MoodBoster

MoodBoster

{CHAPTER 1}

👑

Seorang wanita berlari dengan sekuat tenaganya dari kejaran preman yang ingin memalaknya. Jalanan yang ia lalui sangat sepi, tidak ada satu orangpun. Ia tidak tahu harus melewati jalan yang mana. Ia baru pindah di sini jadi ia tidak tahu tentang jalan yang terdapat di komplek ini.

BRUK

Tiba-tiba ia menabrak tubuh seseorang, wanita itu terduduk di tanah. Wanita itu meringis kesakitan, saat ia melirik ke belakang ternyata preman itu sudah dekat ke arahnya.

Saat wanita itu akan berlari pergelangan tangannya dicekal oleh orang yang ia tabrak tadi. Wanita itu melirik wajah orang itu, satu kata yang bisa di definisikan untuk orang itu, dia tampan. Tapi penampilannya juga seperti preman, bahkan ada tindik ditelinga kirinya.

"Lo mau kemana, minta maaf dulu dong karena lo udah nabrak gue," cetus orang itu.

"Maa-" sebelum ia menyelesaikan ucapannya preman tadi memotong lebih dulu ucapannya, "sini lo, serahin duit lo!" teriak preman itu galak.

Wanita itu menatap mata pemuda yang ada di depannya, "aku mohon tolongin aku dari preman itu, sehabis itu aku bakal minta maaf sama kamu," pinta wanita itu.

Pemuda itu menghembuskan nafas pelan, ia melepaskan cekalan tangannya dari pergelangan tangan wanita itu. Pemuda itu berbalik menghadap preman itu, "biarin dia pergi lah Bang, kasihan dia," ucap pemuda itu.

"Emang lo siapa hah!" bentak preman itu.

"Oh, lo mau kenalan sama gue Bang. Nama gue Adinata Raffa Narendra. Gue biasa dipanggil Nata Bang," jawab Nata sambil tersenyum.

Preman itu mendengkus kesal, siapa juga yang mau tahu dengan nama pemuda itu, "gak usah banyak bacot deh lo," preman itu maju untuk menghajar Nata. Nata menangkis tangan preman itu, dia balik menghajar preman itu.

Wanita yang dari tadi hanya berdiri menatap takut pergulatan sengit di depannya. Ia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Ia berharap Nata baik-baik saja.

Preman itu kabur saat sudah babak belur oleh Nata. Nata hanya mendapat luka di ujung bibir dan pipinya yang berdarah. Nata mendekati wanita itu, "lo udah aman sekarang, gue pergi dulu," ucap Nata.

Saat Nata akan melangkah wanita itu menarik ujung kaosnya, Nata mengerutkan kening bingung, "kenapa?" tanya Nata. Wanita itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "itu, aku gak tahu arah jalan ke rumah aku. Bisa anterin aku pulang gak?" pinta wanita itu.

Nata mendengkus kesal, ia mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa wanita di depannya ini tidak tahu jalan ke arah rumahnya sendiri, "lo nyusahin banget sih," kesal Nata.

Wanita itu hanya menunduk, ia benar-benar tidak tahu arah jalan ke rumahnya, "ya udah ayok gue anterin. Lo tahu kan alamat rumah lo di mana?" tanya Nata. Ia tidak mau mendengar jawaban kalau wanita di depannya ini juga tidak tahu di mana alamat rumahnya.

"Aku tahu ko," jawab wanita itu. Nata bernafas lega, "ikutin gue," Nata mulai melangkah ke arah motornya yang terparkir di ujung gang. Niatnya, ia akan berkunjung ke rumah temannya. Tapi, ia malah bertemu dengan wanita aneh yang tidak tahu jalan ke arah rumahnya sendiri.

Nata memberhentikan langkahnya ketika sudah ada di depan motornya, Nata berbalik menghadap wanita itu, "nama lo siapa? Terus kenapa lo gak tahu arah jalan ke rumah lo sendiri?" tanya Nata datar.

"Nama aku Aleta. Aku baru pindah di sini. Niatnya, aku cuma mau keliling-keliling komplek ini. Tapi aku malah dipalak preman dan dikejar preman. Jadi, ya aku lari aja ngikutin arah jalan, tapi kalau aku pikir-pikir aku larinya jauh banget dan aku lupa jalan pulangnya ke arah mana," jelas Aleta panjang lebar.

