Indah telah tiba di rumah. Hari ini pekerjaan di kantor dapat diselesaikan dengan cepat. Teguran dari Direktur berdampak dengan cara kerja Indah. Setelah ke luar dari ruangan Direktur, Indah seperti mendapat tamparan yang sangat kuat. Dia merasa Denny telah memberikan hukuman pada dirinya. Indah menanamkan dalam hati untuk bekerja lebih giat dan bagus lagi. Dia tidak ingin bermain-main dan hingga berakibat fatal akan karirnya. Direktur bisa saja sewaktu-waktu memecat kalau Indah melakukan satu kesalahan.
“Ah…nikmatnya ranjang ini.” Indah membaringkan tubuhnya, karena lelah dan ngantuk akhirnya dia pun tertidur tanpa mengganti pakaian kerja yang melekat di tubuhnya.
“Drekk-Drekk-Drekk,” ponsel Indah berbunyi.
Tidak terdengar oleh Indah karena dia masih tertidur lelap.
“Drekk,”
“Drekk,”
“Drekk” kesekian kalinya ponsel Indah berbunyi.
Indah seperti bermimpi mendengar suara ponselnya. Dengan berat, matanya memandang jam di dinding. Terlihat telah pukul sepuluh malam. Indah meraba-raba dan meraih ponsel, terlihat Kak Dido telah memanggilnya berulang kali. Seketika ponsel itu berbunyi kembali. Indah pun menjawab panggilan.
“Indah, tolong aku. Brukk. Ahk, ampun jangan pukul lagi.” Suara Dino mengerang.
Indah gemetar mendengar suara erangan kakaknya.
“Jangan salahkan kami, kalau kakakmu hanya tinggal nama besok. Bawa uang 20 juta sekarang." Terdengar suara dari seberang mengancam.
“Bunuh saja dia, aku tidak perduli.” Teriak Indah kesal.
“Dorr” suara pistol terdengar.
Indah terkejut dan tubuhnya semakin berguncang.
“Kak Dino, jangan tinggalkan Indah kak,” tangis Indah histeris.
Ponsel masih menempel di telinganya, seorang lelaki di seberang menjelaskan alamat yang harus Indah tuju.
“Datang sekarang, ambil mayat kakakmu. Kalau tidak kami beri sebagai makanan anjing.” Memutuskan telepon.
“Ya Tuhan, ujian apalagi ini. Hamba sudah tidak kuat.” Indah menangis di tempat tidur dan lalu berlari ke luar kamar.
Indah pergi ke luar rumah dan menghubungi ojek online. Tidak menunggu lama ojek online pun datang. Indah langsung naik di boncengan. Mengarahkan ke tempat tujuannya.
Sampailah Indah, matanya memandang sebuah bangunan tua. Tepatnya seperti gudang yang tidak dipakai lagi.
“Nona yakin mau datang ke tempat ini?" Tanya lelaki ojek online yang mengantarnya.
“Iya, memang ini tempatnya. Kakak lelaki saya sudah menunggu di dalam,” jelas Indah sedih.
“Mau saya temani?’ tanyanya lagi.
“Kalau mas tidak keberatan,”
Indah takut sendirian untuk masuk. Dia pun menerima tawaran bantuan lelaki ojek online.
Berdua mereka melangkah masuk melewati pagar besi yang tinggi. Terlihat seperti pintu, mereka berjalan mendekat dan membukanya dengan sedikit kesulitan. Setelah berhasil terbuka mereka berdua masuk dengan diselimuti perasaan yang tidak enak.
“Brakk,”
Lelaki ojek online jatuh tak sadarkan diri, Indah terkejut dua lelaki bertubuh besar telah berdiri di belakangnya. Menghampiri dan membawa Indah dengan paksa. Indah berontak, apadaya tubuhnya kalah kuat dengan lelaki yang memegangnya. Lalu tubuhnya di dorong hingga tersungkur ke suatu tempat yang dia sendiri tidak tahu.
