, gak mungkin! Gak mungkin! Dia kan sayang banget sama aku! Tapi, tanda lipstik siapa yang ada di bajunya?" dalam hati ya, Maya meremas seprei dengan erat.
"Mungkin tidak sengaja ada cewek terpeleset dan bibirnya nempel di bahu suamiku!" Aaah....drama sekali alasan ini!"
"Tapi kalau memang gak ada apa -apa, kenapa dia gugup saat aku tanya dia tadi, dengan pertanyaan-pertanyaan jebakan ku tadi itu? Itu artinya memang dia sedang berbohong padaku!"
"Ya ampun, berpikiran positif Maya! Ayo positif! Jangan sampai pikiran mu di kuasai oleh pikiran negatif terhadap suamimu sendiri!" Gumam Maya berusaha menasehati dirinya sendiri.
"Ini semua gara -gara Vino! Kata - kata nya membuat aku jadi galau begini."
Maya berdiri dan mengambil air yang ada di nakas dekat tempat tidurnya.
"Glek glek glek"
Minum air sampai air di mug yang besar itu habis.
"Aaah, pikiran negatif ini membuat aku gak bisa tidur!"
Maya segera berbaring kembali di tempat tidur, menghadap ke arah Andri sehingga mereka saling berhadapan.
Suaminya itu tampak sudah terlelap.
Jemari lentik dan lembut Maya menyentuh pipi suaminya dengan lembut.
"Mana mungkin dia berkhianat! Wajah tampan dan polos ini, selalu menatap ku penuh cinta. Apakah mungkin ada cinta yang dia bagi untuk wanita lain!" Pikiran itu masih menghantui pikiran Maya.
"Uhuk uhuk" Tiba-tiba saja Andri terbatuk-batuk.
Dengan segera Maya menghentikan sentuhan nya itu, lalu memandangi suaminya yang terbatuk-batuk.
"Uhuk uhuk" Andri pun terbangun.
"Mas, aku ambil kan minum ya! Pasti tenggorokan mu kering sehingga kamu batuk- batuk."
Ucap Maya sambil mengambilkan air di mug yang satunya lagi, karena seperti biasa Maya selalu menyimpan air 2 mug.
Untuk berjaga - jaga kalau tiba - tiba haus tengah malam dan ingin minum.
Supaya tidak perlu mengambil ke dapur, maklum jarak kedapur cukup jauh karena kamar mereka berada di lantai 2 sedangkan dapur berada dilantai bawah dan itu pun di ruangan paling ujung.
"Glek glek"
Andri segera minum air yang berikan Maya, dia menghabiskan nya dalam sekali teguk.
"Seperti nya aku gak enak badan, mungkin masuk angin." Andri berkata dengan lesu sambil memijat-mijat kepalanya, dia merasa pusing.
"Kalau begitu biar aku pijitin ya Mas."
Dengan cepat Maya, mengambil minyak gosok yang ada di laci dan di balur kan nya ke punggung Andri. Lalu Maya pun memijat nya.
Bukan hanya punggung, Maya juga memijat tangan, kaki dan kepala Andri.
Saking enak nya di pijat sampai-sampai Andri tertidur lelap, melihat nya tertidur lelap Maya pun menghentikan pijatan nya lalu menyelimuti nya dan mengecup keningnya.
"Selamat tidur sayang." Maya tersenyum, menatap dalam-dalam wajah tampan suaminya itu.
Maya berbaring di samping nya, kemudian menarik selimut dan menutupi seluruh tubuh nya dengan selimut sampai kepala.
Dan hanya tinggal wajah saja yang mengintip dari balik selimut.
Bersambung..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Halo para reader's jangan lupa dukungan nya ya, dengan like dan vote ya terima kasih.
...💖💖Happy Reading 💖💖...
...Di tunggu dukungannya ya ;...
...Like 👍👍👍...
...Vote 🎗️🗳️✔️...
...Rate 🌟🌟🌟🌟🌟...
...Komentar 👄👄👄...
...Terimakasih banyak atas dukungan nya 😘😘😘...
...salam...
...mirastory...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments