11

Tok..tok

"Non." Panggil Mbok Ijah sambil mengetuk pintu kamar Alana.

"Non sedang apa di kamar, kita harus segera cek up non." Seru Mbok Ijah.

"Kok gak ada sahutan." Bingung mbok Ijah.

Mbok ljah pun mencoba membuka pintu kamar Alana,ternyata pintunya tidak dikunci." Pintunya gak di kunci." Ucapnya pelan.

Dia pun masuk ke dalam kamar Alana, saat masuk dia melihat anak majikannya yang sedang tertidur di kasur." Pantes aja, gak ada sahutan, ternyata non Alana tidur."

Mbok ljah pun menghampiri Alana ke kasur. la merasa kesian dengan anak majikannya itu." Kesian banget kamu non, pasti capek banget ya." Gumamnya sambil mengelus lembut surai panjang Alana.

"Mbok Ijah gak tega liat kamu kayak gini non, apalagi penyakit non semakin hari semakin parah." Lirihnya meneteskan air mata.

"Nyonya Elena pasti bangga punya anak sekuat non Alana." Ucap Mbok Ijah.

"Mbok percaya non Alana pasti akan bahagia dan bisa menemukan seseorang yang bisa menyayangi non Alana dengan tulus." Lanjutnya.

"Non bangun, kita harus segera ke rumah sakit non." Panggil Mbok Ijah sambil menepuk pipi Alana dengan pelan.

Alana tidak terganggu sedikit pun, ia malah semakin nyenyak tidur. Mbok Ijah hanya geleng-geleng kepala melihat anak majikannya yang tidur sangat pulas." Pules banget tidurnya sih non."

"Non bangun, non kita harus ke rumah sakit." Panggil mbok Ijah membangunkan Alana dengan lembut.

Eghh...

Alana merasa terganggu dalam tidurnya, ia mendengar mbok Ijah memanggilnya." Mbok ljah." Panggilnya, setelah membuka matanya.

"Kita harus ke rumah sakit dulu non." Ujar Mbok Ijah sambil tersenyum.

"Maaf mbok Al ketiduran hehe."

"Iya gak papa non, non capek banget ya sampai ketiduran." Ujar Mbok Ijah.

"Gak kok mbok."

"Yaudah kalo gitu, Al ganti baju dulu mbok."

"Iya non, mbok tunggu non di bawah ya."

"Iya mbok!"

Setelah itu Alana langsung bergegas mengganti bajunya." Mbok tunggu Alana sebentar ya." Teriak Alana.

"Iya non, gak usah terburu-buru." Sahut mbok Ijah.

"Siap mbok!"

Semantar di sisi lain Azka baru saja sampai di rumah.

"Assalamu'alaikum." Salam Azka sambil memasuki rumah.

Ketika memasuki rumah, ia melihat kedua orang tuanya lagi ngobrol dengan tamu.

"Wa'alaikum salam." Jawab mereka yang berada di ruang tamu.

"Sini nak." Panggil Risa mama Azka.

Azka pun menghampiri mama nya, ia tetap memasang muka datarnya, apalagi ia melihat siapa yang datang ke rumahnya." Ckck pasti bahas perjodohan." Batinnya dengan kesal.

"Salim dulu sama tante Rima sama Om Reza." Suruh Risa kepada putranya.

"Hmm!"

Azka pun nurut dengan mamanya, ia langsung menyalami tangan Rima dan Reza.

"Wah Azka udah gede ya, ganteng lagi." Puji Rima sambil tersenyum manis kepada Azka.

"Tante senang banget punya calon menantu kayak kamu nak." Ucap Rima lagi.

Azka tidak memperdulikan perkataan Tante Rima." Mah aku mau istirahat dulu." Pamit Azka yang ingin meninggalkan ruang tamu.

Tetapi Risa langsung menahan pergelangan tangan putranya." Nanti dulu nak, temenin itu calon menantu mama." Seru Risa sambil melihat ke arah anak temannya yang sedari tadi menatap Azka.

"Kamu masih ingatkan, dia teman kecil kamu?" Tanya Mama Risa kepada Putranya.

"Gak!"

"Kayaknya Azka lupa sama kamu nak, lebih baik kamu perkenalkan dulu nama kamu." Suruh Rima kepada putrinya.

"Baik mom."

"Hai ka Azka masa kamu lupa sama aku teman masa kecil kamu, aku Kaila, Kaila Anggraeni." Ucapnya memperkenalkan diri kepada Azka.

Azka hanya berdehem menanggapi ucapan Kaila." Hmm!"

"Sekaligus calon tunangan kamu." Lanjutnya.

"Gue bukan tunangan lo." Sahut Azka kemudian berlalu meninggalkan mereka semua.

"AZKA." Panggil William kepada anaknya yang meninggalkan tamu nya.

