Amanda yang mendengar hal tersebut syok dan menggerakkan engsel pintu berkali-kali berusaha untuk membuka pintu tersebut
Bunyi engsel yang dihasilkan oleh Amanda mengganggu pendengaran Arthur hingga pria itu berdecak kesal
" Kamu mau merusak pintu itu? " Kata Arthur kesal, Amanda tidak perduli dan tetap melakukannya, Arthur sangat kesal dan mendekati wanita tersebut
Arthur sampai di dekat Amanda dan menyentuh tangan wanita itu yang menggenggam engsel pintu seketika Amanda terdiam kaku saat tangan hangat Arthur menyentuh tangannya
" Berhentilah bermain-main" Amanda menatap Arthur yang sudah melepaskan tanganya dan menatap serius kearahnya
" Apa maksud mu? " Tanya Amanda
" Apa maksudku? Kamu sudah tahu semuanya, kamu datang kesini untuk uang kan? " Amanda yang mendengar hal tersebut sadar akan status dirinya, dia melepaskan engsel pintu tersebut dan berdiri tegap didepan Arthur
" Maaf" Kata Amanda, Arthur menghembuskan nafasnya pelan memperhatikan wajah Amanda yang putih kemerah-merahan, sangat cantik dan bersih
" Duduklah dulu" Arthur berjalan menuju sofa dan duduk disana, Amanda mengikuti pria tersebut dan duduk di seberang Arthur
" Mari kita buat kesepakatan "
" Kesepakatan? "
" Iya"
" Untuk apa? "
" Aku tidak tahu wanita seperti apa kamu jadi aku harus antisipasi dulu, siapa tahu kamu lebih liar dari pada pemikiran ku "
Amanda hanya diam saja, jangankan liar kata yang lebih kejam saja dia sering mendengar dari Poppy dan Sella tapi lain lagi dengan pemikiran Arthur, pria itu mengira kediaman Amanda karena wanita itu sadar akan dirinya yang liar itu
" Mari aku jelaskan dulu kamu pasti bingungkan? "
" Iya, yang telah membeliku bukan pria muda seperti kamu "
" kamu pasti terkejut dan sangat senang saat kamu masuk aku yang tampan ini yang ada didalamnya" Kata Arthur dengan mengusap rambutnya bangga tapi dia terdiam saat melihat ekspresi datar dari Amanda
"Aku adalah anak dari Harris Roberto Smith dan cucu dari Tony Roberto Smith, perkenalkan namaku Arthur Smith" Kata Arthur menjulur kan tanganya, Amanda terdiam kaget dan menerima uluran tangan tersebut
" Aku Amanda Otsman... " Amanda terdiam dan ingat akan pria tua yang yang menjualnya seketika amarahnya kembali hadir
"Bukan...namaku Amanda hanya Amanda"Arthur menatap dalam mata Amanda yang menyimpan begitu banyak hal misterius yang membuat pria itu penasaran
" Jadi dimana kamu bertemu kakek ku? Di Bar? Motel? Atau di jalan ? " Amanda menatap Arthur sedikit kesal mendengar hal tersebut
" Aku bukan wanita murahan "
" Dirumah " kata Amanda
" Dirumah? Rumah siapa? Rumahmu atau rumah orang tuamu atau ditempat Germo? " Amanda menahan kekesalan dan tersenyum pada pria tersebut sedangkan Arthur mengerutkan dahinya bingung melihat senyum wanita itu
" Ditempat Germo " Kata Amanda santai, Arthur yang mendengar hal tersebut berdecak kesal dan menyandarkan punggungnya kesandaran sofa
" Bagaimana mungkin kakek mencarikan wanita bekas orang lain untukku " Amanda tidak perduli dengan pemikiran Arthur tentangnya toh pria itu sudah mengecap buruk dirinya, kalaupu dia mengatakan kejujurannya pria itu pasti tidak percaya jadi lebih baik seperti ini
