Pertemuan khusus membahas suasana keamanan negeri Mayapada berakhir. Pangeran Hyang Jayanaga mendapat tugas memadamkan pemberontakan di pulau seram dan pelabuhan barus.
Sementara pemberontakan di Jawadwipa menjadi tanggung jawab Ki Gareng untuk mengatasinya. Sedangkan keberadaan bajak laut di sekitar Kalimantan dan Sulawesi, rencananya bakal dibereskan Pasukan Maritim Kerajaan Mayapada yang berpangkalan di Pulau Bangka.
Hyang Ismaya juga akan membantu Ki Gareng mengatasi kaum pemberontak di Jawadwipa. Hyang Ismaya meyakini sebagian pemberontak adalah pengikut muridnya Ki Sabdo Alam yang merupakan mantan Wali Negera bagian Jawadwipa.
Hyang Ismaya akan secepatnya menghubungi Ki Sabdo Alam, untuk memperingatkan muridnya itu agar jangan membuat kegaduhan. Ki Sabdo Alam juga akan diminta untuk segera menarik para pengikutnya yang sudah terlanjur bergabung dengan kelompok pemberontak.
Mendapat tugas memadamkan pemberontakan yang dilakukan sahabat sekaligus saudara sepupunya sendiri di rasa cukup berat bagi Pangeran Hyang Jayanaga. Di satu sisi dirinya tidak tega menghancurkan kerabatnya, namun di sisi lain tugas negara menjaga keutuhan bangsa wajib dia pelihara.
Pangeran Hyang Jayanaga berharap pertemuannya dengan Datuk Kuala Perak bisa menemukan titik temu, sehingga perang saudara bisa dihindari.
Pertemuan kedua pemimpin muda ini berlangsung disebuah pulau yang dikelilingi danau. Tepat ditengah pulau didirikan sebuah pondok, kedua pemimpin muda ini bertemu empat mata di dalamnya, sementara prajurit penjaga berada di luar dengan jarak cukup jaih sekitar 80 meter.
"Adinda, saya sudah sangat mengenal adinda, saya tidak percaya jika saat ini adinda adalah pemimpin pemberontak negara" kata Pangeran Hyang Jayanaga membuka pembicaraan.
"Kanda Pangeran keliru, saya bukan pemberontak negara, yang saya lakukan ini demi menyelamatkan negara dari rongrongan pengkhianat bangsa" jawab Datuk Kuala Perak mengoreksi.
"Kanda Pangeran, sadarkah kanda bahwa semua ini hanyalah intrik permainan Ki Petruk belaka" ujar Datuk Kuala Perak lagi.
"Apa maksud adinda?" tanya Pangeran Hyang Jayanaga keheranan.
"Begini kakanda, pelaku pembunuhan Datuk Kumbang Hitam bukanlah Ki Gembong, seperti yang dikatakan Ki Petruk."
"Ki Gembong itu hanya aktor yang berpura-pura menjadi pembunuh, tujuannya agar Ki Petruk bisa memenangkan sayembara dan diangkat menjadi Perdana Menteri" kata Datuk Kuala Perak menjelaskan.
"Nanti dulu adinda, jika Ki Gembong bukan pembunuhnya, siapa pelaku yang sebenarnya" tanya Pangeran Hyang Jayanaga bertambah heran.
"Pelakunya adalah pembunuh bayaran yang diperintah oleh Wali Negeri bagian Nusantara, oleh karena itu rekan-rekan di pulau seram membunuh pengkhianat itu" ujar Datuk Kuala Perak.
"Apa ada buktinya?" tanya Pangeran Hyang Jayanaga lagi.
"Kakanda Pangeran, kami berhasil mengintrogasi salah seorang prajurit Bhayangkara. Menurut pengakuannya, si pembunuh bayaran itu sudah lama tertangkap namun Ki Petruk tidak melaporkannya kepada Tuan Raja Hyang Parikesit."
"Ki Petruk kemudian merekayasa menjadikan Ki Gembong sebagai pelakunya, tujuannya selain untuk memenangkan sayembara juga melindungi Wali Negeri bagian Nusantara yang merupakan iparnya."
"Apa alasan Wali Negeri bagian Nusantara membunuh Datuk Kumbang Hitam?" ujar Pangeran Hyang Jayanaga tidak mengerti.
"Masalah wanita, istri ketiga Datuk Kumbang Hitam pada awalnya adalah wanita simpanan Wali Negeri bagian Nusantara, kelakuan Datuk Kumbang merebut wanita simpanannya ini yang membuat Wali Negeri sakit hati" kata Datuk Kuala Perak.
Pangeran Hyang Jayanaga hanya terdiam, "apa benar yang dikatakan sepupunya ini?" katanya membatin. Tetapi bisa juga cerita ini hanya bikin-bikinan saja, dengan tujuan menfitnah Ki Petruk.
"Anggaplah apa yang adinda analisa ada kebenarannya, tapi memberontak tetap perbuatan keliru."
