Bab 5 Telepon Jebakan

Indah telah tiba di rumah. Hari ini pekerjaan di kantor dapat diselesaikan dengan cepat. Teguran dari Direktur berdampak dengan cara kerja Indah. Setelah ke luar dari ruangan Direktur, Indah seperti mendapat tamparan yang sangat kuat. Dia merasa Denny telah memberikan hukuman pada dirinya. Indah menanamkan dalam hati untuk bekerja lebih giat dan bagus lagi. Dia tidak ingin bermain-main dan hingga berakibat fatal akan karirnya. Direktur bisa saja sewaktu-waktu memecat kalau Indah melakukan satu kesalahan.

“Ah…nikmatnya ranjang ini.” Indah membaringkan tubuhnya, karena lelah dan ngantuk akhirnya dia pun tertidur tanpa mengganti pakaian kerja yang melekat di tubuhnya.

“Drekk-Drekk-Drekk,” ponsel Indah berbunyi.

Tidak terdengar oleh Indah karena dia masih tertidur lelap.

“Drekk,”

“Drekk,”

“Drekk” kesekian kalinya ponsel Indah berbunyi.

Indah seperti bermimpi mendengar suara ponselnya. Dengan berat, matanya memandang jam di dinding. Terlihat telah pukul sepuluh malam. Indah meraba-raba dan meraih ponsel, terlihat Kak Dido telah memanggilnya berulang kali. Seketika ponsel itu berbunyi kembali. Indah pun menjawab panggilan.

“Indah, tolong aku. Brukk. Ahk, ampun jangan pukul lagi.” Suara Dino mengerang.

Indah gemetar mendengar suara erangan kakaknya.

“Jangan salahkan kami, kalau kakakmu hanya tinggal nama besok. Bawa uang 20 juta sekarang." Terdengar suara dari seberang mengancam.

“Bunuh saja dia, aku tidak perduli.” Teriak Indah kesal.

“Dorr” suara pistol terdengar.

Indah terkejut dan tubuhnya semakin berguncang.

“Kak Dino, jangan tinggalkan Indah kak,” tangis Indah histeris.

Ponsel masih menempel di telinganya, seorang lelaki di seberang menjelaskan alamat yang harus Indah tuju.

“Datang sekarang, ambil mayat kakakmu. Kalau tidak kami beri sebagai makanan anjing.” Memutuskan telepon.

“Ya Tuhan, ujian apalagi ini. Hamba sudah tidak kuat.” Indah menangis di tempat tidur dan lalu berlari ke luar kamar.

Indah pergi ke luar rumah dan menghubungi ojek online. Tidak menunggu lama ojek online pun datang. Indah langsung naik di boncengan. Mengarahkan ke tempat tujuannya.

Sampailah Indah, matanya memandang sebuah bangunan tua. Tepatnya seperti gudang yang tidak dipakai lagi.

“Nona yakin mau datang ke tempat ini?" Tanya lelaki ojek online yang mengantarnya.

“Iya, memang ini tempatnya. Kakak lelaki saya sudah menunggu di dalam,” jelas Indah sedih.

“Mau saya temani?’ tanyanya lagi.

“Kalau mas tidak keberatan,”

Indah takut sendirian untuk masuk. Dia pun menerima tawaran bantuan lelaki ojek online.

Berdua mereka melangkah masuk melewati pagar besi yang tinggi. Terlihat seperti pintu, mereka berjalan mendekat dan membukanya dengan sedikit kesulitan. Setelah berhasil terbuka mereka berdua masuk dengan diselimuti perasaan yang tidak enak.

“Brakk,”

Lelaki ojek online jatuh tak sadarkan diri, Indah terkejut dua lelaki bertubuh besar telah berdiri di belakangnya. Menghampiri dan membawa Indah dengan paksa. Indah berontak, apadaya tubuhnya kalah kuat dengan lelaki yang memegangnya. Lalu tubuhnya di dorong hingga tersungkur ke suatu tempat yang dia sendiri tidak tahu.

Indah meringis kesakitan. Stoking yang melindungi kulit mulus kakinya robek. Dan cairan merah ke luar dari lututnya. Indah tidak sempat mengganti pakai kerjanya. Dia hanya mengenakan kemeja dan rok pendek sebatas lutut.

