Kemarin ketibanya dirumah, ternyata ayah dan ibu lebih dulu pulang, kuceritakan semuanya hingga pekerjaan yang ditawarkan Ana, oyah aku lupa memperkenalkan ayahku.
Ayahku yang bernama Rahmat sedangkan ibuku bernama Ayu. Pagi ini senyumku terasa sangat lebar, walaupun Ayah hanya mengantar sampai halte bis, tapi ayah sudah memberi banyak petunjuk agar aku tidak tersesat.
Bis telah melaju menuju jalur yang sudah ditentukan, didalam bis untungnya aku mendapatkan tempat duduk sehingga tidak harus berdiri lama dan berdesak-desakan dengan orang lain.
Pukul 08:30 aku telah memasuki kantor yang dimaksud Ana, ketika bertanya pada resepsionis, resepsionis itu malah mengarahkan menuju ke sebuah ruangan.
setelah sampai di lantai sembilan kakiku melangka beberapa kali hingha ku temukan ruang bertuliskan “ruang Interview”.Aku sempat tersentak kaget, karena ana tidak memberi tahuku jika akan ada interview secara langsung.
hari ini, aku hanya bermaksud mengantarkan surat lamaran saja, Sumpah aku tidak mempersiapkan diri untuk interview dan jujurnya ini adalah interview pertamaku jadi rasanya aku cukup gugup.
Aku duduk dengan nyaman walau begitu pikiranku terus menggumpati ana, tidak tenang aku menghubunggi ana, tidak menunggu lama akirnya ana menjawab panggilanku tapi dengan nada centilnya ana malah berkata
“haloo. Haloo ku yakin hari ini kau menelpon untuk berterima kasih padaku kan?” kelakar ana dengan PD dan tidak tahu dirinya.
“tidak sama sekali nona, aku malah sedang menggumpatimu sedari tadi” jawabku dengan nada berbisik-bisik karena cukup banyak orang yang berada di tempat itu.
“egh maksudnya?”
“kenapa kau tidak bilang jika ada interviewnya dodol, aku hampir jantungan karena kau” kataku mendesis diakhir kalimat
“heheh maaf aku lupa, tapi tenang saja semua sudah diatur. itu cuman formalitas kok, jalani saja”
“jalani bulu matamu rontok” umpatku tidak tahan lagi
“dengar nona oh salah” koreksi ana dengan nada centil setelah itu ana kembali berkata “nyonya yang tergantung, tolong percaya saya, saat semua beres temui saya ya dengan kembang tujuh rupah. Oke saya sibuk ada demit yang harus kuhadapi juga, kau yang semangat bye” kata anak dengan sekali tarikan nafas lalu tiba-tiba sambungan telpon terputus.
Sangat terlambat rasanya aku menyesali pertemananku dengan ana, aku hanya bisa mendengus keras lalu menyimpan Hp di tas. Cukup lama menunggu hingga tibalah giliran untuk melakukan interview. Kala namaku yang disebut, ketenanganku kembali hilang walau begitu kubiarkan tubuhku menantang kenyataan.
ruangan ini tidak terlalu besar juga tidak terlihat megah menurutku, dan di dalam ruangan berlihat beberapa orang duduk sejajar memperhatikanku dengan wajah jengah. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan tentangku yang jelas aku tetap melangkah mendekati mereka. walaupun terbilang canggung akhirnya aku menyapa mereka.
"Selamat siang semuanya" Ucapku dengan sopan namun ternyata basa – basi.
mereka hanya menggerakkan kepala sedikit tanpa menjawab dan menyahuti perkataanku. aku sebenarnya tidak senang namun tak kuhiraukan karena seseorang yang bernama ahmad lebih memilih memulai interview itu begitu saja, lelaki itu berkata
"Dewi Fourtuna benar?" Tanyanya seolah hanya untuk memastikan saja.
"Benar pak, saya" kataku dengan nada yakin,
"Baik lulusan cumlaude s2 baru-baru ini ya?" Tanya seorang lelaki tua itu lagi.
"Iya pak" ucapku tegas dan meyakinkan.
"S1 sarjana ekonomi dan magister ilmu managemend benar?" Tanyanya sekali lagi.
"benar pak" sekali lagi jawabku dengan tegas.
"Sayangnya belum memiliki pengalaman kerja ya?" Ujarnya dengan mata memperhatikanku intens.
"Iya pak, tapi saya yakin bisa bekerja dengan baik jika diterima"
"Mmm begitu ya?" Ucapnya seakan ragu dengan kinerjaku
"..." Aku diam dan hanya memberinya senyuman sebagai sebuah jawaban.
“berapa lama anda menyelesaikan pendidikan S2 anda?”
“seperti yang tertulis saya menyelesaikannya dengan cukup cepat dan mendapat gelar cumlaude”
“seberapa lama itu?” tanyanya lagi.
“apa S2 harus tepat waktu juga seperti anak TK?” Kataku, bukan bertanya malah balik bertanya..
