Bab 4 Sikap Jahil Pak Direktur

Semua divisi sudah berkumpul di ruangan rapat, termasuk juga Indah ada di ruangan itu. Mereka saling berbicara dan merasa heran mengapa harus dikumpulkan. Wajah-wajah tegang tergambar mewakili perasaan mereka saat ini.

Rombongan Denny pun masuk ke ruangan rapat. Semua yang hadir spontan berdiri. Kemudian duduk setelah Denny duduk di kursinya. Iqbal memberikan pengarahan di awal sebelum Denny menyampaikan tujunnya rapat hari ini. Mata Denny mengamati ke seliling, seolah-olah sedang mencari sesuatu. Dan berhenti tatkala matanya beradu dengan mata Indah. Indah tanpa sengaja menatap mata Denny dan sebaliknya Denny juga tak melepaskan tatapannya.

Hawa dingin tiba-tiba menjalar di tubuh Indah dan membuatnya gemetar. Indah menundukkan wajahnya, takut menatap mata Denny. Otaknya langsung memutar kembali rangkaian pertemuan tidak menyenangkan bertemu Denny. Indah hanya bisa pasrah menerima segala keputusan. Indah menundukkan wajah dengan memejamkan mata.

Denny pun mengalihkan pandangannya.

Terdengar Iqbal mengucapkan pengarahan akan diberikan oleh Direktur Pak Denny Prasetyo. Lalu Denny pun berdiri, mulai memberikan pengarahan. Mendengar suara Denny, perlahan Indah memberanikan diri mengangkat wajahnya dan memandang ke depan. Terlihat Denny berbicara dengan gagah dan penuh wibawa.

“Tuhan, sungguh tampan dia, kenapa pria setampan dia ada kau ciptakan? Benar kata para karyawan wanita, selain kaya, dia tampan dan juga belum beristri. Beruntunglah yang menjadi istrinya?” guman Indah dalam hatinya.

Indah tersentak tatkala timnya gatekeeper disebut-sebut. Langsung matanya lagi-lagi beradu dengan mata Denny. Yanti yang duduk di sampingnya menyenggol bahu Indah. Dan dia pun menoleh, mendongakkan dagunya tanda bertanya.

“Mampus, kita tidak hanya ditugaskan menunggu berita tapi sebulan ke depan ikut berperan mencari berita untuk acara ulang tahun stasiun ini.” Wajah Yanti lesu.

“Apa?” teriak Indah kuat.

Ruang tiba-tiba sepi dan semua mata memandang ke arah Indah, termasuk Iqbal. Denny pun berhenti berbicara, matanya memandang Indah.

“Ada yang ingin anda sampaikan, Nona?” Denny bertanya dan memandang Indah lekat.

Indah lagi-lagi gemetar tatkala Denny bertanya mengarah kepadanya. Yanti mendorong Indah agar berdiri. Indah bingung dan tidak tahu apa yang dilakukannya. Karena semua mata masih tertuju padanya, Indah terpaksa berdiri.

“Indah, nama saya Indah Larasati Pak.” Jawab Indah gugup.

“Iya, nona Indah, ada yang ingin disampaikan?" Tanya Denny kembali.

“Iya, Pak. Tim kami akan berusaha sebaiknya untuk ulang tahun stasiun tv kita kali ini. Bapak tidak akan kecewa.” Senyum Indah kecut melihat Denny.

Denny hanya tersenyum mendengar pernyataan Indah. Iqbal melihat ekspresi Denny yang tidak biasanya. Iqbal takut melihat senyum yang lama tidak pernah terlihat di wajah Denny.

Indah terduduk setelah menyampaikan ucapan yang dia sendiri tidak tahu maksudnya. Yanti mencubit paha Indah.

“Aduh, sakit tahu.” Mengusap-usap pahanya terasa sakit dicubit Yanti.

Denny kembali menatap Indah dan melihat tingkahnya. Ada perasaan menggelitik di hatinya dan itu tidak pernah dirasakan sebelumnya.

“Baiklah, saya tunggu dan akan saksikan hasil kerja kalian. Dan jangan mengecewakan perusahaan. Terutama nona Indah, yang sudah berjanji memberikan yang terbaik.” Mata Denny masih memandang Indah.

Indah hanya bisa menggigit bibirnya saat Denny menyebut namanya. Denny kembali tersenyum melihat reaksi Indah. Denny pun menutup rapat dan berjalan ke luar ruangan. Seluruh karyawan berdiri mengiringi kepergian Denny dan para pengawalnya.

Sesampainya di ruangan kerja, Indah menghempaskan tubuh di kursi dan menungkupkan wajahnya di atas meja kerja.

“Mampus Indah, kenapa kau sebut namamu tadi,”Indah mengutuki dirinya.

Melihat tingkah Indah, Hendrik datang mendekat.

“Sabar Indah, jangan menyesali takdir. Aku akan menampungmu di rumahku, kalau kau sampai dipecat.” Mengelus lembut kepala Indah.

Hendrik mencoba menghibur Indah tapi hiburannya sangat garing. Indah jadi kesal hingga berdiri mendekati Hendrik dan mendaratkan pukulan berkali-kali ke badan Hendrik.

Hendrik mencoba menghidar dan memegang tangan Indah. Kedua mata mereka saling memandang, ada perasaan kaku menjalar keduanya.

“Hemm..hemm,” seseorang berdehem keras di belakang mereka berdua.

Hendrik terkejut dan spontan melepaskan tangan Indah. Begitu juga dengan Indah, dia melangkah ke samping. Ternyata Iqbal dan Denny sudah berdiri di belakang mereka berdua. Yanti melototkan mata ke arah Indah. Dan Indah berusaha tersenyum menatap Denny.

“Di sini bukan tempatnya pacaran” celetuk Iqbal.

“Maaf Pak, tidak seperti yang Bapak sangkakan.” Ucap Indah geram ke arah Iqbal.

“Baik, kalau begitu ke ruangan saya dan jelaskan.” Suara Denny terdengar memberi perintah.

Denny melangkah ke luar ruangan dan Iqbal mempersilahkan Indah untuk ikut bersama. Indah terpaksa mengikuti langkah Denny sambil melirik Hendrik. Wajah Hendrik memelas dan meyatukankan kedua tanganya tanda memohon maaf kepada Indah.

Denny sudah duduk di kursi kerja sedangkan Iqbal berdiri di belakangnya. Indah berdiri menghadap Denny.

“Baiklah, ada yang ingin Nona sampaikan kepada saya?” tanya Denny dengan pandangan datar.

“Iya Pak, saya ingin menjelaskan kalau kami bukan pacaran.” Jawab Indah tanpa ragu.

“Jadi tontonan yang dipertunjukan tadi itu sudah biasa di kantor ini? Begitu maksudnya?” Tanya Denny kesal.

“Tidak Pak. Kami tidak pernah seperti itu sebelumnya. Maafkan saya sudah ceroboh. Dan itu tidak akan pernah terjadi lagi. Saya janji Pak.” Jelas Indah.

“Apa jaminannya hal seperti itu tidak akan terulang lagi hah?” suara Denny semakin keras.

“Diri saya, Bapak boleh lakukan apa saja termasuk memecat saya.” Indah menundukkan wajahnya.

Denny tersenyum mendengar jawaban Indah. Iqbal menjadi bertambah ngeri melihat sikap Denny.

“Sekretaris Iqbal, kamu sudah dengar apa yang dia ucapkan. Saya boleh melakukan apa saja termasuk memecatnya.” Melihat Iqbal sambil tersenyum.

“Ya tuan.”Jawab Iqbal cepat.

“Kamu pegang janjimu, dan sekarang kembali bekerja.” Denny memalingkan wajahnya dari Indah.

Dengan lemas Indah melangkah ke luar ruangan Denny. Tanpa disadarinya Denny memperhatikan sikap Indah. Senyum masih menyeringai di wajahnya. Iqbal melangkah ke sofa dan menjatuhkan tubuhnya sambil tertawa terbahak-bahak.

“Denny, kalau ngerjain gadis jangan begitu kali.” Iqbal tertawa memegang perutnya.

Denny memandang Iqbal tajam. Melihat tatapan Denny serius, Iqbal terkejut dan langsung berdiri.

“Maaf tuan, saya sudah lancang.” Sambil menundukkan kepala.

“Whakk- whakk-whakk,” Denny tertawa lepas.

Suaranya memenuhi ruangan dan untung ruangan itu kedap suara. Jadi tidak terdengar sampai ke luar.

Iqbal tersenyum melihat ulah Denny, kali ini diapun di kerjain. Sebenarnya Denny dan Iqbal bersahabat. Ayah Iqbal pernah bekerja bersama ayah Denny. Dan dari kecil mereka sudah berteman dekat. Ayah Iqbal meminta menggantikannya menemani Denny setelah Tuan besar Prasetyo wafat. Sedangkan ayah Iqbal lebih memilih membuka usaha dan mengurusnya sendiri. Iqbal pun senang bekerja bersama Denny dan sebagai sekretaris sekaligus orang kepercayaannya.

“Sudah, ayo kita ke pertemuan selanjutnya.”

Denny merangkul bahu Iqbal. Berjalan bersama ke luar dari ruangan.

Terpopuler

Comments

Ye Yen

Ye Yen

suka jalan cerita nya...semangat thor

2020-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Menyenangkan
2 Bab 2 Kakak Lelaki yang Menyusahkan
3 Bab 3 Rasa Penasaran Pak Direktur
4 Bab 4 Sikap Jahil Pak Direktur
5 Bab 5 Telepon Jebakan
6 Bab 6 Membawa Pergi
7 Bab 7 Kedatangan Dokter Harun
8 Bab 8 Amarah
9 Bab 9 Perasaan Malu
10 Bab 10 Tidak Diizinkan Pulang
11 Bab 11 Akibat Makan Malam di Rumah
12 Bab 12 Pusing Memilih Panggilan
13 Bab 13 Ungkapan Perasaan
14 Bab 14 Kunjungan Tamu Tak di Undang
15 Bab 15 Tempat Berbagi
16 Bab 16 Kedekatan
17 Bab 17 Ingin Pulang
18 Bab 18 Perjanjian Kesepakatan
19 Bab 19 Pria Aneh
20 Bab 20 Hari Kepulangan
21 Bab 21 Bermalam
22 Bab 22 Kembali Kerja
23 Bab 23 Sikap Acuh Pak Direktur
24 Bab 24 Kesal dan Bahagia
25 Bab 25 Perasaan Hanna dan Indah
26 Bab 26 Permainan Perasaan
27 pBab 27 Cemburu
28 Bab 28 Kejutan 1
29 Bab 29 Kejutan 2
30 Bab 30 Kejutan 3
31 Bab 31 Rasa Ingin Tahu
32 Bab 32 Tamu VIP Penggoda
33 Bab 33 Studio 2
34 Bab 34 Perasaan Terhina 1
35 Bab 35 Perasaan Terhina 2
36 Bab 36 Pertemuan Dua Wanita
37 Bab 37 Terbalaskan 1
38 Bab 38 Terbalaskan 2
39 Bab 39 Terbalaskan 3
40 Bab 40 Menghindar
41 Bab 41 Kata Cinta
42 Bab 42 Nasib Kak Dino
43 Bab 43 Kebenaran Kak Dino
44 Bab 44 Duka dibalas kegembiraan
45 Bab 45 Denny Vs Rudi
46 Bab 46 Apa arti Rudi bagi dirimu?
47 Bab 47 Persetujuan Pakde
48 Bab 48 Kekecewaan Rudi di atas Kebahagiaan Indah
49 Bab 49 Penyerahan Diri Seutuhnya
50 Bab 50 Rasa Terima Kasih
51 Bab 51 Pertemuan Makan Malam
52 Bab 52 Hati-Hati yang Luka
53 Bab 53 Awal Penolakan
54 Bab 54 Batas Kebersamaan
55 Bab 55 Pilihan Untuk Tidak Dipilih
56 Bab 56 Rahasia di Balik Sebuah Rencana
57 Bab 57 Duka Mendalam
58 Bab 58 Berusaha Tegar
59 Bab 59 Khayalan Semu
60 Bab 60 Keputusasaan
61 Bab 61 Keinginan
62 Bab 62 Suatu Ide
63 Bab 63 Penolakan
64 Bab 64 Kegelisahan
65 Bab 65 Kekacauan
66 Bab 66 Penerimaan
67 Bab 67 Kehamilan Hanna
68 Bab 68 Kedatangan Rudy
69 Bab 69 Hanna Sakit?
70 Bab 70 Berkorban?
71 Bab 71 Rasa Bersalah
72 Bab 72 Kepedihan Denny dan Ketertarikan Iqbal
73 Bab 73 Harapan Keajaiban dan Amarah Yanti
74 Bab 74 Yanti Vs Iqbal
75 Bab 75 Kebahagian Yanti dan Duka Hanna
76 Bab 76 Kehadiran Sang Pengagum
77 Bab 77 Cinta itu Hilang?
78 Bab 78 Serangan ke dua bagi Hanna dan Yanti
79 Bab 79 Permohonan
80 Bab 80 Kepergian Hanna
81 Bab 81 Kenyataan Baru
82 Bab 82 Perjalanan
83 Bab 83 Perkenalan Nia
84 Bab 84 Indah?
85 Bab 85 Bukan Halusinasi
86 Bab 86 Kemenangan
87 Bab 87 Kau Puas?
88 Bab 88 Tidak Merindu apalagi Mengharapkan Kembali 1
89 Bab 89 Bersama Papa?
90 Bab 90 Kemarahan Denny
91 Bab 91 Terjebak
92 Bab 92 Tidak akan Memaafkan
93 Bab 93 Dirundung Kecemasan
94 Bab 94 Mengharap Kejujuran
95 Bab 95 Kecemasan yang Menghujam
96 Bab 96 Rasa Sakit yang Tersembunyi
97 Bab 97 Tersakiti Berkali-kali
98 Bab 98 Hiduplah dalam Takdirku
99 Bab 99 Sebenci itukah Kau Melihat Wajahku?
100 Bab 100 Aku hanya ingin Dia membenciku
101 Bab 101 Ada apa denganmu?
102 Bab 102 Pikir dan Putuskan
103 103 Harapan Pupus
104 Bab 104 Saka Menghilang?
105 Bab 105 Kau Juga Ikut Bertanggungjawab
106 Bab 106 Aku hanya ingin Saka, bukan Dia
107 Bab 107 Atau Dia Pura-pura tidak Tahu?
108 Bab 108 Menunggu Jawaban
109 Bab 109 Pertemuan Jesika dan Elisa
110 Bab 110 Kenangan Elisa 1
111 Bab 111 Kenangan Elisa 2
112 Bab 112 Sikap Prihatin
113 Bab 113 Jesika digantungi Pertanyaan
114 Bab 114 Rencana Denny
115 Bab 115 Pancingan yang Disengaja
116 Bab 116 Membawa Pulang
117 Bab 117 Panggilan Pak Jung
118 Bab 118 Tingkah Bik Surtik
119 Bab 119 Pemberian Denny
120 Bab 120 Kelumpuhan
121 Bab 121 Keputus asaan
122 Bab 122 Cerita Dania I
123 Bab 123 Cerita Dania 2
124 Bab 124 Cemburu?
125 Bab 125 Harun Vs Jesika
126 Bab 126 Rencana Sanga Mama
127 Bab 127 Satu-satunya pilihan?
128 Bab 128 Kehangatan Yang dirindukan
129 Bab 129 Penolong Dania?
130 Bab 130 Mengambil Paksa 1
131 Bab 131 Mengambil Paksa 2
132 Bab 132 Keadaan Di luar Ruang Operasi
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Menyenangkan
2
Bab 2 Kakak Lelaki yang Menyusahkan
3
Bab 3 Rasa Penasaran Pak Direktur
4
Bab 4 Sikap Jahil Pak Direktur
5
Bab 5 Telepon Jebakan
6
Bab 6 Membawa Pergi
7
Bab 7 Kedatangan Dokter Harun
8
Bab 8 Amarah
9
Bab 9 Perasaan Malu
10
Bab 10 Tidak Diizinkan Pulang
11
Bab 11 Akibat Makan Malam di Rumah
12
Bab 12 Pusing Memilih Panggilan
13
Bab 13 Ungkapan Perasaan
14
Bab 14 Kunjungan Tamu Tak di Undang
15
Bab 15 Tempat Berbagi
16
Bab 16 Kedekatan
17
Bab 17 Ingin Pulang
18
Bab 18 Perjanjian Kesepakatan
19
Bab 19 Pria Aneh
20
Bab 20 Hari Kepulangan
21
Bab 21 Bermalam
22
Bab 22 Kembali Kerja
23
Bab 23 Sikap Acuh Pak Direktur
24
Bab 24 Kesal dan Bahagia
25
Bab 25 Perasaan Hanna dan Indah
26
Bab 26 Permainan Perasaan
27
pBab 27 Cemburu
28
Bab 28 Kejutan 1
29
Bab 29 Kejutan 2
30
Bab 30 Kejutan 3
31
Bab 31 Rasa Ingin Tahu
32
Bab 32 Tamu VIP Penggoda
33
Bab 33 Studio 2
34
Bab 34 Perasaan Terhina 1
35
Bab 35 Perasaan Terhina 2
36
Bab 36 Pertemuan Dua Wanita
37
Bab 37 Terbalaskan 1
38
Bab 38 Terbalaskan 2
39
Bab 39 Terbalaskan 3
40
Bab 40 Menghindar
41
Bab 41 Kata Cinta
42
Bab 42 Nasib Kak Dino
43
Bab 43 Kebenaran Kak Dino
44
Bab 44 Duka dibalas kegembiraan
45
Bab 45 Denny Vs Rudi
46
Bab 46 Apa arti Rudi bagi dirimu?
47
Bab 47 Persetujuan Pakde
48
Bab 48 Kekecewaan Rudi di atas Kebahagiaan Indah
49
Bab 49 Penyerahan Diri Seutuhnya
50
Bab 50 Rasa Terima Kasih
51
Bab 51 Pertemuan Makan Malam
52
Bab 52 Hati-Hati yang Luka
53
Bab 53 Awal Penolakan
54
Bab 54 Batas Kebersamaan
55
Bab 55 Pilihan Untuk Tidak Dipilih
56
Bab 56 Rahasia di Balik Sebuah Rencana
57
Bab 57 Duka Mendalam
58
Bab 58 Berusaha Tegar
59
Bab 59 Khayalan Semu
60
Bab 60 Keputusasaan
61
Bab 61 Keinginan
62
Bab 62 Suatu Ide
63
Bab 63 Penolakan
64
Bab 64 Kegelisahan
65
Bab 65 Kekacauan
66
Bab 66 Penerimaan
67
Bab 67 Kehamilan Hanna
68
Bab 68 Kedatangan Rudy
69
Bab 69 Hanna Sakit?
70
Bab 70 Berkorban?
71
Bab 71 Rasa Bersalah
72
Bab 72 Kepedihan Denny dan Ketertarikan Iqbal
73
Bab 73 Harapan Keajaiban dan Amarah Yanti
74
Bab 74 Yanti Vs Iqbal
75
Bab 75 Kebahagian Yanti dan Duka Hanna
76
Bab 76 Kehadiran Sang Pengagum
77
Bab 77 Cinta itu Hilang?
78
Bab 78 Serangan ke dua bagi Hanna dan Yanti
79
Bab 79 Permohonan
80
Bab 80 Kepergian Hanna
81
Bab 81 Kenyataan Baru
82
Bab 82 Perjalanan
83
Bab 83 Perkenalan Nia
84
Bab 84 Indah?
85
Bab 85 Bukan Halusinasi
86
Bab 86 Kemenangan
87
Bab 87 Kau Puas?
88
Bab 88 Tidak Merindu apalagi Mengharapkan Kembali 1
89
Bab 89 Bersama Papa?
90
Bab 90 Kemarahan Denny
91
Bab 91 Terjebak
92
Bab 92 Tidak akan Memaafkan
93
Bab 93 Dirundung Kecemasan
94
Bab 94 Mengharap Kejujuran
95
Bab 95 Kecemasan yang Menghujam
96
Bab 96 Rasa Sakit yang Tersembunyi
97
Bab 97 Tersakiti Berkali-kali
98
Bab 98 Hiduplah dalam Takdirku
99
Bab 99 Sebenci itukah Kau Melihat Wajahku?
100
Bab 100 Aku hanya ingin Dia membenciku
101
Bab 101 Ada apa denganmu?
102
Bab 102 Pikir dan Putuskan
103
103 Harapan Pupus
104
Bab 104 Saka Menghilang?
105
Bab 105 Kau Juga Ikut Bertanggungjawab
106
Bab 106 Aku hanya ingin Saka, bukan Dia
107
Bab 107 Atau Dia Pura-pura tidak Tahu?
108
Bab 108 Menunggu Jawaban
109
Bab 109 Pertemuan Jesika dan Elisa
110
Bab 110 Kenangan Elisa 1
111
Bab 111 Kenangan Elisa 2
112
Bab 112 Sikap Prihatin
113
Bab 113 Jesika digantungi Pertanyaan
114
Bab 114 Rencana Denny
115
Bab 115 Pancingan yang Disengaja
116
Bab 116 Membawa Pulang
117
Bab 117 Panggilan Pak Jung
118
Bab 118 Tingkah Bik Surtik
119
Bab 119 Pemberian Denny
120
Bab 120 Kelumpuhan
121
Bab 121 Keputus asaan
122
Bab 122 Cerita Dania I
123
Bab 123 Cerita Dania 2
124
Bab 124 Cemburu?
125
Bab 125 Harun Vs Jesika
126
Bab 126 Rencana Sanga Mama
127
Bab 127 Satu-satunya pilihan?
128
Bab 128 Kehangatan Yang dirindukan
129
Bab 129 Penolong Dania?
130
Bab 130 Mengambil Paksa 1
131
Bab 131 Mengambil Paksa 2
132
Bab 132 Keadaan Di luar Ruang Operasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!