Jenna berdiri di hadapan ibunya. Wajahnya keras, penuh emosi. Suasana tegang, suara angin dari jendela terbuka masuk pelan-pelan.
Ibu Jenna
Nggak bisa, Jenna. Kamu sendiri tahu kan... keluarga kita beda kasta sama mereka
Jenna Kaula
Aku nggak peduli, Bu! Pokoknya Ibu harus cari cara, aku harus sama Jack!
Ibu Jenna
Jenna, tolong... pikirkan lagi.
Ibu Jenna
Jenna, beberapa kali Ibu sudah bilang, kita itu berbeda dengan mereka. Apa kata orang nanti jika kau menikah dengannya? Tentu saja orang akan mencapmu sebagai perempuan matre.
Jenna Kaula
Memangnya kenapa, Bu?! Kalau aku cuma mau hartanya, terus kenapa? Ibu sadar nggak, kita ini selalu hidup dalam kemiskinan!
Jenna Kaula
Aku akan lakukan apa pun supaya Jack jadi milikku. Dan Ibu... jangan pernah coba-coba ganggu rencana ini!
Ibu menarik napas panjang. Tatapannya sedih, seolah menahan air mata. Ia berjalan pelan ke jendela, menatap ke luar. Suaranya lirih, tapi penuh luka.
Ibu Jenna
Ibu hanya ingin kamu bahagia, Nak. Tapi bukan dengan cara seperti ini...
Jenna Kaula
Bahagia menurut Ibu? Hidup miskin, terus berharap pada nasib yang nggak pernah berubah?
Ibu Jenna
Kita memang miskin, tapi kita masih punya harga diri...
Jenna Kaula
(Mengepalkan tangannya)
Harga diri nggak bisa beli makan, Bu!
Sementara mereka... mereka punya segalanya. Dan aku juga ingin itu!
Hening sejenak. Ibu menunduk. Air mata jatuh perlahan dari pipinya.
Ibu Jenna
(Pelan, nyaris berbisik)
Apa cinta sudah tak ada artinya bagimu, Nak?
Jenna Kaula
(Menahan tangis, tapi tetap keras)
Cinta... bisa datang setelahnya. Yang penting sekarang... aku harus keluar dari hidup yang seperti ini.
Jenna mengambil tasnya. Ia berdiri tegak di depan Ibu.
Jenna Kaula
Aku akan ke rumah Jack. Dan apa pun yang terjadi, aku nggak akan balik sebelum dia jadi milikku.
Tanpa menunggu jawaban, Jenna melangkah pergi. Ibu hanya bisa menatap punggung anaknya yang perlahan hilang di balik pintu. Suasana senyap. Hanya suara detak jam dinding terdengar.
.
Bar Orion
Jenna Kaula
Aku ingin kau menelepon Jack.
(Sambil menyerahkan ponsel)
Jenna Kaula
(Suaranya rendah dan penuh kendali)
Katakan padanya... bahwa Shelly sedang ada di bar. Dengan lelaki hidung belang.
Bernice Jovita
(Menatapnya dengan dahi mengernyit)
Apa maksudmu? Kau ingin menjebak Jack?
Jenna Kaula
(Tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dingin)
Bernice Jovita
(Menelan ludah, perlahan mulai memahami rencana gilanya)
Wah… aku tidak menyangka. Kau sebegitu terobsesi dengan pria itu.
Jenna Kaula
(Menatap lurus, matanya kosong tapi penuh bara)
Jack bukan sekadar pria. Dia milikku. Dia cuma tersesat sekarang. Aku akan bantu dia menemukan jalan pulang.
Dengan tangan gemetar, Nise menekan nomor Jack. Suaranya bergetar saat bicara, seolah takut pada apa yang mungkin terjadi setelah ini.
Bernice Jovita
🗣️: Hallo? Jack? Ini aku, Bernice. Maaf, aku cuma pikir kau harus tahu… Shelly sedang ada di bar. Aku nggak tahu kenapa, tapi dia... bersama seorang pria asing. Mereka kelihatan akrab, dan... yah, bukan cuma ngobrol.
???
(Terdengar suara Jack dari seberang—panik, gusar)
🗣️: Apa? Di mana? Di bar mana, Nice?”
Bernice menoleh ke Jenna. Jenna mengangguk pelan.
Bernice Jovita
🗣️: Di Bar Orion, yang di ujung selatan. Cepat ya, Jack.
???
🗣️ : Oke, Aku akan segera datang.
Begitu sambungan ditutup, Jenna langsung meraih jaketnya.
Jenna Kaula
Dia akan datang,
(Katanya dengan puas.)
Bernice Jovita
(Bernice memegang lengannya)
Jenna… ini gila. Kau tahu itu, kan?”
Jenna menoleh dengan tatapan tajam, hampir seperti binatang yang merasa wilayahnya terusik.
Jenna Kaula
Gila? Cinta itu gila, Nice. Dan aku hanya ikut aturan permainannya.
Comments