Suasana sempat terasa mencekam sesaat, mungkin karena mereka menggumpati mulutku yang kurang ajar atau mereka sadar kesalahannya yang jelas mereka pura-pura sibuk dengan membolak balikkan kertas yang berisikan riwayat hidup, ijasah, sertifikat prestasi dan lamaran pekerjaanku.
"Anda sudah punya suami ternyata, apa anda dan suami merencanakan memiliki momongan dalam waktu dekat ini?" Ucapnya lagi.
"Tidak pak" ucapkan tegas.
"Tidak dalam waktu berapa lama?" Ucap salah satu wanita yang bernama karlina yang tiba-tiba menggambil alih pembicaraan antara aku dan pak ahmad.
"Tidak untuk tahun ini dan mungkin dalam waktu panjang Bu" jawabku masih dengan sopan.
"kau mandul? " Tanyanya dengan gamblang tanpa rasa bersalah.
"Saya rasa itu urusan pribadi saya, dan saya punya hak untuk tidak menjawab pertanyaan anda" Kataku sarkis kerena muak dengan interview yang lebih cocok dikatakan ajang membuka aib orang lain.
"cih, kau belum diterima tapi sudah sangat angkuh, keahlian apa kau hingga menggangap punya hak untuk diterima di peusahaan ini?".
"saya sedang menuntut HAM saya. perusahan ini membutuhkan karyawan bukan mencari babu untuk anda. saya sama tidak memiliki keistimewaan dalam perusahaan ini jika tidak berkompoten dalam bidang ilmu iyakan?” tantangku lagi.
"ahahaha kau terlalu menjujung tinggi dirimu nyonya, selain mengangkang untuk suamimu ku yakin kau tidak ada masalah mengangkangi semua lelaki lain, iya kan?" tuduhnya tidak terkendali. orang-orang disana hanya pura-pura tak mendengar apa lagi menghentikan perdebatan tak beretika kami.
"jangan menggukur semua wanita dengan ukuranmu nona opss atau harus saya sebut ibu?" ujarku dengan mimic wajah menyesal yang dibuat-buat.
Karlina terlihat sangat berang bahkan dengan sangat sadar dia berdiri dari duduknya lalu memukul meja. orang-orang yang sadar jika suasana makin memanas akhirnya memutuskan untuk menggakhiri interview dengan ucapan
"Baiklah perusahaan kami akan menghubunggi anda jika anda dinyatakan lulus, terimah kasih dan silakan keluar" usirnya antara sopan dan tidak sopan.
Aku akhirnya memilih bangkit dari duduknya lalu belangkah namun sebelum dirinya mendekati pintu aku sempat berbalik menatap karlina tidak lupa juga menunjukkan senyum licik khas milikku untuk menghinanya sekali lagi.
Melihat itu karlina semakin dibuat berang hingga dengan cepat melemparkan sebuah gelas namun sayang aku sudah benar-benar hilang dibalik pintu ketika hal itu terjadi.
Amarah karlina telah sampai di ubun-ubun namun tidak denganku. Hari ini sangat menarik bagiku. Bukan aku yang memulai peperangan, siapa suruh menggusik macam dalam diriku.
Sejujurnya aku tidak menyesal sama sekali, toh Aku yang lembut dan polos telah lenyap karena luka namun tidak pernah kusadari sisi sarkis dan angkuh dari diriku bangkit begitu saja juga telah mengguasainya untuk menghadapi orang-orang yang telah merendahkanku.
Cuaca hari ini sangat cerah namun tidak sejalan dengan hatiku yang sepertinya dikrumuni awan hitam petanda bahwa akan hujan sebentar lagi, setelah melalui perjalanan yang semakin panjang karena dirundung perasaan tidak menentu juga macet yang sudah menjadi penyakit diibu kota akhirnya sangat Pukul 05.15 aku baru tiba di kediamanku lagi.
jujurnya aku sudah tidak berharap dengan lerusahaan itu, tapi sialnya aku tetap menunggu jawaban dari mereka. Selama penantianku, banyak hal telah kulakukan untuk menghibur diri seperti belanja, nonton, baca buku bahkan menanam tanaman yang tidak pernah kulakukan pada akhirnya kukerjakan juga saking bosannya aku sendirian dirumah.
Ana yang menjadi salah satu orang kukenal di kota ini juga selalu mengatakan jika dia sibuk melayani dedemitnya. Aku tidak mengerti apa maksud ana dengan menjuluki bossnya sebagai dedemit dan kata melayani ana ini sedikit absurt menurutku.
tanggal 01 Desember seseorang menelpon di pagi hari. awalnya aku enggan menerima telpon dari nomor yang tidak dikenal namun karena gadgetnya terus berdering diterimanya jua, dengan suara sedikit kesal akhirnya menerima panggilan itu dan berakhir dengan perasaan tidak terhingga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Fatma ismail
emang sih ,Mash bnyak tulisan yg harus d benahi, klo ceritanya menarik,,karena penasaran jd GK mau brnti baca
2021-07-07
0
Sazia Almira Santoso
lajut
2021-05-31
0
Dewi Soraya
ngakak somplak tu ana
2021-03-22
0