{CHAPTER 2}

Happy Reading ❤

👑

Aleta bangun dari tidurnya, jam menunjukkan pukul lima pagi. Hari ini, hari pertama Aleta sekolah di sekolah barunya. Aleta melirik bingkai poto yang terdapat dinakasnya, terdapat poto dirinya dengan seorang laki-laki yang mencium pipinya.

Aleta mengambil bingkai itu. Aleta mengelus bingkai itu, "aku bakal memulai hidupku yang baru Al," gumam Aleta. Ia kembali menaruh bingkai itu dinakas. Aleta akan bersiap-siap untuk sekolah.

Aleta sudah siap dengan seragam sekolahnya, Aleta keluar dari kamarnya. Ia melihat Milka sedang menyiapkan sarapan, "pagi Ma," sapa Aleta.

Milka melirik Aleta, "pagi juga Sayang," balas Milka tersenyum.

Aleta duduk di meja makan. Milka menaruh sepiring nasi goreng di depan Aleta, "Mama bakal pulang malem, kamu gak papa kan di sini sendirian?" tanya Milka.

"Gak papa Ma," jawab Aleta. Milka mengelus pucuk kepala Aleta, Milka memiliki profesi sebagai dokter, ia akan lebih sering di rumah sakit dari pada di rumah.

Aleta diantarkan ke sekolah oleh Milka. Sekolahnya cukup jauh dari rumahnya, Milka memilihkan Aleta sekolah terbaik di jakarta.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di sekolah baru Aleta. Aleta keluar dari mobil, ia melirik sekelilingnya. Sekolahnya yang sekarang lebih bagus dari pada sekolahnya sebelumnya.

Aleta menyalami tangan Milka, "kalau ada apa-apa kabarin Mama," ucap Milka. Aleta mengangguk. Milka mulai melajukan mobilnya kembali.

Aleta mulai memasuki lingkungan sekolah barunya, banyak pasang mata yang meliriknya. Aleta terus melangkah untuk mencari ruang kepala sekolah.

Aleta tersentak ketika tiba-tiba ada orang yang berdiri di depannya. Orang itu tersenyum lebar, "Hai cantik, gue Vano. Kalau nama lo siapa?" tanya Vano.

"Aleta," jawab Aleta. Saat ia akan melangkah ke kiri tangannya dicekal oleh Vano, "lo pasti mau ke ruang kepala sekolah kan. Gue kan orang baik yang suka menolong orang. Jadi, biar gue anterin," ucap Vano.

"Gak usah Kak," jawab Aleta. Vano tetap memaksa untuk mengantarkan Aleta ke ruang kepala sekolah. Aleta mengalah, ia juga tidak tahu letak kantor kepala sekolah di mana.

Vano dan Aleta telah sampai di kantor kepala sekolah. Vano mengetuk pintu, "assalamu'alaikum Bu," ucap Vano.

"Tunggu sebentar," jawab kepala sekolah dari dalam ruangan.

Vano menyuruh Aleta untuk duduk dulu dikursi yang ada di depan kantor kepala sekolah, sepertinya ada orang di dalam ruangan kepala sekolah. Setelah beberapa menit menunggu, pintu terbuka.

Aleta terkejut ketika melihat Nata keluar dari dalam kantor kepala sekolah, ia lebih terkejut lagi ketika melihat wajah Nata yang babak belur.

Aleta mencekal pergelangan tangan Nata, Nata memberhentikan langkahnya dan melirik Aleta, "lepas," sinis Nata.

"Kamu kenapa?" tanya Aleta. Nata mendengkus pelan, ia menepis tangan Aleta kasar. Tatapan mata Nata sangat tajam memandang Aleta, "bukan urusan lo," cetus Nata. Ia kembali melangkah.

Vano mengerutkan kening. Apa Aleta dan Nata saling mengenal? Kenapa Aleta terlihat peduli pada Nata? Pertanyaan itu terngiang-ngiang dalam benaknya.

"Hai," sapa Rina sang kepala sekolah. Aleta dan Vano langsung melirik ke arah Rina. Rina tersenyum manis, "kamu Aleta kan, ayo masuk," ucap Rina.

"Bu, Nata berantem lagi ya?" tanya Vano penasaran. Rina menghembuskan nafas pelan, dia mengangguk membenarkan pertanyaan Vano, "Ibu gak tahu lagi cara menghadapi dia gimana," lirih Rina.

"Ayo masuk Aleta, Vano kamu kembali ke kelas," perintah Rina lembut.

Aleta mengikuti langkah Rina yang ada di depannya. Aleta dipersilahkan duduk oleh Rina, "semoga betah sekolah di sini ya Aleta, kamu masuk kelas 12 IPA 3. Biar saya antarkan ke kelas kamu," ucap Rina.

Rina dan Aleta berjalan beriringan. Kelas Aleta terdapat di lantai dua. Aleta mulai gugup, ia takut teman-teman barunya tidak menyukai keberadaannya.

Rina mengetuk pintu kelas 12 IPA 3 yang terdapat guru perempuan di dalamnya. Guru itu mendekati Rina dan Aleta, "ini murid baru yang masuk di kelas ini," jelas Rina.

