Romantis?

Radit POV~

Setelah Mama pulang dan Kendra ikut dengan Maureen. Aku kembali dengan pekerjaan yang tadi sempat terabaikan.

Sebenarnya aku sedikit memikirkan tentang perkataan Mama. Tidak, bukan karena aku suka atau jatuh cinta kepada Maureen, tidak ada keinginan sedikitpun dalam diriku untuk mencintai gadis itu. Aku hanya mulai berfikir bahwa mungkin selama ini aku salah, aku yang beranggapan bahwa Kendra sudah cukup hanya dengan adanya aku yang berperan sebagai Ayah sekaligus Bunda nyatanya tidak dapat melakukan kedua peran tersebut dengan baik. Kendra tetap membutuhkan sosok Bunda yang sesungguhnya, sosok yang hanya ada pada seorang wanita penuh kasih sayang.

Apa aku harus meminta kepadanya langsung untuk menikah denganku? Dengan begitu dia akan sah menjadi Bundanya Kendra. Aku tidak membutuhkan sosoknya sebagai istriku, cukup hanya dengan dia menjadi Bunda seperti dambaan Kendra selama ini. Tapi bagaimana caraku memintanya, sedangkan tadi saja aku secara terang-terangan menolak permintaan Mama untuk menjadikan Maureen istriku tepat dihadapannya.

Kita lihat nanti saja, jika memang diharuskan untuk menikah dengan Maureen, apa boleh buat aku akan menikahinya.

Tidak terasa sudah jam istirahat, aku teringat jika Kendra saat ini sedang bersama Maureen.

Kulihat CC tv ruangan akutansi 2 di laptopku. Memang, seluruh saluran CC tv di kantor ini dan juga dirumah selain terhubung di ruang penjagaan memang terhubung di laptop dan ponselku juga. Dan aku baru menyadari manfaatnya sekarang.

Terlihat disofa Kendra sudah terkantuk-kantuk dengan posisi duduk sambil menyedot susu kotaknya. Sedangkan Maureen terlihat sedang berbicara serius dengan ketiga temannya.

"Apa yang sedang mereka bicarakan? " Batinku melihat layar di laptop.

"Ini sudah jam istirahat, kenapa mereka tidak keluar dari ruangan kerjanya."

Ku lihat sepertinya Kendra sudah tertidur. Lebih baik aku jemput dia sekarang.

Aku memutuskan untuk turun ke lantai 5 menuju ruangan Maureen. Tanpa mengetuk pintu, langsung saja pintu aku buka.

Terlihat 2 laki-laki disana pada awalnya terkejut, namun setelahnya mereka bisa mengkondisikan wajahnya agar terlihat santai. Berbeda dengan wajah Maureen dan teman wanitanya, mereka terlihat terkejut kemudian menjadi gugup. Apa aku semenyeramkan itu?

" Pak Radit... " Ucap Maureen lirih.

" Saya hanya ingin menjemput putra saya, kalian boleh keluar, sudah jam istirahat." Jawabku datar.

Kalau begitu, kita permisi dulu Pak Radit." Ujar salah satu laki-laki itu kepadaku.

" Hhmm... "

" Nanti aku tunggu kamu dikantin ya Si." Ujar wanita itu kepada Maureen.

Setelah itu mereka bergegas untuk keluar dari ruangan ini.

" Kamu boleh istirahat, biar saya yang bawa Kendra ke ruangan saya." Ujarku kepada Maureen yang berdiri disebelah sofa dimana Kendra tertidur.

" Baik, Pak kalau gitu saya permisi." Maureen menuju kubikelnya untuk mengambil dompet di laci.

Sedangkan aku menggendong Kendra di lengan. Baru saja beberapa detik didalam gendongan, tiba-tiba Kendra tebangun dan menangis memanggil Maureen.

" Dunda... Mau sama Dunda." Tangis Kendra sepertinya terdengar oleh Maureen yang memang belum keluar dari ruangan ini.

