Chapter 4 : Pergelangan Kaki

KARYA INI HANYA FIKSI. NAMA, TOKOH, PERISTIWA, TEMPAT, HANYALAH KHAYALAN SEMATA. HARAP PEMBACA BIJAK DALAM MENANGGAPI.

Raut amarah yang tercetak jelas di wajah cantiknya yang bak boneka, telapak tangan yang di kepal dengan kuat, dan emosi nya yang memuncak.

Wanita berambut pirang lurus berkilau ini tengah berusaha mati-matian menahan amarah yang sudah di pucuk ubun-ubun.

Matanya melotot melihat pemandangan tak mengenakkan dari balik jendelanya, karena tak bisa menahan emosi yang telah memuncak, wanita itu dengan kasar melempar vas yang berada di permukaan meja yang terletak tak jauh dari dirinya.

PYAR!

Suara vas yang pecah memenuhi seluruh penjuru kamarnya, lalu ia pun mendaratkan tubuhnya di sebuah sofa empuk yang terletak di kamarnya sambil menggigit kuku jari nya yang panjang.

Potongan-potongan tajam yang berkilau seketika langsung berhamburan menghiasi lantai kamarnya yang licin.

"Kenapa? Kenapa wanita jal*ng itu bisa bersama dengan Arlen?!" teriaknya histeris.

"Padahal aku sudah membuat Arlen membenci wanita itu, tapi kenapa dia bisa kembali bermesraan dengannya?!"

Telapak tangannya mengepal kuat hingga membuat kuku-kuku jarinya memutih,  dan wajah cantik dan imutnya pun mulai memerah di karenakan emosi yang kian melunjak.

"Bahkan, Arlen tak pernah menggendongku dengan mesra seperti itu! Wanita si*lan!!" Ia kemudian menjambak rambut pirangnya frustasi, dan tatapannya pun kini di hiasi dengan tatapan dendam dan murka.

"Tak akan kubiarkan kau merebut Arlen dariku, Cassandra!"

Anastasia kemudian mengukir senyum miring yang licik di wajah imutnya, sambil terkikik. "Ya, aku akan membuat Arlen membencimu lagi...."

...🥀...

Cassandra Pov

"Apa yang sebenarnya kau pikirkan saat kau nekat melompat ke jurang?"

Pertanyaannya membuatku langsung bungkam. Bagaimana aku harus menjawabnya? Aku bukanlah Cassandra la Devoline, tentu saja aku tak tahu apa yang di pikirkannya saat dia melompat ke jurang?

"Apa kau benar-benar membenciku hingga tak tahan hidup bersamaku?"

Bukankah di novel itu tertulis bahwa Arlen sangat membenci Cassandra? Tapi kenapa dia bertanya seolah-olah Cassandra lah yang membencinya?

Sungguh aku tak paham dengan semua ini. Argh! Seharusnya aku tidak mengunyah tulang ayam waktu itu jika akan seperti ini kejadiannya!

Dan jika saja aku sempat membaca novelnya hingga selesai, pasti aku akan dengan mudah hidup di dunia ini!

Tenanglah.... tenanglah, Cassandra. Untuk sekarang lebih baik aku mencari jawaban yang benar-benar tidak terlihat seperti bohongan.

Setelah aku berpikir hampir semenit, akhirnya aku menemukan jawaban yang pas.

"M-maaf, Arlen... sebenarnya, saat aku selamat saat jatuh ke jurang kemarin, aku kehilangan ingatanku. Aku tak mengingat apa-apa sama sekali...." ucapku dengan raut wajah yang sangat sedih.

Aku bahkan menurunkan airmata buaya agar sandiwara ku terlihat lebih nyata. Yaps, ini adalah saat nya menggunakan bakatku yang telah ku asah bertahun-tahun, hihi!

Kulihat raut wajahnya yang sedikit lebih hangat dari sebelumnya, sepertinya aku berhasil mengendalikan perasaannya walaupun sangat sangat sedikit.

Namun tak apa, semua hal butuh proses, bukan?