"Lagi pula, Ki Petruk tidak merugikan negara, meskipun ia menutupi peristiwa yang sebenarnya" kata Pangeran Hyang Jayanaga.
"Ki Petruk berpotensi menghancurkan negara" kata Datuk Kuala Perak dengan tegas.
"Coba kakanda Pangeran pikir, apa maksud Ki Petruk membuka perdagangan dengan Bangsa Shin, dan menjadikan kepulauan Formosa sebagai penghubung pemasaran rempah-rempah."
"Apa dia tidak tahu, tindakannya itu memancing bangsa wilayah utara untuk masuk" kata Datuk Kuala Perak penuh keyakinan.
"Adinda membuka jalur perdagangan dengan negara lain tentu sangat baik, apa lagi negeri kita memiliki hasil pertanian yang melimpah" kata Pangeran Hyang Jayanaga menerangkan.
"Iya kakanda, sekilas apa yang dilakukan Ki Petruk benar. Tapi coba perhatikan bangsa Shin selama ini selalu bikin gara-gara dengan Suku Formosa sahabat kita. Mereka beberapa kali menebar ancaman untuk menduduki wilayah kepulauan Formosa."
"Menjadikan kepulauan Formosa sebagai pangkalan perdagangan, malah akan membuat bangsa Shin bertambah semangat untuk menguasainya."
"Ingat kakanda dengan kata-kata saya ini, tidak lama lagi Bangsa Shin akan menyerang dan menguasai kepulauan Formosa. Penduduknya akan banyak yang bermigrasi ke Nusantara meminta perlindungan" kata Datuk Kuala Perak berapi-api.
"Adinda, kalaupun itu terjadi Bangsa Shin tidak akan berani terlalu jauh masuk ke Nusantara. Kita adalah negara dengan balatentara maritim terkuat di dunia saat ini" ungkap Pangeran Hyang Jayanaga.
"Kakanda, Bangsa Shin sudah cukup hanya menguasai kepulauan Formosa. Mereka akan sangat berterima-kasih kepada Ki Petruk yang telah memberi jalan."
"Dan dengan senang hati, mereka akan membantu Ki Petruk jika sewaktu-waktu dibutuhkan saat dia mau merebut tahta kerajaan" kata Datuk Kuala Perak penuh semangat.
Pangeran Hyang Jayanaga hanya bisa terpaku. Ternyata logika kaum pemberontak sangat tidak terduga. Semua yang dilakukan pihak penguasa akan mereka anggap sebagai tindakan yang berbahaya.
Pertemuan Pangeran Hyang Jayanaga dengan kelompok pemberontak menemui jalan buntu. Pihak pemberontak tidak mau diajak kompromi. Hasil pertemuan ini kemudian dilaporkan Pangeran Hyang Jayanaga kepada Ki Petruk.
Selepas menerima laporan Pangeran Hyang Jayanaga. Ki Petruk selaku komando lapangan angkatan perang segera menyiapkan ribuan pasukan untuk menghancurkan kaum pemberontak.
Dalam waktu singkat, pelabuhan Barus dapat kembali dikuasai. Para pemberontak dibuat kocar-kacir. Pimpinan pemberontak yakni Datuk Kuala Perak dikhabarkan tewas dalam pertempuran.
Pangeran Hyang Jayanaga merasa sedih mengapa harus terjadi perang saudara. Saat menerima khabar Datuk Kuala Perak tewas dalam peperangan, ia pergi menemui ibu Datuk Kuala Perak yang tidak lain bibinya sendiri. Dalam pertemuan itu, Pangeran Hyang Jayanaga mengungkapkan turut berduka cita.
Namun ada yang membuat Pangeran Hyang Jayanaga tertegun. Tidak lama setelah pasukan Mayapada menghancurkan kaum pemberontak. Prediksi terkait Datuk Kuala Perak terkait kepulauan Formosa jadi kenyataan.
Kepulauan Formosa diserbu balatentara Bangsa Shin. Hampir semua penduduknya bermigrasi ke Nusantara. Para pengungsi ini kemudian dengan berdasarkan kebijakan Ki Petruk diberi lahan pertanian.
Kebijakan Ki Petruk ini, membuat namanya sangat populer di kalangan pengungsi. Ki Petruk mereka anggap sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan kehidupan mereka.
Melihat semua kejadian ini, Pangeran Hyang Jayanaga kembali teringat kata-kata saudara sepupunya Datuk Kuala Perak. Benarkah semua peristiwa ini sudah direncanakan sebelumnya oleh Ki Petruk? Apakah Ki Petruk berniat mengambil alih tahta kerajaan? Apa Ki Petruk sejatinya seorang pengkhianat? Inilah pertanyaan pertanyaan yang membuat Pangeran Hyang Jayanaga gusar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Lia halim
hai..ki petruk,ki gembong dan pangeran
2020-11-15
0