Setelah rumah sepi. Ariana bergegas manaiki tangga menuju kamarnya. Ia meraih tas yang di dalamnya sudah berisi seragam sekolah dan buku-buku pelajaran miliknya. Ia kembali menuruni tangga dengan setengah berlari. Keluar dari pintu utama dengan mengendap-endap. Takut kalo pak Sanip melihatnya. Tapi hasil dari intaiannya selama ini, kalo pagi begini dan saat tak ada orang di rumah, biasanya satpam rumah itu ngelaba ke warung kopi yang tak jauh dari situ. Ariana masih mengawasi dengan hati-hati. Saat ia merasa aman, ia segera berlari sekencang-kencangnya ke arah gerbang. di depan gerbang sudah ada ojek online yang ia pesan sebelumnya.
"Jalan bang!" Naik ke jok motor bagian belakang." Ayo bang, buruan jalan!" Ariana takut terlambat dan juga takut ketahuan pak Sanip.
Tak berapa lama, Ariana telah sampai di depan gerbang sekolahnya. Gerbang nyaris saja di tutup saat Ariana datang.
"Tunggu Pak, jangan di tutup dulu." Memegangi pintu gerbang sembari memohon pada penjaga gerbang.
"Yasudah masuk saja. Tapi besok jangan sampai telat lagi ya!"
"Sip pak. makasih ya pak!" Ariana tersenyum Riang.
Setelah Ariana berlalu penjaga sekolah tertawa cekikikan. Dasar bocah gemblung. gumamnya.
Saat sampai di ambang pintu kelas. Semua temannya memandangnya dengan tatapan heran. Ada yang tertawa-tawa dan memiringkan jarinya ke kening. Mungkin maksud mereka mengatai sinting. Ariana mengeriyitkan dahinya. Perlahan memasuki kelas sembari melepaskan tas ransel di punggungnya. Tasnya masih terlihat penuh dan berat. Seketika ia pun tersadar. Ia belum mengganti bajunya dengan baju seragam.
"Astaga..." Menepuk jidatnya sendiri. Dan segera berlari menuju kamar mandi.
Kenapa aku bisa seceroboh ini. ini memalukan sekali.
Selesai berganti baju. Ia hendak berjalan menuju kelas. Tapi langkahnya terhenti saat sebuah suara mencoba menghentikanya. Ia menoleh, seorang cowok dengan senyum hangat berlari ke arahnya.
"Hai Ariana, daritadi aku mencarimu, kamu baru datang ya ."
Nyengir. "Iya."
" Ntar pulang sekolah jalan yuk, mau nggak? ada film bagus loh, kita nonton yuk?"
Ariana menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal." Kayaknya nggak bisa, maaf ya!"
"Kamu punya janji ya sama cowok lain?"
'Eh kenapa bilang begitu. Cowok lain? Lalu kenapa? Memang kamu cowokku.'
"Bukan begitu, aku masih banyak urusan, sudah ya, sudah masuk jam pelajaran nih. Jam pertama mate-matika. Tau kan gurunya killer. Aku masuk dulu ya?"
Ariana mempercepat langkahnya pergi menghindar dari Angga. Ia tak mau punya masalah dengan teman sekelasnya yang bernama Pinkan yang naksir berat pada Angga. Suka menuduh Ariana Pelakor. Norak sekalilah pokoknya.
Baru saja Ariana membatinya. Orangnya sudah nongol di hadapannya. Pingkan dan dua cecunguknya Ria dan Abel.
"Heh..Angga ngomong apa barusan sama kamu?!" Mengeplak tembok. Sepertinya dia sedang akting peran antagonis.
"Kenapa tanya sama aku, tanya aja sama Angga sendiri." menaikkan kedua alisnya.
"Kamu!" Mengepalkan tangan karena kesal." Jangan coba-coba mendekati Angga lagi, kalo nggak..." Memberi isyarat dengan tangan seolah memenggal leher. Ariana jadi bingung. itu Pinkan atau master limbat.
" Ya tuh..jangan coba- coba!" di ikuti oleh Ria dan Abel.
"Hahaha." membayangkannya Ariana jadi tertawa geli. Pinkan berubah jadi Limbat.
"Heh..cewek gesreg. Kenapa malah ketawa?" Pingkan melotot.
"Nggak apa-apa. Lagipula siapa yang mendekati Angga, yang ada Angga yang mencoba mendekatiku. Jadi yang perlu kamu ingatkan itu Angga, bukan Aku." Ariana melenggang dengan santai pergi meninggalkan Pinkan yang masih tampak kesal tapi tak bisa berkata apa-apa lagi.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Oi Min
Anak SMA yg gesrek......berani2 nya ngaku2 ibu muda.....nipu jga..... Hdeh.....
Ga tahu jadi apa kmu nanti Ana klo kmu ketahuan.....
2020-12-11
1
Jiminnya wiechan ☺️💜
ngakak sm klakuan nie anak cwe
tpi aku suk sma critnya😘
2020-09-07
2
maisya
visual nya dong
2020-08-13
3