15

"Mau teriak hmm?" Seru Vano dengan lembut.

Alana langsung menoleh ke arah Vano." Boleh?"

Vano terkekeh pelan mendengar pertanyaan Alana." Kenapa gak boleh hmm." Ucap Vano sambil mengelus puncak kepala Alana dengan lembut.

Alana menganggukkan kepalanya, setelah itu dia berteriak sekencang- kencangnya." AAAAAAAAA MAMA ALANA RINDU SAMA MAMA." Teriknya dengan kencang.

"ALANA MAU KETEMU SAMA MAMA." Teriaknya lagi, dan tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

Hiks..hiks..

"Al rindu mama." Lirihnya sambil tertunduk lemas.

Vano langsung membawa Alana kedalam pelukannya, ia sangat sedih melihat Alana yang sangat rapuh." Keluarkan semua unek-unek lo, biar hati lo lega." Ucap Vano dengan lembut.

Alana membalas pelukan Vano dengan erat." Gue kangen mama." Lirihnya pelan sambil terisak.

"Hiks..hiks kenapa gue gak pernah dapat kasih sayang dari mereka hiks."

"Apa salah gue, kenapa mereka membenci gue bang?"

Tanyanya sambil menatap Vano dengan tatapan sendu.

Vano membalas tatapan Alana, ia dapat melihat kerapuhan di mata Alana. la bingung harus menjawab apa dengan pertanyaan Alana." Mereka gak benci lo kok Alana, mereka cuman belum bisa menerima kepergian mama lo."

"Suatu saat nanti, mereka akan sadar, mereka sudah menyia-nyiakan tuan putri secantik lo." Ucapnya lagi, sambil mengelus surai panjang Alana.

"Dulu gue selalu diam ketika gue di siksa mereka dan mulai sekarang gue gak akan diam ketika mereka menyiksa gue, gue akan balas perbuatan mereka."

"Sebenarnya gue ini anak kandung apa bukan sih, kenapa mereka memperlakukan gue sangat buruk dan kejam." Lirihnya.

"Apa gue pernah membuat kesalahan sama mereka?"

"Apa gue gak pantas dilahirkan di dunia?" Serunya sambil memandang lurus ke arah pantai.

Vano menggelengkan kepalanya ketika mendengar perkataan Alana." Lo pantas di lahirkan di dunia, bahkan lebih pantas dari pada manusia iblis kayak mereka." Sahut Vano sambil mengelus lembut pipi Alana.

"Jangan sedih lagi, gue gak suka liat lo nangis." Ucap Vano yang masih menatap Alana.

Alana tersenyum tipis mendengar ucapan Vano." Makasih bang, lo udah nemenin gue."

"Lo bisa butuh gue kapanpun Al, gue akan selalu ada buat lo." Ucap Vano sambil tersenyum manis ke arah Alana.

Alana membalas senyum Vano, ia sangat bersyukur bisa mengenal keluarga Vanya." Gue sangat bersyukur bisa mengenal kalian." Ucapnya dalam hati.

"Udah lega hmm?"

"He'em!"

"Mau pulang atau masih mau di sini."

"Masih mau di sini, abang fotoin aku ya." Pinta Alana.

"Siap bos!"

Semantara Azka hanya menatap datar mereka berdua yang berpelukan." Cih."

"Kenapa gue malah ngikutin mereka sih."

Setelah itu dia menyalakan motornya dan meninggalkan tempat itu dengan perasaan sangat kesal.

"Kenapa gue gak terima liat Alana bersama cowok lain?" Tanya nya pada diri nya sendiri.

"Cih ngapain gue mikirin tuh cewek matre kayak dia." Ucapnya lagi.

Drett..drett

Dia menyerngit bingung saat melihat nomor tidak dikenal menelponnya. la pun mengangkat teleponnya.

"Siapa." Seru Azka dengan datar.

"Ini aku Kaila kak." Sahut Kaila di seberang sana.

"Ada apa?"

"Kak bisa,, belum sempat Kaila menyelesaikan perkataannya teleponnya sudah di matikan Azka duluan.

Tutt..tutt...

Kaila mendengus kesal ketika Azka matikan teleponnya.

"Shtt sialan." Umpatnya dengan kesal.

"Gue akan membuat lo tunduk sama gue Azka." Ucapnya tersenyum menyeringai.

"Dan gue gak akan biarin lo bersama cewek lain, selain gue." Batinnya.

"Lo mulai dulu sampai sekarang adalah milik gue."

"Akan gue buat celeka yang berani mendekati lo Azka."

"Hahah lo hanya milik gue Azka Davie Adyatma."

ESOK HARINYA.

Alana dan Vanya sudah berada di sekolahan.

"Hoam,, kita datang pagi bangen Van."

"Gue masih ngantuk banget nih."

"Pagi apanya, ini udah jam 7:30 loh, lo aja yang kebo banget." Ketus Vanya.

"Tapi gue masih ngantuk banget Van." Sahut Alana sambil menelungkupkan kepalanya di meja.

Vanya hanya geleng-geleng kepala melihat sahabatnya itu." Dasar kebo." Cibir Vanya.

"Anjirr siapa yang di bonceng sama Azka." Ucap salah satu siswa ketika melihat Azka membonceng seorang cewek.

