(Duduk di samping Jenna, memperhatikan perutnya)
Berapa bulan sekarang?
Jenna Kaula
(Pelan, menahan emosi)
Enam bulan, Bu.
Ny. Soraya menghela napas. Lalu tangannya perlahan menyentuh perut Jenna. Senyum kecil muncul di wajahnya.
Soraya Zaeny
Aku tak pernah membayangkan akan jadi nenek secepat ini… Tapi saat tahu ada cucuku di dalam dirimu, aku sadar… aku tak boleh terus menyimpan dendam.
Jenna Kaula
(Mata mulai berkaca-kaca)
Terima kasih, Bu… saya hanya ingin diterima…
Soraya Zaeny
(Lembut)
Kau istrinya Jack, ibu dari cucuku… dan wanita yang sedang berjuang sendirian. Aku mungkin belum jadi mertua yang baik. Tapi izinkan aku mencoba.
Jenna tak kuasa lagi. Air matanya jatuh. Ia merasa untuk pertama kalinya, ia tak sendirian
.
Di sebuah desa kecil yang terlupakan peta, hiduplah seorang gadis bernama Safira.
Ia tumbuh di panti asuhan reyot yang lama-lama tak mampu berdiri sendiri. Sejak kecil, Safira sudah terbiasa dengan kehilangan—ibunya meninggal saat melahirkannya, dan ayahnya… tak pernah diketahui siapa. Panti asuhan itu pun akhirnya tutup ketika Safira berumur tiga belas, meninggalkannya sendiri untuk belajar bertahan hidup.
Namun meski dunia tak pernah memberinya pelukan, Safira selalu belajar untuk memeluk dunia.
Ia tersenyum kepada siapa pun yang ditemuinya di jalan. Ia rela makan sedikit asal bisa memberi lebih banyak. Dan ia percaya—setulus hatinya—bahwa kebaikan, suatu hari nanti, akan membalas dirinya.
Tetapi kenyataan tak seindah doa.
Safira bekerja serabutan. Terkadang jadi tukang bersih-bersih toko. Kadang membantu di dapur warung tetangga. Tidak ada yang benar-benar memperhatikan, tapi ia tak pernah mengeluh.
Baginya, hidup adalah berkah meski pahit.
Aku memang tidak punya siapa-siapa… Tapi selama aku bisa tersenyum dan tidak menyakiti siapa pun, aku tidak merasa sendiri,” begitu katanya pada seekor kucing liar yang selalu menemaninya di sore hari.
Hidupnya tenang, sederhana… dan sepi.
Namun semua itu berubah pada suatu malam—malam ketika hujan turun deras dan takdir memilih Safira untuk dilahirkan kembali dalam cerita yang bukan miliknya.
Malam di mana ia kehilangan hidup…
…dan memperoleh tubuh baru, jiwa baru, serta tantangan yang lebih kejam dari apa pun yang pernah ia kenal.
.
Safira adalah gadis desa yang begitu naif, lembut, dan berhati tulus. Ia percaya bahwa dunia ini penuh kebaikan. Namun suatu malam, saat sedang menyelamatkan seekor anak kucing dari jalan raya, ia tertabrak mobil.
Safira Aydin
(Napas terakhir)
Tuhan… kalau aku hidup lagi, tolong… jauhkan aku dari segala kejahatan.
Safira terbangun dalam ruangan mewah, tubuhnya terasa berat dan perutnya membesar—ia sedang hamil.
.
Jessie Jayeed
Ibu... Kak Jenna sudah sadar!
Dengan langkah cepat, Nyonya Soraya masuk ke kamar Jenna. Di sana, Jenna—atau lebih tepatnya, Safira—duduk dengan mata lelah, menatap sekeliling penuh kebingungan.
Soraya Zaeny
Jessie… segera panggilkan dokter. Sekarang
Jessie Jayeed
Iya, Ibu!
Beberapa menit setelah Jessie memanggil dokter, ruangan itu menjadi hening saat pria berjas putih masuk membawa clipboard.
Daniel Van
Maaf membuat menunggu, Bu. Saya perlu memeriksa kondisi Nona Jenna.
Safira diam saat sang dokter memeriksa detak jantungnya, respon matanya, dan sesekali mengajukan pertanyaan.
Daniel Van
Siapa nama lengkap Anda?
Jenna Kaula
(Ragu)
Je… Jenna…
Daniel Van
Apakah Anda ingat tahun berapa sekarang?
Jenna Kaula
(Safira menggigit bibir. Ia tak tahu)
Nyonya Soraya langsung menatap dengan cemas.
Soraya Zaeny
Daniel... apa yang terjadi pada menantuku?
Daniel Van
Dari respons dan kebingungan yang ditunjukkan… besar kemungkinan Jenna mengalami amnesia sementara akibat benturan keras di bagian kepala.
Jenna Kaula
*Batin
Aku… Safira.
Tapi siapa akan percaya?
Jenna Kaula
(Dalam hati)
Kalau aku mengatakan yang sebenarnya… mereka akan mengira aku gila. Atau… mengurungku.
Jenna Kaula
Tuhan… bagaimana bisa aku menjalani hidup ini dalam tubuh orang lain?
Comments