Aku pun berusaha mati-matian menahan guratan senyum yang memaksa muncul di wajahku.

Entah kenapa sekarang aku merasa seperti menjadi peran antagonis, hahaha!

"Begitu."

Ujarnya singkat dan datar, membuatku bernafas lega. Setidaknya dia tidak bertanya lebih jauh yang mana pasti akan membuatku tambah lebih pusing untuk menjawab nantinya.

Setelah beberapa menit aku berada di dalam gendongannya, kami berdua pun telah sampai di ruangan yang luas dan mewah.

Tunggu dulu, perasaanku kamar milik ku tidak seperti ini sebelumnya?

Di bawah lukisan kuno yang ukurannya tak bisa di bilang kecil, terletak sebuah ranjang yang sangat luas dan terlihat empuk sekali.

"Arlen... ini bukan kamarku," ucapku bingung.

"Ya, ini adalah kamarku," jawabnya.

Tentu aku sontak terkejut dan hampir saja aku tersedak oleh saliva ku sendiri. Kamar miliknya?? Lalu, buat apa dia mengantarku kemari?

Tak lama, dia pun melepaskanku dari gendongannya kemudian dengan perlahan mendudukkan ku di atas permukaan ranjangnya yang sangat empuk.

Lalu dia berlutut di hadapanku. Tunggu dulu, berlutut?

Dia berlutut di hadapanku! Bagaimana bisa seorang Duke yang terkenal kejam dan tak kenal ampun berlutut di hadapan istri yang di bencinya?!

"Um, Arlen... kenapa kau berlutut seperti it--"

"Perlihatkan pergelangan kakimu."

Pergelangan kaki ku? Mau kau apakan pergelangan kaki ku? Apa kau akan memotong pergelangan kaki ku?!

Ingin rasanya aku berteriak, tapi aku hanya bisa menahannya di dalam diriku. Dengan rasa paranoid yang menyelimuti diriku, kutunjukkan pergelangan kakiku padanya.

Di saat telapak tangannya yang hangat dan besar itu menyentuh pergelangan kaki ku, sontak kelopak mataku aku pejamkan.

Tak lama kini rasa sakit langsung menyebar dan menjalar di area pergelangan kaki ku, bahkan aku bisa mendengar suara tulang ku yang bergerak.

"AKH SAKIT!!"

Aku benar-benar tak bisa menahan teriakan ku. Aku bersumpah itu benar-benar sangat sakit, sebenarnya apa yang dia lakukan pada pergelangan kaki ku?

"Apa masih sakit?"

"Hah?" Kelopak mataku yang awalnya ku pejamkan, kini langsung ku buka dan pupil mataku kuarahkan pada pergelangan kaki ku.

Dan, sakit yang menjalar barusan pun perlahan-lahan menghilang.

"Pergelangan kaki mu terkilir," ujarnya.

Jadi dia rela berlutut padaku hanya demi kaki ku yang terkilir?

Seketika aku bisa merasakan panas yang menjalar di area pipi ku di sertai dengan jantungku yang berdetak sangat kencang.

Apa ini?! Kenapa jantungku berdetak sekencang ini?!

"Apa kau demam? Wajahmu memerah." Tanyanya membuatku langsung memalingkan wajahku secara cepat.

"T-tidak! Aku tidak demam! A-aku hanya merasa panas... ya! Itu saja!" kilahku dengan cepat.

Oh ayolah jantungku! Berdetaklah secara normal!

Setelah aku menarik nafas dalam-dalam, akhirnya jantungku pun bisa kembali tenang. Dan kini, aku pun mulai membuka suara. "Terimakasih," ujarku tulus.

Kita harus selalu berterimakasih kepada orang yang menolong atau membantu kita, kan?

Sebagai balasan, dia pun hanya menganggukkan kepalanya, lalu dia pun bangkit berdiri sambil menatapku.

Aku pun hanya bisa memalingkan pandanganku di saat dia menatapku dengan sangat intens.

Keheningan pun melanda kami yang tengah berada dalam pikiran masing-masing.

