DI REINKARNASI KE ZAMAN KERAJAAN

DI REINKARNASI KE ZAMAN KERAJAAN

Chapter 01

Aku adalah Yuki Arizawa. saat ini umurku genap menginjak dua puluh enam tahun. Aku adalah seorang karyawati di salah satu perusahaan terkemuka di Negara Jepang dan jabatan ku adalah seorang sekertaris.

Setelah beberapa waktu telah lama bekerja tanpa adanya libur sehari pun, pada akhirnya dimana akhir pekan aku terbebas dari pekerjaan neraka itu yaitu mendapatkan hari libur. Tumpukan tugas-tugas kantor jadwal perencanaan serta sebagainya hari ini aku akhirnya terbebas dari itu semua.

Waktu libur ini yang sangat berharga aku pakai seharian untuk bermain game konsol di apartemen ku tinggali. Walaupun penampilanku cantik modis kekinian dan juga elegan menurut orang-orang yang kenal denganku di kantor, akan tetapi hanya beberapa orang saja yang mengetahui bahwa aku adalah seorang game akut.

Sebelum aku memainkan game milikku, aku seperti biasa di pagi hari membuat sarapan yang sederhana yaitu sebuah roti lapis berisikan daging serta sayur-sayuran atau makanan ini dengan bahasa umumnya disebut dengan sandwich.

Lepas dari sarapan ku yang telah selesai, barulah aku mulai main game konsol. Game yang ku mainkan saat ini adalah sebuah game simulasi kencan yang selalu ku suka mainkan di waktu luang ku ini.

walaupun aku telah menamatkan sekali game ini, namun kali ini aku ingin menamatkan nya dengan jalan cerita yang agak berbeda. Dan nama ame nya adalah CINTA DI KERAJAAN Tetangga.

Game yang berwujud kan visual novel ini memiliki layar jalan cerita di sebuah pertengahan abad. Aku bermain tak henti-henti, entah sudah berapa jam aku menghabiskan bermain game ini.

Akan tetapi cahaya matahari yang berwarna oranye menembus kaca apartemen ku yang telah ku lapisi kain gorden tipis ber model lubang-lubang kecil bahkan cahaya berwana oranye itu menembak ke arah mataku hingga sampai akhirnya aku tersadar bahwa waktu tengah menunjukkan sore hari.

aku melihat ke arah jam tergantung di tembok di atas televisi tengah menunjukkan jam setengah enam sore.

"Waduhh aku sampai lupa waktu seperti ini, tak seperti biasanya."

Gumamku sendiri.

Aku kemudian bangkit dari sofa dan entah mengapa tubuhku tiba-tiba lemas dan aku pun tersungkur jatuh hingga akhirnya aku pun tak sadar.

Dan saat aku sadar entah mengapa aku sudah berada di pangkuan seorang pria yang panik.

"Nona Lisa. Nona LISA! Aku mohon tetap sadarlah!"

Laki-laki tampan yang wajahnya nampak tidak terlalu asing olehku saat ini sedang menggendongku dengan raut wajah panik nampak jelas terlihat. Akan tetapi di pikiranku kenapa dia menyebutku dengan Nama Lisa ataukah aku salah mendengar.

tapi aku tidak peduli, karena saat ini aku sedang di gendong dengan seorang pria yang mempunyai wajah tampan dan rupawan serta tubuh yang begitu bagus.

Dengan nafas terengah-engah di berjalan tergesa-gesa entah kemana dia akan membawaku saat ini. Namun satu hal yang pasti saat ini tubuhku nampak sangat berat untuk menahan kesadaran ku tetap tersadar.

"Kumohon tetaplah sadar, sebentar lagi kita akan sampai di ruang perawatan Nona Lisa!, jadi tetaplah bertahan!"

Pria ini masih terus menenangkan ku dan memanggilku dengan nama Lisa juga, walaupun dirinya sendiri terlihat sangat panik. Akan tetapi entah mengapa aku samar samar mengenali orang yang memangku diriku ini namun entah mengapa karena kurasa tubuh ini lemas aku pun tak sadar kembali begitulah kejadian kemarin itu.