" Jadi bagaimana? Kamu melepaskanku?" Harap Amanda setelah mendengar perkataan Arthur, Arthur langsung mendelik tajam kearah Amanda
" Boleh Tapi setelah aku mendapatkan semua harta warisan dari kakek ku"
" Sampai kapan? " Tanya Amanda kecewa
" Ya sampai aku dapat warisan tersebut" Kata Arthur kesal
" Apakah sangat lama? "
" Kenapa kamu terlihat sangat ingin pergi dariku? Jangan mencoba menciptakan opini baik didepanku "
Amanda terdiam mendegar hal tersebut
" Dia akan selalu beranggapan buruk tentangku"
**
Sedangkan disisi lain Buddy datang ke dalam ruangan Tony dengan tergesa-gesa
" Tuan! "
" Ada apa? "
" Wanita yang datang bukan yang anda pilih "
"..... "
" Tuan" Kata Buddy setelah tidak mendapat respon dari Tuannya
" Itulah rencananya"
" Rencana? " Tony berdecak kesal mendengarnya ternyata meskipun Buddy telah lama kerja dengannya, pria 40 tahun tersebut masih belum paham jalan pikiran tuannya
" Aku sengaja datang kesana dan tidak mengatakan bahwa aku memilih salah satu wanita itu untuk cucuku, aku ingin tahu apa mereka mau menghabiskan malam bersama pria tua sepertiku bahkan hanya untuk uang, aku rasa mereka pasti berpikir berkali-kali "
" Saya masih belum mengerti Tuan"
" Kamu ini, dari awal aku sudah menyukai wanita yang duduk disamping kiri"
" Kalau seperti itu kenapa tidak dari awal Tuan pilih saja wanita itu jangan membuat semuanya rumit"
" Aku sengaja Buddy, meskipun aku rasa wanita itu baik, aku ingin tahu siapa yang benar-benar mau bermalam bersama kakek Tua ini demi ayahnya yang serakah itu dan sekarang terbukti wanita polos itu sudah menjadi pengganti dari kakak tirinya, mereka mau uangku tapi tidak mau menjalankan perjanjiannya"
" Tapi tidak masalah setidaknya wanita yang bermalam bersama cucu laki-laki wanita yang baik, cari tahu apa mereka sudah menghabiskan malam bersama" Perintah Tony pada Buddy yang masih bingung dengan penjelasan Tuanya
" Tidak bisa Tuan, CCTV didalam kamar hotel telah dirusak Tuan Muda, semua jendela juga sudah ditutupi Tuan Muda"
" Ternyata Anak itu mau bermain dengan tenang" Kata Tony dengan tersenyum lucu
" Tapi saya rasa Tuan Muda tidak akan melakukannya, dia pasti sedang menjalankan rencana sekarang"
" Kamu tahu apa? Aku lebih tahu cucuku dari kamu" Kata Tony menatap kesal Buddy, mendengarkan hal tersebut Buddy langsung menutup mulutnya takut
**
" Jadi bagaimana? " Tanya Arthur setelah mengatakan rencananya
" Menikah seminggu lagi dengan sangat mewah? Dan bercerai setelah kamu mendapatkan semua harta kakekmu ? "
" Iya, kamu tenang saja aku tidak akan membiarkan kamu keluar tanpa uang sepeser pun, aku ini pria yang baik, aku akan memberikan rumahku yang ada di Paris untukmu, dan tunjangan setiap tahunnya bagaimana? " Amanda menerawang, sebenarnya itu bukanlah ide yang buruk dia mendapat rumah dan tunjangan setiap tahunnya
" Kenapa masih kurang? " Tanya Arthur saat melihat Amanda masih berpikir
" Tidak"
" Jadi? "
" Tapi dalam pernikahan kita tidak ada kontak fisik kan? "
Arthur menatap tajam Amanda setelah mendengar nya
" Iyakan? " Kata Amanda memastikan
" Tidak" Amanda terdiam dan menatap serius Arthur
" Kenapa? Pernikahan kita hanya pernikahan diatas kertas kan? "
