Waktu silih berganti, matahari dan bulan terus bekerja sama hingga tak terasa beberapa kalender telah terlewatkan. semua berlalu begitu saja tanpa ingin disadari walaupun begitu, tidak mudah untuk wanita bernama Dewi untuk bisa berdiri tegar melewati harinya karena selang beberapa hari setelah kejadian naas itu.
Kini dewi lebih banyak melewati hari-harinya dengan menggurung dirinya didalam kamar, tak ingin makan, emosinya terganggu hingga beberapa kali menggamuk tidak jelas.
Tatapannya kini menjadi kosong, wanita itu lebih banyak berdiam diri menatap jendela, waktu tidurnya berkurang bahkan beberapa kali dia tidak tertidur dalam jangka waktu cukup lama, wanita itu seolah sangat putus asa juga kehilangan minat untuk kembali menata hidupnya.
Setelah bertemu dengan pisikiater beberapa kali Dewi mendapatkan obat berupa antidepresan namun sayangnya obat itu membuat tubuh dewi menggalami peningkatan berat badan, dan mual, hingga pisikiater mencoba cara lain yaitu terapi elektrokonvulsif.
Dukungan dan kasih sayang orangtua yang akhirnya membangkitkan semangat hidup dewi jika semua yang telah berlalu akan terlewati jika dewi terus mencoba mengiklaskan semua masalah yang sedang dialaminya.
Menasehati orang lain itu mudah tetapi mengaplikasi dan melakukan pada hidup sendiri yang susah.
Orangtua dewi sebenarnya turut merasakan apa yang dewi rasa namun dengan lapang dada mereka mencoba berdamai dengan kenyataan dan itu yang sedang mereka usahakan agar dewi juga iklas lalu bangkit dari keterpurukannya.
Segala usaha telah mereka tempuh, untunglah kalimat jika usaha tidak akan menghiyanati hasil itu terjadi pada kehidupan mereka.
Berangsur-angsur dewi mulai membaik dan di tahun ke 2 lebih beberapa bulan, dewi mulai menggusai dirinya, bangkit dan kembali menata masa depan dengan melanjutkan pendidikannya.
Walau terasa pelan dan lambat namun dengan pasti kini wanita juga orangtuanya mulai terbiasa akan cibiran dari orang - orang lain. Dewi dan keluarganya mulai bangkit dan meninggalkan masa kelam tetapi sangat disayangkan karena akhirnya, sang ayah dipindah tugaskan kekota lain sehingga harus pergi jauh dari kediamanan kami selama ini.
wanita yang telah melahirkan anak perempuan itu tidak ingin terpisah jauh dari suami, dia rela meninggalkan pekerjaannya demi tetap bersama sedangkan anak perempuannya memutuskan untuk melanjutkan S2nya.
Sanak saudara yang awalnya begitu peduli, ringan tangan membantu dewi juga keluarganya saat mempersiapkan pernikahan itu, kini malah menjadi orang yang pertama kali menghina dewi dan keluarganya.
Tidak mengherankan memang, karena mereka memang datang untuk mencari keuntungan karena dewi dipersunting oleh lelaki kaya.
Mereka berharap setelah pernikahan itu mereka juga mendapat cipratan kekayaan atau kerja sama dengan suami dewi, kekecewaan mereka akhirnya dilampiaskan pada dewi dan keluarganya.
tetapi itu dulu. kini dewi Senyum lebar terpancar kala hari Wisudanya, tidak seperti teman-teman yang lainnya yang setelah keluar dari gedung melakukan sesi foto-foto, dewi malah lebih memilih melangkahkan kakinya tuk pulang dan menggemasi barangnya untuk menyusul orangtuanya di kota baru untuk memulai hari yang baru. Benar kata pepatah yang mengatakan
3 tahun berlalu namun sakitnya masih sama, membekas hingga membuat wanita itu terlihat cacat tak tersisa, rupa masih terlihat sama, utuh namun tidak dengan jiwa dan kehidupan.
dihadapan orang lain dia seakan baik-baik saja, walau begitu banyak yang tahu jika semuanya takkan seperti dulu lagi, semuanya melekat dimasa depan akibat masa lalu yang kelam.
Kini dia semakin tahu jika tidak perlu bersikeras untuk memperjelas siapa dia karena orang yang mencintainya tidak membutuhkan itu dan orang yang takkan percaya itu.
Berat hati dia meninggalkan rumah yang dulu telah menjadi saksi bisu dimana semua tumbuh kembang berada dirumah kecil itu, ada kisah sedih didalamnya tetapi tidak seberapa dengan segala kebahagian yang telah tertuai disana.
Pesawat telah membawa raga meninggalkan kota kelahirannya dan pada pukul 02.30 siang dia telah sampai dikota besar. riuh suara terdengar mengisi bandara, terlihat banyak orang yang berlalu lalang dengan kesibukanya sendiri namun yang menjadi pusat perhatian adalah beberapa orang berlari terburu - buru serta diikuti banyak orang lain dibelakangnya.
