Sayembara

Sudah sekitar 8 bulan, pihak penyidik Kerajaan Mayapada menyelusuri kasus tewasnya Perdana Menteri Datuk Kumbang Hitam. Namun tanda-tanda terungkapnya kasus ini belum juga menunjukkan keberhasilan.

Hyang Parikesit mulai hilang kesabarannya, bagaimana tidak dalam tempo.yang terbilang sudah cukup lama, misteri terbununhnya Sang Perdana Menteri masih menyisakan tanda tanya dan misteri.

Dan tepat 250 hari setelah kejadian, Hyang Parikesit mengumumkan sebuah sayembara yang mengagetkan semua rakyat negeri Mayapada.

Hyang Parikesit selaku Raja Kerajaan Mayapada, berjanji akan memberikan hadiah jabatan Perdana Menteri bagi siapa saja yang mampu memecahkan misteri kematian Datuk Kumbang Hitam.

Sayembara Hyang Parikesit ini tentu saja menimbulkan kasak kusuk dari kalangan istana hingga rakyat kebanyakan.

Ada pihak yang mendukung keputusan Sang Raja, sebab menurut mereka siapa saja yang mampu memecahkan misteri ini pastilah orang yang sangat cerdas.

Di sisi lain, banyak yang merasa keberatan terutama yang berasal dari para pejabat istana. Sebab menurut mereka, jabatan Perdana Menteri itu sangat penting, sehingga untuk menggapainya harus melalui proses berjenjang.

Namun meski banyak yang tidak setuju dengan keputusan Raja, mereka tidak berani memprotes langsung di hadapan Raja. Mereka hanya membicarakan persoalan tersebut secara diam-diam.

Baru 3 hari sayembara diumumkan baginda Raja, diperoleh khabar pimpinan Bhayangkara Istana berhasil menangkap seorang pemabuk yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Perdana Menteri.

Berdasarkan cerita yang beredar, seorang pemabuk yang dikenali bernama Ki Gembong mengoceh tidak karuan di sebuah kedai. Ki Gembong dengan lantang mengakui dirinya sebagai pembunuh Sang Perdana Menteri.

Pemilik kedai segera mengirim utusan ke Istana untuk menginformasikan kepada Pasukan Bhayangkara istana. Mendegar informasi ini, Pasukan Bhayangkara bergerak cepat langsung menuju lokasi, untuk menangkap Ki Gembong pada saat itu juga.

Dalam pemeriksanaan Ki Gembong mengaku alasannya membunuh Perdana Menteri karena keputusan sang pejabat yang melarang beredarnya minuman tuak. Sebagai seorang yang gemar mabuk-mabukan, keputusan Datuk Kumbang Hitam ini tentu sangat mengganggu dirinya.

Meski kisah yang diungkap Ki Gembong masuk akal, tapi banyak yang tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang pemabuk seperti Ki Gembong bisa dengan mudah menyelinap san tidak terdeteksi para prajurit penjaga.

Mereka percaya cerita Ki Gembong ini, hanya akal-akalan pimpinan pasukan Bhayangkara agar bisa menduduki kursi jabatan Perdana Menteri.

Dan benar saja, 2 hari setelah penangkapan Ki Gembong, Hyang Parikesit mengumumkan pimpinan pasukan Bhayangkara yang bernama Ki Petruk diangkat menjadi Perdana Menteri.

Keputusan Hyang Parikesit ini kemudian menimbulkan pro kontra di masyarakat. Mereka yang kontra beralasan seharusnya yang diberi kepercayaan sebagai Perdana Menteri adalah Menteri Keamanan Negara yang merupakan atasan dari Ki Petruk.

Namun tidak sedikit yang membela keputusan Raja, menurut mereka Pasukan Bhayangkara adalah pasukan khusus yang berada langsung dibawah komando Raja, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan Menteri Keamanan Negara.

Di kalangan masyarakat, Ki Petruk dikenal sebagai loyalis Hyang Parikesit. Ki Petruk sudah menjadi pengawal Hyang Parikesit sejak baginda masih menjadi pangeran muda.

Ketika Hyang Parikesit diangkat menjadi Wali Negeri bagian Jawadwipa, Ki Petruk diangkat menjadi pengawal pribadi sang pangeran. Hal ini terus berlanjut saat Hyang Parikesit dipilih sebagai Putra Mahkota dan menjabat Kepala Dewan Istana.

Dan ketika Hyang Parikesit dinobatkan sebagai Raja menggantikan ayahandanya yang telah wafat, Ki Petruk mendapat jabatan pimpinan Pasukan Khusus Bhayangkara.