"Kau bilang perutmu tadi sakit, bukan? Aku akan memanggil dokter," ujarnya dan aku hanya mengangguk kikuk.

Tak lama dari itu kini ada seorang wanita, yang jika di lihat dari pakaiannya mungkin adalah seorang pelayan di dunia ini, berlari masuk ke ruangan dengan tergesa-gesa.

Alis sebelahku terangkat karena dia seperti orang yang baru saja di kejar-kejar oleh setan.

Pelayan itu tampak menarik nafas dalam untuk menetralkan jantungnya yang mungkin memompa darah dengan cepat ke seluruh tubuhnya karena aktivitas berlarinya.

"Ada apa?" tanya Arlen mewakili rasa penasarannya begitupun dengan rasa penasaranku.

Pelayan itu tampak melukiskan raut wajah kekhawatiran dan kecemasan di wajahnya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Batinku terus bertanya.

"T-tuan...! Nyonya Anastasia tak sadarkan diri di dalam kamarnya!"

^^^I Become Wife of the Atrocious Duke^^^

^^^29 Oktober 2020^^^

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Anastasya sdah mulai ber ulah

2021-07-19

1

Rieanty

Rieanty

makanya jangan punya bini 2 satu rumah lagi ribet kan

2021-04-06

1

Little_Rain

Little_Rain

gue bacanya anatesi mulu miss sorry😀😂😂😂

2021-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Karena Sebuah Gigi
2 Chapter 2 : Bertemu dengan sang Suami yang Kejam
3 Chapter 3 : Kulit Pisang
4 Chapter 4 : Pergelangan Kaki
5 Chapter 5 : Anastasia si Pencari Perhatian
6 Chapter 6 : Putri Veronica
7 Chapter 7: Pangeran
8 Chapter 8 : Ancaman
9 Chapter 9 : Merasa Tak Berguna
10 Chapter 10 : Passed Out
11 Chapter 11 : Sayatan
12 Chapter 12 : Ternyata Dia Memang Kejam!
13 Chapter 13: Makan Malam Bersama?
14 Chapter 14 : Daging Ayam
15 Chapter 15 : Sisi tak Terduga
16 Chapter 16 : Kecoa
17 Chapter 17 : Segelas Wine
18 Chapter 18 : Siksaan
19 Chapter 19 : Guncangan
20 Chapter 20 : Jiwa yang Sempat Hilang
21 Chapter 21 : Sebuah Tawa
22 Chapter 22 : Berusahalah untuk Kembali Mencintaiku
23 Chapter 23: Peperangan
24 Chapter 24 : Aku akan menjadi milikmu
25 Chapter 25 : Armor
26 Chapter 26 : Secercah Kekhawatiran
27 Chapter 27 : Aku mencintaimu
28 Chapter 28 : Gadis yang Tersesat (1)
29 Chapter 29 : Gadis yang Tersesat (2)
30 Chapter 30 : Si Mata-mata Amatiran
31 Chapter 31 : Harapan
32 Chapter 32 : Sebuah Kecupan
33 Chapter 33 : Dua Wilayah
34 Chapter 34 : Akhir dari Perang
35 Chapter 35 : Jiwa yang Terhubung
36 Chapter 36 : Persahabatan yang Kembali
37 Chapter 37 : Kejengkelan
38 Chapter 38: Pesta Topeng
39 Chapter 39 : Sebuah Kejadian
40 Chapter 40 : Sakit
41 Chapter 41 : Maafkan kami, Bos!
42 Chapter 42 : Kebenaran
43 Chapter 43 : Gadis yang Tersesat (3)
44 Chapter 44 : Jujurlah Padaku!
45 Chapter 45 : Hamil?
46 Chapter 46: Kekasih Anastasia
47 Chapter 47 : Kejujuran yang Terpendam
48 Chapter 48: Trio Gila
49 Chapter 49: Teman Sekamar
