Orang Pertama Di Hubungi : 5

Aku tidak tahu kenapa aku membalas pesannya, dan memenuhi permintaanya untuk bertemu.

Aku mencoba untuk berpikir ulang, tapi rasa penasaran apa yang kali ini Dean inginkan dariku membuatku tetap menemuinya.

Aku mulai bersiap, sebelum pergi aku mengambil barang - barangku diatas meja, dan keluar dari kamar.

Aku tidak tahu apakah aku benar - benar harus menemuinya, tapi setidaknya dengan menemuinya aku bisa mengetahui apa yang ia inginkan

Aku tahu apa yang harus aku lakukan, jadi aku akan mengikuti permainannya.

Beberapa saat kemudian ....

Saat bertemu dengannya untuk kesekian kalinya, aku sadar ini bukan sebuah kebetulan.

Tapi ... apakah Dean memang sengaja mendekatiku? atau ia memang senang menggangguku?

Aku merasa sangat menjanggal, tapi ... masa Dean menyukaiku?

"Dean, gue mau tanya serius sama lo," ujarku, dengan nada serius.

"Apa?" tanyanya santai.

"Kenapa lo deketin, gue? apa tujuan, lo?" tanyaku, dengan tatapan serius.

Seolah - olah menegaskan, kalau aku serius dengan pertanyaanku.

"Haha ... lo curiga sesuatu, sama gue?" tanyanya, sambil tertawa. sementara aku menatap bingung ke arahnya.

"Tapi ... bener sih, gue punya tujuan tertentu." ucapnya.

Benarkan dugaanku selama ini, tapi kenapa aku merasa kecewa?

"Lo-lo punya tujuan tertentu sama, gue? apa?" tanyaku, dengan tatapan seolah ingin tahu jawabannya saat itu juga.

"Jawabannya ada dimata, gue." ucapnya.

"Hah?" Dean mendekatkan wajahnya, ia menatap dalam mataku, membuatku ikut melihat kedalam matanya.

"Apa yang lo, liat?" tanyanya.

"Lo, ngapain sih? bercanda ya, lo?" tanyaku, dengan tatapan penuh heran. yang membuatku, memalingkan pandanganku ke arah lain.

"Nggak serius, coba lo liat sekali lagi." pintanya. aku menghela nafas, aku melihat sekali lagi kedalam matanya.

"Apaan, sih? yang gue liat cuma pantulan gue, dimata lo." ucapku menahan kesal.

"Itu dia jawabnya," ujarnya, aku menatap bingung ke arahnya.

"Apan, sih? kayaknya bener lo ngerjain gue, iya kan?" tanyaku, hendak marah. hingga ...

"Gue suka sama lo, cuma lo yang selalu ada dimata, gue." aku terdiam, rasanya sulit menunjukkan reaksiku dengan benar disaat rasa tekerjut datang bersamaan.

Dean meraih tanganku, kemudian digenggamnya. ia menatapku seolah menunjukkan keseriusan atas ucapnya.

"Ini ... lo lagi, ngerjain gue lagi, ya?" tanyaku, menatap curiga ke arahnya.

Entah kenapa sikapnya yang selalu mengerjaiku, membuatku sulit untuk percaya kepadanya.

...Apakah aku bisa mempercayai perkataannya?...

Mungkin ia marah dengan perkataanku, jadi ia mengabaikan aku, dan hanya meresponku seadanya sepanjang kami bersama.

Selama selama setengah jam, Dean tak mengatakan apapun. Dean terlihat menahan sesuatu, sekita aku merasa serbah salah.

"Dean maaf, kalau gue sudah membuat lo marah." ucapku, dengan nada menyesal.

"Bukan salah lo kok, mungkin salahnya di gue juga," ujarnya seraya mencoba mengontrol dirinya.

"Bagus deh kalau sadar." ujarku, tanpa sadar. ia menatap bingung kearahku.

"Ya ... maksud gue, lo sadar nggak sih, sama sikap lo selama ini ke gue?" ia tampak memperhatikan aku berbicara, sementara aku bingung bagaimana melanjutkan apa yang ingin aku katakan.

"Gue sadar kok, tapi lo sadar juga, nggak? sama perasaan gue?" aku terdiam, aku tidak tahu harus memberikan jawaban apa.

"Mana gue sadar lah, lo pikir gue cenayang, apa?!" seruku, seolah mencoba membela diri.

"Gue nggak ada bilang, kalau lo cenayang." ucapnya, aku menarik nafas mecoba mengatur emosiku.

"Dean, lo nyebelin sumpah." ia tak merespon perkataanku, ia menatap dalam kedalam bola mataku.

"Dean?" Dean memalingkan wajahnya, sementara aku menatap bingung ke arahnya.

"Lo lupain aja ucapan gue yang barusan, bisa kan?" tanyanya. aku tak menanggapi pertanyaannya, dan mencoba mencerna apa yang ia katakan sejak awal kami bicara.

