The Wiz

The Wiz

PROLOG

Diantara reruntuhan bangunan yang telah rata dengan tanah, serta tanah yang terbelah dan mencuat keluar, terlihat dengan jelas tubuh-tubuh manusia tidak bernyawa yang tergeletak di atas tanah. Tergeletak begitu saja, dengan pakaian yang telah berlumuran darah kering. Mereka, adalah korban yang jatuh ketika perang terjadi. Ya, perang yang baru saja terjadi antara dua klan terbesar serta terkuat di dunia. Namun, perang itu belum juga selesai. Tidak, tidak akan dikatakan selesai meskipun sudah begitu banyak korban yang jatuh. Bila, sesuatu yang menjadi alasan kedua klan itu berperang, belum ada yang mendapatkannya.

Sesuatu itu, sebenarnya hanyalah sebuah batu berjenis Opal. Tidak, sebenarnya bukan batu Opal yang memang memiliki corak indah biasa. Namun, ada kisah yang diyakini, menjadi pengantar keistimewaan batu itu. Dikatakan bahwa, batu itu adalah pemberian Dewa sebagai hadiah kepada pemimpin dunia sebelumnya. Diberikan secara langsung ketika pemimpin dunia berhasil mendamaikan seluruh umat manusia. Namun, tentunya bukan hanya karena kisah itu saja, batu Opal menjadi alasan peperangan terbesar saat ini.

Satu lagi sebuah kisah, yang mengantar kisah batu Opal itu. Yakni, banyak orang yang sangat meyakini bila kekuatan yang batu Opal miliki begitu besar. Seseorang yang memiliki batu tersebut, dianggap akan memiliki kekuatan setara dengan Dewa. Hal yang sebenarnya benar-benar mustahil dimiliki oleh seorang manusia. Namun, entah dari siapa yang pertama berkata, bahwa kekuatan yang akan didapatkan ketika memiliki batu itu, melebihi kekuatan Dewa itu sendiri. Ya, kekuatan tidak terbatas yang bisa dikatakan, dapat mengalahkan seorang Dewa Agung.

Sebenarnya, bukan antara dua klan ini saja peperangan terjadi. Setelah sebelumnya, mereka memaksa para klan kecil untuk melupakan keistimewaan batu itu, memaksa mereka agar tidak berharap lebih bisa mendapatkan batu yang sebenarnya akan didapatkan siapapun tanpa bisa diduga. Setelahnya, kedua klan justru bertarung. Sudah dapat diduga, ada salah satu pihak atau memang kedua belah pihak yang sangat egois dan rakus. Itu hal yang wajar.

Dan kini, batu Opal itu, tanpa ada yang dapat menduga telah jatuh ke tangan satu-satunya gadis yang selamat dari klan berjubah putih. Wajah teduhnya itu, menatap tidak percaya pada benda yang ada di genggamannya. Meskipun masih terkejut dengan takdir yang ia dapatkan, namun ia tahu bila nyawanya dalam ancaman besar. Ya, tinggal dirinya yang tersisa di klan jubah putih. Sisa orang yang hidup ialah musuhnya. Yang kapan saja bisa membunuh dirinya.

Gadis bernama Aquamarine itu mengembuskan napas secara perlahan. Ia tidak boleh terlalu menunjukkan raut terkejutnya. Meskipun dirinya begitu bimbang, dengan nasib batu di tangannya ini bila dirinya benar-benar dibunuh. Ia bukan pesimis. Namun, dirinya tahu benar bagaimana sifat orang-orang yang menjadi lawannya kali ini. Mereka terlalu kejam, tanpa mau mendengarkan kata permohonan dari lawannya. Itu yang Aquamarine pelajari tentang sikap mereka selama peperangan kali ini.