50 Chapter 50 : Penobatan
51 Chapter 51: Sepucuk Surat
52 Chapter 52 : Waktu
53 Chapter 53 : Raja Tak Berguna
54 Chapter 54 : Aku pulang, Cintaku
55 Chapter 55 : Perginya Anastasia
56 Chapter 56 : Pesta Lagi?
57 Chapter 57: Dalang Palsu
58 Chapter 58 : His Heart Voice
59 Chapter 59: Her Heart Voice (End)
60 Pengumuman!
61 {Season 2} Prologue
62 {Season 2} Cincin Terkutuk
63 {Season 2} Kemarahan Ayah
64 {Season 2} Pesta Pertunangan
65 {Season 2} Perjalanan... baru dimulai!
66 {Season 2} Ahli Pedang
67 {Season 2} Hujan
68 {Season 2} Pertandingan Berburu
69 {Season 2} Kurungan
70 {Season 2} Sosok Berjubah
71 {Season 2} Charlina Krystilian
72 {Season 2} Rusa Bertanduk Emas
73 {Season 2} Sebuah Panah
74 {Season 2} Racun
75 {Season 2} 'Checkmate'
76 {Season 2} Penawar
77 {Season 2} Aku mencintainya
78 {Season 2} Penguntit
79 {Season 2} Festival
80 {Season 2} Masalah Air
81 {Season 2} 'Kau sudah melakukan yang terbaik.'
82 {Season 2} Kesal?
83 {Season 2} Pembatas
84 {Season 2} Selamat Ulang Tahun
85 {Season 2} Pohon Harapan
86 {Season 2} Ungkapan Anastasia
87 {Season 2} Permohonan
88 {Season 2} Frustrasi
89 {Season 2} Countess
90 Pengumuman
91 {Season 2} Rencana sang Countess
92 {Season 2} Perasaan asing
93 {Season 2} Ciuman berbalut Tangisan
94 {Season 2} Sapu Tangan
95 {Season 2} Terkhianati
96 {Season 2} Sekelompok Penyihir
97 {Season 2} Dua Nyawa yang Dipertaruhkan
98 {Season 2} Harapan Daisy
99 {Season 2} Sang Antagonis Telah Menyadari Segalanya
100 {Season 2} Ratu?!
101 {Season 2} Strategi Lama
102 {Season 2} Lamaran sang Pangeran
103 {Season 2} Kisah Terpendam
104 {Season 2} Sang Raja dan Ratu Masa Depan
105 {Season 2} Tikus yang Masuk Perangkap
106 {Season 2} Tawanan Palsu
107 {Season 2} Jebakan Akhir
108 {Season 2} Dalang Utama yang Terungkap
109 {Season 2} Memetik Kebahagiaan (End)
110 Epilog
111 Bonus : Sepenggal Cerita Lama
112 Special Episode 1 : Gadis yang Terkekang (1)
113 Special Episode 2 : Gadis yang Terkekang (2)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Chapter 1 : Karena Sebuah Gigi
2
Chapter 2 : Bertemu dengan sang Suami yang Kejam
3
Chapter 3 : Kulit Pisang
4
Chapter 4 : Pergelangan Kaki
5
Chapter 5 : Anastasia si Pencari Perhatian
6
Chapter 6 : Putri Veronica
7
Chapter 7: Pangeran
8
Chapter 8 : Ancaman
9
Chapter 9 : Merasa Tak Berguna
10
Chapter 10 : Passed Out
11
Chapter 11 : Sayatan
12
Chapter 12 : Ternyata Dia Memang Kejam!
13
Chapter 13: Makan Malam Bersama?
14
Chapter 14 : Daging Ayam
15
Chapter 15 : Sisi tak Terduga
16
Chapter 16 : Kecoa
17
Chapter 17 : Segelas Wine
18
Chapter 18 : Siksaan
19
Chapter 19 : Guncangan
20
Chapter 20 : Jiwa yang Sempat Hilang
21
Chapter 21 : Sebuah Tawa
22
Chapter 22 : Berusahalah untuk Kembali Mencintaiku
23
Chapter 23: Peperangan
24
Chapter 24 : Aku akan menjadi milikmu
25
Chapter 25 : Armor
