GEGER, Petruk Jadi Perdana Menteri
Negeri Mayapada merupakan daerah yang sangat subur, berada dipesisir barat pulau sumatera. Di negeri yang huni bangsa Punt ini diperintah oleh seorang penguasa yang sangat terkenal bernama Hyang Parikesit.
Wilayah kekuasaan Hyang Parikesit sangat luas, meliputi hampir seluruh daerah di kepulauan Hindia. Rakyat Mayapada dalam kehidupan sehari-hari banyak menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.
Selain itu, negeri Mayapada juga memiliki hubungan perdagangan dengan Bangsa Mesir. Bagi masyarakat Mesir, Negeri Mayapada dikenal sebagai penghasil rempah-rempah.
Sudah hampir 8 bulan ini, pengiriman rempah-rempah ke Negeri Mesir agak tersendat. Hal ini dikarenakan ada persoalan internal yang terjadi di Negeri Mayapada.
Datuk Kumbang Hitam yang selama ini dipercaya Hyang Parikesit sebagai Perdana Menteri tewas terbunuh. Misteri kematian Datuk Kumbang Hitam belum juga terungkap pelakunya, hal ini berakibat kegiatan pemerintahan dan perdagangan menjadi terganggu.
Terlambatnya pengiriman rempah-rempah ke Mesir, membuat penguasa setempat yakni Ratu Hatshepsut sampai mengirim utusan ke kepulauan Hindia.
Hyang Parikesit sendiri sudah hampir satu bulan tidak keluar dari kamar tidurnya. Dia hanya berdiam diri sambil mempelajari kasus kematian orang kepercayaannya.
"Apa utusan Ratu Hatshepsut sudah pulang?" tanya Hyang Parikesit ketika dikunjungi Datuk Manggala Sakti.
"Sudah Tuan Raja, sejak kemarin" jawab Datuk Manggala yang merupakan salah satu pejabat menteri di Mayapada.
"Mereka menguncapkan banyak terima kasih, atas hadiah yang diberikan Tuan Raja, dan mereka berharap dalam 1-2 bulan ke depan sudah ada pengiriman rempah-rempah ke negeri Mesir" lanjut Datuk Manggala lagi.
Hyang Parikesit sangat paham atas permintaan dari utusan Ratu Hatshepsut itu. Negeri Mesir memang sangat membutuhkan rempah-rempah dalam waktu dekat ini karena akan segera memasuki musim dingin.
Permintaan Ratu Hatshepsut harus menjadi prioritas, Hyang Parikesit tidak mau membuat gara-gara dengan negeri Mesir. Dia paham pada masa itu, sekitar 1460 sebelum masehi, Kerajaan Mesir merupakan super power peradaban dunia.
Dalam upaya meredam kemarahan Ratu Hatshepsut, sebelum pulang utusan dari negeri Mesir dititipkan satu kapal penuh dengan rempah-rempah sebagai hadiah. Hyang Parikesit berharap hadiah itu bisa mengurangi kegusaran Ratu Hatshepsut.
Selama menyendiri di kamar tidur selama sebulan, untuk mengontrol jalannya pemerintahan, setiap harinya Hyang Parikesit menjadwalkan pertemuan dengan beberapa pejabat tinggi negera.
Selain jabatan Perdana Menteri yang masih kosong sepeninggal Datuk Kumbang Hitam, ada 3 jabatan menteri utama di negeri Mayapada yakni Menteri Keamanan Negara, Menteri Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Perdagangan antar bangsa yang pada saat ini dipegang Datuk Manggala Sakti.
Pejabat tinggi lainnya adalah Wali Negeri Bagian yang terdiri dari Wali Negeri Sumatera, Wali Negeri Jawadwipa dan Wali Negeri Nusantara.
Di luar itu, jabatan lain yang setingkat adalah Kepala Dewan Istana yang diketuai Putra Mahkota, Kepala Dewan Keadilan dan Kepala Dewan Cendikia.
Ke-9 Pejabat Tinggi ini dikoordinasi oleh seorang Perdana Menteri yang sekaligus juga merangkap wakil Raja dalam menjalankan pemerintahan.
Seharusnya setelah wafatnya Datuk Kumbang Hitam, posisi Perdana Menteri diserahkan kepada salah satu dari ke-9 pejabat tinggi tersebut. Namun Hyang Parikesit belum melakukannya, karena dia curiga diantara para pejabat tinggi ini ada yang terlibat pembunuhan Datuk Kumbang Hitam.
Hyang Parikesit berupaya memecahkan misteri tewasnya Sang Perdana Menteri, sebelum semuanya jelas dia tidak akan mengangkat Perdana Menteri baru.
"Apa kasus Perdana Menteri, sudah ada perkembangan baru?" tanya Hyang Parikesit kepada Datuk Manggala Sakti.
"Tuan Raja, dari laporan penyidik Bhayangkara telah ada 18 saksi diperiksa, namun tanda-tanda terungkapnya kasus masih belum terlihat" jawab Datuk Manggala.