“Indah, maafkan kakak In.” Terdengar suara Dino meringis meminta maaf.

“Kakak, kau?” Indah merasa ditipu, terbayang kalau kakaknya sudah mati dibunuh.

“Tidak disangka, Dino memiliki adik secantik ini.” Memegang dagu Indah.

“Jangan kau sentuh dia, brengsek. Bunuh saja aku.” Pekik Dino sekuatnya sambil meronta-ronta ingin melepaskan diri dari ikatan.

Air mata Indah tak terbendung mengalir melihat kondisi kakaknya lemah tak berdaya, babak belur akibat mendapat pukulan. Duduk dengan keadaan diikat pada sebuah kursi.

“Ciss” Indah meludahi wajah yang ada di depannya.

“Spash” tamparan keras mendarat di pipi Indah.

Tubuh Indah tersungkur. Panas terasa di wajahnya. Pedih terasa di pinggir bibirnya. Rambut panjang Indah terurai menutupi wajahnya. Dengan paksa rambut Indah di tarik. Dia pun kesakitan. Kedua tangannya memegangi rambutnya yang ditarik paksa.

“Brakk,” tubuh Indah terlempar jauh menimpa sebuah meja.

Rasa sakit tak terbilang di alami Indah.

“Kau berani juga ya?”

Lelaki yang ada dihadapannya dengan kasar menarik baju Indah. Dan mencoba membukanya paksa.

“Sudah” seseorang berteriak.

Dari gelap terlihat seseorang duduk. Menarik nafas panjang menghisap rokok yang ada di jarinya.

“Dia masih ada tugas, untuk melunasi semua hutang kakak tercintanya.” Suara berat seorang pria terdengar, wajahnya bersembunyi di balik gelap.

“Lepaskan Dino,” Perintahnya.

Dino pun terjatuh lemas, setelah ikatannya terbuka. Indah bangun dengan lemah langsung mendekati tubuh tak berdaya kakaknya. Walaupun sering menyusahkannya, tapi kali ini Indah melihat kakaknya benar-benar dalam masalah besar.

“Kak, apa yang sudah kau lakukan hah?” menggoyang tubuh Dino.

“Maafkan aku In, aku berdosa pada mu,” memegang wajah Indah.

“Bawa dia ke luar.” Suara berat itu terdengar lagi.

Tubuh Dino di seret ke luar oleh dua lelaki yang membawa paksa Indah.

“Kakak, jangan tinggalkan Indah.” Suara Indah terdengar gemetar ketakutan.

“Lepaskan aku, Indahhh. Brengsek kalian.” Pekik Dino meninggalkan Indah.

“Bawa dia mendekat.” Perintah lelaki itu.

Lagi-lagi rambut Indah ditarik, dipaksa berdiri dan berjalan mendekat.

“Jangan takut sayang, kami hanya membutuhkan mu malam ini. Kalau kerjamu beres, kau akan aku lepaskan.” Memegang kuat dagu Indah, samar mata Indah memandang menahan rasa sakit seluruh tubuhnya.

"Aku akan melaporkan kalian semua kepada polisi.” Teriak Indah keras.

“Boleh, kamu bebas mau melapor sama siapa saja, setelah pekerjaannmu selesai. Huahahaha…huahahaha…huahahaha…," lelaki itu tertawa dengan mengerikan, membuat Indah semakin ketakutan.

Indah pun di bawa paksa ke suatu ruangan. Wajahnya di tutup dengan penutup kepala dan melangkah terseok-seok. Dia tidak tahu di bawa ke mana.