Maureen langsung buru-buru berlari ke arahku dan Kendra. Secara spontan dia meraih Kendra ke dalam gendongannya.

" Husshh... Bobok lagi ya, ini udah sama Tante Dunda, udah cup-cup. Anak ganteng nggak boleh nangis, ayo bobok lagi." Didalam gendongannya, seketika Kendra menjadi tenang, secara perlahan dia mulai memejamkan matanya lagi. Maureen mulai menepuk-nepuk p*ntat Kendra pelan.

" Ini Kendra mau di tidurin dimana Pak? Biar saya yang gendong. Nanti takutnya malah bangun terus rewel lagi." Ujar Maureen yang seketika menghentikan lamunanku.

" Eehh, kenapa? " Tanyaku bingung.

" Ini Kendra mau di tidurin dimana? Biar saya yang gendong." Ujar Maureen sekali lagi.

" Bawa ke ruangan saya saja." Aku langsung membereskan barang-barang milik Kendra.

Setibanya di ruanganku, aku buka rak buku yang dibaliknya terdapat kamar tidur.

Saat aku menoleh kearah Maureen, terlihat wajahnya yang terbengong dengan bibir pinknya yang sedikit terbuka, sungguh lucu.

" Apa yang sedang aku pikirkan." Ujarku dalam. hati.

Setelah menidurkan Kendra diranjang dan menata bantal sebagai pembatas, ku giring Maureen ke sofa untuk membicarakan beberapa hal.

" Saya permisi dulu ya Pak, jam istirahat sudah mau habis, saya mau ke kantin." Ujar Mauree kepadaku.

" Bisa kita bicara dulu? " Tanya bertanya padanya.

" Eeh, bicara masalah apa ya Pak? " Ujar Maureen.

" Kamu duduk dulu."

Aku dan Maureen sudah saling duduk berhadapan. Dia terlihat gugup sedangkan aku hanya berusaha menampilkan wajah datar seperti biasa.

" Bagaimana kalau kita memikirkan kembali ucapan Mama saya." Ujarku kepada Maureen.

" Maksud Pak Radit gimana? Saya kurang paham." Jawab Maureen.

" Tentang kita yang saling mengenal dan menikah." Ujarku datar.

" Issh, Pak Radit pasti bercanda nih. Udahlah Pak saya tuh laper, belum sarapan dari tadi pagi." Jawab Maureen dengan wajah memelas.

Aku berdiri dan berjalan menuju pantry untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Aku tidak mau dia sampai pingsan disini. Aku ingat jika tadi Andre sempat mengantarkan sop sapi kesini.

Setelah dipanaskan di microwave, segera ku sajikan dihadapanya.

Terlihat wajahnya yang sangat bahagia begitu melihat makanan.

"Jadi bagaimana, kamu mau menikah dengan saya? " Tanyaku saat di menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Seketika Maureen tersedak dan terbatuk mendengar pertanyaanku.

" Uhuukk.. uhuukk.. Aaiir Pak, tolonghhh aiirr."

Aku langsung berlari mengambil air minum dan memberikan kepadanya.

Setelah menghabiskan segelas air, dia menatapku. dengan mata berkaca-kaca sampai akhirnya sebuah isakan terdengar.

" Hiikkss... Bapak kalau mau bunuh saya jangan gitu dong Pak. Hiikkss... Tenggorokan saya sakit, tadi kan Pak Radit liat saya udah naruh sambel ke nasi. Hikss.. hikss.. " Maureen mengusap air matanya.

" Eehh, kok kamu jadi nangis sih? Saya tidak ada niat buat bunuh kamu. Sakit banget ya? " Aku mulai cemas melihatnya menangis.

" Ya menurut bapak aja, kalau keselek nasi berkuah sambel rasanya gimana, perih pak. Lebih perih dari patah hati." Maureen masih mengusap air matanya.

" Biar tenggorokan kamu tidak sakit lagi harus gimana? " Tanyaku lagi.

