Akhirnya kamu pun telah tiba di kediaman. Jalan sepanjang jalan dari gerbang menuju halaman depan rumah banyak di terangi oleh lampu-lampu menyala yang berwarna pijar.
Entah yang menyala itu memakai bahan bakar apa yang jelas disini belum ada yang namanya listrik seperti di bumi yang sudah modern.
Saat aku turun dari kereta kuda, aku pun tengah di sambut oleh Diana di sana serta para pelayan lainnya.
"Selamat datang kembali nona."
Begitulah mereka menyambut kepulangan ku dengan hormat. Aku melempar senyum kepada mereka semua dan setelah itu berjalan masuk ke dalam rumah.
Diana berjalan mendekat ke arahku memberi hormat lalu berkata, "Nona tadi tuan besar berpesan jika nona sudah kembali diharapkan menghadap ke tuan besar di ruangan kerjanya."
"Baiklah Diana. Terima kasih telah memberi tahu ku."
Aku berjalan untuk menemui ayahku namun akhirnya terhenti teringat sesuatu akan hal.
"Oh iya Diana Tolong bawakan barang-barang belanjaan ku dan rapihkan yah."
"Dengan senang hati nona."
Tanpa ada bantahan Diana menuruti apa yang ku perintahkan dan aku berjalan masuk ke dalam rumah untuk menemui ayah karena memanggilku.
Sampai akhir di depan ruangan kerja ayah, aku mendengar suara ayah yang sedang mengobrol di dalam ruang kerjanya itu, suaranya seorang lelaki namun tidak terlalu berat suaranya tidak seperti yang dimiliki ayah.
"Siapakah dia? "
Lawan bicara ayah membuat aku penasaran. Dari suaranya kemungkinan dia pasti pria muda. Tapi sayang nya aku tidak bisa dengan jelas mendengar percakapan mereka di balik pintu yang tebal dan nampaknya kedap suara pula.
Aku pun mengetuk pintu.
"Tok tok~"
Suara ketukan pintu yang kubuat nampaknya menghentikan obrolan mereka.
"Ayahanda ini saya Lisa. Aku dengar dari Diana ayah memanggilku."
"Silahkan masuk."
Karena telah di persilahkan masuk oleh ayahku, aku membuka pintu dengan sangat sopan.
"Permisi." Sambil berkata begitu aku berjalan masuk kemudian menutup kembali pintu dengan pelan dan sopan.
Lalu aku melihat ke arah ayah. Dan benar saja bahwa ayah saat ini sedang berbicara dengan seorang pria karena pada kenyataannya di hadapannya saat ini ada seorang pria muda.
Namun sayang nya aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia saat ini sedang membelakangi aku. Karena penasaran, aku akhirnya berjalan dan berhenti sejajar di dekat pria itu.
Pria yang ada tak jauh di samping ini pun melirik ke arahku
"Selamat malam Lisa, lama tidak berjumpa yah?" Sapanya dengan senyuman ramah. Dirinya nampak sangat mengenal Lisa walaupun aku tidak tahu siapa dia.
"Selamat malam. Tunggu... "
Sepintas potongan ingatan kecil melintas kembali di pikiranku. Pria ini, iya pria yang ada di sampingku ini adalah Lucas. Lucas adalah anak dari paman serta bibi aku yang rumahnya terletak di kerajaan tetangga yaitu Kerajaan Leopors. Wajahnya yang tampan serta dia ber perawakan tinggi, memiliki putih, berambut hitam pekat dan yang unik dari dirinya itu adalah dia mempunyai mata yang unik sebelah kanan matanya berwarna merah ruby dan mata sebelah kirinya berwarna biru aquamarine. Lalu juga dia mempunyai karakter usil rajin bekerja dan juga usianya terpaut lima tahun lebih tua dariku.
" Lucas. Kamu Lucas kan?"
Begitu ucapku untuk meyakinkan bahwa dia adalah Lucas. Lucas mengangguk mengiyakan pertanyaanku.
"Ya Tuhan ini beneran kamu Lucas. Kukira siapa aku sama sekali tidak mengenali penampilan mu ini."
Lucas tersenyum kembali.
"Jahat, kau jahat sekali Lisa kepadaku. Apakah karena sudah lama kita tidak bertemu kamu pun melupakan aku."
Begitu jawab Lucas kepadaku dengan nada murung seakan aku yang salah disini.
"Sudahlah tak perlu usil seperti itu. Aku tahu kamu pasti ingin bersikap usil kan?. "
Lucas tersenyum sambil melet kucing kepadaku setelah akh menegurnya. Aku mengenal nafas.
"Lisa nampaknya selama lima tahun kita tidak bertemu juga kamu sekarang berubah drastis juga yah, walaupun itu aku masih bisa mengenalimu dengan penampilan mu sekarang ini."
Aku tidak sepenuhnya yakin ucapanya itu.
"Yang benar Lucas kamu masih mengenaliku walaupun telah lama tidak berjumpa. Atau jangan-jangan kah pura-pura ingat karena aku sebelum masuk kesini menyebut namaku dulu?"
Kami berdua saling pandang dan kemudian tertawa kecil karena saking mengerti apa yang ada di pikiran satu sama lain.
"Jadi Lucas ada kebetulan apa kamu kesini?"
Aku bertanya karena penasaran.
"Aku ada kebutuhan untuk meminjam uang modal dengan paman untuk urusan bisnis pemasaran ku di industri pengembangan alat transportasi dan juga perabotan sehari-hari."
