Sekarang telah menunjukkan jam 12 siang, Yetapi sedari tadi Selin belum menemukan sosok Daniel, Dan juga belum melihat ruangan presdir itu terbuka. "Aakhh kok aku mala mikirin tuan Daniel sih, Aturnya kan aku senang enggak ketemu dia" Gumam Selin.
"Ayok... kita turun kebawah makan siang!" Ajak Maya pada Selin.
"Akkhhh iya mbak!" Angguk Selin bersemangat, karna sedari tadi pagi Selin belum sempat mengisi perut ratanya.
"Kamu jangan sering-sering melamunSel, Enggak baik loh karna kamu masih muda cantik lagi. Mbak jadi penasaran, Tentang apa yang kamu pikirkan"
"Hehehehe" Tawa Selin cengegesan.
Sekarang Selin Maya dan juga Sani telah berada di warung tempat langganan biasa Maya dan Sani. Meskipun hanya warung biasa tapi jangan tanya soal rasa yang tidak kalah jauh dengan masakan restoran. Sebenarnya katin dikantor itu ada, Cuman hanya kalangan karyawan tinggilah yang sanggup makan disana. Tetapi bukan tidak bisa Maya dan Sani makan disana bersama Selin, Hanya saja biaya makan dikantin kantor itu sangatlah mahal. Dari pada buang-buang uang, Mendingan uang ya itu di tabung buat keperluan lainya. Jangankan hanya mereka, Banyak juga karyawan lain ya di antara mereka malah memilih makan di warung pinggir jalan, dan alasan ya pun sama dengan Maya dan Sani.
Tiba-tiba james mencul dari belakang merekaa, "Gini nihhh...Ada teman baru yang lama dilupain" Ucap james cemberut.
"Kan kamu sudah disini Jam" Balas Sani cuek
"Gak nanyakk" ledek james ke Sani
"Udah-udah klian berdua ya enggak ada bosan-bosan ya ribut terus. Entar klian jadi jodoh lagi" ledek balik Maya.
"Cuihhhh" Serentak James dan Sani
"Tuh..kan apa yang mbak bilang, Baru saja loh!.hahhaha" Maya dan Selin pun langsung tertawa, Sedangakan James dan Sani hanya bisa menggerutu enggak jelas.
"Mbak kok aku sedari tadi enggak ada melihat sosok tuan Daniel?" Tanya Selin polos sambil meminum jus pesanan yang baru datang itu.
"Uhukk-uhukk...." Batuk mereka bertiga langsung secara bersamaan. Sedangkan Selin hanya mengkerutkan keningnya melihat reaksi ketiga sejoli itu.
"Kamu kenapa tanya tuan Daniel Selin" Tanya Sani penasaran.
"Mmmm enggak apa-apa sih, Cuma mau nanya doang kok. Aku hanya Penasaran saja, seperti apa sih sosok dan juga penampilan tuan Daniel di dalam kantor" Jawab Selin.
"Oohhh" Angguk mereka serentak, "Ingat Sel, kamu harus lebih hati-hati. Jangan sampai kamu bertemu dengan tuan Daniel, Kalau enggak tamat riwayat mu" Jelaskan James menakut-nakutin Selin sambil praktekin tangan dileharnya.
"Aakkkhhh luh Jam, Jangan malah nakutin Selin juga kali" Balas Sani
"Kan aku cuma ingatin Selin doang."
"Emang tuan Daniel itu seperti apa sih?" Tanya Selin berpura-pura, Meskipun Selin tau Daniel itu seperti apa.
"Seiringnya waktu, Kamu pasti akan tau sifat asli ya tuan Daniel. Yang penting sekarang kamu jangan sampai melakukan kesalahan di hadapannya, Atau lebih tepatnya lagi, kamu jangan pernah berpapasan dengannya dikantor ini, kecuali kamu disuruh Sekrektaris atau pun Asistennya untuk membuatkan kopi atau membersihkan ruangan ya. Karna ruangan itu sangat jarang dimasuki oleh orang seperti kita ini bahkan karyawan Lain ya" Jawab Maya panjang lebar.