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Menyenangkan
2 Bab 2 Kakak Lelaki yang Menyusahkan
3 Bab 3 Rasa Penasaran Pak Direktur
4 Bab 4 Sikap Jahil Pak Direktur
5 Bab 5 Telepon Jebakan
6 Bab 6 Membawa Pergi
7 Bab 7 Kedatangan Dokter Harun
8 Bab 8 Amarah
9 Bab 9 Perasaan Malu
10 Bab 10 Tidak Diizinkan Pulang
11 Bab 11 Akibat Makan Malam di Rumah
12 Bab 12 Pusing Memilih Panggilan
13 Bab 13 Ungkapan Perasaan
14 Bab 14 Kunjungan Tamu Tak di Undang
15 Bab 15 Tempat Berbagi
16 Bab 16 Kedekatan
17 Bab 17 Ingin Pulang
18 Bab 18 Perjanjian Kesepakatan
19 Bab 19 Pria Aneh
20 Bab 20 Hari Kepulangan
21 Bab 21 Bermalam
22 Bab 22 Kembali Kerja
23 Bab 23 Sikap Acuh Pak Direktur
24 Bab 24 Kesal dan Bahagia
25 Bab 25 Perasaan Hanna dan Indah
26 Bab 26 Permainan Perasaan
27 pBab 27 Cemburu
28 Bab 28 Kejutan 1
29 Bab 29 Kejutan 2
30 Bab 30 Kejutan 3
31 Bab 31 Rasa Ingin Tahu
32 Bab 32 Tamu VIP Penggoda
33 Bab 33 Studio 2
34 Bab 34 Perasaan Terhina 1
35 Bab 35 Perasaan Terhina 2
36 Bab 36 Pertemuan Dua Wanita
37 Bab 37 Terbalaskan 1
38 Bab 38 Terbalaskan 2
39 Bab 39 Terbalaskan 3
40 Bab 40 Menghindar
41 Bab 41 Kata Cinta
42 Bab 42 Nasib Kak Dino
43 Bab 43 Kebenaran Kak Dino
44 Bab 44 Duka dibalas kegembiraan
45 Bab 45 Denny Vs Rudi
46 Bab 46 Apa arti Rudi bagi dirimu?
47 Bab 47 Persetujuan Pakde
48 Bab 48 Kekecewaan Rudi di atas Kebahagiaan Indah
49 Bab 49 Penyerahan Diri Seutuhnya
50 Bab 50 Rasa Terima Kasih
51 Bab 51 Pertemuan Makan Malam
52 Bab 52 Hati-Hati yang Luka
53 Bab 53 Awal Penolakan
54 Bab 54 Batas Kebersamaan
55 Bab 55 Pilihan Untuk Tidak Dipilih
56 Bab 56 Rahasia di Balik Sebuah Rencana
57 Bab 57 Duka Mendalam
58 Bab 58 Berusaha Tegar
59 Bab 59 Khayalan Semu
60 Bab 60 Keputusasaan
61 Bab 61 Keinginan
62 Bab 62 Suatu Ide
63 Bab 63 Penolakan
64 Bab 64 Kegelisahan
65 Bab 65 Kekacauan
66 Bab 66 Penerimaan
67 Bab 67 Kehamilan Hanna
68 Bab 68 Kedatangan Rudy
69 Bab 69 Hanna Sakit?
70 Bab 70 Berkorban?
71 Bab 71 Rasa Bersalah
72 Bab 72 Kepedihan Denny dan Ketertarikan Iqbal
73 Bab 73 Harapan Keajaiban dan Amarah Yanti
74 Bab 74 Yanti Vs Iqbal
75 Bab 75 Kebahagian Yanti dan Duka Hanna
76 Bab 76 Kehadiran Sang Pengagum
77 Bab 77 Cinta itu Hilang?
78 Bab 78 Serangan ke dua bagi Hanna dan Yanti
79 Bab 79 Permohonan
80 Bab 80 Kepergian Hanna
81 Bab 81 Kenyataan Baru
82 Bab 82 Perjalanan
83 Bab 83 Perkenalan Nia
84 Bab 84 Indah?
85 Bab 85 Bukan Halusinasi
86 Bab 86 Kemenangan
87 Bab 87 Kau Puas?
88 Bab 88 Tidak Merindu apalagi Mengharapkan Kembali 1
89 Bab 89 Bersama Papa?
90 Bab 90 Kemarahan Denny
91 Bab 91 Terjebak
92 Bab 92 Tidak akan Memaafkan
93 Bab 93 Dirundung Kecemasan