Setelah sehari aku tidak sasarkan diri, akhirnya aku terbangun. Untuk pertama kalinya aku terkejut terbangun di sebuah kamar yang begitu megah dengan luasnya tiga kali lebih besar tidak bahkan lima kali lebih besar dari apartemen yang ku tempati. Dan juga kamar ini memiliki dekorasi serba putih namun nampak elegan seperti kamar seorang bangsawan bukannya terbangun di apartemen sederhanaku yang ruangannya yang sempit.

Aku kira ini Adalah sebuah mimpi dan mencoba tertidur lagi. akan tetapi walaupun aku memejamkan mata memaksa diriku sendiri tertidur aku tidak bisa.

suara kicauan burung, suara nafas, rangsangan selimut ini yang menutupi badanku serta hembusan angin hangat musim semi ini serasa sangat-sangat nyata.

Aku lekas bangkit kembali beranjak dari tempat tidurku dan berjalan ke arah cermin yang berada tak jauh di sebelah kananku.

Disitu aku seketika benar-benar terkejut bukan main setelah melihat wajah dan tubuhku di cermin sangatlah berbeda dengan biasa yang ku pandang di cermin.

"!"

Rambut perak berkilau nan panjang. Wajah yang begitu cantik mulus dan putih tanpa adanya kerutan. memiliki hidung mancung. mata yang begitu bulat berwarna biru terang bagaikan warna samudera yang tenang. Dan juga tubuh tinggi bagaikan bangsawan kelas atas.

Untuk beberapa saat aku tidak bisa berkata-kata karena saking terkejutnya bahwa ini kenyataan atau kah bukan. Aku terus meraba sejengkal demi sejengkal tubuh ini dari ujung kepala sampai ujung kaki memastikan bahwa ini apakah kenyataan atau kah bukan.

Hingga aku pun tersadar akan tubuh ini wajah ini aku sangat mengenalnya. aku terkejut kembali setelah teringat siapa nama serta latar belakang tubuh ini.

"Kenapa mukaku berubah menjadi antagonis di dalam game yang ku mainkan!"

Begitulah gumamku sendiri.

Tok Tok Tok~

Suara ketikan pintu pelan terdengar.

"Nona Lisa saya izin masuk."

Suara seorang wanita yang berada di balik pintu meminta izin masuk dengan sopan.

Dengan panik aku langsung melompat ke kasur dan menarik, memakai selimut untuk menyelimuti seluruh tubuhku dan menjawab panggilan wanita yang berada di balik pintu.

"Iya silahkan."

Terdengar suara pintu yang terbuka dan wanita di balik pintu itu masuk.

Dia mengenakan seragam pelayan, nampaknya dia pelayan di rumah ini. Dia kedua tangannya dia membawa sebuah nampan yang berisikan segelas susu hangat handuk dan juga mangkuk besar yang berisikan air hangat.

Dia berjalan mendekat dan tepat berhenti di samping kasur.

"Aku taruh disini yah Nona Lisa." Dengan ramah sambil meletakan nampan yang berisikan susu hangat, handuk serta mangkuk putih besar yang berisikan air hangat di atas lemari kecil letaknya tak jauh di samping kasur.

"Nona apakah anda sudah baik-baik saja?"

Tanya pelayan ini dengan nada yang lembut yang masih belum ku ketahui siapakah namanya.

"Iya aku sekarang sudah baik-baik saja. anda tidak perlu cemas."

pelayan wanita yang ada di hadapanmu bernafas lega. Wajah cemas nya saat pertama kali masuk kedalam kamar ini pun seketika sekarang sudah tidak tan terlihat.

"Syukurlah nona. Namun nona sangat kebetulan sekali kemarin pagi di saat nona jatuh tidak sadarkan diri dengan sangat tiba-tiba, anda langsung di tolong oleh Pangeran Charles yang saat itu ingin menemui anda sewaktu di taman kemarin."

"Iya.Kemarin entah mengapa aku sedikit pusing waktu membaca buku di taman. Akan tetapi disaat dimana aku ingin berdiri, entah mengapa tiba-tiba badanku lemas dan seketika langsung aku terhuyung sampai tak sadarkan diri."

Aku membalas perkataan pelayan ini dengan berdalih agar terlihat natural dan juga tersenyum lembut.

"Yasudah nona istirahat saja sampai baikan."