"Maaf ya atas kelakuan anak aku." Ucap Risa merasa tidak enak kepada mereka.

"Iya gak papa kok jeng." Sahut Rima.

"Paling dia kecapekan."

Sedangkan Kaila cemberut melihat Azka yang meninggalkannya. "Kenapa kak Azka cuek banget sama Kai mom ?" Seru Kaila dengan muka cemberut.

"Kak Azka kecapekan sayang, jangan dipikirkan ya." Seru Rima sambil mengelus puncak kepala putranya.

Kaila mengangguk mendengar ucapan mommy nya." lya mom." Sahutnya.

"Dedy, kak Azka suka kan sama Kai?" Tanya Kaila sambil memeluk dedy nya.

"Siapa sih yang gak suka sama anak imut dedy ini." Seru Reza sambil mengelus puncak kepala putrinya dengan lembut.

"Jangan terlalu dipikirkan nak, Azka orangnya emang gitu." Ujar William.

"Iya om!"

Risa sedikit tidak suka melihat sikap manja Kaila." Kok manja banget sih." Batin Risa.

"Hedeh aku gak mau punya mantu manja." Ucapnya dalam hati.

"Kok mas wil, mau jodohin Azka sama Kaila sih."

Sampai di kamar Azka langsung menuju ke balkon." Huff kenapa papa mau jodohin gue sama kaila sih." Ucapnya dengan kesal.

"Gue gak mau dijodohin."

"Gue harus mencari cara buat menolak perjodohan ini."

"Apa gue bawa Alana aja kerumah gue dan mengenalkannya sama mama, kalo Alana adalah pacar gue." Ucapnya sambil berpikir.

"Cuman ini cara satu-satunya, buat membatalkan perjodohan ini."

Azka mendudukan bokongnya di kursi sambil memejamkan matanya menikmati angin-angin yang berhembusan ke wajahnya.

Dia tersenyum tipis saat mengingat wajah cantik Alana yang sedang kesal dengannya." Lucu." Batinnya.

"Lo beneran ngasih gue uang 30 juta?"

"Kok lo hukum gue sih, salah gue apa?"

"Heh lo ketos yang benar aja, lo nyuruh gue koreksi nih semua tugas."

"Ckck gue udah capek." Keluhnya dengan muka cemberut.

"Lucu kalo lagi kesal." Batin Azka sambil tersenyum tipis.

"Shtt lo mikirin apa sih Az." Kesal Azka setelah sadar apa baru saja dia pikirkan.

"Ckck kenapa gue malah kebayang tuh cewek nakal." Ucapnya dengan kesal.

"Sadar-sadar Az, dia cuman pacar pura-pura lo." Serunya menyadarkan dirinya.

    ***

"Mbok." Panggil Alana kepada mbok Ijah.

"Kenapa non?"

"Makasih ya mbok selalu nemenin Al cek up." Ucap Alana sambil tersenyum manis ke arah Mbok Ijah.

"No Alana, gak usah berterima kasih sama mbok, mbok udah anggap non Al anak mbok." Sahut Mbok ljah.

"Aaa makin sayang deh sama mbok ljah." Alana memeluk mbok Ijah dengan senang.

"Mbok juga sayang sama non Alana."

"Alana."

Alana langsung melihat ke arah depan, ia kaget melihat keberadaan Leon." Gawat, kok kak Leon bisa ada di rumah sakit ." Batinnya cemas.

"Lo sakit Al?" Tanya Leon dengan wajah khawatir.

Alana gelagapan mendengar pertanyaan Leon." Gak kak, bukan gue yang sakit, gue nemenin mbok ljah beli obat kak." sahut Alana dengan cepat.

Leon lega mendengar ucapan Alana." Syukurlah lo, gak sakit, gue khawatir banget sama lo Al." Ujar Leon sambil mengelus surai panjang Alana dengan lembut.

"Mbok sakit?" Tanya Leon kepada mbok ljah.

"Cuman pusing Den, non Alana nemenin mbok beli obat pusing," sahut mbok Ijah.

"Semoga mbok cepat sembuh ya." Seru Leon.

"Iya Den!"

"Bukan mbok yang sakit Den, tapi non Alana yang sakit." Batinnya.

"Den Leon terlihat sangat tulus menyayangi Non Alana, kenapa non Alana tidak mau memberi tahu tentang penyakitnya kepada Den Leon." Ucapnya dalam hati.

"Mbok kenapa melamun, apa mbok pusing lagi?" Tanya Leon ketika melihat Mbok Ijah yang melamun.

Mbok Ijah langsung tersadar dari lamunannya." Gak kok Den." Sahut Mbok Ijah dengan cepat.

"Kak Leon ngapain di rumah sakit?" Tanya Alana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!