" Mau susu Pak." Ucapnya lirih.

Aku segera menuju kulkas, ternyata disana hanya ada beberapa susu kotak rasa strawberry milik Kendra.

" Nihh.. Adanya cuma susu punya Kendra" Aku memberikan susu tersebut.

Dia menerimanya dan langsung meminumnya.

" Udah baikan? Tidak perih lagi kan? "

Maureen hanya menggelengkan kepalanya.

" Bapak bisa nggak sih, kalau mau ngelamar saya jangan kayak gini, yang romantis gitu. Emang ada ya cowok yang ngelamar ceweknya saat makan sop pedes sampe keselek." Ujar Maureen setelah menghabiskan susunya sambil memelototkan matanya.

" Saya tidak sedang melamar kamu Maureen, hanya meminta kamu untuk menikah dengan saya. "

" Lahh bedanya apa Pak? "

" Tentu saja berbeda, lamaran romantis itu untuk sepasang kekasih. Sedangkan saya bukan kekasih kamu."

Terpopuler

Comments

Eni Istiarsi

Eni Istiarsi

ternyata yang dialami Sandra adalah karma atas perbuatan Ayah Radit dimasa lalu.aku kebalik.baca Pregnant Kendra's Baby dan Mengejar Cinta Duda Baru duluan baru kesini 🙈

2022-11-14

0

💕Rose🌷Tine_N@💋

💕Rose🌷Tine_N@💋

alah...palingan jg ntar situ yg bucin akut😎

2022-06-20

2

susi_berlianaqu

susi_berlianaqu

udah mah keselek sup sambal pake di tegesin pula tujuan ngajak nikah bkn selayaknya pasangan kekasih, bikin sia tambah sakit hati tau pak..😪