26
Chapter 26 : Secercah Kekhawatiran
27
Chapter 27 : Aku mencintaimu
28
Chapter 28 : Gadis yang Tersesat (1)
29
Chapter 29 : Gadis yang Tersesat (2)
30
Chapter 30 : Si Mata-mata Amatiran
31
Chapter 31 : Harapan
32
Chapter 32 : Sebuah Kecupan
33
Chapter 33 : Dua Wilayah
34
Chapter 34 : Akhir dari Perang
35
Chapter 35 : Jiwa yang Terhubung
36
Chapter 36 : Persahabatan yang Kembali
37
Chapter 37 : Kejengkelan
38
Chapter 38: Pesta Topeng
39
Chapter 39 : Sebuah Kejadian
40
Chapter 40 : Sakit
41
Chapter 41 : Maafkan kami, Bos!
42
Chapter 42 : Kebenaran
43
Chapter 43 : Gadis yang Tersesat (3)
44
Chapter 44 : Jujurlah Padaku!
45
Chapter 45 : Hamil?
46
Chapter 46: Kekasih Anastasia
47
Chapter 47 : Kejujuran yang Terpendam
48
Chapter 48: Trio Gila
49
Chapter 49: Teman Sekamar
50
Chapter 50 : Penobatan
51
Chapter 51: Sepucuk Surat
52
Chapter 52 : Waktu
53
Chapter 53 : Raja Tak Berguna
54
Chapter 54 : Aku pulang, Cintaku
55
Chapter 55 : Perginya Anastasia
56
Chapter 56 : Pesta Lagi?
57
Chapter 57: Dalang Palsu
58
Chapter 58 : His Heart Voice
59
Chapter 59: Her Heart Voice (End)
60
Pengumuman!
61
{Season 2} Prologue
62
{Season 2} Cincin Terkutuk
63
{Season 2} Kemarahan Ayah
64
{Season 2} Pesta Pertunangan
65
{Season 2} Perjalanan... baru dimulai!
66
{Season 2} Ahli Pedang
67
{Season 2} Hujan
68
{Season 2} Pertandingan Berburu
69
{Season 2} Kurungan
70
{Season 2} Sosok Berjubah
71
{Season 2} Charlina Krystilian
72
{Season 2} Rusa Bertanduk Emas
73
{Season 2} Sebuah Panah
74
{Season 2} Racun
75
{Season 2} 'Checkmate'
76
{Season 2} Penawar
77
{Season 2} Aku mencintainya
78
{Season 2} Penguntit
79
{Season 2} Festival
80
{Season 2} Masalah Air
81
{Season 2} 'Kau sudah melakukan yang terbaik.'
82
{Season 2} Kesal?
83
{Season 2} Pembatas
84
{Season 2} Selamat Ulang Tahun
85
{Season 2} Pohon Harapan
86
{Season 2} Ungkapan Anastasia
87
{Season 2} Permohonan
88
{Season 2} Frustrasi
89
{Season 2} Countess
90
Pengumuman
91
{Season 2} Rencana sang Countess
92
{Season 2} Perasaan asing
93
{Season 2} Ciuman berbalut Tangisan
94
{Season 2} Sapu Tangan
95
{Season 2} Terkhianati
96
{Season 2} Sekelompok Penyihir
97
{Season 2} Dua Nyawa yang Dipertaruhkan
98
{Season 2} Harapan Daisy
99
{Season 2} Sang Antagonis Telah Menyadari Segalanya
100
{Season 2} Ratu?!
101
{Season 2} Strategi Lama
102
{Season 2} Lamaran sang Pangeran
103
{Season 2} Kisah Terpendam
104
{Season 2} Sang Raja dan Ratu Masa Depan
105
{Season 2} Tikus yang Masuk Perangkap
106
{Season 2} Tawanan Palsu
107
{Season 2} Jebakan Akhir
108
{Season 2} Dalang Utama yang Terungkap
109
{Season 2} Memetik Kebahagiaan (End)
110
Epilog
111
Bonus : Sepenggal Cerita Lama
112
Special Episode 1 : Gadis yang Terkekang (1)
113
Special Episode 2 : Gadis yang Terkekang (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!