Guru itu tersenyum manis, ia menarik tangan Aleta untuk masuk ke dalam kelas. Semua mata langsung memperhatikan Aleta. Guru yang bernama Salsa itu menyuruh Aleta untuk memperkenalkan diri, "nama saya Aleta, saya pindahan dari bandung. Saya harap kalian bisa menerima saya di kelas ini," ucap Aleta lantang.

"Silahkan duduk dikursi yang kosong Aleta," ucap Salsa.

Aleta melangkah ke kursi yang kosong yang terdapat di pojok. Aleta duduk di samping perempuan yang tersenyum manis padanya, "akhirnya gue punya temen sebangku. Nama gue iris, salam kenal Aleta," ucap Iris.

Aleta tersenyum tipis, "salam kenal juga Iris," jawab Aleta.

Kedua perempuan yang duduk di depannya melirik ke arah Aleta, mereka tersenyum pada Aleta, "hai, gue Icha," sahut Icha yang duduk di depannya.

"Gue Sisil, kalau lo butuh bantuan, minta tolong aja sama kita," sahut Sisil yang duduk di sebelah Icha. Icha dan Iris menyetujui ucapan Sisil. Mereka menyambut Aleta dengan baik.

"Sisil, Icha. Pokus ke pelajaran Ibu," sahut Salsa. Sisil dan Icha langsung membenarkan posisi duduknya menghadap depan memperhatikan Salsa.

"Jangan takut sama Bu Salsa, dia mah sok galak doang," bisik Iris pada Aleta.

BRAK

Aleta terkejut ketika seseorang tiba-tiba membuka pintu dengan kasar. Iris mendengkus kesal, "si Nata emang kurang ajar banget. Perlu disleding tuh anak," gumam Iris.

Aleta melirik Iris, "dia di kelas ini?" tanya Aleta.

"Iya, dia duduk di pojok sama gengnya itu. Setiap hari dia selalu bikin masalah, kayanya tuh anak kalau gak bikin masalah sehari dia bisa mati deh. Padahal Ibunya kepala sekolah di sini. Dia emang ganteng sih, mungkin paling ganteng di sekolahan ini. Dia juga suka berantem, lihat aja tuh wajahnya yang babak belur gitu. Percuma kalau ganteng, tapi kelakuannya kaya preman gitu," jelas Iris panjang lebar.

Aleta melirik Nata yang sedang dimarahi Salsa. Nata hanya diam saja ketika Salsa memarahinya, ia bahkan menundukkan kepalanya. Salsa menyuruh Nata untuk duduk di tempatnya, Nata melangkah ke tempat duduknya dengan gaya coolnya.

Salsa baru menyadari kalau wajah Nata babak belur dan masih ada darah dipelipis Nata, sepertinya Nata belum mengobatinya, "Nata, obati luka diwajah kamu itu," perintah Salsa.

"Gak usah Bu," jawab Nata.

"Cepet obati luka kamu Nata!" bentak Salsa. Nata berdiri dari duduknya, ia langsung melangkah ke luar kelas.

"Bu, saya ijin ke wc," sahut Aleta. Salsa mengangguk mengijinkan Aleta untuk ke wc.

"Gue anter ya Ta, lo kan gak tahu letak wc di mana," ucap Iris. Aleta tersenyum, "boleh," Aleta menggenggam tangan Iris dan mereka melangkah keluar kelas.

Aleta memperhatikan langkahnya ketika sudah di ujung tangga menuju wc, "Ris. Sebenernya, gue mau ke Nata," Iris mengerutkan kening bingung mendengar ucapan Aleta, "maksudnya gimana?" tanya Iris.

"Tunggu, lo kenal sama Nata?" tanya Iris. Aleta menghela nafas pelan, ia menjelaskan pertemuannya dengan Nata kemarin pada Iris.

Iris mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, "oke gue ngerti. Lo mau bales budi sama Nata karena Nata udah nolongin lo dari preman dan nganterin lo pulang kan, lo pengen bales budi dengan ngeobtin luka diwajah dia tadi," Aleta menganggukan kepalanya membenarkan ucapan Iris.

"Tapi Ta, kayanya dia gak bakal mau di obatin sama lo. Nata tuh tipe cowok yang gak suka deket-deket sama cewek," jelas Iris. Dia sangat mengenal Nata karena ia selalu sekelas dengan Nata dari SMP. Dan Nata tidak pernah mau dekat dengan cewek manapun, dia selalu menjauh dari cewek-cewek yang berusaha mendekatinya.

"Coba aja dulu Ris, lo mau kan anterin gue ke Nata," ucap Aleta. Iris mengangguk, dia tidak bisa menolak permintaan Aleta.

"Tapi jangan lama-lama, kita bisa dimarahin Bu Salsa. Kalau Nata nolak diobatin sama lo, kita langsung balik ke kalas," ujar Iris.

Aleta mengangguk, ia tersenyum tipis. Aleta memeluk Iris, "makasih Ris," ucap Aleta tulus.

👑

Makasih udah mau mampir ❤

Terpopuler

Comments

꧁₣IŘΔ꧂

꧁₣IŘΔ꧂

akhirnya aleta bisa menemukan kebahagiaan disini

2020-11-09

1

(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕

(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕

Ini ternyata kelanjutannya sad girl toh👉🏻👈🏻😍

2020-09-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!