Pamit pelayan wanita ini sambil membungkuk kemudian tersenyum kepadaku.

Aku balas tersenyum sambil memegang lembut tangan dan berkata, "Terima kasih telah mengkhawatirkan aku yah."

Pelayan wanita itu berbalik, berjalan meninggalkan ruanganku dan menutup kembali pintu kamar dengan perlahan.

Setelah cukup lama sampai pada pelayan wanita itu pergi jauh tak terdengar suara langkah kakinya lagi serta tidak ada suara apapun di luar kamar yang aku tempati saat ini.

Aku menghempaskan selimut yang menutupi seluruh badanku ini. Aku melamun bersamaan menatap langit-langit ruangan ini dan dalam hatiku yang masih bingung pun berkata, " Kenapa tiba-tiba aku berbicara seperti tadi yah?"

Serangan rasa sakit menyerang kepalaku secara sangat tidak terduga. Rasanya seperti ada sebuah setrum mengalir kuat ke dalam otakku ini.

Saking sakitnya aku memegangi kepalaku dengan kedua tangan.

"Arrhggg!!!~"

Teriak keras yang ku lakukan di dalam hati ini. Aku ingin berteriak dengan keras lewat mulutku untuk mengekspresikan sakit ini, namun entah mengapa tidak dapat ku lakukan nya.

Lalu sepintas ingatan terbayang di otak ku, yaitu ingatan Lisa Rosberg pemilik tubuh asli ini yang saat ini tubuhnya ku rasuki dan juga salah satu karakter game simulasi yang kumainkan muncul di kepalaku.

Lisa ini adalah Seorang Putri dari seorang Duke yaitu ayahnya bernama Jonathan Rosberg dan Ibunya Marie Rosberg. Ayahnya yang terkenal di Kerajaan Marsiey dengan bisnis yang gemilang dan juga menjadi pengurus keuangan di Kerajaan.

Lalu ibunya tokoh utama yang terkenal di Kerajaan ini juga akan keanggunan dan juga kesopanannya di kerajaan yang di beri gelar kehormatan oleh kerajaan yaitu Marie De Rose.

Lisa saat ini telah berumur delapan belas tahun dan juga dia adalah pewaris tunggal di keluarga Rorberg. Dirinya pun telah bertunangan dengan seorang Pangeran Negeri ini yang bernama Pabio Luckharm.

Akan tetapi yang ternyata Pangeran Pabio Luckharm ini hanya menganggap Lisa itu sebagai pertunangan politik saja dan juga Lisa selalu tersakiti oleh Pangeran Pabio Luckharm. Dirinya selalu di permainkan perasaanya oleh Pangeran Pabio Luckharm yang terang-terangan bermesraan dengan wanita lain yang dia anggap sekarang ini adalah pacarnya.

Namun apa daya Lisa hanya bisa tabah tanpa melawan perlakuan Pangeran Pabio Luckharm padanya. Karena dalam hati Lisa ini, dia tak ingin mencari keributan dan juga dirinya harus mempertahan kehormatan keluarganya sebagai bangsawan tinggi yang beretiket baik dan terhormat.

"Jadi ternyata seperti itu. Eehhh tunggu dulu! Apakah ini benar aku masuk ke dunia game dan jiwaku masuk ke dalam Lisa!"

kata hati kecilku berkata seperti itu dengan sangat terkejutnya setelah menerima ingatan dari Lisa yang tubuhnya aku gunakan saat ini.

Untuk memastikan kembali, aku beranjak kembali dari tempat tidurku ke arah cermin kembali melihat sosok tubuhku saat ini yang begitu cantik mempesona dan mencubit kedua pipiku sendiri dengan sangat keras.

"Aduh sakit!" Respon refleks ku merasakan sensasi rangsangan sakit saat aku cubit kulit pipiku sendiri dengan keras itu.

"Wah ternyata benar bahwa sekarang aku menjadi Lisa." Begitu gumam aku sendiri di depan cermin.

Dengan perasaan yang masih bingung aku beranjak dari cermin menuju ke lemari kecil di samping tempat tidur dimana handuk, mangkuk yang berisi air hangat tadi serta susu.

perlahan mengambil gelas yang berisi susu itu. Aku meminum susu yang telah disediakan pelayan wanita tadi sampai habis. Di lanjutkan setelahnya aku membasuh wajah ku dengan perlahan.

