The Atrocious Duke'S Wife
KARYA INI HANYA FIKSI. NAMA, TOKOH, PERISTIWA, TEMPAT, HANYALAH KHAYALAN SEMATA. HARAP PEMBACA BIJAK DALAM MENANGGAPI.
Aku membuka kedua kelopak mataku secara perlahan. Kepalaku terasa sangat sakit, pandanganku kabur, dan badanku terasa nyeri semua.
Sebenarnya, apa yang baru saja terjadi padaku?
"Nyonya... nyonya...!"
Kini aku mendengar suara walaupun tidak terlalu jelas. Aku mencoba menggerakkan semua bagian tubuhku untuk duduk.
Tapi, tunggu dulu. Sejak kapan kasurku menjadi senyaman dan selembut ini?
Dan, di mana ini?
Ini bukanlah kamarku, dan saat aku berhasil duduk secara sempurna sambil bersandar di kepala dipan, aku menolehkan kepalaku ke samping.
"Syukurlah nyonya telah sadar...!" ujarnya. Pakaian orang ini seperti pelayan zaman kuno yang pernah aku lihat di film.
Raut wajah kekhawatiran tercetak jelas di wajahnya yang mulai mengerut dan rambutnya yang mulai memutih sebagian.
Sebenarnya siapa dia dan di mana ini?
Bahkan pakaianku pun modelnya aneh!
Aku pun mulai panik dan membuka suaraku untuk bertanya padanya. "A-apa yang terjadi padaku?" tanyaku dan dia pun tampak sedikit terkejut. Apa ada yang salah dengan ucapanku?
"Apa anda tak ingat apapun, nyonya?" tanyanya dan aku menggeleng tak tahu.
Seketika dia mulai mengalirkan airmata dari pelupuk matanya. Tentu hal itu membuatku bingung.
Aku pun mendekatinya dan mengelus punggungnya pelan. Karena hal itu sangat ampuh untuk menenangkan di saat aku tengah bersedih.
"Anda baru saja melompat dari jurang, Nyonya. Dan anda sekarang tengah berada di kediaman Tuan Duke Floniouse, suami anda, Nyonya." jelasnya membuatku tercengang.
Lidahku kelu untuk di gerakkan, tenggorokanku seperti baru saja menelan pil yang sangat besar, tubuhku kaku seperti patung, bolamataku seakan mau lompat dari tempatnya.
Tentu aku tahu nama itu.
Nama itu adalah nama protagonis pria di novel yang terakhir aku baca, aku tertarik membacanya di kala ada seseorang yang mengirimkan novel itu ke rumahku karena nama protagonis wanita nya yang sama seperti ku.
Jujur, aku tak tahu bereaksi seperti apa saat ini.
"K-kalau begitu, siapa nama lengkapku...?" tanyaku lirih hampir tenggelam.
Lagi-lagi, wanita itu menjatuhkan bulir bening yang membasahi pipinya. Aku menjadi tidak tega melihatnya.
"Anda adalah Cassandra la Devoline, istri pertama dari Duke Arlen de Floniouse," jelasnya membuatku lagi-lagi tak bisa berkata apa-apa.
Bagaimana bisa aku menjadi Cassandra la Devoline?! Aku adalah Cassandra Augustine!
Dan bagaimana aku bisa masuk ke tubuh ini?!
Apa yang sebenarnya terjadi?!
Bagaimana--
Ah, kini aku mengingat semuanya.
Potongan-potongan memori yang berhamburan seperti puzzle, kini akhirnya tersusun menjadi satu.
Flashback
Seorang gadis yang tengah sibuk memainkan game strategi kesukaannya, kini terusik karena ada suara bel yang menginterupsi aktivitasnya.
Padahal sedikit lagi dia akan menang, tapi karena bel itu dia harus berhenti di tengah-tengah.
Ia mendengus kesal sambil melepaskan earphone yang menutupi lubang pendengarannya secara kasar lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Raut wajah terganggu dan kesal terpatri di wajah cantiknya membuat sang pelaku yang memencet bel tersebut menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Maaf nona, ada paket untuk anda," ujarnya sopan sambil mengulurkan paket yang di kirimkan untuk gadis itu.
Gadis itu menaikkan alisnya sebelah sambil melipat kedua tangannya di depan dada."Seingatku, aku tak memesan barang apapun. Siapa pengirimnya?" interogasinya.
Laki-laki yang bertugas mengirimkan paket itu langsung mengecek kertas informasi yang tertempel di permukaan paket itu. "Nama pengirimnya tidak ada, Nona. Tapi paket ini memang di kirim untuk anda," jelasnya membuat sang gadis menghembuskan nafas kasar.