Digenggamnya dengan erat, batu yang tiba-tiba muncul di tangan kanannya. Sedangkan di tangan kirinya, ia menggenggam erat sebuah pedang berhias batu safir. Kekuatan elemen petir yang ia miliki, mengalir di pedang itu semakin kuat. Seharusnya, ia bisa mengulur waktu sebelum menemukan cara terbaik untuk menyingkirkan batu suci ini dari hadapan lawannya. Dirinya tidak akan pernah menerima jika nantinya batu suci ini jatuh ke tangan mereka. Karena sudah dapat dipastikan, dunia akan semakin hancur.

Namun, tampaknya ada seseorang yang mengetahui keberadaan batu itu di tangannya. Dengan seringai yang begitu menjijikan, pria bernama Asdus itu menatap penuh minat pada tangan kanan Aquamarine. Ia sedikit bersyukur, seberkas cahaya tiba-tiba terlihat samar oleh matanya di tangan gadis itu.

"Pasanganku," Asdus mulai angkat bicara, "berikan benda di tangan kananmu itu kepadaku. Kita bisa menguasai dunia bersama."

Aquamarine membuang pandangannya. Sangat ia sesali akan sebuah takdir yang menjadikan dirinya sebagai Mate seorang pemuda gila kekuasaan bernama Asdus. Tidak akan pernah dirinya menerima pria itu, walaupun dalam keadaan yang berbeda sekalipun. Tidak. Ia tidak akan pernah sudi. Asdus, di matanya sudah sangat menjijikan.

"Tidak akan," ujar Aquamarine dengan nada datar. Bahkan, tatapan matanya begitu tajam, seolah mengatakan bila ucapannya mutlak. Asdus mendengus. Ia menatap remeh gadis yang berdiri 8 meter di hadapannya.

"Kau sungguh gadis yang pelit. Berikan saja, agar kematian datang menghampiri dirimu dengan ramah." Tawa beberapa orang yang satu klan dengan Asdus terdengar. Mereka tidak mempedulikan atas apa yang telah terjadi sebelumnya. Tidak ada kesedihan di mata mereka. Hanya ada ambisi untuk menjadi yang terkuat di alam semesta. Aquamarine mengeratkan genggamannya pada batu Opal itu. Ia tidak akan takut pada kematian. Sedetik kemudian, ia tiba-tiba teringat pada sebuah mantera yang ia pelajari beberapa bulan yang lalu.

Mantera yang ia yakin akan sangat berguna untuk sekarang.

Perlahan, Aquamarine memejamkan kedua matanya dengan mulut yang membisikkan sebuah mantera, "inter tenebrae, in silentio tacere. Ubi ponte dourum siderum indicant. Movere quid ego in hac vita. Diebus usque dum. Usque ad quod nemo possit facere dampnum de foris."

Kedua mata Aquamarine kembali terbuka. Kini, ia tinggal menunggu batu di genggamannya masuk ke dalam tubuhnya. Hanya itu satu-satunya cara ia pikirkan terbaik untuk melindungi dunia dari kehancuran yang mengerikan.

Sisa orang-orang di klan berbaju hitam— yang satu klan dengan Asdus —mulai kembali bergerak perlahan untuk mengepung dirinya. Sekali lagi, Aquamarine sudah menduganya. Sebagai seseorang yang dilatih secara khusus untuk menjadi pelindung Petinggi Istana, hal seperti ini bukanlah hal baru yang dialaminya. Meskipun, dirinya sedikit pesimis dengan hasil akhirnya. Karena dari segi jumlah, ia akan kalah telak.

Dari 30.000 orang yang bertarung, hanya tersisa 20 orang— termasuk Aquamarine —yang masih hidup.

"Berikan saja benda itu dengan cepat. Atau, kau mau kematian dirimu menjadi tragis? Padahal, kisah kematianmu bisa ditulis dengan indah di buku sejarah nantinya." Asdus masih terus mendesak dirinya. Namun, ia juga sama seperti Asdus yang keras kepala. Ia tidak akan memberikan baru yang sebentar lagi akan berada di tubuhnya.

Sial, ini terlalu lama, batin Aquamarine. Terpaksa, ia harus melakukan hal gila agar semuanya berjalan dengan lebih cepat.

