Tidak pernah ku bayangkan sebelumnya. Hidupku akan mengalami banyak drama seperti ini. Seandainya Ayah masih hidup bersamaku dan Ibu. Pasti semua ini tak akan terjadi. Sebentar lagi aku akan menikah. dengan seseorang yang baru saja ku kenal. Dia adalah anak dari teman ayah dan Ibu. aku tidak tau harus menjalani hidup seperti apalagi setelah ini. Padahal aku selalu bermimipi untuk menikah dengan orang yang benar-benar Aku cintai dan dia juga mencintaiku. Ayah..Aku tidak tau dengan perasaanku sendiri. sejak ayah pergi aku seperti kehilangan cinta pertama. Tidak bisa ku lihat lagi senyum ayah, tawa dan canda ayah. Ayah..aku merindukanmu. Aku menyayangimu, tapi rupanya Allah lebih menyayangimu. Semoga Ayah tenang di alam sana. senyum Ayah akan selalu ada di hatiku. hidup bersama di setiap hembusan nafasku.
Ariana memandang ke langit biru dari jendela kamarnya. Tadi Pagi-pagi buta ia sudah pulang kerumahnya sendiri untuk bersiap-siap menyambut tamu dari calon suaminya yaitu keluarga Alvian Adriano.
"Ariana. kamu sudah selesai shalat subuhnya?" Suara Ibu membuyarkan lamunannya.
Ibu sudah berdiri di ambang pintu kamarnya. Ariana menatap ibu seraya tersenyum dan mengangguk pelan.
"Kalo begitu ayo sarapan dulu. setelah itu kamu harus berdandan yang cantik untuk menyambut kedatangan calon suamimu."
"Apakah Ibu benar-benar ingin agar aku bisa menikah dengan Orion?"
"Maksud kamu?"
"Ya..aku masih sangat muda Bu. Bahkan aku masih berniat untuk melanjutkan sekolahku. apakah menurut ibu ini keputusan yang tepat?"
"Sebenarnya Ibu juga tidak tahu harus menanggapinya seperti apa. Tapi berita sudah terlanjur menyebar kemana-mana. Ibu tidak mau kamu jadi bahan gunjingan tetangga. Setelah menikah bukankah pak Alvian akan mencarikan sekolah yang baru untukmu? Dia itu orang baik. Dulu kami berempat adalah teman baik. Ibu, ayahmu, Pak Alvian dan istrinya klara. Kami dulu sangat akrab. Jadi mungkin saja Orion itu jodohmu. Lama kelamaan pasti kamu dan Orion akan timbul rasa cinta seiring berjalannya waktu."
Muka Ariana tiba-tiba memerah. "Kenapa Ibu jadi bicara melebar kemana-mana, tentang cinta lagi. Apa-apaan ibu ini."
Apa..aku dan Orion akan saling jatuh cinta. mana mungkin. Semalam saja ia seperti orang kesurupan. seolah-olah ia tengah membenciku setengah mati.
Ibu tersenyum. Seolah tahu kalo anaknya sedang kasmaran. "Baiklah ibu tak akan banyak bicara lagi. Lebih baik sekarang kamu makan dan mandi. Setelah ltu ibu akan mendadanimu seperti putri raja supaya Orion kelepek-kelepek padamu. Hehe." Goda ibu penuh semangat.
"Tuh kan..katanya Ibu tak akan banyak bicara lagi. Tapi ibu terus saja menggodaku seperti itu." Bibir Ariana mengkerucut.
"Ya maaf..maaf ibu ketelepasan tadi." Sambil masih tersenyum menggoda lalu pergi berlalu meninggalkan Ariana yang masih tampak kesal.
******
Ariana tampak sudah rapi berdandan. Ia terlihat lebih dewasa dan elegan mengenakan kebaya warna pink pudar serta jilbab warna senada. Riasanya pun tampak natural namun anggun.
Ruang bawah tadi sudah aengaja di rapikan di bantu oleh tetangga sekitar rumah. Bangku-bangku salon di keluarkan untuk sementara waktu agar di dalam ruangan bisa di gelari karpet untuk para tamu.
"Wah..Ariana kamu kelihatan cantik sekali. pantas aja ada anak orang kaya yang kecantol sama kamu." Seru seorang tetangga yangbtadi sempat beres-beres. Tiba-tiba air muka ibu berubah. Entah kenapa ia merasa tidak senang dengan ungkapan tadi. Terdengar memuji tapi sebenarnya mengejek.
"Terimakasih atas pujiannya. tapi kecantikan itu seharusnya bukan si tujukan untuk hal-hal semacam itu. dan Ariana anakku bukan orang yang seperti itu."
"Ah..Bu rima ini tersingungan sekali. Saya kan tulus memuji. Kenapa harus di tanggapi serius dan di masukkan ke dalam hati. benarkan bu." Seraya meminta pembelaan ibu-ibu yang ada di sebelahnya. Yang tadi juga turut membantu.
"Ya..maafkan saya kalo saya terlalu sensitif. Terimakasih atas bantuan ibu-ibu semua." Tersenyum terpaksa.
"Yasudah..kalo begitu kami pamit ya. Kelihatanya semua sudah beres."
"Tunggu sebentar. Bawa ini, sekali lagi terimakasih sudah mau membantu." Meraih bungkusan makanan dan di serahkan pada mereka.
"Tidak usah bu. Tidak perlu repot-repot." Pura-pura menolak.
"Nggak apa-apa. Ambilah saya ikhlas."
"Kalo begitu terimaksih banyak." Berlalu dengan muka girang.
"Ya sama-sama." Setelah itu terduduk menarik nafas lega.
"Berani-beraninya mereka bicara begitu tadi pada putriku." Menggerutu.
Ariana memperhatikan tampang ibunya yang terlihat kesal. Kali ini ia mengerti dan berusaha memantapkan hatinya.
******
"Orion..Orion..! kenapa lama sekali, ayo cepat turun nanti keburu kesiangan. macet di jalan." Seru Ayah seraya mengancingkan Jas yang di kenakannya.
Tak jauh dari situ tampak Aska dan Haikal sudah bersiap nampak rapih dengan jas setelannya masing-masing. sesekali Aska mulai mendengus kesal.
'Apa yang di lakukan kak Orion sih. kenapa lama sekali. padahal kan dia cowok. kenapa dandan lama sekali seperti cewek aja.'
"Kak Orion. buruan Apa. perutku sudah bunyi nih. aduhh..laper." keluh Haikal.
"Oke..oke..aku sudah siap nih. kalian kenapa cerewet sekali sih." berkata seraya menuruni tangga.
"Kalo begitu ayo kita pergi. Asisten Ayah sudah menunggu di mobil. segala bawaan juga sudah ada di mobil."
"Baik yah !"
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Erlina Sri
masih menikmati alur ceritanya
2020-08-26
2
dona yuli
ini jdnya nikah sm anaknya,,y,,ktnya istri muda,,,blm bc smw seh,,keburu penasaran aja
2020-08-24
5
afrida nainggolan
Hai, aku mampir. jangan lupa mampir kecerita aku ya, "Dipaksa menikahi presdir playboy"
2020-07-26
2