"Maksud lo apa, sih? lo mempermainkan gue, ya?" aku bersiap pergi saking kesalnya, namun Axell menahan tanganku.

"Satu hal yang perlu ingat, gue nggak ada niat buat mempermainkan lo." terdiam, sementara ia tersenyum menatapku.

"Cuma gue nggak mau, terlalu memaksakan perasaan lo, ngertikan?"

Aku tersenyum menatapnya sebegitukah ia memikirkanku? selama ini sejauh mana ia memikirkanku?

"Mmm ... gue _ "

"Kita bahas ini lain kali, ok?" tanyanya. kini mentapnya yang bersiap untuk pergi.

"Tapi _ " ia menarik tanganku, tak memberikan aku bicara sama sekali.

Ia mengantar aku pulang, kemudian ia pulang ke rumahnya.

Aku melihatnya masuk kembali ke mobil setelah berpamitan, dan pergi.

Tak kusangka hubungan kami menjadi begitu rumit, setelah hari ini bagaimana aku bisa menghadapinya?

...Keesokan harinya .......

...Pukul 06 : 00...

Aku terbangun, dan jantungku berdegub kencang sekali.

Aku mengambil segelas air, dan mengambil ponselku.

Ada pesan masuk dari Dean, aku membaca kemudian membalas pesan darinya.

Disaat bersamaan, aku mendengar pintu kamarku diketuk disertai suaranya.

"Shania, ayo sarapan." ucapnya.

"Iya, Ma!" sahutku.

Aku meletakan ponselku, lalu keluar dari kamar.

Aku menuruni anak tangga, dan melihat koper berdiri dengan tegapnya.

...Koper milik siapa, itu?...

Aku masuk keruang makan, dan melihat kedua orang tuaku tengah menikmati sarapan mereka.

"Ma, tadi Shania melihat koper diruang tamu, punya siapa ya?" tanyaku, mereka dia dan saling tatapan satu sama lain.

Papa beranjak dari tempatnya, dan berdiri di hadapanku.

Perasaanku tak karuan, perasaanku bercambur aduk.

Papa meletakan tangannya pada wajahku, mata kami bertatapan.

Entah mengapa ada hal yang ingin Papa katakan, dan sepertinya aku akan segera tahu.

"Pa?" aku melihat Papa menarik nafas, sebelum akhir ia mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut.

"Sayang, kamu ingat Papa pernah bahas soal kepergian Papa, kan?" tanyanya.

Aku mengingat - ingat, kemudian mengangguk ragu.

"Papa akan pergi jam 10 nanti, jadi ... " ia tampak memberi jeda, sebelum akhirnya ia melanjutkan bicaranya.

"Mulai sekarang, Papa percayakan perusahaan sama kamu, ya," ujarnya. seketika aku mematung.

Hari itu akhrinya tiba, tapi apakah aku mampu?

"Pa, Papa yakin?" tanyaku, Papa menganggukkan kepalanya menanggapiku.

Ia menyingkirkan rambutku dari bahuku, dan membelai kepalaku.

"Putri kecil Papa sekarang sudah besar, apalagi yang perlu Papa khawatirkan?" ucapnya dengan penuh percaya diri, aku hanya tersenyum canggung.

"Udah dulu bahasnya, kita sarapan lagi yuk." sela Mama. aku dan Papa tersenyum menatap Mama.

"Ma, nanti Shania ikut nganter Mama ke bandara, ya." Mama mengangguk menanggapiku, lalu kami kembali menikmati sarapan kami.

...Beberapa saat kemudian .......

...Bandara .......

Sebelum Papa dan Mama masuk kedalam pesawat keduanya mencium keningku, dan kami berpisah sejak hari itu.

Mereka berdua pergi, dan aku merasakan kesepian.

Aku merasakan ada sesuatu yang kosong, aku butuh udara segar.

...Sekarang .......

...Kira - kira saatnya jam makan siang .......

Aku berjalan menyusuri jalan dengan mobilku, seraya memikirkan tentang hidupku.

Hari ini aku harus menjalani takdirku, menjadi penerus.

Apakah aku benar - benar mampu? atau justru sebaliknya?

Tiba - tiba aku ingin menghubungi seseorang, aku ingin berbagi keluh kesah ku, aku mengeluarkan ponselku, dan menekan sebuah nomor.

"Hallo."

...Gawat!!! suara ini!!!...