2022-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 New Job
2 Dunda...
3 Dunda Cantik
4 Bertemu Pak Direktur
5 Jadi Dia?
6 Intimidasi
7 Mulai Penasaran
8 Tertarik dan Menanyakanmu
9 Mama tau
10 Terkejut
11 Penguntit
12 Hujan Pagi
13 Saya Masih Kaya
14 Ruangan Direktur
15 Bundanya Kendra
16 Sia, mau kan kamu....
17 Culik Anak
18 Interogasi
19 Jadi bagaimana?
20 Romantis?
21 Tidak Peka
22 Pesan Masuk
23 Rahasia
24 Turun!
25 Ayam Goreng Kakek
26 Cemburu?
27 Bubur Ayam
28 Malam Kenangan
29 Saya juga mau
30 Duda
31 Kamu Pelakor?
32 Flashback
33 Menolak
34 Jodoh untuk Sya
35 Hati yang terusik
36 Pesan tengah malam
37 Dimana?
38 Arisan
39 Jero
40 Berandal
41 Hilang Kabar
42 Lagi-lagi Bubur Ayam
43 Ibu pengganti
44 Alasan
45 Cinta Palsu
46 Utang yang 200ribu
47 Kita Berteman
48 Cara Yang Benar
49 Terpantau
50 Kode
51 Perintah terselubung
52 Khawatir
53 Emosi terpendam
54 Membludak
55 Kebenaran
56 Pria Patah Hati
57 Kebenaran
58 Membujuk Kendra
59 Panggil Mas
60 Om dan Ponakan
61 Menantu Sesungguhnya
62 Mama Farida
63 Menyatakan perasaan
64 Direktur Galak & Bunda Maureen
65 Bucin
66 Pacaran?
67 Pizza
68 Pembagian pizza
69 Aku atau kamu
70 Gimana kalo...?
71 Mood Datang Bulan
72 Cemburu lagi?
73 Ganti Nomor
74 Alibi Sya
75 Ternyata Andre...
76 Sayang kamu
77 Ada Apa?
78 Romantisme Bianglala
79 Pipi Merah
80 Meminta izin
81 Ice cream jumbo
82 Love You
83 Hhmm
84 Ketahuan
85 Jujur
86 Calon Fardan
87 Cha cha
88 Cerita Radit
89 Ragu
90 Jogja
91 Bertanya pada hati
92 Gombalan
93 93
94 Wajah Merah Radit
95 Meminta kesempatan
96 Ngedate ber 3
97 Otw halal?
98 Pulang ke Jakarta
99 Calon Kakak Ipar
100 Drama malam hari
101 Perkara Mantan
102 Baby Gemoy
103 Masa Lalu
104 Sya tau...
105 Menceritakan Masa Lalu
106 Martabak
107 Bongkar oleh-oleh
108 Fardan dan Asti Sah
109 Go public?
110 Ya sayang...
111 Weekend
112 Ada apa?
113 Mas Radit...
114 Aku mau Mas...
115 Dibalik layar
116 Menjelang hari-H
117 SAH!
118 Drama Radit dan Kendra
119 Resepsi
120 Malam Pertama Sah
121 Dedek Bayi
122 Masih dedek bayi
123 Yeyy.. Lepas Segel!!!
124 Girls Boy
125 Wejangan
126 Radit tengil
127 Kemana?
128 Harus sabar
129 Ayolah...
130 Hak
131 Pasang Dasi
132 Go Public Yang Sebenarnya
133 Perang mata
134 Sambil menyelam minum air
135 Sama-sama posesif
136 Jangan Makan Bunda
137 Radit cemburu
138 Sya Diam
139 Duda kaya
140 Pahlawan Kendra
141 Brownies dan rencana
142 Karma dari Papa Riyan
143 Pagi yang cerah
144 Ingin Es krim
145 Lembur
146 Sya sakit?
147 Positif
148 Posesif dan Protektif
149 Menyampaikan Berita
150 Resign
151 Demi kebaikan bersama
152 Ngidam
153 Menyulut Api
154 Marah Cemburu
155 Hari Kendra
156 Ngupati
157 Gedoran pintu
158 Serabi
159 Bucket Bunga
160 Janda terpesona duda
161 Butuh Es Krim
162 Sya cemburu
163 Gara-gara Mimpi Buruk
164 Mimpi itu
165 Mengatasinya
166 Beli 5 geratis 1
167 Prediksi Kendra
168 Kelahiran ponakan
169 Radit kenapa?
170 Kronologi
171 Tangis Sya
172 Radit Manja
173 Kemarahan Oma
174 Kedatangan Dani
175 Hadiah dari Uncle Dani
176 Kalap belanja
177 Perkara uang 16 juta
178 Kumpul keluarga
179 Sampai Jogja
180 Kendra Marah
181 Lelah
182 Pembicaraan
183 Mimpi di dalam mimpi
184 Sudah lebih baik
185 Sya negatif thinking
186 Tidak sampai 100 juta
187 Ngidam lagi dan lagi
188 Berubah haluan
189 Kata Dita sok miskin
190 Jemput Kendra
191 Hukuman menanti
192 Alasan tidak melihat harga
193 Terpeleset
194 Tidak ingin melihatnya
195 Kecemasan
196 Sya sadar
197 Menolak Berbicara
198 Welcome to the world Rendra
199 Welcome Home
200 3 bayi
201 Deep talk
202 Kambing
203 Sayang kamu
204 Keinginan berhijab?
205 Hadiah lomba
206 Kembali Bekerja
207 Lembur
208 Berbuka
209 Happy Birthday Abang
210 Kendra hilang
211 Cemburu lagi
212 Di siang hari
213 Hadiah
214 Bahagia bersama
215 Terlalu sibuk
216 Kesedihan
217 Ikuti rencana Mama Riana
218 Pergi
219 Benar-benar pergi?
220 Mencari
221 Galau
222 Frustasi
223 Pasrah
224 Lega sekaligus menyesal
225 Kejutan
226 Kembali bersama
227 Takut kehilangan
228 Berbagi ranjang
229 Uang Ayah sudah banyak
230 Ketakutan
231 Tagihan "itu"
232 Ketempat Kakak
233 Pembahasan umur
234 Pulang ke Rumah
235 Penawaran
236 Karena Tio
237 Bertambah Posesif
238 Misi membujuk Istri
239 Penjelasan
240 Ayah dan Anak
241 Camping
242 Gagal
243 Calon anggota baru
244 Detik-detik
245 Welcome Princess
246 Welcome Baby Sandra (END)
247 Extra Part 1
248 Extra Part 2
249 Extra Part 3
250 Extra Part 4
251 Extra Part 5 (FINAL)
252 Pregnant Kendra's Baby & Laras For Dani
253 Mengejar Cinta Duda Baru & UNWANTED WEDDING (Perjodohan dengan Nadya)
254 Karya baru...
255 (TAMBAHAN PART) Bersyukur memiliki mu
Episodes