"Datuk Manggala, menurut kamu apa yang menjadi sebab, sulitnya kasus ini terungkap?" tanya Hyang Parikesit lagi.
"Maaf Tuan Raja, kami juga kurang mengerti, namun menurut team penyidik kasus ini belum ada saksi kunci yang langsung melihat peristiwa pembunuhan." demikian jawab Datuk Manggala lagi.
Pembunuhan Datuk Kumbang Hitam yang juga merupakan Perdana Menteri Kerajaan Mayapada memang tergolong rumit. Sang Perdana Menteri, menjelang fajar 8 bulan yang lalu ditemukan tewas bersimbah darah di kamar tidurnya.
Pada saat peristiwa itu terjadi, Perdana Menteri sedang melakukan tugas kunjungan ke wilayah Jawadwipa. Namun anehnya senjata yang digunakan untuk membunuh berbentuk tombak pendek yang hanya ditemukan di wilayah Sumatera.
Peristiwa pembunuhan ini, setidaknya telah membuat masyarakat di kedua wilayah saling curiga. Masyarakat Mayapada di Sumatera menganggap pelaku pembunuhan berasal dari wilayah Jawadwipa. Sementara rakyat wilayah Jawadwipa beranggapan sebaliknya.
Berkembangnya issu yang saling curiga ini tentu sangat berbahaya jika dibiarkan. Dampak dalam skala besar, bisa membuat Kerajaan Mayapada terpecah belah.
Hyang Parikesit sudah bertindak tegas dengan memecat semua pengawal Perdana Menteri yang bertugas saat peristiwa itu terjadi.
Bahkan kepala pasukan pengamanan, dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah untuk mempertanggung jawabkan kesalahan yang telah dilakukannya.
Pihak keluarga Perdana Menteri Datuk Kumbang Hitam juga telah diperiksa. Dari ketiga istri Datuk Kumbang Hitam bersaksi mereka tetap tinggal di Sumatera dan berada di jauh dari tempat kejadian.
Anak-anak Datuk Kumbang Hitam juga ikut diperiksa. Dari ke-12 anaknya, hanya satu orang yang berada di Jawadwipa, yaitu putra sulungnya.
Namun Sang Putra menyatakan tidak tahu menahu, karena yang bersangkutan sedang belajar di sebuah padepokan di tanah Jawa. Dan lokasi padopakan sangat jauh dari tempat kejadian perkara.
"Datuk Manggala, apa kamu pernah mendengar Datuk Kumbang Hitam memiliki musuh?" tanya Hyang Parikesit.
"Tuan Raja, setahu hamba Datuk Kumbang Hitam adalah seorang yang sangat ramah. Hamba selama ini tidak melihat ada orang yang membenci beliau" jawab Datuk Manggala.
Di negeri Mayapada, Datuk Kumbang Hitam memang dikenal sebagai pejabat tinggi yang supel dan dekat dengan rakyat. Dan kematian Datuk Kumbang Hitam yang menggenaskan, telah membuat rakyat Mayapada berduka.
Datuk Kumbang Hitam sendiri bukan berasal dari keluarga sembarangan. Keluarganya telah mengabdi di Kerajaan Mayapada sudah bertahun-tahun selama 3 generasi.
Dimulai dari kakeknya yang menjabat sebagai Hulubalang Perang Kerajaan. Kakeknya terlibat dalam mengatasi pemberontakan yang terjadi di beberapa wilayah. Sebagai bentuk penghormatan, kakek dari Datuk Kumbang Hitam dijadikan menantu oleh Raja Mayapada ketika itu.
Pernikahan kakeknya dengan putri raja melahirkan ayah Datuk Kumbang Hitam yang bernama Datuk Linggar. Dikarenakan kecerdasannya Datuk Linggar ini diangkat sebagai Kepala Dewan Cendikia Kerajaan.
Datuk Linggar beristri Putri Delima yang merupakan bibi dari Hyang Parikesit. Sehingga secara garis keturunan antara Hyang Parikesit dengan Datuk Kumbang Hitam adalah saudara sepupu.
Selain Datuk Kumbang Hitam, anak-anak Datuk Linggar yang menjadi pejabat di negeri Mayapada adalah Datuk Kumbang Hijau yang merupakan Menteri Kesejahteraan Rakyat, serta seorang lagi bernama Datuk Kumbang Biru yang dipercaya sebagai Kepala Dewan Cendikia menggntikan ayahnya.
Datuk Kumbang Hitam sendiri sebelum menjabat Perdana Menteri memiliki jabatan sebagai Menteri Perdagangan antar bangsa, yang pada saat ini dipegang oleh Datuk Manggala Sakti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
safanaZa
tanya thor, parikesit disini apa sama dg parikesit keturunan pandawa
2021-01-22
0
Lia halim
Wah..aku baru tahu..kenalan dulu dong..datuk kumbang..
taunya datuk maringgi..
mereka saudaraan y..atau nama Marga y
2020-11-14
0
Nurlatifah Muin
hi kak aku datang nih, aku cicil dlu bacanya yah kak heheh.
jngan lupa mampir
2020-10-27
1