Aku sedikit terkejut bahwa dirinya sekarang telah mulai ber bisnis.
"Ee... Sangat mengejutkan aku, bahwa kamu sekarang menjalankan bisnis Lucas. Lalu barang apa saja yang kamu buat? "
"Banyak sekali ada pengembangan kereta kuda lalu perabotan makanan untuk bangsawan dan rakyat dan masih banyak."
"Ouh begitu."
Setelah dia menyebut kereta kuda aku jadi mengingat akan sesuatu.
"Ohh iya Lucas. Kalau soal kereta kuda, aku punya usulan yang cukup bagus. Hari ini aku sedikit sebal karena tadi pas aku menaiki kereta pantatku terasa sakit akibat guncangan yang terjadi saat kereta berjalan. Apakah kamu ingin dengerin usulan ku ini? "
"Boleh saja kok. Memang kamu punya usulan seperti apa?" Ucapnya dengan rasa penasaran
"Jadi begini Lucas. Gimana kalau dibawah kereta kuda itu kita pasangkan empat buah peredam kejut atau biasa di sebut shock breaker di setiap sambungan roda dengan gerbong nya yang fungsinya untuk meredam hentakan agar saat kereta kuda melaju."
"Apa itu sokbreker Lisa?" Jawab Lucas sambil terheran-heran
"Shockbreaker merupakan peredam kejut bagi kendaraan dan alat ini terbuat dari bahan logam baja. Penggunaan logam baja sebagai bahan dasar memiliki tujuan agar shockbreaker memiliki daya tahan yang cukup lama. Fungsinya sebagai peredam goncangan sehingga bodi tidak bergoyang berlebihan akibat melewati jalan bergelombang."
Jawabku terhadap Lucas.
Mungkin kalian juga penasaran kenapa aku sangat paham akan otomotif. Dahulu di kehidupan kh sebelumnya yaitu sebagai Yuki, aku adalah seorang yang dulunya sekolah di jurusan otomotif karena cita-cita ku dahulu yang sebenarnya ingin menjadi pembalap professional. Namun karena orangtua ku tidak mengizinkan itu, akhirnya aku pun menyerah dan saat kuliah aku memilih jurusan akuntansi.
"Bolehkah kamu memberi contoh yang lebih jelas Lisa supaya aku bisa mengerti."
"Boleh untuk lebih rincinya nanti aku main ke tempat mu Lucas."
"Baiklah kalau begitu Paman karena urusan kita sudah selesai, aku undur pamit."
"Baiklah kalau begitu. Nanti aku akan memberi uangnya kepadamu Lucas." Jawab ayahku kepada lucas.
"Lisa aku pamit."
"Iya Lucas. Hati-hati. Selamat malam."
Setelah berpamitan Lucas pun pergi dari ruangan ayahku meninggalkan kami berdua dia berencana untuk melanjukan kembali pekerjaan di kantornya.
Aku melihat ke arah ayahku. Ayah menatapku dengan ekspresi wajah yang sedikit seram menurutku.
"Lisa kamu dari mana saja sore begini baru pulang biasanya kau hanya diam di rumah?"
Itulah pertama kali yang dia pertanyakan kepadaku. Nampaknya dia merasa khawatir terhadapku walaupun sebenarnya dia tahu bahwa aku tadi ke alun-alun ibukota kerajaan.
"Aku tadi keluar ayahanda untuk berbelanja gaun baru bersiap-siap ke acara pesta Pangeran Pabio." Jawabku kepada ayah yang agak grogi.
"Hm begitu yah. Lalu dari mana kamu memiliki sebuah ide yang tadi kamu usulkan ke Lucas itu? "
"Waduhh aku lupa kalau ide itu dari dunia ku waktu aku jadi Yuki gimana aku harus jawab." ucapku dalam hati.
Aku berpikir bagaimana menjelaskannya sekarang kepada ayahku ini. Karena itu adalah sebuah alat yang aku tahu di bumi yang teknologi nya lebih maju dari dunia ini. Aku mencoba untuk berbohong.
"Emm... sebenarnya sudah lama aku memikirkan ide itu ayahanda. Namun tadi aku dari perpustakaan dan tak sengaja membaca buku tentang kendaraan serta model-modelnya tidak banyak yang berubah dari waktu ke waktu." Jawabku sambil memalingkan wajah.
"Benarkah itu?" Suara ayahku yang meragukan jawabanku.
"Gawat ayahku pasti curiga nihh gimana nihh." Kata hati kecilku dan sikap ku yang panik.
Tak lama kemudian ayahku berkata kembali.
"Ohh begitu Lisa. Memang benar kendaraan kereta kuda tidak ada perubahan dari dulu memang sama namun hanya berbeda model nya saja. Bagus kamu memikirkan itu Lisa."
Ayah tersenyum serta memuji ku akan ideku itu.
"Lisa tadi kamu bilang mau hadir dalam pesta yang di istana? Apakah kamu yakin?"
"Iyah ayahanda aku akan hadir disana. " Jawabku tegas.
"Baguslah. Kalau begitu yasudah kamu cepat mandi dan kita berkumpul si ruang makan kita makan malam sebentar lagi. Dan juga ibumu sudah pulang tadi kelihatannya. "
"Baiklah ayahanda kalau begitu saya pamit."
Sambil berpamitan dengan ayahku lalu akupun pergi dari ruangannya menuju kamarku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
MOON_7
Cyus langsung favorite dua"nya novel kakak :)
2020-01-13
0