Kalau ada yang ingin aku musnakan dari muka bumi ini, itu adalah Dean Dwi Mahendra.
Untuk apa ia bicara seperti itu, aku benar - benar tidak mengerti jalan pikirannya.
Jika sekarang Dean sedang mengerjaiku, maka tidak lucu sama sekali.
"Haha ... Dean ini lucu sekali, Ma jangan anggap serius, dia ini emang suka asal bicara."
Apa cara ini berhasil? apakah orang tuaku percaya?
"Shania, kamu mencoba ngelabui Mama, ya?" katanya orang tua akan selalu percaya kata anak - anaknya, tapi sepertinya tidak berlaku pada orang tuaku.
"Ma ... " lirihku prutasi, aku melirik kearah Dean yang tersenyum licik.
Menyebalkan!
Aku mengabaikan fakta bahwa ia adalah pria dingin, dan tak perduli dengan perempuan.
Buktinya sekarang ia sangat menyulitkanku, dan tidak membiarkanku tenang.
sampai harus bilang kalau ia, adalah pacarku.
Drttr!!!
Ponselku tiba - tiba berbunyi di tengah obrolan kami, aku memanfaatkannya untuk membawa Dean pergi dari rumahku.
"Ma, aku harus pergi sekarang." aku bangkit dari kursiku, dan siap untuk pergi.
"Tapi kan _ "
"Dah .... " aku berhasil membawanya pergi dari rumahku, setidaknya ia tidak akan melakukan apa - apa lagi.
Didalam mobil
"Hahaha ... seharusnya lo liat ekpresi lo tadi, lucu parah, haha ... " tentu saja ia tak berhentinya tertawa, karena ia telah mengerjaiku habis - habisan.
Aku memilih mengabikannya, dan menatap keluar dari jendela mobil.
Seketika pemandangan di luar terlihat lebih menarik, dibanding orang disebelahku yang tengah menyetir.
Setibanya di kampus ....
Aku langsung keluar dari mobil Dean, entah kenapa ia mengejarku, dan menahan aku untuk pergi.
Sepertinya ia belum puas menyiksaku ....
"Apa, lagi?" tanyaku, dengan nada menahan emosi.
"Gue capek berurusan sama lo, tau nggak." keluhku.
"Lagian lo kenapa sih?" tanyaku.
"Bukannya selama ini lo dingin, ya?" sambungku.
"Kenapa tiba - tiba jadi aneh, gini sih?" ia hanya diam, kini ia menatap serius kearahku, sementara aku menatap bingung kearahnya.
"Karena ... karena gue suka ngerjain lo, haha .... " setelah itu ia pergi meninggalkanku, sementara aku menahan diri untuk tidak mengeluarkan sumpah serapahku.
30 menit kemudian ....
Aku berdiri didepan perpustakaan, tepat saat perpustakaan telah buka.
Aku bertanya pada petugas, dan bertanya dimana aku bisa mendapatkan buku yang berhuhungan dengan skripsiku.
Petugas itu mengarahkanku, dan aku langsung kesana.
Pertama, aku membaca semua artikel, sambil mencari judum yang berkenaan dengan tugasku.
...Beberapa saat kemudian .......
...Kafe, pukul, 10 : 00...
Aku terpaku menatap layar laptopku sambil menyeruput kopi.
...20 menit kemudian ......
"Jadi begitu, haha ... " aku tersentak, mendengar suara yang akhir - akhir familiar bagiku, seseorang yang tengah senang menggangguku.
...Dean Dwi Mahendra....
Tapi aku tidak menoleh, karena itu akan bisa membuatnya menyadari keberadaanku.
Aku merasa pria ini ada dimana - mana, atau ia sengaja mengikutiku?
Aku bisa mati kerena tegang, aku menghela nafas. karena menyadari keberadaannya cukup jauh dariku.
Diluar aku mendengar suara mobil, dan aku melihat Allexa keluar dari sana.
...Kenapa ia ada disini juga?...
Aku terjebak diantara keduanya, yang satu gadis yang suka membully dan merendahkan orang lain. Dan yang satu dingin, dan menyebalkan.
Namun aku tidak bisa pergi dari kafe itu, karena itu bisa membuat mereka menyadari keberadaanku.
Aku memperhatikan mereka selama beberapa saat, berharap mendapatkan sesuatu yang menarik.
Seperti sesuatu yang menjelaskan tentang kedekatan mereka.
Banyak gosip yang mengatakan tentang mereka, tentang mereka yang berpacaran.
