Dia Pelakunya?

Dia Pelakunya?

PROLOG??? *POV_Tara

Aku tidak tahu mengapa diriku selalu di anggap anak yang paling aneh di sekolah. Yang kutahu, bahwa aku mempunyai sebuah kemampuan yang jarang dimiliki orang lain. Bahkan tidak ada. Aku bisa melihat kejadian yang akan terjadi di masa depan. Kemampuanku ini dinamakan dengan Prekognision.

Jika kepalaku mendadak sangat pusing. Itu artinya dalam jangka waktu yang dekat akan ada kejadian yang buruk terjadi. Kemampuanku ini tidak bisa disengaja. Harus datang dengan sendiri. Contohnya seperti, aku ingin melihat peristiwa apalagi yang akan terjadi di masa depan, aku sama sekali tidak bisa melakukannya. Toh, aku akan tahu dengan sendirinya jika hal buruk itu benar-benar akan terjadi.

Sewaktu kecil, aku pernah diajak oleh kedua orang tuaku untuk pergi ke pasar malam. Ada berbagai macam wahana di sini, seperti ombak banyu, kora-kora, dan yang lebih menyita perhatianku adalah bianglala raksasa berhiaskan lampu warna-warni yang mengelilingi tiap sangkar.

"Aku mau naik itu, Bu," pintaku pada Ibu.

"Iya, Sayang. Ayo." Ibu menuntun lenganku untuk membeli tiket. Di ikuti Ayah yang mengekor di belakang.

"Bu, gimana kalau Ayah cari cemilan dulu sambil nunggu antrian? Buat kita makan nanti kalau sudah naik bianglala?" saran Ayah.

Ayah benar, antrian sangat panjang sekali. Rupanya malam ini banyak orang yang ingin menaiki Bianglala nan indah itu. Aku dan Ibu mengangguk setuju. Ayah pun pergi.

"Ayah kok lama banget, Bu?" tanyaku.

Tiba-tiba aku merasakan sakit di kepalaku. Tanpa kusadari, aku berteriak, "Ibu, ayo cepat kita menjauh dari tempat ini!" teriakku dengan mata melotot karena ketakutan.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Ibu panik.

Nggak ada waktu lagi untuk menjelaskannya. Karena Ayah dan Ibu belum mengetahui tentang 'bakatku'.

"Sekarang kita cepat cari Ayah, Bu." Aku menarik lengan Ibu untuk mencari Ayah.

Kebetulan tak jauh jaraknya dari bianglala, aku melihat Ayah yang sedang memilih camilan.

Aku dan Ibu menghampiri Ayah dengan napas terengah-engah.

"Ayah, ayo cepat kita pergi dari sini." Ayah yang melihatku panik tentu saja merasa bingung. Tanpa menunggu ucapan Ayah, aku segera menariknya bersama Ibu untuk menjauh dari pasar malam.

Ayah dan Ibu terlihat khawatir melihatku seperti orang yang kesurupan. Setelah berlari cukup jauh, aku menghentikan langkahku.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Ayah dengan raut wajah khawatir berjongkok di depanku. kurasakan desahan napasnya yang tak beraturan.

Saat aku hendak membuka mulut untuk menjelaskan apa yang terjadi, tiba-tiba terdengar ledakan dari arah pasar malam. Ayah dan Ibu sangat terkejut. Orang-orang berlalu lalang mendekati sumber suara ledakan. Dari sini kulihat kobaran api sedang melahap Bianglala yang tadi hendak kunaiki. Ledakan kedua kembali terdengar, bahkan lebih keras di ikuti teriakan minta tolong dan jerit kesakitan.

Aku menyembunyikan wajahku dipelukan Ibu. Ayah dan Ibu menyaksikan kejadian itu dengan mulut menganga.

Ibu memandangku tak percaya. “Oh sayang. Kamu telah menyelamatkan nyawa kami.”

Mereka memelukku, aku tersenyum lega. Untunglah aku bisa menyelamatkan dua nyawa orang yang paling aku sayangi.

Dari situlah Ayah dan Ibu menyadari kemampuanku. Mereka merahasiakannya dari orang-orang. Begitu pun diriku. Kami memutuskan untuk tidak memberitahukan kemampuanku pada siapa pun. Takut jika banyak orang yang menyalahgunakan dan memanfaatkan kemampuanku untuk hal-hal negatif.

Tapi, dengan merahasiakan kemampuanku ini aku sering dianggap orang aneh. Dengan rambut panjang yang menjuntai dan nyaris menutupi wajahku. Hanya menyisakan celah ditengah-tengah wajah membuat kesan aneh itu melekat pada diriku. Meskipun begitu, aku suka dengan penampilanku yang seperti ini. Tak memedulikan apa kata orang. Dan tentu saja hal itu membuatku jadi tak punya seorang teman.

Teman-teman SMP-ku dulu selalu menyalahkan aku jika kepalaku pusing, dan beberapa menit kemudian ada kejadian buruk. Mereka menganggapku pembawa sial, sehingga mereka menjuluki diriku Jinxed. Dan sialnya gosip itu menyebar hingga aku masuk SMA.

Meskipun sudah kelas dua SMA, tetap saja aku belum mendapatkan seorang sahabat. Jangankan sahabat, teman saja susahnya minta ampun. Maka dari itu aku memutuskan untuk menyendiri.

Tapi aku yakin suatu saat nanti akan ada seseorang yang menyadari keistimewaanku ini. Dan akan ada seseorang yang mau berteman denganku.

Suatu saat nanti ... pasti ada ....

*jangan lupa vote terus ya guys 😉😉

Terpopuler

Comments

Shinta Teja

Shinta Teja

"Riana" kali Thor ...🤭😁🤣

2023-07-12

0

Trii Ernaa Wijayanti

Trii Ernaa Wijayanti

menarik d awal bab..tinggalin jejakk

2022-11-10

0

Putri Minwa

Putri Minwa

hai thor putri Minwa hadir ya

2022-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!