Sehabis selesai membasuh wajahku aku mengeringkan wajah dengan handuk putih di sana, handuknya lembut saat ku sentuh dan juga ringan namun daya serapnya begitu bagus saat aku mengelap wajahku dengan handuk ini.

Selesai akan semua itu. Aku berjalan keluar kamar dan berjalan menyusuri lorong rumah yang megah ini, karena hanya ada satu lorong, ini memudahkan ku dan yang pastinya aku tidak akan tersesat.

Tak lama sampailah dimana ada sebuah tangga. tangga yang begitu megah dan besar seperti ada di istana-istana yang ada di kastil Kerajaan di pameran eropa menuruni tangga.

Dan saat aku baru setengah jalan menuruni tangga, terlihat ada seorang pria tua menyapaku, yang tidak lain dia adalah ayah Lisa yaitu Duke Jonathan Rosberg. Langkah kakiku seketika terhenti dan menatap ke arahnya.

"Oh ternyata putriku Lisa. Bagaimana keadaanmu? apakah sekarang engkau sudah baik-baik saja."

Duke Jonathan Rosberg berkata seperti itu kepadaku dengan raut wajah yang gembira.

"Iyah ayahanda aku sudah baikan." Begitu balasku akan perkataanya.

"Syukurlah kalau kau sudah baikan. Aku kemarin sempat kaget mendapatkan laporan dari para pelayan bahwa kau tiba-tiba mendadak jatuh pingsan." Duke Rosberg bernafas lega setelah mendengar perkataanku.

Aku hanya bisa tersenyum sambil memiringkan kepalaku yang membalas perkataan Duke Rosberg.

Setelah itu dia berkata kembali, " Yasudah kalau begitu mari kita makan siang bersama Lisa."

"Baiklah ayahanda." Begitu balasku kembali dengan sopan.

Aku melanjutkan langkahku kembali menuruni tangga dan kemudian berjalan bersama ayahku menuju ruang makan.

***

Setibanya di ruang makan kami berdua segera duduk di kursi meja makan mewah yang sudah di set rapi.

Para pelayan pun telah menyediakan hidangan makan siangnya yang sangat mewah, dimulai dari roti, sup daging, berbagai macam masakan ikan, buah-buahan dan juga salad yang nampak sangat segar menyehatkan.

Di ruang makan ini terlihat jelas masih banyak bangku kosong, aku pun bertanya kepada ayahanda.

"Ayahanda. Ibunda kemana?"

"Ibunda mu sedang pergi menghadiri pesta minum teh yang diadakan oleh temannya dari keluarga Viscount" balas ayahku.

"Begitu yah."

"Lisa. Ayah ingin tahu bagaimana perkembangan percintaan kamu dengan Pangeran Pabio itu." Ayahku menyerang dengan kata kata itu.

Namun entah mengapa tiba-tiba hatiku merasa sakit sekaligus terkejut setelah mendengar ucapan dari ayahku.

Tanpa sadar aku menundukkan kepalaku terhenti dari makan dan berkata, "Hubunganku dengan Pangeran Pabio baik-baik saja kok ayahanda."

Duke Jonathan Rosberg tersenyum lembut akan perkataanku.

"Baguslah kalau begitu."

Kemudian ayahku berkata kembali, "Ohh iya Besok akan ada pertemuan dengan Pangeran Pabio di istana, apa kamu bisa hadir kesana bersamaku Lisa?"

"Ahhh ... Etto... kalau untuk itu ... nanti saya pikir-dulu ayahanda." Aku menjawab ku dengan ragu-ragu.

"Hmmm ..., baiklah. Yasudah kalau begitu bagaimana kalau kita mulai saja makan siang ini." Ucap Duke Rosberg seperti itu.

Aku pun menganggukkan kepalaku, dan kami berdua pun memulai makan siang kami tanpa adanya obrolan kembali.

Terpopuler

Comments

xixi

xixi

aku jadi lupa alur ceritanya jadi ulang lagi dari pertama.

2021-06-14

0

xixi

xixi

aku jadi lupa alur ceritanya jadi ulang lagi dari pertama.

2021-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!