Usai menjual perlengkapan yang tidak berguna, Ashura pergi ke lokasi perburuan selanjutnya. Gua Kristal, lokasi monster dengan monster level 5 ke atas. Lama dia berjalan tanpa arah di dalam gua, hingga akhirnya bertemu dengan beberapa monster.
Nama : Kobold
Level : 5
Health Poin : 1200/1200
Nama : Tikus Raksasa
Level : 6
Health poin : 1700/1700
Lama dia tertegun sebelum akhirnya melangkah maju sembari mengayunkan pedang panjang miliknya. Dia mengincar Kobol yang tengah sendirian, guna mengoptimalkan kemampuan miliknya. Kobol itu mungkin terpisah dari kawanannya atau mungkin sengaja menyendiri untuk mencari batu kristal yang indah. Memiliki kebiasaan untuk menggali dan mengumpulkan kristal mana, membuat monster jenis ini hidup di gua yang gelap dan di penuhi batu permata.
Ashura memberikan tebasan pertama untuk provokasi, guna memancingnya ke tempat yang lebih leluasa. Tepat seperti yang di rencanakan, Kobol itu meraung dan lekas mengejar Ashura. Beruntung tak ada Kobol lain yang datang karena raungannya yang begitu memekikkan. Setelah menemukan lokasi yang pas, dia langsung berbalik arah dan menyerang Kobol secara gila. Pergerakan Ashura yang terlampau cepat, membuat monster itu tak sempat untuk bereaksi. Alhasil dia bisa dengan mudah membunuh seekor Kobol, tanpa kesulitan yang berarti.
Sistem : Anda Telah Membunuh Kobol selisih Level 2, Exp Yang Di Dapat 200% Total Exp 3200.
Sembari tersenyum, dia memeriksa drop item dan berharap bisa mendapatkan sesuatu yang menarik.
Sarung Tangan
Syarat : Swordman
Efek : Agi +3 Str+2 Vit +1
Sistem : Pemilihan opsi berhasil, menyembunyikan perlengkapan yang di gunakan.
Lama dia melakukan grinding dengan cara yang hampir sama, mencari musuh yang terpencar dan membawanya ke tempat yang menguntungkan. Dari sekian banyak drop item yang di jatuhkan monster, hanya ada satu perlengkapan saja yang menarik minatnya. Sebuah pedang dengan warna perak dengan options yang menarik.
Pedang Perak
Syarat : Swordman
Pasif : memiliki peluang kecil untuk memicu +5% critical damage dan memberikan debuff luka.
Waktu berlalu terlalu cepat baginya, membuat kesenangan yang di rasa seolah hilang begitu saja. Enggan rasanya bangkit dari ranjang, karena hanya ingin bermalas-malasan atau bermain game. Lekas merapikan diri, ia turun ke bawah untuk pergi ke sekolah. Ayahnya bertanya tentang apa yang ingin di gunakan ke sekolah.
“Mau di antar? Atau ingin membawa kendaraan pribadi?”
Ashura hanya tersenyum, kemudian pergi dengan berjalan kaki. Walaupun sedikit bingung dengan tingkahnya, Ayah Ashura tetap diam dan membiarkannya melakukan apa yang di suka. Di tengah perjalanan, seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Tanpa rasa bersalah, Draco menanyakan harinya yang begitu indah.
“Yo, selamat pagi. Bagaimana, apakah rasanya menyenangkan bisa bermain RPG?” tanya Draco di hiasi senyuman lebar.
“Hmm ... tentu, rasanya sanga seru ketika bisa berpetualang menggunakan tubuh sendiri,” lirih Ashura.
“Bagaimana rencanamu kedepan? Jika tidak jadi, lebih baik kau ikut denganku bergabung dengan serikatku. Aku yakin kau juga bisa menjadi pemain inti. Selain itu, bayaran yang di dapatkan pun cukup lumayan,” jelas Draco.
“Hmm ... aku sudah kehilangan minat untuk membuat serikat, karena bermain sendiri jauh lebih menyenangkan dari apa yang kubayangkan,” balas Ashura.
“Hmm ... begitu, ya? Kalau kau butuh sesuatu bilang saja, aku pasti akan membantumu,” ujar Draco dan langsung berlari ke kelasnya.
Seperti biasa, Ashura hanya meresponsnya dengan senyuman. Baru tiba dan hendak duduk di bangkunya, seorang wanita datang menghampiri Ashura. Mata indah keemasan dengan rambut panjang perak terurai, menambah kesan ayu padanya.
“Selamat pagi Tuan Pemalas. Apa kau membawa barang yang kuinginkan?”
Ashura hanya bisa tersenyum sembari memberikan sebuah hard disk. Nona itu sedikit kesal karena Ashura hanya memberikan sebuah hard disk kepadanya, tanpa sedikit pun berniat untuk membuka kata.
“Jadi ... apakah aku boleh duduk?” tanya Xian Yuli mencoba bersikap manis.
“Hmm ... terserah kau saja,” balas Ashura datar yang kini memalingkan wajah ke luar jendela.
“Humpt!”
Mungkin karena kesal karena sikap dingin Ashura, Yuli mengembungkan kedua pipinya sembari memalingkan muka sejenak. Akan tetapi, masalah kembali datang menghampiri sesaat setelah Yuli duduk di kursi. Seorang pria berbadan kekar datang menghampiri mereka berdua. Urat di kepalanya terlihat dan matanya melotot seolah hendak ke luar.
Yun Zhao, pria kaya raya sekaligus atlet ternama di sekolah mereka. Pria itu langsung menarik kerah baju Ashura ketika berada di hadapannya. Tangannya terkepal dan terarah pada Ashura yang tengah duduk menatap langit. “Sampah sepertimu harus lebih sadar diri untuk mendekati wanitaku!” tegas Yun Zhaou di penuhi amarah.