Episodes
1 Prolog : 1
2 Dean Dwi Mahendra : 2
3 Menyebalkan : 3
4 Misteri Di Balik Sikap Dean : 4
5 Orang Pertama Di Hubungi : 5
6 Perpustakaan : 6
7 Kencan?!
8 Ada Masalah Apa?
9 Tentang Kau Dan Hujan
10 Tunangan?!
11 Sesuatu Yang Penting Terjadi
12 Pertemanan ?
13 Teman Baik
14 Seoul
15 Batal pulang
16 Ketauan?
17 Pilihan Untuk Arkan
18 Kepulangan Mendadak Arkan
19 Pisah?
20 Suami Mesum
21 Isi Hati Adara
22 Menjadi Sebuah Keluarga
23 Kecewa
24 Menghilangnya Adara
25 Bertahan atau pergi?
26 Hari Pertama Kerja Setelah Pernikahan
27 Menyerah Atau Masih Dengan Keputusan
28 Antara Kean dan Maura
29 Paket misterius
30 because i love you
31 Leon
32 Cemburunya Seorang Arkan
33 Anak
34 Pengumuman
35 Info update
36 Hamil
37 Kejutan Untuk Keluarga
38 Hebohnya Para Grand Father Dan Grand Mother
39 Lemah Karena Cinta
40 Tak Boleh Bekerja?
41 Arkan Marah?
42 Nama untuk calon bayi
43 Pergi Tanpa Pamit ?
44 Bertengkar?
45 Q and A
46 Semakin Parah
47 Kejutan Ulang Tahun?!
48 Kado Ulang Tahun?!
49 Me Time ?!
50 Hilang
51 Kepulangan Arkan
52 Amnesia
53 Amnesia Retrogade ?!
54 Keluar Dari Rumah Sakit
55 Berebut Remot Tv
56 Peculikan!
57 Pencarian Adara
58 Penyelamatan Adara.
59 Hamil Lagi?
60 Season2
61 masih adakah
62 Beberapa bulan kemudian
63 Rencana pernikahan untuk Shane dan Dion
64 Kean?!
65 Apa Masih bisa bersahabat?
66 Leo
67 Kejutan Permintaan Maaf Adara
68 Hari pernikahan Shane
69 Rahasia besar?!
70 Tantangan Maura
71 Apa itu?!
72 Kembali Ke Penyelidikan
73 Ancaman Dari Maura
74 Anggota Keluarga
75 Picnic dan Arkan
76 Arkan terluka?!
77 Siapa Mesyah?
78 Ke Marahan Adara
79 Ancaman dari Mesyah
80 Teror
81 Pertengkaran
82 Perang Dingin?!
83 Pindah Rumah ?
84 Adik Untuk Azka
85 Ada Apa Denganku Sebenarnya
86 Demam
87 author update
88 Interupsi Author
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog : 1
2
Dean Dwi Mahendra : 2
3
Menyebalkan : 3
4
Misteri Di Balik Sikap Dean : 4
5
Orang Pertama Di Hubungi : 5
6
Perpustakaan : 6
7
Kencan?!
8
Ada Masalah Apa?
9
Tentang Kau Dan Hujan
10
Tunangan?!
11
Sesuatu Yang Penting Terjadi
12
Pertemanan ?
13
Teman Baik
14
Seoul
15
Batal pulang
16
Ketauan?
17
Pilihan Untuk Arkan
18
Kepulangan Mendadak Arkan
19
Pisah?
20
Suami Mesum
21
Isi Hati Adara
22
Menjadi Sebuah Keluarga
23
Kecewa
24
Menghilangnya Adara
25
Bertahan atau pergi?
26
Hari Pertama Kerja Setelah Pernikahan
27
Menyerah Atau Masih Dengan Keputusan
28
Antara Kean dan Maura
29
Paket misterius
30
because i love you
31
Leon
32
Cemburunya Seorang Arkan
33
Anak
34
Pengumuman
35
Info update
36
Hamil
37
Kejutan Untuk Keluarga
38
Hebohnya Para Grand Father Dan Grand Mother
39
Lemah Karena Cinta
40
Tak Boleh Bekerja?
41
Arkan Marah?
42
Nama untuk calon bayi
43
Pergi Tanpa Pamit ?
44
Bertengkar?
45
Q and A
46
Semakin Parah
47
Kejutan Ulang Tahun?!
48
Kado Ulang Tahun?!
49
Me Time ?!
50
Hilang
51
Kepulangan Arkan
52
Amnesia
53
Amnesia Retrogade ?!
54
Keluar Dari Rumah Sakit
55
Berebut Remot Tv
56
Peculikan!
57
Pencarian Adara
58
Penyelamatan Adara.
59
Hamil Lagi?
60
Season2
61
masih adakah
62
Beberapa bulan kemudian
63
Rencana pernikahan untuk Shane dan Dion
64
Kean?!
65
Apa Masih bisa bersahabat?
66
Leo
67
Kejutan Permintaan Maaf Adara
68
Hari pernikahan Shane
69
Rahasia besar?!
70
Tantangan Maura
71
Apa itu?!
72
Kembali Ke Penyelidikan
73
Ancaman Dari Maura
74
Anggota Keluarga
75
Picnic dan Arkan
76
Arkan terluka?!
77
Siapa Mesyah?
78
Ke Marahan Adara
79
Ancaman dari Mesyah
80
Teror
81
Pertengkaran
82
Perang Dingin?!
83
Pindah Rumah ?
84
Adik Untuk Azka
85
Ada Apa Denganku Sebenarnya
86
Demam
87
author update
88
Interupsi Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!