"Silahkan saja," Aquamarine menampilkan seringai di wajahnya, "jika kau memang bisa mengambil batu suci ini dari tubuhku," ujarnya dengan nada menantang. Beberapa kawan Asdus, membuka matanya lebar karena tidak percaya. Siapa yang akan menyangka, bila gadis itulah yang mendapatkan batu suci itu. Meski begitu, alasan mereka untuk membunuh Aquamarine semakin kuat. Demi mendapatkan batu Opal itu.

Asdus mendengus tidak suka. Ia melirik tajam ke arah kawanannya, namun tidak ada seorang pun yang menggubris. Belum sempat dirinya membalas ucapan Aquamarine, dirinya dikejutkan dengan tingkah gadis itu. Di mana, kini Aquamarine memasukkan batu Opal itu ke dalam mulutnya, dan menelannya bulat-bulat.

"Cepat panah dia! Jangan sampai batu itu masuk semakin dalam ke perutnya!"

Glek.

Jleb!

Di waktu yang hampir bersamaan, akhirnya Aquamarine dapat menelan batu itu secara penuh tanpa mengeluarkannya lagi. Meskipun, dirinya tidak diizinkan bernapas. Karena detik berikutnya, puluhan panah yang dihasilkan dari elemen api serta kayu, menancap ke tubuhnya, di hampir seluruh tubuhnya. Panah-panah itu bahkan menembus perutnya, membuat Aquamarine menjerit kesakitan. Dan setelahnya, batu itu benar-benar sudah masuk ke dalam tubuhnya.

Keheningan terjadi, ketika Aquamarine hanya jatuh terduduk. Gadis itu terkekeh, meskipun panah masih menancap di tubuhnya yang mulai mengeluarkan darah. "Kalian! TIDAK AKAN ADA SEORANG PUN YANG BISA MENGAMBIL BATU INI DARI DIRIKU!!"

Jleb.

Sebuah panah menghentikan Aquamarine untuk selamanya. Perlahan, kepala Asdus bergerak untuk mencari asal seseorang yang baru saja melayangkan satu anak panah ke arah kepala Aquamarine. Membuat gadis itu, benar-benar kehilangan nyawa.

Terpopuler

Comments

Kita_Yama

Kita_Yama

Opal apa oval? sama aja kah?

2023-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Chapter 1
3 Chapter 2 : Topaz Academy (2)
4 Chapter 3 : Camoline
5 Chapter 4 : The Dinner
6 Chapter 5 : Theory
7 Chapter 6 : 3 Elemen Alam
8 Chapter 7 : Pindah Tingkatan
9 Chapter 8 : Klan Chromos
10 Chapter 9 : Rahasia
11 Chapter 10 : Bertarung
12 Chapter 11 : Khawatir
13 Chapter 12 : Fakta Baru
14 Chapter 13 : Petinggi Klan Putih
15 Chapter 14 : Mate Different Fate
16 Chapter 15 : Petinggi Istana
17 Chapter 16 : Petinggi Istana (2)
18 Chapter 17 : Pertunjukkan
19 Chapter 18 : Pertunjukan (2)
20 Chapter 19 : Kesedihan
21 Chapter 20 : Diskusi
22 Chapter 21 : Latihan
23 Chapter 22 : Bagaimana jika...
24 Chapter 23 : Mate
25 Chapter 24 : Kutukan
26 Chapter 25 : Siapa?
27 Chapter 26 : Kekuatan
28 27. Ketahuan
29 Chapter 28.
30 Chapter 29. Hari Ujian
31 30. Keputusan
32 31.
33 32.
34 Chapter 33. Penyerangan
35 Chapter 34. Bertemu
36 Chapter 35.
37 Chapter 36. Ayah
38 Chapter 37. Kisah Lalu
39 Chapter 38. Asdus
40 Chapter 39. Hilang
41 Chapter 40 : Hilang (2)
42 Chapter 41 : Batu Opal
43 Chapter 42 : Sang Tetua dan Cahaya Kutukan
44 Chapter 43 : Rahasia Penjelajah
45 Chapter 44 : Mengetahuinya
46 Chapter 45 : Retakan
47 Chapter 46 : Kisah
48 Chapter 47 : Rindu
49 Chapter 48 : Kabar
50 Chapter 49 : Aliansi
51 Chapter 50 : Kunjungan
52 Chapter 51 : Dilema
53 Chapter 52 : Bagian Terakhir
54 Chapter 53 : Azura sang Putri
55 Chapter 54 : Kekuatan yang Meningkat
56 Chapter 55 : Rahasia Violetta
57 Chapter 56 : Langit Jingga
58 Chapter 57 : Terlihat
59 Chapter 58 : Bergerak tanpa Berpikir
60 Chapter 59 : Kesepakatan
61 Chapter 60 : Keributan
62 Chapter 61 : Surat
63 Chapter 62 : Hancur atau Dihancurkan
64 Chapter 63 : Jiwa yang Bereinkarnasi
65 Chapter 64 : Cahaya di balik Bayangan
66 Chapter 65 : Di balik Cerita
67 EPILOG
Episodes