"Mmmm.. Segitu parahnya ya sifat tuan Daniel itu?" Gumam Selin pelan dan masih bisa di dengar 3 sejoli itu
"Dan lebih paranya lagi Sel, Dia tidak akan segan-segan nendang orang keluar dari perusahaan ya ini apapun itu jabatanya" Imbun James lagi.
"Udah aakkhhh kita enggak usah bahas tuan Daniel lagi, Lihat itu muka-muka karyawan lainnya semua pada senang kalau tuan Daniel tidak masuk kerja. Mendingan sekarang kita mengisi perut dulu" Ujar Sani.
"Mmmmm" Angguk mereka bertiga.
"Sedangkan Selin sebenarnya masih ingin sekali bertanya lebih jauh lagi tentang Daniel kepada ketiga sejoli itu. Tetapi mereka enggak mau lagi membahas soal tuan Daniel. Dan bertepatan juga pesanan mereka telah datang.
"Silahkan dinikmati Nona" Ucap sipelayan meletakkan diatas meja.
"Terima kasih ya buk" Jawab Maya tersenyum
"Sama-sama neng Maya" Jawab si pelayan sambil melangkah pergi dari meja mereka
.
Dilain tempat, Daniel tampak sangat menikmati sebatang rokok dan segelas minuman alkoholnya. Lebih tepatnya di dalam sebuah gedung tua yang berada di tengah-tengah hutan yang tidak pernah orang ketahui. Disinilah Daniel selalu menyiksa orang-orang yang mengangu ketenangan-nya dan orang-orang yang menghianatinya. Meskipun Daniel keadaan sedikit berantakan, Tetapi tidak membuat aurah ketampanan ya berkurang, Dia malah tampak sangat gagah. Bahkan orang-orang diluar sana tidak mengetahui identitas aslinya Daniel, Yang seorang Bos Mafia penyelundupan senjata api.
"Har... bawa mereka kehadapan ku sekarang", Ucap Daniel sambil menghisap rokonya.
"Baik tuan"
Tidak membutuhkan waktu lama, Harsan pun langsung membawa mereka kehadapan Daniel.
Brruuuukkk....
Harsan pun mencampakkan mereka berdua di hadapan Daniel. Tampak Daniel menyeringan tajam ke arah mereka.
"Tu-tuan maafkan kami" Ucap salah satu anak buah Daniel yang berhianat dengan keringat bercucuran dan luka lebam di sekujur tubuhnya. Namun Daniel masih diam, Dan belum mengeluarkan sepatah kata pun dan masih menikmati rokonya.
5 Menit kemudian, Daniel telah selesai menghabiskan sebatang rokonya dan segelas Alkoholnya. Lalu berjalan kearah kedua anak malang itu, Dan berjongkok di hadapan mereka. "Apa kalian sudah bosan hidup, Mmmm?" Tanya Daniel tajam.
"Ti-tidak tuan... Tolong maafkan kami sekali lagi tuan" Mohon mereka menangis. Anggaplah mereka seperti anak kecil, Yang jika dimarahi ibunya maka si anak akan menangis. Karna yang ada didalam dipikiran orang itu, "kalau tidak mati di tembak maka akan menjadi santapan binatang buas"
"Hahhaha... Sejak kapan kalian berdua tau seorang Daniel menjadi seorang pe Maaf, Hmmm?" Tanya Daniel sambil mencengkram dagu salah satu diantara mereka berdua dengan tatapan tajam. Namun Daniel tidak mendapat jawaban sehingga membuat dia sangat geram.
"Jawab" Teriak Daniel diwajah mereka sambil mencengkram sangat kuat, Dan membuat semua yang ada di ruangan itu keringat dingin dan ketakutan, Namun berbeda dengan Harsan yang masih menikmati aksi dari tuannya itu.
"Tu-tuan maafkan ka" belum mereka siap bicara, Tetapi pukulan Daniel sudah duluan melayang kewajah mereka, Sehingga membuat sudut bibir mereka sobek dan mengeluarkan darah segar.
