Tamu
Arra
Kamu tahu aku hanya menganggap dirimu sebagai teman?
Indra
Tentu saja! dan aku akan terus menunggu sampai kamu membuka hatimu padaku..
Arra
Tidakkah kamu berfikir, bagaimana jika aku hanya memanfaatkan kamu!
Indra
Sang pecinta sejati, tidak akan kecewa terhadap apapun yang dilakukan sang di cinta.. begitulah cinta yang tulus..
Arra menatap langit biru cerah tanpa awan, sore itu Indra mengantarkan Arra pulang seperti biasa, mereka sudah saling mengenal sejak kecil.
Indra
(Melepaskan helm Arra sambil mengusap rambut gadis itu)
Indra
(Tersenyum) Jangan berfikir terlalu serius Ar... laluilah hidup ini sebagaimana harus dilalui, aku tidak mengharap cintaku terbalaskan, cukup berada di dekatmu aku sudah senang..
Indra
(Mengendarai motornya menjauh)
Arra
(Melambaikan tangan pada Indra)
Arra
Sebenarnya aku lebih senang jika aku menjadi adikmu, dengan begitu tidak ada hal yang membuat kita jauh satu sama lain suatu saat nantinya...(Ucap Arra pada dirinya perlahan)
Jery
(Mengetik pesan singkat) Sudah sampai di rumah?
Arra
Iya. (Terkejut mendapat pesan)
Jery
Apakah dia masih bersamamu? (Mengetik lagi)
Arra
Tidak, dia sudah pulang setelah mengantar saya. (Membalas pesan berbohong)
Sebetulnya Jery melihat ketika Arra berdebat di jalan hingga akhirnya Arra naik sepeda motor bersama Indra
Jery
Bolehkah saya menemuimu di luar kampus?(Ketik pesan lagi)
Arra
Apakah ada yang sangat penting? tetapi saya tidak ingin anda mendapat rumor buruk gara-gara menemui saya di luar.
Guntur
Tok! tok! tok! (Mengetuk pintu depan)
Arra
(Melepas sepatu dan mengambil handuk untuk mandi)
Seorang pelayan di rumah Arra membuka pintu dan mempersilahkan Guntur masuk
Guntur
(Duduk dengan santai di ruang tamu)
Guntur memperkenalkan dirinya pada orang tua Arra, dan disambut baik oleh mereka.
Guntur bilang jika dia akan mengerjakan tugas bersama Arra
"Tliiit! tliiit!" Telepon Arra berbunyi di atas meja belajarnya.
Guntur meminta agar diijinkan masuk menunggu Arra di ruang belajar dengan alasan harus menyelesaikan tugas yang banyak.
Orang tua Arra mempersilakan dia pergi menunggu di ruang belajar.
Guntur
(Mengangkat telepon Arra) Hallo...pak dosen...
Guntur
(Dengan sengaja pamer)
Jery
Kenapa kamu yang mengangkat teleponnya? di mana Arra?
Jery
(Menutup telepon dengan wajah kesal)
Arra
(Keluar dari kamar mandi mengenakan sehelai handuk)
Guntur
(Menopang kepala menatap sambil tersenyum)
Arra
Astaga!!! ngapain kamu di rumahku????! (terlonjak kaget)
Arra
(Berlari ke dalam kamar memakai baju)
Arra
(Keluar menemui Guntur mengambil kursi dan duduk)
Arra
(Hendak merebut ponselnya dari tangan Guntur)
Guntur
Eits! (Mengangkat tangan tinggi-tinggi)
Guntur
Kamu ada hubungan dengan Dosen itu?
Guntur
Oke! kalau begitu aku bawa dulu ponselnya, tunggu besok pagi aku jemput kamu! (Beranjak berdiri hendak pergi)
Arra
(Menarik jaket Guntur membuat pria itu berbalik ke arahnya)
Guntur
Ada apa? (Berjalan mendekat, maju)
Arra
(Mundur menabrak meja)
Guntur
(Terus mendekat, menahan dengan kedua tangan di sisi kanan dan kiri Arra)
Arra
(Menahan dada Guntur mencoba meraih ponselnya)
Guntur
Jangan Curang... (Bisiknya di telinga Arra)
Arra
(Dengan tidak sabar mengepalkan tinju)
Arra
Jroooot! (Mengenai pipi kiri Guntur)
Guntur
Bruuk! (Pura-pura pingsan jatuh ke lantai)
Comments