Ashura hanya tersenyum melihat sikap tiraninya, yang membuat Yun Zhao semakin murka di buatnya.
“Apa yang kau tertawakan, brengs*k!”
Yun Zhao langsung melayangkan pukulannya, akan tetapi di hentikan Yuli. Bahkan dia memohon dengan imbalan Yuli akan mengikuti segala keinginannya, selama Yun Zhao tidak melukai Ashura. Dengan enggan Yun Zhao melepaskan genggamannya sembari memberikan sebuah ancaman dan hinaan.
“Kali ini aku beruntung, tetapi lain kali ... jangan harap akan mendapatkan belas kasihan. Dan untukmu, jangan pernah mencoba untuk melakukan hal yang aneh. Atau kau akan menanggung semua akibatnya!”
Yun Zhou langsung pergi seraya merangkul Yuli—yang hanya bisa pasrah menuruti semua perintahnya karena ancaman yang di berikan Yun Zhao. Alasan sederhana, di mana Yuli harus mengorbankan diri agar perusahaan keluarganya tidak hancur. Jika bukan karena keterpaksaan, Yuli dan keluarganya sudah menolak kesepakatan antar Yun Zhao dan keluarganya.
“Haa ... merepotkan. Hanya karena berasal dari keluarga kaya dan memiliki nilai akademis yang tinggi, kau pikir kau bisa melakukan segalanya? Awalnya aku diam karena hanya aku yang di hina. Akan tetapi ... haa ... bertarunglah denganku jika kau memang sehebat itu. Dan untukmu, aku merasa kecewa. Kupikir kau salah satu orang yang bisa kusebut sebagai teman, tetapi aku salah. Hubungi nomor ini dan katakan aku yang menyuruhnya, sisanya terserah padamu,” lirih Ashura yang kini terlihat sangat berbeda.
Jelas mereka tergelak melihat sikap angkuhnya Ashura, bahkan sampai menghinanya. Sementara itu, Yuli hanya tertegun menatapnya dan enggan untuk percaya.
“Hahaha ... kau hannyalah sampah dari keluarga miskin. Apa kau pikir sampah dan keluarga sampahnya it—“
Belum sempat Yun Zhao menyelesaikan perkataannya, Ashura langsung menerjang tubuhnya. Bahkan tanpa welas kasih, Ashura terus menghujani Yun Zhao dengan serangan lainnya. Bahkan tanpa ragu sedikit pun, dia mematahkan lengan dan kaki Yun Zhao.
“Tidak ada lain kali, ingat itu!” ingat Ashura sembari mengambil ponsel miliknya, “halo Ayah, maaf karena mengganggumu. Ada beberapa hal ingin kusampaikan padamu. Hmm ... lebih tepatnya akan ada seorang pria yang nanti akan menghubungimu. Iya, benar. Terima kasih, Ayah. Hmm ... baiklah, akan kujelaskan lagi ketika tiba di rumah.”
Semua orang kini menatapnya dengan heran, bahkan ragu untuk percaya. Untuk mencarikan suasana, Ashura menggoda Yuli.
“Apa? Jangan bilang kau jadi jatuh cinta dan terpesona,” lirih Ashura sembari tersenyum.
“Dih, jangan gr kau. Siapa juga yang terpesona denganmu, Humpt!” kesal Yuli sembari memalingkan wajahnya dan kembali mengembungkan kedua pipinya dengan wajah merona.
“Hahaha ... aku hanya bercanda. Tetapi, wajahmu terlihat begitu ayu ketika tersipu,” goda Ashura lagi.
“Hei, Ashura. Terima kasih karena membantuku, tetapi ....” Ucapannya terhenti karena keraguan. Ashura yang melihat hal tersebut, tersenyum kemudian menjentik keningnya.
“Hubungi saja nomor itu, dan kau akan tahu semuanya. Selain itu, sebaiknya kamu segera kembali ke bangkumu, kelas akan segera di mulai.”
Dengan penuh kebimbangan, Yuli kembali ke tempat duduknya. Ketika jam pelajaran habis, Ashura yang tengah dalam perjalanan pulang di hentikan oleh Yuli hanya karena penasaran. Tanpa ragu sedikit pun, dia bertanya pertanyaan yang sama kepada Ashura. Akan tetapi, seperti biasa Ashura hanya tersenyum dan malah bertanya balik kepadanya.
“Berikan nomor ponsel Ayahmu,” pinta Ashura sembari tersenyum.
“untuk apa?” tanya Xian Yuli.
Seperti biasa, Ashura hanya diam dan tersenyum saja. Dan entah mengapa Yuli memberikan apa yang di pinta Ashura, walaupun masih dalam tanda tanya. Tanpa ragu, Ashura menelepon Ayah Yuli.
“Permisi, Paman. Maaf karena mengganggumu. Hmm ... aku akan langsung ke intinya saja. Hmm ... aku hanya teman Puterimu. Iya, aku hanya ingin meminta agar paman membatalkan kesepakatan yang telah kalian lakukan dengan keluarga Zhao. Hmm ... tenang dulu, aku paham. Karena itu aku juga menawarkan sebuah kesepakatan. Selama paman membatalkan kontrak dengan mereka, aku akan membatu dalam investasi ke perusahaanmu. Hmm ... aku memberikan nomor ponsel perusahaan yang akan membantumu pada Puterimu. Tak perlu ada yang di khawatirkan, aku akan mengurus sisanya. Terima kasih atas waktunya,” lirih Ashura sembari mematikan panggilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Fly Gyho
kek pernah baca
2020-11-17
0
Hadi Hadi
up
2020-09-27
1
maomao
iya bagus
2020-06-13
2