KARYA INI HANYA FIKSI. NAMA, TOKOH, PERISTIWA, TEMPAT, HANYALAH KHAYALAN SEMATA. HARAP PEMBACA BIJAK DALAM MENANGGAPI.
Cassandra Pov
"T-tuan..., Nyonya Anastasia tidak sadarkan diri di dalam kamarnya!" ujar pelayan itu dengan nafas tersengal-sengal.
"Tak sadarkan diri, bagaimana bisa?" tanya Arlen sambil mengernyitkan kedua alisnya lumayan yang tebal dan panjang.
"Saya tak tahu, Tuan. Saya baru saja tiba di kamar Nyonya, dan saya menemukan Nyonya Anastasia sudah tak sadarkan diri."
Pria itu tampak menghela nafasnya sejenak, kemudian kembali berbalik memandangku.
"Aku akan mengecek Anastasia terlebih dahulu, kau tunggu di sini," ujarnya padaku. Tapi dengan cepat aku menolak.
"Tidak, aku akan ikut denganmu. Aku juga mengkhawatir kan keadaan Anastasia," bohongku. Untuk apa aku mengkhawatirkan wanita licik itu?
Malahan aku bersyukur kalau wanita itu memang kenapa-kenapa. Aku ikut hanya untuk memastikan bahwa dia tidak membuatku terlibat masalah dengan rencana-rencana liciknya.
"Baiklah," jawabnya menyetujui permintaanku. Lalu dengan perlahan, aku mulai menegakkan badanku, agar kaki ku tidak terkilir lagi.
Kami pun berjalan menuju kamar Anastasia. Aku berjalan di belakangnya, mengikuti arah yang di tuju karena aku tidak tahu persis tata letak mansion ini karena begitu besar dan luas.
Ternyata tubuhnya begitu besar dan tinggi, aku baru saja menyadari itu. Bahkan tinggi badanku pun hanya sepantar dengan bahunya yang lebar.
Membuatku berpikir-pikir bagaimana dia bisa membuat badannya setinggi dan se kekar itu.
Tak lama, dia pun berhenti di suatu ruangan dan sontak aku pun ikut berhenti. Sepertinya ini kamar Anastasia.
Karena pintunya kamarnya yang terbuka, kami berdua pun langsung masuk dan melihat Anastasia yang telah terbaring di ranjang miliknya yang luas dan empuk.
Begitu aku masuk ke ruangan ini, pupil mataku asyik menelusuri seluruh penjuru ruangan ini, kamar Anastasia lebih mewah daripada kamar Cassandra.
Tapi aku tak terlalu peduli, karena aku sudah puas dengan kamar Cassandra yang sekarang.
"Anastasia, kau sudah sadar?" tanya Arlen dengan ekpresi datar.
Aneh, entah kenapa aku tidak menemukan raut kekhawatiran dan cemas sedikitpun di iris biru langitnya.
Selang beberapa detik, Anastasia pun membuka kelopak matanya yang cantik dengan perlahan.
Ia membuat ekpresi terkejut di wajahnya, dan dia pun langsung memeluk Arlen dengan mesra.
Hoek!
Ingin rasanya aku muntah melihat aksi nya. Dia pikir aku akan cemburu saat dia memeluk pria itu dengan mesra?
Oh please!
Mau selama dan semesra apa pun kau memeluk pria itu, aku tidak akan cemburu!
"Arlen... kepalaku sangat sakit, bisakah kau menemaniku?" mohonnya pada Arlen sambil memegangi lengan pria itu dengan raut sedih membuatku kembali ingin muntah.
Sekarang, aku sangat yakin jika wanita ini hidup di zamanku, dia pasti akan menjadi aktris yang ternama karena sandiwara nya yang luarbiasa.
Tanpa sepengetahuan mereka, aku memutar bola mataku malas. Melihat adegan romantis antara mereka.
Jika saja Cassandra la Devoline yang berada di posisiku sekarang, pasti protagonis utama itu akan merasa hatinya tersayat melihat adegan di hadapanku.
Aku melirik Arlen sekejap, dari raut-raut wajahnya, sepertinya pria itu akan menuruti permintaan istri kedua kesayangannya itu.
Memang sih aku tidak peduli, tapi tetap saja aku bisa merasakan kesal yang meluap-luap dalam diriku.
"Aku harus memanggil dokter untuk Cassandra, dia banyak terluka karena baru saja jatuh ke jurang kemarin," ujar pria itu sontak membuat kedua bolamataku membola, apa pria itu baru saja menolak permintaan Anastasia demi diriku?!
Oh ayolah, semua ini sama sekali tidak masuk akal!
Bukankah dia membenci Cassandra?! Lalu kenapa dia malah terlihat lebih mengkhawatirkanku?!