Updated 255 Episodes

1
New Job
2
Dunda...
3
Dunda Cantik
4
Bertemu Pak Direktur
5
Jadi Dia?
6
Intimidasi
7
Mulai Penasaran
8
Tertarik dan Menanyakanmu
9
Mama tau
10
Terkejut
11
Penguntit
12
Hujan Pagi
13
Saya Masih Kaya
14
Ruangan Direktur
15
Bundanya Kendra
16
Sia, mau kan kamu....
17
Culik Anak
18
Interogasi
19
Jadi bagaimana?
20
Romantis?
21
Tidak Peka
22
Pesan Masuk
23
Rahasia
24
Turun!
25
Ayam Goreng Kakek
26
Cemburu?
27
Bubur Ayam
28
Malam Kenangan
29
Saya juga mau
30
Duda
31
Kamu Pelakor?
32
Flashback
33
Menolak
34
Jodoh untuk Sya
35
Hati yang terusik
36
Pesan tengah malam
37
Dimana?
38
Arisan
39
Jero
40
Berandal
41
Hilang Kabar
42
Lagi-lagi Bubur Ayam
43
Ibu pengganti
44
Alasan
45
Cinta Palsu
46
Utang yang 200ribu
47
Kita Berteman
48
Cara Yang Benar
49
Terpantau
50
Kode
51
Perintah terselubung
52
Khawatir
53
Emosi terpendam
54
Membludak
55
Kebenaran
56
Pria Patah Hati
57
Kebenaran
58
Membujuk Kendra
59
Panggil Mas
60
Om dan Ponakan
61
Menantu Sesungguhnya
62
Mama Farida
63
Menyatakan perasaan
64
Direktur Galak & Bunda Maureen
65
Bucin
66
Pacaran?
67
Pizza
68
Pembagian pizza
69
Aku atau kamu
70
Gimana kalo...?
71
Mood Datang Bulan
72
Cemburu lagi?
73
Ganti Nomor
74
Alibi Sya
75
Ternyata Andre...
76
Sayang kamu
77
Ada Apa?
78
Romantisme Bianglala
79
Pipi Merah
80
Meminta izin
81
Ice cream jumbo
82
Love You
83
Hhmm
84
Ketahuan
85
Jujur
86
Calon Fardan
87
Cha cha
88
Cerita Radit
89
Ragu
90
Jogja
91
Bertanya pada hati
92
Gombalan
93
93
94
Wajah Merah Radit
95
Meminta kesempatan
96
Ngedate ber 3
97
Otw halal?
98
Pulang ke Jakarta
99
Calon Kakak Ipar
100
Drama malam hari
101
Perkara Mantan
102
Baby Gemoy
103
Masa Lalu
104
Sya tau...
105
Menceritakan Masa Lalu
106
Martabak
107
Bongkar oleh-oleh
108
Fardan dan Asti Sah
109
Go public?
110
Ya sayang...
111
Weekend
112
Ada apa?
113
Mas Radit...
114
Aku mau Mas...
115
Dibalik layar
116
Menjelang hari-H
117
SAH!
118
Drama Radit dan Kendra
119
Resepsi
120
Malam Pertama Sah
121
Dedek Bayi
122
Masih dedek bayi
123
Yeyy.. Lepas Segel!!!
124
Girls Boy
125
Wejangan
126
Radit tengil
127
Kemana?
128
Harus sabar
129
Ayolah...
130
Hak
131
Pasang Dasi
132
Go Public Yang Sebenarnya
133
Perang mata
134
Sambil menyelam minum air
135
Sama-sama posesif
136
Jangan Makan Bunda
137
Radit cemburu
138
Sya Diam
139
Duda kaya
140