94 Bab 94 Mengharap Kejujuran
95 Bab 95 Kecemasan yang Menghujam
96 Bab 96 Rasa Sakit yang Tersembunyi
97 Bab 97 Tersakiti Berkali-kali
98 Bab 98 Hiduplah dalam Takdirku
99 Bab 99 Sebenci itukah Kau Melihat Wajahku?
100 Bab 100 Aku hanya ingin Dia membenciku
101 Bab 101 Ada apa denganmu?
102 Bab 102 Pikir dan Putuskan
103 103 Harapan Pupus
104 Bab 104 Saka Menghilang?
105 Bab 105 Kau Juga Ikut Bertanggungjawab
106 Bab 106 Aku hanya ingin Saka, bukan Dia
107 Bab 107 Atau Dia Pura-pura tidak Tahu?
108 Bab 108 Menunggu Jawaban
109 Bab 109 Pertemuan Jesika dan Elisa
110 Bab 110 Kenangan Elisa 1
111 Bab 111 Kenangan Elisa 2
112 Bab 112 Sikap Prihatin
113 Bab 113 Jesika digantungi Pertanyaan
114 Bab 114 Rencana Denny
115 Bab 115 Pancingan yang Disengaja
116 Bab 116 Membawa Pulang
117 Bab 117 Panggilan Pak Jung
118 Bab 118 Tingkah Bik Surtik
119 Bab 119 Pemberian Denny
120 Bab 120 Kelumpuhan
121 Bab 121 Keputus asaan
122 Bab 122 Cerita Dania I
123 Bab 123 Cerita Dania 2
124 Bab 124 Cemburu?
125 Bab 125 Harun Vs Jesika
126 Bab 126 Rencana Sanga Mama
127 Bab 127 Satu-satunya pilihan?
128 Bab 128 Kehangatan Yang dirindukan
129 Bab 129 Penolong Dania?
130 Bab 130 Mengambil Paksa 1
131 Bab 131 Mengambil Paksa 2
132 Bab 132 Keadaan Di luar Ruang Operasi
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Menyenangkan
2
Bab 2 Kakak Lelaki yang Menyusahkan
3
Bab 3 Rasa Penasaran Pak Direktur
4
Bab 4 Sikap Jahil Pak Direktur
5
Bab 5 Telepon Jebakan
6
Bab 6 Membawa Pergi
7
Bab 7 Kedatangan Dokter Harun
8
Bab 8 Amarah
9
Bab 9 Perasaan Malu
10
Bab 10 Tidak Diizinkan Pulang
11
Bab 11 Akibat Makan Malam di Rumah
12
Bab 12 Pusing Memilih Panggilan
13
Bab 13 Ungkapan Perasaan
14
Bab 14 Kunjungan Tamu Tak di Undang
15
Bab 15 Tempat Berbagi
16
Bab 16 Kedekatan
17
Bab 17 Ingin Pulang
18
Bab 18 Perjanjian Kesepakatan
19
Bab 19 Pria Aneh
20
Bab 20 Hari Kepulangan
21
Bab 21 Bermalam
22
Bab 22 Kembali Kerja
23
Bab 23 Sikap Acuh Pak Direktur
24
Bab 24 Kesal dan Bahagia
25
Bab 25 Perasaan Hanna dan Indah
26
Bab 26 Permainan Perasaan
27
pBab 27 Cemburu
28
Bab 28 Kejutan 1
29
Bab 29 Kejutan 2
30
Bab 30 Kejutan 3
31
Bab 31 Rasa Ingin Tahu
32
Bab 32 Tamu VIP Penggoda
33
Bab 33 Studio 2
34
Bab 34 Perasaan Terhina 1
35
Bab 35 Perasaan Terhina 2
36
Bab 36 Pertemuan Dua Wanita
37
Bab 37 Terbalaskan 1
38
Bab 38 Terbalaskan 2
39
Bab 39 Terbalaskan 3
40
Bab 40 Menghindar
41
Bab 41 Kata Cinta
42
Bab 42 Nasib Kak Dino
43
Bab 43 Kebenaran Kak Dino
44
Bab 44 Duka dibalas kegembiraan
45
Bab 45 Denny Vs Rudi
46
Bab 46 Apa arti Rudi bagi dirimu?
47
Bab 47 Persetujuan Pakde
48
