BAB 1 *POV_LIVIA VIRGO

Hari ini adalah hari terberat dalam hidupku. Hari di mana aku akan meninggalkan rumah dan sekolah lamaku.

Aku terpaksa pindah, karena Ayah yang dipindahkan tugasnya ke luar kota. Demi mempertahankan keharmonisan keluarga kami, aku dan Ibu akan ikut bersama Ayah.

Kupandangi rumah dari jendela mobil untuk yang terakhir kalinya. Sungguh berat rasanya meninggalkan rumah yang sudah kami tempati selama bertahun-tahun. Kenangan-Kenangan terindah di dalamnya tak akan pernah kulupakan. Suara mesin mobil mulai menyala, perlahan melaju menjauhi rumah.

"Nanti kamu akan Ayah daftarkan di sekolah SMA Harapan Bangsa. Kamu pasti suka. Sekolahnya juga bagus," ucap Ayah tiba-tiba. Sesekali melihat kaca spion yang di arahkan pada wajahku. "Termasuk sekolah favorit, lho," tambahnya.

Ayah tahu aku tidak suka dengan rencana pindahan ini. Makanya beliau terus menghiburku. Tetap saja, sama sekali tidak membuatku merasa lebih baik. Aku benci jika harus berpisah dengan teman-temanku.

Hanya termenung dan menikmati pemandangan di sepanjang jalan. Itu yang kulakukan. Ternyata kota ini tak seburuk yang ada di pikiranku. Daerah sini masih banyak pesawahan dan pegunungan. Udara yang sejuk di pagi hari ini membuatku nyaman dan akhirnya tak kuasa menahan kantuk, sampai akhirnya tertidur pulas melupakan kesedihanku.

Tak terasa kami pun sampai di rumah baru.

"Hoaammm ..." Aku menguap lebar. Kurenggangkan otot-ototku. Rasanya badan ini pegal-pegal karena tidur sambil duduk terlalu lama.

Aku ikut membantu membawa barang-barang kami ke dalam rumah. Ketika aku akan mengambil koper dalam mobil. Kulihat ada seorang anak perempuan yang cukup tinggi, kurus, dengan rambut panjang menjuntai yang nyaris menutupi wajahnya. Hanya menyisakan celah di tengah-tengah wajah bagaikan celah tirai untuk mengintip. Aku sempat diam-diam terperanjat menyadari kehadirannya. Ia berdiri di depan rumah yang terletak di samping rumah baruku. Mungkin itu tetangga baruku, pikirku. Tapi semakin lama ia memandangku, perasaanku semakin tidak enak. Terpaksa aku mempercepat gerakanku.

Saat sampai di depan pintu, aku bertekad untuk melihatnya kembali. Apakah ia masih memperhatikanku. Dan ternyata tidak ada satu pun orang yang berada di depan rumah itu. Aku menjulurkan leher untuk melihat dan meyakinkan diriku bahwa memang tidak ada orang di sana. Mendadak bulu kudukku merinding. Tiba-tiba ada sebuah tangan menepuk pundakku. Aku menjerit keras.

"Via, kamu kenapa, sayang?" tanya Ibu heran memandangku aneh.

"Astaga, Ibu sudah buat Via ketakutan, ah."

"Ketakutan? Emangnya kamu kenapa, Sayang?" Aku tidak mungkin menceritakannya pada Ibu. Bisa-bisa Ibu malah meledekku.

"Nggak apa-apa kok, Bu."

Aku langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Berharap hari ini segera berakhir.

Aku mulai bosan dengan kegiatan yang sedang kulakukan. Kini aku menyibukkan diri dengan membiarkan mataku memandangi suasana sore di kamar baruku. Mata coklatku yang indah sibuk mengamati cahaya matahari yang masuk melalui kaca jendela milikku. Cahaya kejinggaan itu semakin lama semakin menipis dan berganti menjadi malam.

Selepas memandangi cahaya, aku memutuskan untuk mengintip rumah yang berada disampingku tadi. Karena letak jendelaku berhadapan langsung dengan rumah itu. Aku terkejut saat melihat anak perempuan tadi berada di samping rumah itu. Dengan cepat-cepat aku menutup gorden. Lalu menghempaskan diri kasur. Baru hari pertama saja, aku sudah nggak betah.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

awal cerita yang menarik thor

2022-11-02

0

MNS18TH

MNS18TH

bagu



keren

2021-07-13

0

Hasan Suki

Hasan Suki

ini tokoh utama tara ayou livia?
bab1 tara yg bercerita,,bab2 malah livia sbgai aku yg bercerita

2021-06-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!