Red Thread Destiny
...07 : 00 ...
Dari luar, aku mendengar suara Ibuku memanggilku, yang membuatku terbangun dari tidur lelapku.
"Shania!" ucapnya dengan nada sedikit teriak.
"Iya Ma! ini udah bangun, kok." aku langsung bergegas bersiap, disaat yang bersamaan kulihat layar ponselku berkedip.
Saat aku mengambil ponselku, kulihat sebuah pesan masuk, dan pengirimnya Agnez.
...Shania jangan lupa untuk membawa, barangku yang kau pinjam...
Aku membalas pesan darinya, dan keluar dari kamar.
Aku menuruni tangga, dan menuju kearah dapur.
Saat sampai didapur, kulihat Dhea sudah menunggu bersama Ibuku didapur.
"Dhea ayo makan." tawar Ibuku dengan nada penuh keramahan.
"Makasih, Tante." jawabnya. dengan senyum manis yang belum pernah aku lihat.
"Pagi." sapaku, mereka semua kini menoleh ke arahku.
"Akhirnya, lama lo." aku memutar bola mata malas, lalu duduk.
"Ayo sayang, makan sarapanmu." ucap Ibu ku, sambil menyajikan sarapan untukku.
"Makasih, Ma." ucapku, sambil tersenyum.
Pagi itu, pagi yang tenang untuk menikmati sarapan.
Beberapa saat kemudian ....
Mall adalah lokasi favorit Dhea, entah bagiamana kami bisa sampai kemari. padahal sebelumnya kami berniat ke kampus bersama, tapi karena permintaan Dhea sekarang kami ada di Mall
"Wah ramai sekali, coba deh lo lihat." aku mengangguk setuju, laku mengamati sekeliling.
"Sha, lo masuk jam berapa?" tanyanya.
Aku dan Dhea adalah mahasiswa yang masih aktif dalam kegiatan perkuliahan.
"Masih lumayan lama, kenapa?" tanyaku, biasanya kalau dia sudah begitu akan ada sesuatu yang tidak beres.
"Sama, kalau begitu lo temenin gue belanja." satu hal yang seharusnya aku jadi pelajaran, jangan pernah percaya kalau Dhea benar - benar serius soal kuliahnya.
Ia begitu santai, terbukti saat ini yang kini sibuk belanja baju untuk kesenangannya sendiri.
Aku sedang menjauh dari Dhea untuk menjawab panggilan masuk, sementara Dhea sedang mengobrak - abrik baju. saat aku kembali, ia sudah tidak ada ditempatnya.
Aku menjelajahi tokoh, dan mencoba mencarinya kemanapun.
Saat memperhatikan tokoh, dan mencari temanku yang tiba - tiba menghilang itu.
Aku melihat sesosok pria, dia pria lumayan tinggi, ganteng.
Aku melihatnya melihat kesebuah arah, kemudian memandang ke arahku.
"Sha, dicariin juga." ucapnya dengan santai.
Aku menoleh ke sumber suara, sontak aku menatap kesal kearahnya.
"Siapa nyari siapa, coba!" seruku, dengan nada kesal.
"Gue nyariin lo, tiba - tiba nggak ada disebelah gue, sekarang siapa yang salah?" satu hal yang pasti, aku tidak akan pernah berhasil menang berdebat dengannya.
"Gue udah nih belanjanya, lo udah belum?" tanyanya, sambil mempehatikanku.
"Lo masih belum belanja, juga?" tanyanya. dengan tatapan penuh heran.
"Nggak, nggak ada mood gue." jawabku, dengan masih sedikit kesal.
"Dih kenapa coba, lo marah sama gue?" tanyanya, sambil menatap serius kearahku.
Keramaian di mall, dan tatapan dari pria misterius itu membuat keinginanku untuk belanja bertambah menghilang.
"Udah ah, pergi yuk." aku menarik tangannya, dan membawanya pergi darj tempat favoritnya itu.
Beberapa saat kemudian ...
Kami akhirnya tiba di kampus, saat ini kami berada di parkiran, Dhea turun lebih dulu, untuk menghampiri Agnez yang tampak sudah menunggu kami.
"Hallo, nona- nona." Aku baru saja keluar dari mobil, dan melangkahkan beberapa langkah. sudah disambut oleh teman kami Agenz.
"Sha, habis nemenin dia belanja lagi?" aku menatap ke arah Dhea, tampak ia kesal mendengar pertanyaan Agnez. aku hanya tersenyum, dalam hati aku menahan tawa melihat tingkah mereka yang tidak pernah bisa akur.
"Berisik tahu nggak, jauh - jauh lo sana." Agnez sama sekali tidak memperdulikan ucapan Dhea tersebut, ia tampak terpokus ke arahku.
"Sha, lo bawakan, barang gue?" selama sesaat aku hampir lupa menyerahkan barangnya yang aku pinjam.
Aku menganggu setelah mengingat sesuatu, Aku merogo tasku, lalu menyerahkannya pada temanku Agnes
"Yaudah, kekelas yuk." ajakku, kedua temanku mengangguk setuju.
...Dikantin : ...
Kami bersantai sejenak, dan mengobol tentang sekolah, cowok, dan masih banyak lagi ....