Pahlawan Kendra
141
Brownies dan rencana
142
Karma dari Papa Riyan
143
Pagi yang cerah
144
Ingin Es krim
145
Lembur
146
Sya sakit?
147
Positif
148
Posesif dan Protektif
149
Menyampaikan Berita
150
Resign
151
Demi kebaikan bersama
152
Ngidam
153
Menyulut Api
154
Marah Cemburu
155
Hari Kendra
156
Ngupati
157
Gedoran pintu
158
Serabi
159
Bucket Bunga
160
Janda terpesona duda
161
Butuh Es Krim
162
Sya cemburu
163
Gara-gara Mimpi Buruk
164
Mimpi itu
165
Mengatasinya
166
Beli 5 geratis 1
167
Prediksi Kendra
168
Kelahiran ponakan
169
Radit kenapa?
170
Kronologi
171
Tangis Sya
172
Radit Manja
173
Kemarahan Oma
174
Kedatangan Dani
175
Hadiah dari Uncle Dani
176
Kalap belanja
177
Perkara uang 16 juta
178
Kumpul keluarga
179
Sampai Jogja
180
Kendra Marah
181
Lelah
182
Pembicaraan
183
Mimpi di dalam mimpi
184
Sudah lebih baik
185
Sya negatif thinking
186
Tidak sampai 100 juta
187
Ngidam lagi dan lagi
188
Berubah haluan
189
Kata Dita sok miskin
190
Jemput Kendra
191
Hukuman menanti
192
Alasan tidak melihat harga
193
Terpeleset
194
Tidak ingin melihatnya
195
Kecemasan
196
Sya sadar
197
Menolak Berbicara
198
Welcome to the world Rendra
199
Welcome Home
200
3 bayi
201
Deep talk
202
Kambing
203
Sayang kamu
204
Keinginan berhijab?
205
Hadiah lomba
206
Kembali Bekerja
207
Lembur
208
Berbuka
209
Happy Birthday Abang
210
Kendra hilang
211
Cemburu lagi
212
Di siang hari
213
Hadiah
214
Bahagia bersama
215
Terlalu sibuk
216
Kesedihan
217
Ikuti rencana Mama Riana
218
Pergi
219
Benar-benar pergi?
220
Mencari
221
Galau
222
Frustasi
223
Pasrah
224
Lega sekaligus menyesal
225
Kejutan
226
Kembali bersama
227
Takut kehilangan
228
Berbagi ranjang
229
Uang Ayah sudah banyak
230
Ketakutan
231
Tagihan "itu"
232
Ketempat Kakak
233
Pembahasan umur
234
Pulang ke Rumah
235
Penawaran
236
Karena Tio
237
Bertambah Posesif
238
Misi membujuk Istri
239
Penjelasan
240
Ayah dan Anak
241
Camping
242
Gagal
243
Calon anggota baru
244
Detik-detik
245
Welcome Princess
246
Welcome Baby Sandra (END)
247
Extra Part 1
248
Extra Part 2
249
Extra Part 3
250
Extra Part 4
251
Extra Part 5 (FINAL)
252
Pregnant Kendra's Baby & Laras For Dani
253
Mengejar Cinta Duda Baru & UNWANTED WEDDING (Perjodohan dengan Nadya)
254
Karya baru...
255
(TAMBAHAN PART) Bersyukur memiliki mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!