"Gila, gila ternyata Azka udah punya pacar."

"Kayaknya bukan anak sekolah kita deh."

"Itu anak baru."

"Wah parah, ternyata anak baru pacar Azka.'

"Gila beruntung banget tuh cewek, bisa dekat sama Azka."

"Aaa gue gak rela Azka sama cewek lain."

"Gue penasaran banget sama muka ceweknya."

"Iya juga sangat penasaran."

Dia adalah Kailan yang di bonceng oleh Azka, sebenarnya Azka sangat terpaksa berangkat bareng dengan Kaila. Tetapi karena ancaman sang Ayah dia harus bareng dengan Kaila.

"Anjir kok make upnya menor banget sih." Cibir salah satu siswa ketika melihat Kaila.

"Cantik sih, tapi make upnya ketebelan."

"Iya gak kayak Alana, natural gak pernah pake make up tetap cantik."

"Cantik dan imut, tapi sayangnya make upnya terlalu tebal

"Kok Azka mau sih sama tuh cewek."

"Iya kok Azka mau sih."

"Masih cantikan Alana!"

"Siapa Alana, kenapa mereka sangat memuji Alana." Batin Kaila.

"Kenapa mereka membanding-bandingin gue sama Alana."

"Gue penasaran dengan nama Alana."

Azka sedikit kaget ternyata Alana begitu populer di sekolah.

"Kenapa gue baru tau, kalo Alana juga cukup populer di sekolah." Batinnya.

"Populer dengan kenakalan dan kepintarannya."

Walaupun Alaan sangat nakal di sekolah, tetapi dia begitu pintar dan cerdas. Dia selalu membanggakan nama sekolah. Inilah sebabnya kenapa Alana tidak dikeluarkan di sekolah, walaupun dia selalu membuat onar di lingkungan sekolah yang sering membuat guru-guru pusing.

Kaila mengepalkan tangannya ketika melihat Azka yang tersenyum saat mendengar nama Alana." Apa hubungan Azka sama dengan cewek yang bernama Alana?" Batinnya bertanya tanya.

Azka langsung meninggalkan Kaila sendirian di parkiran yang membuat Kalian di tertawakan oleh para siswa.

"Haha di tinggalkan saa Azka."

"Atutu kesian banget murid baru."

"Haha makanya jadi cewek jangan kegatelan."

"Murid baru aja songong banget, mau deketin Azka."

"Puff kesian banget sih di tinggal."

Kaila memejamkan matanya ketika mendengar cibir-cibiran para siswa." Sialan, awas aja kalian." Batinnya.

"Ternyata Azka sangat populer di sekolah."

Setelah itu dia langsung menyusul Azka." Kak Azka tunggu." Panggil Kaila.

Azka memasuki kelas Alana, ia mengantar Kaila, siswa baru, saat memasuki kelas ia melihat Alana yang yang tidur sambil menelungkupkan kepalanya di atas meja. la hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Alana." Dasar kebo." Batinnya.

"Lo cari teman duduk, nanti ada ibu Sinta ke sini." Ucap Azka, kemudian berlalu keluar kelas.

"Iya kak!"

Kring..kring..

Bunyi bel sekolah berbunyi yang bertanda pelajaran akan segera dimulai.

Sedangkan Alana masih nyenyak dalam tidurnya, dia tidak terganggu sedikitpun dengan suara siwa yang sangat ribut.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa bu sinta, guru MTK yang paling galak.

"Selamat pagi bu."

"Kita kedatangan murid baru." Ucap Bu Sinta.

"Silahkan kamu berdiri dan perkenalkan nama kamu." Suru Bun Sinta.

"Iya bu," sahut Kaila dengan sopan.

"Hai teman-teman, kenalin nama aku Kaila Anggreani." Ucap Kaila memperkenalkan diri.

"Apa ada pertanyaan?" Seru Bu Sinta.

"Tidak ada bu!"

"Silahkan kamu kembali ketempat duduk kamu."

"Sekarang buka buku kalian masing-masing." Suruh bu Sinta kepada murid-muridnya.

"Ibu akan jelaskan materinya."

Ibu Sinta menatap tajam Alana yang masih menelungkupkan kepalanya di meja. Ibu Sinta melemparkan penghapus papan tulis ke arah kepala Alana.

Tak..

Tepat sasaran, penghapus itu mengenai kepala Alana yang membuat Alana kaget dan terbangun dari tidurnya.

"Aww, siapa yang berani melempar penghapus ke kepala gue." Seru Alaan dengan kesal, ia belum sadar bahwa ada ibu sinta di depan.

"Sialan sakit tau gak." Ketus Alana dengan kesal.

"Saya yang melempar." Sahut Ibu Sinta dengan tatapan tajam.

"Mau apa kamu?" Tanya ibu Sinta.

Alana meneguk susah salivanya ketika melihat tatapan tajam bu Sinta." Gak papa kok bu." Sahut Alana sambil tersenyum manis.

"Kamu berani banget tidur di pelajaran saya." Ucap Bu Sinta dengan galak.

"Maaf bu aku gak tidur cuman bobo bentar aja." Sahut Alana dengan muka polosnya.

Mereka semua ingin tertawa, tetapi tidak berani ketika melihat tatapan mengerikan dari Bu Sinta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!