"Ya sudah, sini," kesalnya lalu mengambil paket itu lalu menutup pintu rumahnya.
Setelah ia menutup pintu, kini ia merobek sampul yang melapisi barang yang ada di dalam paket kiriman itu.
"Novel?" ucapnya begitu matanya melihat barang itu. "Siapa yang mengirimkan ini padaku?" gumamnya lalu membuka lembar kertas novel itu.
Ternyata protagonis wanita di dalam novel itu memiliki nama yang sama seperti dirinya. Ya, kecuali untuk nama belakangnya.
Karena merasa tertarik, gadis itu pun membaca novel itu menjelang malam. Perutnya pun keroncongan, oleh karena itu ia pergi ke dapur untuk memasak ayam goreng kesukaannya.
Ia baru saja membaca novel itu hampir sebagian, ia akan kembali membacanya nanti ketika dirinya sudah selesai memberi makan cacing yang tengah demo di perutnya.
Selang beberapa menit kemudian, saat ia tengah menikmati mengunyah tulang ayam gorengnya tersebut, ia merasakan sakit di gigi gerahamnya.
Dirinya memasukkan jari telunjuknya ke dalam rongga mulutnya. Ternyata gigi gerahamnya itu goyang dan hampir terlepas, bahkan darah pun telah mengguyuri dan menghiasi jari telunjuknya yang lentik dan putih.
Gadis itu dengan segera berlari ke kamar wandi dan berdiri di depan cermin wastafel, ia membuka mulutnya hingga menampakkan gigi gerahamnya yang hampir terlepas.
Terdengar suara rintikan, sepertinya hujan telah turun.
Gadis itu lalu memejamkan kelopak matanya dan dengan sekuat tenaga ia menarik gigi gerahamnya hingga terlepas.
Bertepatan dengan gigi gerahamnya yang telah terlepas dan copot, suara aliran listrik dari langit terdengar dan menggelegar membuat sang gadis terkejut.
Gigi gerahamnya yang baru saja terlepas, kini langsung menyangkut di tenggorokan gadis itu karena terkejut dan membuat sang empunya tercekik.
Ia tak bisa bernafas, tenggorokannya tercekik, hingga dengan naasnya gadis itu kehilangan nyawanya.
Hanya karena sebuah gigi.
Flashback off
"Astaga kematian macam apa itu!!" teriakku malu, bagaimana tidak?!
Aku baru saja mengalami mati konyol. Mati konyol!
Benar-benar... bagaimana bisa aku mati hanya karena tersedak oleh gigi!
"Nyonya?"
Aku pun langsung tersadar begitu wanita itu memanggilku dengan nada lembut. "Ah, maaf," ucapku menunjukkan sebuah senyuman. "Jadi, siapa namamu?" tanyaku. Karena aku memang tidak mengetahui namanya.
"Nama saya Elise, Nyonya," ujar Elise membalas senyumanku.
"Kalau begitu, Elise. Bisakah kau mengajakku keluar untuk berjalan di sekitar mansion ini?" tanyaku penuh harap. Karena aku benar-benar penasaran dengan tempat ini.
Kamarnya saja sudah sebesar dan semewah ini, bagaimana dengan luarnya?
"Tapi, anda harus beristirahat, Nyonya! Bahkan luka di tubuh anda belum mengering!" tolaknya mengkhawatirkan keadaanku.
Memang benar apa yang di katakannya, aku masih bisa merasakan sakit dan perih yang menusuk di sekujur kulitku.
Tapi aku benar-benar ingin melihat pemandangan di luar, walaupun seluruh tubuhku masih terluka, aku tak peduli.
"Kumohon, Elise... temani aku...." pintaku dengan raut wajah sedih. Bersandiwara seperti ini memang sudah menjadi bagian dari hidupku.
Kulihat raut wajah Elise yang ragu dan bimbang, sepertinya dia tak tega begitu melihat raut wajah sedihku.
"Huh... baiklah, Nyonya," ucap Elise pasrah. Aku pun bersorak ria dalam hati.
Hihi, inilah kenapa aku sangat suka berakting.
Karena raut dan ekspresi wajahmu dapat mengendalikan perasaan seseorang.
^^^I Become Wife of the Atrocious Duke^^^
^^^29 Oktober 2020^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-04-08
0
Sylvia
inilah contoh orang yang mati konyol terus di berikan kesempatan yang indah :v
Btw, jangan lupa feedback ke karyaku ya thor
2021-06-20
0
Mom Dee 🥰
haiii thor, baru mampir dan awal cerita yg menarik 🥰
2021-06-01
0