Bab 48 Kekecewaan Rudi di atas Kebahagiaan Indah
49
Bab 49 Penyerahan Diri Seutuhnya
50
Bab 50 Rasa Terima Kasih
51
Bab 51 Pertemuan Makan Malam
52
Bab 52 Hati-Hati yang Luka
53
Bab 53 Awal Penolakan
54
Bab 54 Batas Kebersamaan
55
Bab 55 Pilihan Untuk Tidak Dipilih
56
Bab 56 Rahasia di Balik Sebuah Rencana
57
Bab 57 Duka Mendalam
58
Bab 58 Berusaha Tegar
59
Bab 59 Khayalan Semu
60
Bab 60 Keputusasaan
61
Bab 61 Keinginan
62
Bab 62 Suatu Ide
63
Bab 63 Penolakan
64
Bab 64 Kegelisahan
65
Bab 65 Kekacauan
66
Bab 66 Penerimaan
67
Bab 67 Kehamilan Hanna
68
Bab 68 Kedatangan Rudy
69
Bab 69 Hanna Sakit?
70
Bab 70 Berkorban?
71
Bab 71 Rasa Bersalah
72
Bab 72 Kepedihan Denny dan Ketertarikan Iqbal
73
Bab 73 Harapan Keajaiban dan Amarah Yanti
74
Bab 74 Yanti Vs Iqbal
75
Bab 75 Kebahagian Yanti dan Duka Hanna
76
Bab 76 Kehadiran Sang Pengagum
77
Bab 77 Cinta itu Hilang?
78
Bab 78 Serangan ke dua bagi Hanna dan Yanti
79
Bab 79 Permohonan
80
Bab 80 Kepergian Hanna
81
Bab 81 Kenyataan Baru
82
Bab 82 Perjalanan
83
Bab 83 Perkenalan Nia
84
Bab 84 Indah?
85
Bab 85 Bukan Halusinasi
86
Bab 86 Kemenangan
87
Bab 87 Kau Puas?
88
Bab 88 Tidak Merindu apalagi Mengharapkan Kembali 1
89
Bab 89 Bersama Papa?
90
Bab 90 Kemarahan Denny
91
Bab 91 Terjebak
92
Bab 92 Tidak akan Memaafkan
93
Bab 93 Dirundung Kecemasan
94
Bab 94 Mengharap Kejujuran
95
Bab 95 Kecemasan yang Menghujam
96
Bab 96 Rasa Sakit yang Tersembunyi
97
Bab 97 Tersakiti Berkali-kali
98
Bab 98 Hiduplah dalam Takdirku
99
Bab 99 Sebenci itukah Kau Melihat Wajahku?
100
Bab 100 Aku hanya ingin Dia membenciku
101
Bab 101 Ada apa denganmu?
102
Bab 102 Pikir dan Putuskan
103
103 Harapan Pupus
104
Bab 104 Saka Menghilang?
105
Bab 105 Kau Juga Ikut Bertanggungjawab
106
Bab 106 Aku hanya ingin Saka, bukan Dia
107
Bab 107 Atau Dia Pura-pura tidak Tahu?
108
Bab 108 Menunggu Jawaban
109
Bab 109 Pertemuan Jesika dan Elisa
110
Bab 110 Kenangan Elisa 1
111
Bab 111 Kenangan Elisa 2
112
Bab 112 Sikap Prihatin
113
Bab 113 Jesika digantungi Pertanyaan
114
Bab 114 Rencana Denny
115
Bab 115 Pancingan yang Disengaja
116
Bab 116 Membawa Pulang
117
Bab 117 Panggilan Pak Jung
118
Bab 118 Tingkah Bik Surtik
119
Bab 119 Pemberian Denny
120
Bab 120 Kelumpuhan
121
Bab 121 Keputus asaan
122
Bab 122 Cerita Dania I
123
Bab 123 Cerita Dania 2
124
Bab 124 Cemburu?
125
Bab 125 Harun Vs Jesika
126
Bab 126 Rencana Sanga Mama
127
Bab 127 Satu-satunya pilihan?
128
Bab 128 Kehangatan Yang dirindukan
129
Bab 129 Penolong Dania?
130
Bab 130 Mengambil Paksa 1
131
Bab 131 Mengambil Paksa 2
132
Bab 132 Keadaan Di luar Ruang Operasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!