Meski kalaupun iya, itu bukan sesuatu yang menjadi urusanku.
Cara termudah adalah, mengabaikan mereka dan menganggap mereka seolah tak ada.
...Beberapa saat kemudian .......
Akhirnya, mereka pergi meninggalkan kafe. Aku penasaran apa saja yang mereka bicarakan.
Mereka sepertinya benar - benar pergi, saatnya bagiku juga untuk pergi.
Matahari mulai menunjukkan teriknya, aku hendak membuka pintu mobilku, ketika ....
"Benerkan dugaan gue, itu elo." aku mematung ditempatku, aku masih mengingatnya dengan jelas kalau ia dan teman - temannya sudah pergi.
...Lalu sedang apa ia disini?...
Aku berbalik, dan menatap malas kepadanya.
"Lo bisa nggak kayak dulu aja, nggak usah ganggu hidup gue." ucapku dengan nada dingin.
"Nggak bisa, kerana entah kenapa gue suka ganggu lo." aku memutar bola mata malas, lalu kemudian aku masuk kedalam mobilku.
"Ingat ini, gue bakal berhenti kalau gue mau berhenti, nggak usah lo suruh - suruh." aku mengabaikan perkataannya, dan tetap melanjukan mobilku.
Disaat yang sama, tepatnya setelah aku pergi. Seseorang menyentuh bahunya.
Ia berbalik. untuk melihat siapa yang berada di belakangnya. Dan mendapati kedua temannya sudah berada di belakangnya.
"Kenapa lo nggak langsung bilang aja, kalau sebenernya lo suka sama dia?" tanya Marva.
Marva Argantha Alterio, Marva adalah temannya, temannya sejak masuk sekolah dasar. dan kini menjadi sabahat dekat Dean.
"Dan yang lo lakuin selama ini, cuma sekedar menarik perhatian dia." sela Julian.
Julian Putra Syahreza, Julian adalah adalah sahabat Dean Sejak Smp hingga sekarang.
Saat itu pilihan Dean cuma ada dua, menanggapi atau mengabaikan. dan Dean memilih mengabaikan mereka.
"Yah ... Va, sekarang kita diabaiin." ucap julian.
"Dia diam, karena yang kita bicarain itu bener." Julian tertawa, Marva ikut tertawa. sementara Dean menatap kedua temannya itu dengan malas.
"Serah lo deh, sesuka lo aja." ucapnya, dengan nada datar. Lalu pergi mendahului teman - temannya.
...14 : 00...
"Arg!! kesal!" sekarang aku sedang dirumah, dan aku masih terbawa kesal dengan Dean.
Tapi aku mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahku, Ibuku.
"Kamu kenapa, kok pulang - pulang, marah - marah?" tanya, dengan menatap penuh heran.
"Itu Ma _ " saat aku ingin cerita, layar ponsel Mama bekedip. satu pesan baru masuk ke ponselnya, pengirimnya adalah Papa.
"Sayang, Mama pergi dulu, ya." Mama berdiri, dan menuju ke kamarnya untuk bersiap - siap. Sementara termenung ditempatku.
...Keesokan harinya .......
Aku baru keluar dari kamar, aku mendapat panggilan masuk dari ponselku.
Hal pertama terjadi padaku hari ini, yah ... setidaknya aku harus tahu itu siapa.
Aku lihat panggilan itu datang, dari nomor tak dikenal? siapa, ya?
Aku memutuskan membiarkannya begitu saja, yah ... jika itu penting ia akan kembali menelpon, dan ternyata aku tak dapat telpon kembali darinya.
Aku melanjutkan perjalananku, dan pergi menuju ke mall. aku memiliki jadi temu dengan temanku, disebuah kafe dimall itu.
...Beberapa saat kemudian .......
"Hei." pria itu menyadari keberadaanku, dan melambaikan tangannya ke arahku.
Aku menghampirinya, kulihat ia telah selesai memesan makanan.
"Hei Bayu, apa aku terlalu lama? jika iya aku minta maaf, hehe ... " ucapku, dengan tatapan penuh menyesal.
"Nggak kok, tenang aja." Bayu memintaku duduk, kemudian aku duduk di kursi didepannya.
"Ada apa? tumben lo minta gue buat ketemu?" tanyaku langsung.
"Habis lulus kuliah, lo ada rencana kerja dimana?" tanyanya.
"Eh?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
نور عزيزة
adara stella gladia sebenar yg mana bingung
2020-03-10
0