Hari ini aman terkendali. Ariana berhasil pulang lebih dulu di banding anak-anaknya. Jadi ia bisa tidur siang dan leha-leha sejenak di kamar. Tiba-tiba ia teringat akan misinya.
Aku tidak boleh lupa dengan tunjuanku datang ke rumah ini. Aku ada disini untuk mengambil kembali sertifikat tanah ruko milik ibu. Aku harus melakukanya dengan hati-hati dan cepat agar aku juga bisa segera pergi dari rumah ini. Sebelum anak-anak Pak Alvian curiga padaku. Tapi darimana aku harus memulainya, rumah ini besar sekali. Oh iya..bukankah aku sedang ada di kamar Pak Alvian, kenapa tidak terpikir olehku untuk mencarinya di kamar ini terlebih dahulu.
Bangun dari posisi tidur dan segera menyisir kamar yang di tempatinya. Membuka semua laci yang ada. Lemari bahkan di bawah karpet juga. Tapi hasilnya nihil. Ia tak menemukan dokument itu dimana-mana. Karena merasa kelelahan ia merebahkan tubuhnya ke kasur. Kasur yang sangat nyaman hingga membuatnya tertidur.
"Ibu..ibu..!" Suara teriakan di sertai ketukan pintu berkali-kali. Membuat Ariana terbangun. sambil menguap ia berusaha bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu.
"Ibu..apa ibu bisa masak selain nasi goreng? aku lapar ingin makan, apa ibu mau memasak makanan untukku, juga kak Aska dan Kak Orion." Baru saja pintu terbuka Haikal sudah menyerbunya dengan banyak pertanyaan.
"Tentu saja sayang, ibu akan memasak untukmu dan kakak-kakakmu." Berusaha tetap tersenyum walaupu sebenarnya masih sangat mengantuk.
"Yes..hore, kalo ayam goreng bisa kan bu." Haikal kegirangan.
" Jangankan ayam goreng, ayam gosong pun ibu bisa!"
"Haha ibu bisa saja leluconnya, garing tahu."
ikut tertawa itu maksudnya apa garing? memuji atau menghina.
Ariana melirik jam dinding di kamarnya. ternyata sudah jam tiga sore. Pantas ia juga merasa lapar. Siang tadi ia sibuk mencari berkas sampai lupa makan dan malah ketiduran.
"Yasudah..sekarang mendingan Haikal mandi dulu. Nanti ibu buatkan sepial ayam goreng buat Haikal."
"Oke Bu." mengacungkan dua jempol pada Ariana. Setelah itu ia kembali menuju kamarnya.
lagi-lagi dari kejauhan ada yang mengawasi gerak geriknya, Orion mengulum senyumnya. Hebat juga dia. Baru beberapa hari kenal, sudah bisa menarik hati Haikal. Biasanya anak itu susah sekali dekat dengan orang lain.
Orion juga teringat kejadian semalam, saat ia melihat Ariana membantu mengerjakan PR adik keduanya Aska. Mereka berdua tampak akrab.
" Ibu kalo yang ini bagaimana? Apa ibu bisa memberitahuku caranya?"
"Coba ku lihat, ini mudah, sini biar ku tuliskan caranya."
"Oh ternyata begini. Terimakasih Bu. Belajar denganmu menyenangkan sekali."
Ariana mengacak rambut Aska lembut. "Kalo kamu rajin pasti kamu akan jadi pintar juga seperti ibu."
"Kenapa Ibu jadi narsis sekali. Aku kan hanya bilang menyenangka belajar dengan ibu. bukan bilang ibu pintar."
"Haha..kamu kok tahu sih kalo ibu menyenangkan juga pintar."
"Haha..terserah ibu sajalah mau bilang apa."
"Haha..iya ya benar juga."
'Hemm..ini benar-benar menarik. Sebelumnya aku juga tidak pernah melihat Aska seterbuka itu dengan orang lain. Apalagi sampai mau bercanda. Dia..siapa sebenarnya dia itu? Aku ingin sekali Ayah segera pulang dan menanyakan langsung padanya. Untuk sementara waktu aku tidak akan menelpon Ayah. Aku rasa aku masih bisa mengawasinya sendiri.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
zha syalfa
di bawah karpet?? 😁
Orang kaya ini Na... kalau aku ya bisa jadi simpan dokumen di bawah kasur
😆
2022-01-24
0
im rektha"♛⃟⃝𓆊
aku klau jd ariana mngkin cenderung bucin ke Orion😲🤣
2021-07-22
2
Shas
lebih seru kalo ada visualnya
2020-08-26
3