"Oh," jawab Nata singkat dan jelas. Aleta menghembuskan nafas kasar, ia sudah berbicara panjang lebar tapi hanya di balas dengan dua huruf. Sungguh menyakitkan.

"Sebutin alamat rumah lo," Aleta langsung menyebutkan alamat rumahnya pada Nata. Nata mengacak rambutnya pelan, kenapa Aleta bisa lari sejauh itu? Ke sini sampai ke rumah Aleta itu memakan waktu lima belas menit.

Nata berbalik lagi ke arah motornya, ia mengambil helm yang ada di atas jok motornya. Nata menyodorkan helm itu pada Aleta, "nih pake," perintah Nata.

Aleta hanya diam, kenapa kenangan masa lalunya tiba-tiba terngiang di dalam pikirannya. Nata mendengkus kesal, ia memasangkan helm itu dikepala Aleta, "lo gak tahu cara make helm apa gimana sih, gue gak yakin lo beneran makhluk bumi," cetus Nata.

Nata menaiki motornya, ia menyuruh Aleta juga untuk naik ke motornya. Aleta langsung menaiki motor Nata. Nata mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Setelah beberapa menit kemudian Nata telah sampai di depan rumah Aleta. Nata memandangi rumah Aleta yang cukup besar. Aleta turun dari motor Nata, ia berdiri di samping Nata, "makasih ya, karena kamu udah nolongin aku dari preman dan nganterin aku pulang. Maaf sebelumnya karena aku udah nabrak kamu, dan maaf juga kalau aku ngerepotin kamu," ucap Aleta.

"Iya, lo emang ngerepotin gue," jawab Nata datar.

"Tunggu, jangan pergi dulu. Luka kamu harus diobatin,"  ucap Aleta. Aleta memaksa Nata untuk masuk ke rumahnya dulu, ia ingin mengobati luka yang ada di ujung bibir dan yang ada dipipi Nata sebagai ucapan terimakasih.

"Gak usah, gue pulang aja," tolak Nata. Aleta tetap membujuk Nata agar mau lukanya diobati olehnya. Akhirnya Nata mengalah, ia turun dari motornya dan mengikuti langkah Aleta yang masuk ke dalam rumahnya.

Nata duduk di ruang tamu. Aleta mengambil obat merah dan plester yang ada di kamarnya. Kamar Aleta masih belum sempurna karena ia baru pindah dan belum selesai beres-beres.

Aleta duduk di samping Nata. Aleta mengobati ujung bibir Nata dengan hati-hati. Lalu ia beralih mengobati pipi Nata yang berdarah. Ia pikir Nata akan kesakitan, tapi ternyata Nata hanya diam saja saat dia mengobati lukanya. Saat sudah selesai meneteskan obat merah pada Nata, ia menempelkan plester dipipi Nata yang terluka.

Nata melirik siku Aleta yang berdarah. Nata mendengkus pelan. Aleta tersentak ketika tiba-tiba Nata melepaskan plester yang baru dia pasang dipipi Nata yang terluka, apa Nata tidak suka pipinya diplester?

Aleta kembali tersentak ketika tiba-tiba Nata menempelkan plester itu disikunya yang berdarah. Aleta tidak sadar kalau sikunya terluka, mungkin sikunya terluka karena ia terjatuh ditanah tadi.

"Harusnya lo juga obatin luka lo. Gue pergi, makasih karena udah ngobatin luka gue," Nata berdiri dari duduknya. Ia melangkah pergi. Aleta mengintip kepergian Nata dari balik jendela, "makasih Nata," gumam Aleta.

👑

Makasih udah mau mampir ❤

Terpopuler

Comments

IK

IK

izin baca yaa thor

2022-12-16

0

e v v a

e v v a

misi thor ikut prmo. Yuk baca ceritaku "Terpaksa menikahi dokter dingin." siapa tau bisa menjadi novel favoritmu juga😆

2020-06-22

2

Indahsusanti

Indahsusanti

mantap thorr... to jangan kyak Alvaro meninggal

2020-04-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!