" Iya tapi bagaimana nanti kalau Kakekku menginginkan cucu, lagian kamu jangan sok jual mahal bukannya kamu sering disentuh banyak pria "
" Kamu jangan sembarangan bicara"
" Tidak, kan kamu yang tadi bilang kamu bertemu dengan kakekku ditempat Germo "
" Tapi aku tidak bilang aku telah disentuh banyak orang"
" Kita buktikan saja sekarang apa kamu belum pernah melakukannya atau tidak"
" Maksud kamu? "
" Tidur denganku malam ini"
" Kamu gila "
" Amanda ingat status mu" Kata Arthur sambil meminum wine nya dengan santai mengingatkan Amanda akan status dirinya, Amanda tersadar dan menatap Arthur yang menatap intens padanya
" Maaf" Kata Amanda dengan suara pelan, Arthur mengangkat alisnya saat mendengar permintaan maaf tersebut
" Kamu tenang saja, selama kakekku tidak menginginkan cucu aku tidak akan menyentuhmu"
Amanda mengangkat kepalanya dan ingin bertanya tapi dia urungkan saat telpon didalam tasnya berdering
" Hallo" Kata Amanda setelah dia mengangkatnya, Arthur menghentikan kegiatan minumnya dan memperhatikan Amanda
" Maaf aku permisi menerima telpon dulu" Amanda tidak nyaman ditatap oleh Arthur dan memilih menjauh dari pria tersebut
" Amanda kenapa hari ini kamu tidak datang? pelanggan ku banyak yang protes karena kue coklat favorit mereka tidak ada"
" Maaf, ada sedikit masalah dan aku tidak sempat untuk ke kafe"
" Ck kamu ini harusnya bilang kalau kamu tidak bisa, pokonya besok kamu harus datang, kafe ku sangat bergantung padamu "
" Iya, besok aku kesana tenang saja boss"
Terdengar suara tawa dari seberang telpon setelah Amanda memanggilnya dengan panggilan Boss
" Kamu ini bisa saja, ya sudah aku mau menuntup kafe ku dulu, besok jangan lupa datang ya"
" Iya"
" Kalau begitu sampai jumpa bye"
" Bye"
" Siapa? "Amanda kaget saat dia berbalik Arthur sudah berdiri dibelakangnya
" Apanya ? "
" Siapa yang menelpon? " Amanda mengerutkan dahinya saat Arthur bertanya
" Kenapa dia ingin tahu? "
" Bossku"
" Boss? "
" Iya aku bekerja di salah satu kafe kue sebagai pembuat kue" Amanda rasa dia harus memberitahu Arthur karena mereka harus saling terbuka sekarang
" Tidak perlu bekerja disana, aku akan membiayai hidupmu selama menjadi istriku " Amanda terdiam mendengar nya
" Terima kasih tapi tidak, aku bisa membiayai hidupku sendiri, kamu cukup berusaha dengan cepat untuk mendapatkan warisan dari kakekmu sehingga aku bisa pergi tanpa hutang budi"
Arthur terdiam dan berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya setelah mendengar perkataan Amanda
" Ya kamu benar, mari buat ini cepat berlalu dan kamu bisa pergi dari hidupku" Setelah mengatakan hal tersebut Arthur pergi duduk disofa dan kembali membuka botol wine yang baru
" Aku harap juga begitu" Kata Amanda dalam hati dengan menguatkan hatinya.
**
aku InsyaAllah Update minggu depan ya, soal y aku lagi revisi cerita aku yang lainnya
Terima kasih🙏💕😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Rosikh Nurhayati
baru baca langsung syuukaaa
2023-01-15
0
Atieks Syaiful Bahri
baru mampir thor langsung sreg ceritanya kyknya menarik🤭
2021-10-04
0
Ixora_Javanica
sepertinya seruuu. sudah lama ada di rak favorit fapi baru sempat baca. 🥰🥰🥰
2021-09-20
0