Di kerajaan Mayapada, Pasukan Bhayangkara dikenal sebagai pasukan komando dan berada langsung dibawah koordinasi Raja. Mereka yang tergabung dalam Pasukan Bhayangkara adalah prajurit pilihan, yang berhasil lulus dari seleksi ketat.

Dalam situasi yang serba membingungkan ini, secara diam-diam 4 pejabat tinggi istana melakukan pertemuan rahasia.

Ke 4 pejabat itu adalah Datuk Kuala Raja yang merupakan Menteri Keamanan Negara, kemudian Ki Sabdo Alam yang merupakan Wali Negeri bagian Jawadwipa, serta Datuk Mambang yang merupakan Wali Negeri bagian Sumatera, lalu Datuk Buana Sakti yang menjabat Kepala Dewan Keadilan.

"Ki Petruk itu bisa apa?" kata Datuk Kuala Raja dengan sinis.

"Paling bisa ilmu kanuragan, itupun tidak seberapa tinggi" lanjut Datuk Kuala lagi.

"Saya kenal baik dengan Ki Petruk ini, saat masih sama-sama di Padepokan Ki Petruk ini bukanlah siswa yang cerdas, hanya siswa biasa-biasa saja" Ki Sabdo Alam ikut menimpali pembicaraan.

"Dengan kapasitas seperti itu, apa mampu Ki Petruk menangani masalah ekonomi, menjalin kerjasama dengan berbagai bangsa di dunia dan beragam persoalan di dalam negeri" tutur Datuk Buana Sakti gusar.

Datuk Mambang hanya tersenyum-senyum mendengar keluhan ketiga orang rekannya tersebut. Secara pribadi ia sependapat, keputusan Raja kali ini sangat keliru. Mau dibawa kemana Negeri Mayapada, jika dipimpin oleh orang sekelas Ki Petruk.

"Kita wajib protes, pemilihan Ki Petruk di masa depan bisa membuat kerugian bagi Kerajaan" kata Ki Sabdo lagi.

"Saya usul bagaimana kalau kita menghubungi Mpu Tantra, seorang sesepuh yang sangat dihormati istana" ungkap Datuk Buana Sakti.

Mpu Tantra adalah mantan Perdana Menteri sebelum Datuk Kumbang Hitam. Selain mantan pejabat, Mpu Tantra adalah paman dari Hyang Parikesit. Mpu Tantra adalah adik daripada ibunda penguasa Negeri Mayapada tersebut.

"Rasanya sulit untuk menarik Mpu Tantra dalam persoalan ini, selain beliau sudah memilih sebagai pertapa, keberadaan Mpu Tantra juga sering berpindah-pindah jadi sulit untuk ditemui" kata Datuk Kuala.

"Saat ini, kita hanya bisa menahan diri, sambil mencari celah kesalahan Ki Petruk selama bertugas menjadi Perdana Menteri" lanjut Datuk Kuala.

"Dan saat Ki Petruk melakukan kesalahan yang fatal, saat itulah kita gebrak rame-rame sampai dia lengser dari jabatannya" kata Datuk Kuala dengan menggebu-gebu.

Pertemuan rahasia akhirnya mereka tutup dengan keputusan menahan diri, sambil mencari celah kesalahan Ki Petruk selama menjadi Perdana Menteri.

Para pejabat tinggi yang berkumpul ini yakin, dengan minimnya pengalaman yang dimiliki Ki Petruk hanya dalam waktu dekat dirinya akan dengan mudah untuk dilengserkan dari jabatannya.

Mereka juga sepakat, jika nanti Ki Petruk lengser dari kedudukan sebagai Perdana Menteri. Mereka akan sama-sama usulkan kepada Raja agar jabatan itu diserahkan kepada Datuk Kuala Raja.

Datuk Kuala Raja yang mereka gadang-gadang sebagai pengganti Ki Petruk bukan orang sembarangan. Datuk Kuala sudah banyak makan asam garam dalam menjalankan roda pemerintahan.

Datuk Kuala Raja sebelum menjadi Menteri Keamanan Negara pernah menjabat Wali Negeri bagian Sumatera, setelah itu pernah beberapa saat menjabat Wali Negeri bagian Jawadwipa dan dipercaya membuka hubungan perdagangan dengan bangsa Han di daratan Tiongkok.

Selain itu, Datuk Kuala Raja terhitung masih kerabat istana. Istrinya adalah adik dari Hyang Parikesit, atau dengan kata lain Datuk Kuala Raja adalah adik ipar Sang Raja.

Terpopuler

Comments

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

keren

2021-04-23

0

Lia halim

Lia halim

ki petruk..temen gareng y

2020-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!