Puas memperhatikan orang-orang itu kini dewi tetap berjalan keluar hingga dihadapannya kini beberapa supir taksi yang menggerumun di pintu keluar untuk menawarkan jasa sebenarnya hal itu sudah menjadi hal biasa di bandara tapi tetap menarik perhatian banyak orang.
perjalana ln dewi terasa cukup melelahkan sebenarnya tapi kini dia telah duduk di kursi penumpang supir tersenyum ramah untuk mengantarkan ke tempat tujuan.
"Pak, tolong antarkan saya ke alamat ini" Pintahnya Sembari memberi selembar kertas yang turtuliskan alamat yang ingin dituju.
“baik mbak” balas si supir taksi dengan sopan lalu mobil benar-benar melaju meninggalkan bandara lalu bergabung bersama kendaraan lain.
Taxi melaju dengan kecepatan rata - rata, terlihat begitu banyak bangun pencakar langit di sisi kiri dan kanan jalan, tidak hanya itu karena hampir setiap jalan juga terjejer toko - toko yang semakin meramaikan pusat kota begitu indah namun kemacetan menggurangsi rasa kagum akan kota yang kini maki berkembang setiap tahunnya.
dibalik keindahan dan kemajuan kota ini ada cerita pilu dari penduduk-penduduknya. banyak orang yang datang dengan harapan untuk mendapatkan perkerjaan yang lebih layak di kota besar itu, tapi lagi - lagi harapan hanyalah tinggal harapan karena yang terjadi adalah mereka bukannya mendapatkan pekerjaan malah dipaksa harus menyaksikan kekejaman dan pedihnya kemiskinan di depan mata mereka sendiri.
Mobil terus melaju walau sangat lambat namun berhasil meninggalkan tempatnya, butuh waktu dua jam lebih untuk dia sampai dan kini memasuki pekarangan sebuah rumah yang beberapa bulan lalu dihuni oleh orang tuanya. Rumah yang akan ditempati tenyata cukup sederhana namun rindang.
Belum puas memperhatikan pekarangan rumah baru kini terlihat sosok indah yang begitu dirindukan, ya mereka orang tua wanita itu.
Mereka baru saja membuka pintu setelah mendengar suara mobil berhenti tepat di depan rumah mereka.Dengan wajah ceria mereka lalu melangkah, dan belum juga sepatah kata terlontarkan ayah dan ibu sudah memeluknya dengan sangat erat.
"Selamat datang dirumah baru nak" Ucap ayah dengan wajah cerianya.
"Kami sangat merindukanmu sayang" sambung ibunya.
"aku juga merindukan kalian" jawabnya dengan bahagia.
Rumah mereka yang baru ini tidak jauh dari rumah sebelumnya, terkesan sederhana namun nyaman, damai dan asri karena si ibu sangat rajin merawat tanaman-tanaman yang ada di halaman.
Jika dia seorang istri seharusnya kini telah bersama suaminya tapi nyatanya lelaki keparat yang harusnya jadi suami mati ditelan waktu hanya status yang dibutuhkan bukan sosok seorang wanita, dan dia adalah wanita sial yang menjadi korbannya.
Ingin menggakhiri semuanya namun sialnya dia tidak tahu cara untuk menemui keluarga sibajingan itu mereka selalu menghindar dan tidak membuka akses agar kami bisa bertatap wajah, gugatan telah sampai di pengadilan agama dan terbilang sebagai perkara gaib namun entah kenapa tak kunjung jua gugatanku di proses.
Apalah daya rakyat jelata ini takkan mampu melawan orang berduit seperti keluarga mereka. Mereka banyak menunjukkan bukti sehingga pihak pengadilan memperlambat memproses pengajuan si wanita.
Begitu sial kehidupan Dewi, Dewi layaknya ikan yang di tangkap nelayan. Masih dalam air namun kehilangan kebebasan, ruang gerak bahkan bagian terpenting dalam tubuh kini terluka. pantaskah wanita itu di ibaratkan ikan?. bukan itu sebenarnya pertanyaannya, melainkan sampai sejauh mana penderitaan dewi di dalam kuasa lelaki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Kurniawati Adek
terlalu panjang alur nya,klu bisa inti nya ja supaya ga bosan membaca nya🙏
2022-07-03
0
Siti Aisyah
secara agama dewi sdh bebas meskipun tdk ada ucapan ...wanita yg tidak di nafkahi lahir bathin selama 3 bulan berturut.turut itu sdh jatuh talak...jd dewi sdh wanita single lg...janda rasa perawan..krn gak pernah disentuh..🤣🤣🤣
2022-06-03
0
Titin Suryani
dalah sighat taklik, 6 bulan saja si lelaki tidak memberi nafkah lahir bathin. maka si wanita bisa menggugat cerai. ini ko ga bisa? yg logis dong
2022-02-09
0