"Kalian ingat kan? Kata-kata yang paling saya benci? Yaitu kata Maaf dari mulut kotor kalian ini!" Ucap Daniel sambil memasukkan puntung rokonya kemulut mereka berdua sehingga mereka terbatuk-batuk.
"Uhuk.. uhuk..." Batuk mereka.
"Katakan dengan siapa kalian bekerja sama?" Tanya Daniel, "Jawab" Teriak Daniel lagi,
Namun tetap saja, Mereka berdua tidak berani memberi Daniel jawaban.
"Brengsek" Maki Daniel sambil menendang mereka berdua. Namun masih belum ada juga jawaban dari mereka berdua.
"Baiklah kalau kalian berdua belum juga bicara, Har.. Berikan pisaunya, Sepertinya mereka ingin berlama-lama bermain dengan ku" Ucap Daniel membuka jasnya.
"Ti-tidak tuan" Usaha mereka untuk menjauh dari Daniel.
"Tenanglah.. Bukankah kalian berdua yang memintanya?" Senyum sinis Daniel melihat mereka.
"Tidak tuan.. Tidak" Geleng mereka.
Kemudian Harsan memberikan pisau itu ketangan Daniel, Pisau yang selalu Daniel selalu gunakan untuk mancabik-cabik tubuh musuhnya.
"Kalian berdua pasti sudah tau tujuan pisau ini kan?" Senyum Daniel.
Kedua sejoli itu pun yang melihat pisau tajam itu langsung sangat tamba ketakutan. Karena lebih baik mereka menghadapi binatang buas dari pada menghadapi seorang Daniel Deron Kenzo.
"Apa kalian masih tetap diam, Hhmm?" Tanya Daniel ulang.
"Tu-tuan... Aakkhhhh" Teriak salah satunya, Ketika Daniel tiba-tiba saja memotong telinganya dengan sadis. Dan tampaklah darah yang sangat banyak bercucuran, Sampai membuat yang lain ingin muntah.
"Apa kalian masih tetap diam?" Tanya Daniel lagi. Daniel yang melihat mereka masih tetap diam, Membuat Daniel semakin geram. Daniel pun mengankat ulang kembali tangan ya untuk memotong sebelah kirinya.
"Ba-baik tuan, saya akan memberi tahu tuan, dengan siapa kami bekerja sama".
"Bagus, cepat katankan."
"Tu-tuan Varon calsta tuan" Ucapnya pasrah, Pasrah dengan apa yang akan Daniel lakukan.
Sedangkan yang satu lagi, sangat tidak percaya bahwa teman ya itu akan menyebut nama itu, "Percuma kamu katakan, Mau bagaimana pun kita akan tetap mati" Ucapnya dalam hati.
"Hahahhah ternyata kamu Varon, Baiklah kita lihat sampai dimana permainan mu" Ujar Daniel sinis kepada kedua sejoli itu.
Sedangkan Harsan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ke arah kedua sejoli itu, Bagaimana bisa mereka menghianati Daniel yang begitu banyak mencukupi kebutuhan mereka. Padahal mereka hanya diperalat oleh Varon. Namun tidak Daniel namanya kalau mau memaafkan orang yang menghianatinya, Sekarang terimalah sangsinya.
Kemudian Daniel mengeluarkan senjata apinya dan langsung menembak ke arah dua sejoli yang malang itu.
Dorrr Dorrrr
Lalu Daniel menatap semua ke arah anak buahnya itu. "Jika masih ada yang berani menghianati ku dari belakang, Maka jangan sebut saya Daniel kalau mau memaafkan seorang penghianat" Ucap Daniel lantang. Daniel sengaja selalu mempertontonkan adengan ini kepada seluruh anggotanya agar mereka tidak berani menghianatinya.
"Siap Bos" Jawab mereka serentak.
"Bagus" Sekarang bereskan mayat mereka, terserah mau kalian apain.
"Siap bos" Angguk mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Lisa Listiyorini
semangatttt thorrrr, uhuyy
2021-06-16
1
Halima Halimaa
masih keren Lucifer dari pada daniel
2021-06-13
3
Rika Joj
lucifer keren, jacob smith juga...
2021-06-09
4