Eits, tunggu dulu.
Bukankah dengan begini aku bisa memperbaiki hubungan Duke itu dengan Cassandra la Devoline jauh lebih mudah?
Baiklah, kalau begitu aku akan menambah sedikit bumbu di drama ini. Aku pun berusaha menyembunyikan seringaian yang memaksa keluar dari sudut bibirku.
"Tidak perlu, Arlen. Kau bisa menetap di sini menjaga Anastasia, aku akan baik-baik saja," alibi ku membuat suasana tambah panas.
"Tidak, luka mu harus segera di obati. Anastasia pasti bisa menjaga diri sendiri," ujarnya tegas.
Iris dan pupil mataku mulai bergerak melirik sejenak wajah Anastasia yang berada di belakang Arlen. Wah, wajahnya sangat mengerikan, haha!
Untung saja aku bisa menahan kikikan yang memaksa keluar dari bibirku melihat wanita ular itu yang tampak sangat-sangat kesal.
"Itu benar, Cassandra. Untuk sekarang, di bandingkan diriku, kau jauh lebih membutuhkan pertolongan," ucap wanita itu dengan senyum palsu yang ia lempar padaku.
"Tapi.... jika Arlen tidak ada, siapa yang akan menjagamu...?" Ternyata bakat aktingku memang tak sia-sia.
"Anastasia pasti bisa menjaga dirinya sendiri, untuk sekarang lebih baik kita pergi mengobati lukamu!" Dia berujar terdengar seperti bentakan, setelah itu dia langsung menghampiriku dan menarik tanganku. Memaksaku untuk mengikuti setiap langkahnya.
Jujur, tanganku sedikit sakit karena dia menarikku dengan kasar dan terburu-buru. Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia tiba-tiba menjadi dingin seperti ini?
Apa dia mempunyai kepribadian ganda? Hmm, bisa jadi.
Tidak cukup aku harus menghadapi wanita ular, kini aku harus menghadapi pria berkepribadian ganda?
Betapa mirisnya nasibku.
Setelah beberapa menit aku bergelut dengan pikiranku, aku merasa bahwa tubuhku tidak lagi di tarik.
Bahkan telapak tangannya yang menggenggam tanganku kasar akhirnya terlepas.
Mataku pun kini berakhir menatapnya yang ternyata sudah membalikkan tubuhnya menatapku.
Pandangan mata itu, entah kenapa aku tak bisa menebak sama sekali apa yang tengah ia sembunyikan di balik netra biru langitnya yang memukau.
"Kenapa kau seolah-olah selalu menghindar dariku?"
Nada suara yang parau langsung menusuk indera pendengaranku, tatapan yang amat mendalam membuatku tenggelam, dan makna dari perkataannya membuat penasaran sekaligus bingung.
Menghindar? Bukankah aku selalu berada di sampingnya sejak tadi?
"Apa kau benar-benar membenciku?"
Pertanyaan itu lagi.
Kenapa dia kembali menanyakan hal yang sama itu? Dan, di saat di melontarkan pertanyaan itu, kenapa aku merasa ada nyeri yang menusuk hatiku?
"Aku tidak membencimu, aku juga tidak menghindarimu. Bukankah aku sejak tadi berada di sampingmu?" jawabku dengan jujur.
Memang di novel itu tertulis kalau dia mempunyai sifat yang kejam, tapi entah kenapa aku sama sekali tidak membencinya.
"Begitu?"
Dia bertanya dengan sudut bibirnya yang sedikit naik di sertai dengan tubuhnya yang ia dekatkan padaku.
Secara refleks, aku pun memundurkan diriku untuk memberi jarak di antara kami. Tapi, dia masih bersikeras untuk mendekatkan tubuhnya padaku sehingga ia meraih pinggangku dengan tangan kekarnya.
Tubuhku seakan kaku di saat tangannya secara paksa meraih pinggangku, dan rasa panas langsung menjalar ke seluruh tubuhku di saat deru nafasnya menerpa kulit leherku.
Lalu dia mendekatkan bibirnya pada daun telinga ku dan berbisik dengan suara rendah dan lirihnya yang seketika membuatku langsung merinding.
"Buktikanlah bahwa kau tidak membenci diriku, dengan menjadi milikku malam ini."
^^^I Become Wife of the Atrocious Duke^^^
^^^31 Oktober 2020^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Rieanty
jangan mau Casandra, udah di madu
minta nganu nganu lagi
minta aja sono Ama bini k,2 lo
2021-04-06
2
zien
aku hadir disini dan memberimu like 😘❤️
mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 😊😘
mari kita saling mendukung karya kita 👍😘
2021-03-10
0
Sulati Cus
aduhh o me god berarti pasutri ini blm MP
2021-02-07
3