Updated 67 Episodes

1
PROLOG
2
Chapter 1
3
Chapter 2 : Topaz Academy (2)
4
Chapter 3 : Camoline
5
Chapter 4 : The Dinner
6
Chapter 5 : Theory
7
Chapter 6 : 3 Elemen Alam
8
Chapter 7 : Pindah Tingkatan
9
Chapter 8 : Klan Chromos
10
Chapter 9 : Rahasia
11
Chapter 10 : Bertarung
12
Chapter 11 : Khawatir
13
Chapter 12 : Fakta Baru
14
Chapter 13 : Petinggi Klan Putih
15
Chapter 14 : Mate Different Fate
16
Chapter 15 : Petinggi Istana
17
Chapter 16 : Petinggi Istana (2)
18
Chapter 17 : Pertunjukkan
19
Chapter 18 : Pertunjukan (2)
20
Chapter 19 : Kesedihan
21
Chapter 20 : Diskusi
22
Chapter 21 : Latihan
23
Chapter 22 : Bagaimana jika...
24
Chapter 23 : Mate
25
Chapter 24 : Kutukan
26
Chapter 25 : Siapa?
27
Chapter 26 : Kekuatan
28
27. Ketahuan
29
Chapter 28.
30
Chapter 29. Hari Ujian
31
30. Keputusan
32
31.
33
32.
34
Chapter 33. Penyerangan
35
Chapter 34. Bertemu
36
Chapter 35.
37
Chapter 36. Ayah
38
Chapter 37. Kisah Lalu
39
Chapter 38. Asdus
40
Chapter 39. Hilang
41
Chapter 40 : Hilang (2)
42
Chapter 41 : Batu Opal
43
Chapter 42 : Sang Tetua dan Cahaya Kutukan
44
Chapter 43 : Rahasia Penjelajah
45
Chapter 44 : Mengetahuinya
46
Chapter 45 : Retakan
47
Chapter 46 : Kisah
48
Chapter 47 : Rindu
49
Chapter 48 : Kabar
50
Chapter 49 : Aliansi
51
Chapter 50 : Kunjungan
52
Chapter 51 : Dilema
53
Chapter 52 : Bagian Terakhir
54
Chapter 53 : Azura sang Putri
55
Chapter 54 : Kekuatan yang Meningkat
56
Chapter 55 : Rahasia Violetta
57
Chapter 56 : Langit Jingga
58
Chapter 57 : Terlihat
59
Chapter 58 : Bergerak tanpa Berpikir
60
Chapter 59 : Kesepakatan
61
Chapter 60 : Keributan
62
Chapter 61 : Surat
63
Chapter 62 : Hancur atau Dihancurkan
64
Chapter 63 : Jiwa yang Bereinkarnasi
65
Chapter 64 : Cahaya di balik Bayangan
66
Chapter 65 : Di balik Cerita
67
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!