Indah meringis kesakitan. Stoking yang melindungi kulit mulus kakinya robek. Dan cairan merah ke luar dari lututnya. Indah tidak sempat mengganti pakai kerjanya. Dia hanya mengenakan kemeja dan rok pendek sebatas lutut.
“Indah, maafkan kakak In.” Terdengar suara Dino meringis meminta maaf.
“Kakak, kau?” Indah merasa ditipu, terbayang kalau kakaknya sudah mati dibunuh.
“Tidak disangka, Dino memiliki adik secantik ini.” Memegang dagu Indah.
“Jangan kau sentuh dia, brengsek. Bunuh saja aku.” Pekik Dino sekuatnya sambil meronta-ronta ingin melepaskan diri dari ikatan.
Air mata Indah tak terbendung mengalir melihat kondisi kakaknya lemah tak berdaya, babak belur akibat mendapat pukulan. Duduk dengan keadaan diikat pada sebuah kursi.
“Ciss” Indah meludahi wajah yang ada di depannya.
“Spash” tamparan keras mendarat di pipi Indah.
Tubuh Indah tersungkur. Panas terasa di wajahnya. Pedih terasa di pinggir bibirnya. Rambut panjang Indah terurai menutupi wajahnya. Dengan paksa rambut Indah di tarik. Dia pun kesakitan. Kedua tangannya memegangi rambutnya yang ditarik paksa.
“Brakk,” tubuh Indah terlempar jauh menimpa sebuah meja.
Rasa sakit tak terbilang di alami Indah.
“Kau berani juga ya?”
Lelaki yang ada dihadapannya dengan kasar menarik baju Indah. Dan mencoba membukanya paksa.
“Sudah” seseorang berteriak.
Dari gelap terlihat seseorang duduk. Menarik nafas panjang menghisap rokok yang ada di jarinya.
“Dia masih ada tugas, untuk melunasi semua hutang kakak tercintanya.” Suara berat seorang pria terdengar, wajahnya bersembunyi di balik gelap.
“Lepaskan Dino,” Perintahnya.
Dino pun terjatuh lemas, setelah ikatannya terbuka. Indah bangun dengan lemah langsung mendekati tubuh tak berdaya kakaknya. Walaupun sering menyusahkannya, tapi kali ini Indah melihat kakaknya benar-benar dalam masalah besar.
“Kak, apa yang sudah kau lakukan hah?” menggoyang tubuh Dino.
“Maafkan aku In, aku berdosa pada mu,” memegang wajah Indah.
“Bawa dia ke luar.” Suara berat itu terdengar lagi.
Tubuh Dino di seret ke luar oleh dua lelaki yang membawa paksa Indah.
“Kakak, jangan tinggalkan Indah.” Suara Indah terdengar gemetar ketakutan.
“Lepaskan aku, Indahhh. Brengsek kalian.” Pekik Dino meninggalkan Indah.
“Bawa dia mendekat.” Perintah lelaki itu.
Lagi-lagi rambut Indah ditarik, dipaksa berdiri dan berjalan mendekat.
“Jangan takut sayang, kami hanya membutuhkan mu malam ini. Kalau kerjamu beres, kau akan aku lepaskan.” Memegang kuat dagu Indah, samar mata Indah memandang menahan rasa sakit seluruh tubuhnya.
"Aku akan melaporkan kalian semua kepada polisi.” Teriak Indah keras.
“Boleh, kamu bebas mau melapor sama siapa saja, setelah pekerjaannmu selesai. Huahahaha…huahahaha…huahahaha…," lelaki itu tertawa dengan mengerikan, membuat Indah semakin ketakutan.
Indah pun di bawa paksa ke suatu ruangan. Wajahnya di tutup dengan penutup kepala dan melangkah terseok-seok. Dia tidak tahu di bawa ke mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments