AMANDA [ A Happy Marriage ]
Amanda Ostman
Arthur Smith
**
Amanda dan kedua saudara nya sedang duduk diruang tamu sambil menatap seorang kakek yang menatap mereka bertiga dengan intens
Kakek tersebut tersenyum dan menunjuk Sella
" Aku ingin dia" Sella kaget dengan itu dan menatap ayahnya dengan pandangan memohon
Poppy yang duduk disebelahnya mencoba menenangkan Sella dengan menyentuh tanganya
" Baiklah" Kata Kabolt menghiraukan pandangan Sella
" Antarkan dia ke hotel Baterflay malam ini jam tujuh" Pria tua itu bediri dari kursi dan memanggil asistennya
" Buddy kirimkan uang $ 500 juta pada pria itu" Tunjuk kakek tersebut pada Kabolt dengan tongkatnya, dia tidak perlu untuk bersikap sopan karena pria itu lebih biadab darinya, yaitu menjual putrinya
Kabolt menatap penuh dengan bersinar perkataan kakek tua itu
" Astaga 500 juta, itu bahkan lebih cukup untuk melunasi hutang ku" Kabolt berteriak senang dalam hati
Andreas menelpon seseorang kemudian menatap Tuanya
" Sudah Tuan " Kakek tersebut menatap Kabolt dengan tajam
" Kamu dengar "
" Iya Tuan Tony, Terima kasih " Kata Kabolt dengan senang, Tony menatap datar Kabolt dan pergi dari sana
Setelah kepergian Tony, Sella langsung berteriak kesal
" Aku tidak mau! Lebih baik aku mati dari pada menikah dengan kakek tua bangka seperti itu! " Amanda menatap Sella dengan khawatir dan menyentuh tanganya
" Kakak " Sella menepis tangan Amanda dan juga berkata kasar padanya
" Kamu senangkan! Dia memilihku bukan kamu! " Amanda terdiam mendengar itu
" Papa aku tidak mau! " Kabolt menghembuskan nafasnya kasar mendengar itu
" Dia sudah memilihmu"
Sella menatap kesal pada ayahnya dan membanting vas bunga yang ada diatas meja hingga pecah
" Aku tidak mau, jika Papa memaksaku, Papa akan menemukan mayat ku tergantung diatas balkon kamarku besok pagi " Kata Sella dengan menatap tajam ayahnya, Kabolt sedikit terkejut mendengar itu
" Dia sudah membayar maharnya, kamu harus mau"
" Tidak! aku tidak mau! Kasih saja Amanda pada kekek tua itu" Tunjuk Sella pada Amanda, Amanda terdiam melihat itu dan menatap ayahnya yang juga menatapnya
" Amanda tidak secantik kamu dan juga tidak mempunyai gelar sarjana " Amanda sudah terbiasa mendengar hal yang menyakitkan seperti itu jadi dia hanya diam saja
" Kalau begitu Kak Poppy saja, dia cantik dan juga berpendidikan " Poppy menatap kesal Sella yang menunjuknya
" Aku tidak bisa"
" Kenapa? Kamu kan suka uang, menikah saja dengan kakek tua kaya itu"
" Aku hamil, dan ini anak Thomas pacarku" Kata Poppy santai, semua terdiam mendengar itu
" Apa? Kamu hamil? " Tanya Kabolt pada Poppy, Poppy menatap Kabolt dan menganggukkan kepalanya,
" Kamu ini kenapa bisa, jika kamu dan Sella tidak ingin jadi siapa? " Amanda menatap Kabolt yang terlihat bingung
" Papa sudah tahu kak Poppy hamil dengan pacarnya, tapi dia tidak marah, kak Sella memecahkan vas bunga dia diam, tapi aku hanya karena tidak mendengar saat dia memanggilku, dia membentak ku dengan kasar" kata Amanda didalam hati merasa kecewa dengan sikap pilih kasih ayahnya
" Amanda saja, dia itu lumayan cantik, kakek tua itu pasti senang "
" Iya, biar aku yang mendandani nya " Usul Poppy
Kabolt menatap Amanda yang hanya diam
" Tapi apa Tuan Tony akan mau? "
" Tentu saja, Papa serahkan saja padaku"
**
Amanda duduk di depan meja rias menatap dirinya yang sudah didandani dengan sangat mewah
Baju tanpa lengan dan belahan yang tinggi hingga pahanya
" Kakak baju ini terlalu terbuka" Sella menatap kesal Amanda
" Pria tua suka wanita muda yang sexy, sudah kamu diam saja" Amanda kembali menatap dirinya didepan cermin,
" Apa ini takdirku?
Seseorang wanita masuk dengan banyak tas belanjaan ditanganya dimana semua adalah barang bermerek terkenal, dia berjalan mendekati Sella dan Amanda
" Ada apa ini sayang, kenapa wanita ini kamu dandani? " Tanya Martha pada Sella, Sella menatap ibunya
" Kakek tua itu memilihku, aku tidak mau, jadi biarkan saja Amanda yang menggantikanku" Martha tertawa dan meletakkan tas belanjaannya diatas ranjang
" Tentu saja dia memilihmu, kamu cantik tidak seperti Amanda " Sella meletakkan alat make up nya dan mendekati Martha
"Mama pergi berbelanja? Mana milikku?" Tanya Sella sambil membuka tas belanjaan tersebut
" Iya, Mama tidak bisa melewatan untuk membeli barang -barang ini karena stoknya yang terbatas "
" Mama yang terbaik, apa ini milikku?" Tanya Sella menunjukkan tas Hermes terbaru
" Iya"
Amanda hanya diam saja, dia diam bukan berarti dia tidak sakit hati atau kecewa melihat pemandangan itu, tapi hatinya mungkin sudah mati karena terlalu sering merasakan hal itu
Poppy masuk dan berteriak senang melihat semua barang-barang tersebut
" Astaga! " Poppy langsung berlari dan mengambil sepatu dengan motif bunga yang indah
" Ini untukku? " Martha mengangguk dan menyentuh rambut anaknya
Sella menatap Amanda yang menatap kearah mereka
" Mama coba lihat wanita itu, dia tampak menyedihkan? "
Martha dan Poppy menatap Amanda yang masih menatap mereka
" Biarkan saja, dia sudah menyedihkan sejak ibunya mati" Amanda bisa mendengar banyak hal yang menyakitkan tapi setiap kali dia mendengar hal itu hatinya sakit
" Kamu jangan membenci kami, Mamaku bukan perebut suami orang, itu salah ibumu sendiri yang tidak bisa menjaga suaminya"
" Iya, lagian Papa lebih memilih Mama jadi kamu jangan merasa sakit hati" Lanjut Poppy
Martha tersenyum senang mendengar itu dan mencium satu persatu putrinya
Amanda berdiri dan pergi dari sana, mereka bertiga tertawa melihat Amanda yang pergi dengan raut kesedihan
Amanda berlari keluar dan melihat ayahnya yang baru turun dari lantai atas
" Kenapa kamu menangis, nanti riasan mu rusak" Amanda merasa semakin sakit mendengarnya, dia pergi dari sana dan duduk dikursi taman belakang
" Mungkin ini yang terbaik, aku bisa pergi dari rumah yang seperti neraka ini!! " Amanda berteriak marah meluap kan semuanya tidak perduli ada yang mendengarnya, toh dia juga akan pergi dari rumah itu
**
Amanda sudah didalam mobil menuju hotel yang telah disepakati, Kabolt menatap Amanda yang terlihat tenang disamping nya
" Ingat jika pria tua itu marah karena bukan Sella yang datang, kamu bisa menggodanya dan mungkin dia akan tertarik padamu " Amanda masih diam tidak bicara sama sekali, dan saat mereka hampir sampai Amanda menatap ayahnya dengan tenang
" Jika aku sudah masuk kedalam sana aku sudah bukan anakmu lagi, jadi jangan temui atau cari aku lagi, kamu bukan ayahku lagi" Kabolt terpaku menatap sorot mata anak perempuan nya, ada kemarahan disana seakan wanita itu sudah muak menatap dirinya
Amanda langsung turun dari mobil tepat saat mobil berhenti, Kabolt keluar dan menatap punggung Amanda yang menjauh
" Kamu bukan ayahku lagi" Kata-kata itu terngiang di kepala Kabolt seakan itu hal yang mungkin akan dia sesali nantinya
" Tuan" Kabolt menatap Daud, pria tua yang sudah menjadi supirnya waktu istrinya masih hidup, Ibu Amanda Amara
" Tuan anda nyakin? dia mungkin akan menghilang untuk selamanya dari kita" Kabolt kembali menatap Amanda yang sudah menghilang
" Tidak, dia pasti akan datang padaku karena dia putriku"
" Tapi tidak terlihat seperti itu" Kabolt menatap tajam Daud yang selalu lancang sejak Amara meninggal dunia
" Kamu diam saja, meskipun dia menghilang pun, aku tidak merasa menyesal, aku punya dua putri yang lebih baik darinya "
" Tapi mereka bukan anak kandung anda Tuan "
" Kamu diam saja! Kamu mau saya pecat" Kabolt terpancing emosi mendengar nya, Daud tersenyum sinis dan menatap menyedihkan pada Kabolt yang sudah berpuluh tahun menjadi tuanya
" Saya berhenti, saya bertahan hanya untuk Nona Amanda dan sekarang dia pergi, saya juga akan pergi " Daud melepas jas hitamnya dan meletakkannya didalam mobil dan pergi dari sana tanpa salam perpisahan meninggal kan Kabolt yang berdiri dengan kaget
Kabolt tertawa melihat itu
" Dasar orang sok punya harga diri, kamu selamanya akan menjadi seorang supir "
Kabolt masuk kedalam mobil dan pergi dari sana, ditengah perjalanan perkataan Amanda kembali hadir, dia memukul setir dengan kuat merasa kesal dengan itu karena perasaannya menjadi tidak tenang
" Sial! "
**
Amanda menangis didalam lift yang membawanya menuju tempat Tuan yang membelinya
Lift terbuka dan Amanda keluar dari sana, dia menatap pintu kamar hotel dengan tulisan emas di pintunya
Amanda menarik nafas panjang sebelum mengetuk pintu, terdengar suara seorang pria dari dalam
" Masuk" Amanda masuk dengan gugup dan melihat kamar yang penuh dengan bunga mawar
" Kamu jelek" Amanda menatap pria yang berdiri didepan balkon sambil menatap nya intens, Amanda mengerutkan dahinya bingung
" Maaf Tuan sepertinya saya salah kamar" Amanda berjalan keluar dan mencoba membuka pintu kamar tapi tidak bisa pintu itu terkunci
" Kamar itu sudah dikunci dari luar, ayo kita nikmati saja malam ini"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Hamokitsi Run
ishh... aneh mlh sayang sma anak tirinya dan nyiksa anak kandung nya
2022-06-16
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
awal yg menyedihkan
2021-06-23
0
AsKia Putri Salmani
Masih nyimak
2021-05-31
0