Rasa Cinta Tak Pernah Hilang
Seorang gadis duduk menyendiri menikmati makan siangnya. Seolah-olah dunia hanya miliknya seorang diri, walaupun kantin ramai para karyawan lain. Dia tidak menghiraukan, suap demi suap makanan masuk ke rongga mulutnya. Mengunyah dengan beban di kepala terus berpikir. Sontak dia terkejut tatkala seseorang duduk di sampingnya.
"In, aku duduk di sini ya?" meletakkan piring.
"Yah, di sana masih banyak meja kosong, kamu ke sana aja, aku mau sendiri."
Jawaban ketus Indah ke luar dari bibir kecilnya sambil menatap tajam pria lawan bicara.
"Oke-oke, kamu memang tidak mau digangu."
Bangun dengan berat hati dan melangkah meninggalkan Indah.
Dari jauh seseorang memperhatikan mereka berdua. Dengan tatapan heran, menebak apa yang terjadi dengan sahabatnya. Dia tahu betul perangai gadis bernama lengkap Indah Larasati. Lebih memilih diam, apabila masalah menerpanya. Tidak mau diganggu dan akan bercerita kalau dipaksa orang yang dekat dengannya.
"Nona cantik, aku temani ya? Ngak baik sendirian nanti jodohnya jauh." Goda Yanti duduk saling berhadapan.
"Hemm...' jawaban singkat Indah sambil menunduk.
Yanti menatap penuh rasa ingin tahu. Masalah apa yang sedang berkecamuk di kepala Indah. Permasalahan besar tergambar jelas di wajah Indah.
"Indah, kamu sakit?" Yanti memulai pembicaraan.
Indah hanya menggelengkan kepala dan mengaduk-aduk makanan di hadapannya.
"Ada apa In, cerita dong. Mungkin aku bisa bantu. Wajahmu sangat tidak enak dilihat lo In, sayang wajah secantik itu ditekuk terus,"
Yanti berusaha memilih kata-kata tidak menyinggung sobatnya.
"Tidak Yan, kamu bakalan tidak bisa bantu aku." Jawab Indah dan masih mengaduk-aduk makanannya.
"Loh-Loh-Loh, belum cerita, kok udah langsung bilang begitu. Ada apa In, cerita dong?" Mengelus bahu Indah berusaha merayunya.
"Udah Yan, aku bilang ngak bisa, ya ngak bisa." Sambil berdiri, suara Indah terdengar meninggi dan melangkah pergi berlari meninggalkan Yanti.
Dengan wajah bengong, Yanti menatap punggung Indah yang terus hilang dari pandangannya.
Semua orang menjadi terkejut dengan peristiwa itu. Yanti memandang sekeliling.
"Maaf-maaf, lanjutkan makannya, tidak terjadi apa-apa," mencoba mencairkan suasana yang seketika beku.
Yanti pun beranjak pergi, berusaha menyusul Indah.
Kaki Indah terus berlari, kedua tangan mengusap cairan bening mengalir di pipi yang keluar dari matanya.
"Bukk"
Tubuh Indah menubruk seseorang di hadapannya. Dia tidak menyadari ada seseorang berjalan dari arah berlawanan. Keduanya terjatuh, mata Indah terpejam. Telinganya tanpa sengaja mendengarkan irama detak jantung kencang tidak beraturan. Perlahan Indah membuka mata, betapa terkejutnya dia sedang bersandar di dada seorang laki-laki. Indah pun gegas berdiri.
"Maaf Pak, maafkan saya." Suara Indah gemetar dengan wajah tertunduk dalam.
Hatinya membatin, betapa cerobohnya dia sampai menubruk Pimpinannya. Terasa hawa dingin menerkam seluruh tubuhnya.
Laki-laki itu bernama Denny Prasetyo, seorang Direktur muda. Putra tunggal Alm.
Bapak Prasetyo dan Nyonya Ratih Kumala Prasetyo. Pewaris perusahaan terbesar dan ternama di Jakarta bergerak di dunia stasiun pertelevisian. Denny terkenal pekerja keras, disiplin dan berhati dingin. Memang kebanyakan karakter para pemimpin perusahaan besar seperti itu. Mereka dituntut berjiwa keras layaknya seorang kesatria perang. Harus siap bertempur di medan perang. Apalagi menyandang pewaris tunggal.
Denny berusaha berdiri dibantu para pengawalnya.
"Dasar ceroboh, apa kamu mau dipecat haa?" suara Iqbal sekretaris Denny terdengar keras.
Denny menyentuh bahu Iqbal, dan berjalan meninggalkan Indah. Para pengawal mengiringi dari belakang dan juga Iqbal berlalu sambil melirik tajam wajah Indah.
Indah gemetar dan kaki penopang tubuhnya lemas, dia pun kembali jatuh terduduk. Indah menghamburkan tangisnya sambil menutup mulut dengan kedua tangan. Tak ingin orang lain mendengar. Hatinya kesal mengingat kejadian tadi, apalagi ucapan sekretaris Iqbal.
Untungnya tidak ada yang melihat kejadian itu, para karyawan masih beristirahat ke luar makan siang dan sebagian memilih berdiam diri di kantin perusahaan. Yanti berhasil menemukan Indah. Segera dia menghampiri dan merangkulnya. Dengan gontai Indah berdiri dalam pelukan Yanti.
"Ayo kita sholat In, biar kamu lebih tenang."
Dua sahabat itu berjalan. Mereka melangkah menuju ruang sholat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Bunny🥨
smngtt thor! izin ttp jejak jga ya.
Yuk baca ceritaku "Terpaksa menikahi dokter dingin." yuk baca siapa tau like😍
2020-06-17
1
taryy
Bagus ceritanya 👍
2020-05-20
0