Kedua temanku tampak asyik mengobrol, sedangkan aku sibuk dengan pikiranku. tak lama ternyata temanku menyadarinya.
"Sha, Lo kenapa?" tanya Dhea.
"Iya, dari tadi ngelamun aja, ngelamunin apa, Lo?" tanya Agnes dengan ekspresi heran.
" Enggak kok." jawabku, cepat.
"Sha, cepetan bilang ada apa!" seru Dhea, dengan nada memerintah.
Aku menghela nafas panjang, dan akhirnya menceritakan semuanya.
"Enggak, cuma gue kepikiran aja." ucapku, kini keduanya menatapku semakin serius.
"Kepikiran? kepikiran soal apa?" tanya Agnes, yang tampak tertarik dengan ceritaku.
" Tadi ada cowok, yang ngeliat ke arah gue, wajahnya itu kayak familiar gitu," jelasku, mereka tampak memikirkan dengan serius ucapanku.
"Familiar? emangnya, Lo kenal orangnya?" tanya Dhea. aku menggelengkan kepala ragu - ragu.
"Nggak tau." jawabku, mereka berdua tampak menghela nafas berat.
"Yaudahlah, palingan cuma perasaan Lo aja, nggak usah di pikirin, ok?" aku mengangguk, lalu menyeruput kembali minumanku.
Beberapa saat kemudian ....
Aku keluar dari kelas dengan keadaan lesu, namun aku suara dering di ponselku membuatku kembali kenyataan.
...Hallo?...
Saat aku berjalan, dan melihat kebawah. Aku menemukan sebuah buku catatan.
Aku hampir menginjak buku tersebut, aku menyimpannya dan akan aku kembalikan jika pemiliknya mengambilnya.
Malamnya ....
Aku berkutat dengan laptopku, memperbaiki beberapa bagian dari tugasku
Tak lama aku melihat keluar jendela, diluar sudah sangat gelap.
Aku mendekati jendela dan melihat sekilas ke arah jalan.
Jalanan hampir kosong, aku segera menutup jendela, dan kembali pada pekerjaanku.
...***...
...07 : 00...
Aku masih ingat kalau aku menyimpan buku catatan seseorang, aku mengeluarkannya dari tasku, dan membukanya tanpa berpikir panjang.
Aku membaca tulisannya, disana terdapat nama Dean Dwi Mahendra.
Ternyata buku ini milik Dean Mahendra !!!
Aku tidak percaya ini, aku terus membaca tulisanya. tulisnya lumayan bagus, dan juga rapi. entah kenapa tiba - tiba aku merasa kagum dengan pria yang dikenal suka mempermainkan perasaan wanita itu.
...***...
...Kampus, pukul 09: 00...
Saat aku bejalan - jalan di kampus, aku merasakan seseorang berdiri dibelakangku.
Aku terdiam, saat kemudian aku berbalik dan mata kami bertatapan.
"Anak - anak bilang lo nyari gue, ada perlu apa?" tanyanya dengan nada dingin, yang seperti ini yang suka mempermainkan wanita?
Dingin, dan juga sinis, aku jadi tidak yakin.
Lalu mata kami kembali bertatapan, aku tersadar dan langsung merogo tasku, lalu menyerahkan buku miliknya.
"Punya lo, kan?" tanyanya, ia melihat kearah tanganku, lalu mengambilnya dari tanganku.
"Dapat dari, mana?" tanyanya.
"Lo nggak mau bilang makasih dulu, gitu?" tanyaku, ia mengabaikan perkataanku, lalu pergi begitu saja.
Seketetika perasaanku menjadi tak karuan, rasanya semua bercampur aduk
Aku segera buang pikiranku jauh - jauh, dan teringat kalau aku ada urusan lain.
...12 : 00...
Aku memasuki kafe seorang diri, dan melihat suasana kafe yang tampak ramai.
Tak lama setelah waitres pergi setelah selesai mencatat pesananku, aku melihat Dean memasuki kafe sendirian.
Ia tampak mengarah ke sebuah meja, apa ia mempunyai janji temu dengan seseorang?
Aku melihat dua orang pria, menyadari keberadaan Dean, dan melambai kepadanya.
Dengan ekpresi tak pernah aku lihat sebelumnya, ia menghampiri meja tersebut.
Ternyata ia bertemu dengan dua orang populer lainnya di kampus, aku tak heran.
Aku hanya memikirkan satu hal, apa mereka hanya berteman dengan sesama populer seperti mereka?
Kalau ia, itu sesuatu untuk di cari tahu. aku segera menghabiskan kopiku, dan pergi dari kafe itu sebelum mereka menyadari keberadaanku.
Saat di pakiran, aku merogo tasku, untuk mencari kunci mobilku, namun aku tak berhasil menemukannya.
Seingatku aku meletakkannya dimeja, atau ... gawat ! sepertinya aku meninggalakannya di meja.
Tiba - tiba aku mendengar langkah kaki mendekat di belakangku, namun aku tidam menoleh karena masih mendengarkan langkah kakinya.
"Mencari sesuatu?" aku mendengar suara yang familiar dibelakangku, aku tak berani berbalik untuk menoleh.
Karena aku tahu persis, suara siapa itu.
Dean Dwi Mahendra ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments