2

Mereka berdua sangat lega ketika berhasil memanjat tembok dan mereka sudah diluar dari lingkungan sekolah.

"Huff akhirnya berhasil juga." Ucap Alana merasa lega.

"Al, apa kita gak pa-pa bolos?" Tanya Vanya sedikit takut.

"Tenang aja, kita gak akan ketahuan kok." Ucap Alana dengan yakin.

Vanya hanya menganggukkan kepalanya merespon ucapan sahabatnya itu." Huff baiklah." Balasnya.

"Kita mau ke mana?" Tanya Vanya sambil mengikuti langkah Alana.

"Lo nanti juga tau." Sahut Alana.

Vanya hanya pasrah mengikuti sahabatnya itu." Baiklah!"

Vanya mengerutkan keningnya bingung ketika sahabatnya berjalan kearah ke toko bunga. "Ngapain kita ke sini?" Tanya Vanya heran setelah sampai di toko itu.

Alana tidak memperdulikan pertanyaan sahabatnya itu. la masuk ke dalam toko. "Mbak ada mawar putihnya?" Tanya Alana.

"Ada dik!"

"Beli satu ya mbak." UCap Alana.

    "Tunggu sebentar ya dik, saya ambilin bunganya dulu." ucap si penjual itu.

"Iya mbak!"

"Alana lo buat apa beli bunga?" Tanya Vanya yang sedari tadi bingung.

"Mau ke makam mama." Jawab Alana. "Hari ini ultah mama." Lanjutnya.

Vanya mengangguk paham setelah mendengar jawaban sahabatnya. "Kalo gitu gue mau beli bunga juga." Ucapnya.

"Nih dek bunganya." Ujar mbak penjual itu sambil mengasihkan bunga mawar itu pada Alana.

"Mbak saya juga mau satu." Ucap Vanya.

"Baik mbak saya ambil dulu bunganya." Balas mbak itu.

"Jadi berapa semuanya mbak?" Tanya Vanya.

"60. 000 dek!"

Vanya mengambil uang dalam sakunya yang berwarna merah." Nih mbak kembaliannya ambil aja." Ucap Vanya.

"Makasih dek."

"Iya sama-sama mbak." Balas Vanya.

"Loh kok lo yang bayarin sih." Ujar Alana.

"Gak apa-pa!"

"Kapan-kapan bayarin lagi ya, sekalian traktir gue makan." Ucap Alana sambil tersenyum keraha Vanya.

    Vanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan sahabatnya itu. "Dasar Alana tak tahu terima kasih." Ucapnya dengan kesal.

Alana terkekeh melihat muka sahabatnya itu yang sangat kesal padanya." Lo kan orang kaya." Sahut Alana yang masih terukir senyum di wajah cantiknya.

"Ckck jangan senyum-senyum kayak gitu, gue serem liatnya ." Ucap Vanya yang membuat Alana kesal.

"Gue yang cantik dan imut ini, lo bilang seram??"

"Dasar monyet percaya diri banget lo." Clbir Vanya.

"Lah emang kenyataan." Sahut Alana dengan bangga.

Setelah beberapa saat di perjalanan akhirnya mereka berdua sampai di TPU tempat pemakaman umum.

"Assalamualaikum mama." Ucap Alana sambil berjongkok di pemakaman mamanya.

"Assalamualaikum tante." Ucap Vanya sambil berjongkok di samping Alana.

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday to you mama. Selamat ulang tahun mama." Ucap Alana sambil tersenyum manis.

"Maaf ya mah, Alana baru jenguk mama." Ucapnya lagi.

"Alana kangen banget sama mama, mama kangen gak sama Alana?"

    "Mama kenapa ninggalin Alana? padahal Al belum pernah liat muka cantik mama, belum pernah ngerasain pelukan hangat mama dan Al belum pernah ngerasain kasih sayang dari mama." Ucapnya sambil menahan tangis. "Mama kenapa ninggalin Al sendirian di dunia yang kejam ini hiks..hiks."

"Kenapa mama gak bawa Al hiks..hiks, aku ingin ikut sama mama. Ayah dan abang gak sayang sama Al mah, mereka menyalahkan Al atas kepergian mama. Dan mereka menganggap Al anak pembawa sial hiks..hiks. Apa Al emang anak pembawa sial mah hiks..hiks."

Vanya tidak tega melihat sahabatnya yang sangat rapuh. la pun memeluk Alana." Lo bukan anak pembawa sial Al, lo anak yang paling kuat." Ucap Vanya meneteskan air matanya.

Hiks..hikss..

Alana membalas pelukan sahabatnya dengan erat. "Hiks..kenapa dunia sangat kejam hiks." Lirihnya pelan.

"Kenapa mereka menyalahkan gue, padahal gue gak tau apa-apa hiks." Lirinya terisak.

"Mereka akan menyesal udah buat lo kayak gini Al," Ucap Vanya dalam hati.

"Andai mama gak lahirin gue, pasti mama gue masih ada di dunia menemani mereka hiks."

"Itu bukan salah lo, mama lo meninggal karena udah takdirnya, mereka aja yang masih tidak terima kepergian mama lo." Ucap Vanya sambil mengelus lembut punggung sahabatnya.

    "Hiks.. gue udah gak kuat Van menghadapi dunia yang kejam ini hiks. Gue ingin nyusul mama." Lirihnya lagi.

Vanya semakin mengeratkan pelukannya pada Alana." Lo gak boleh ngomong kayak gitu Al." Ucap Vanya.

"Lo harus kuat Al menghadapi dunia yang kejam ini, gue yakin suatu hari nanti pasti ada kebahagiaan lo." Lanjutnya.

"Kapan Van? Kapan gue bahagia?" Tanyanya terisak.

Hiks..hiks..

"Cuman satu yang gue inginkan di dunia ini Van."

"Gue cuman ingin ngerasain pelukan hangat ayah dan abang gue Van, tapi mereka tidak akan pernah ngasih pelukan itu pada gue hiks..hiks."

"Udah Al gue gak kuat liat lo kayak gini." Lirih Vanya.

"Lo mau buat mama lo sedih di atas sana?" Tanya vanya sambil menangkup kedua pipi Alana.

Alana menggelengkan kepalanya." Gak mau." Sahutnya dengan lirih.

"Kalo gitu lo jangan nangis lagi dan jangan ngomong yang tidak-tidak." Ucap Vanya. "Mama lo akan bahagia di atasnya saat melihat putrinya begitu kuat menghadapi dunia yang sangat kejam ini." Ucapnya lagi.

"Lo harus semangat dan ingat gue selalu ada buat sahabat gue ini." Serunya.

    Alana tersenyum manis mendengar ucapan sahabatnya. Dia menghapus sisa air mata di pipinya." Semangat!"

"Semangat!"

"Mah kenalin ini Vanya sahabat satu-satunya Al, dia orangnya baik banget mah dia selalu ada buat Al." Ucap Alana.

"Hallo tante, nama aku Vanya sahabat anak tante." Ucap Vanya sambil tersenyum manis. "Tante hebat bisa ngelahirin anak yang begitu kuat tan." Ucapnya lagi.

"Tante yang tenang ya di sana, aku akan selalu nemenin anak tante." Ujarnya.

Alana terharu mendengar ucapan sahabatnya itu." Lo sahabat yang paling baik." Sahut Alana memeluk sahabatnya.

"Lo juga teman gue yang paling baik." Balas Vanya.

"Kita balik lagi ke sekolah yuk." Ajak Vanya yang di angguki oleh Alana.

"Ayuk!"

"Mah kami pulang dulu ya."

"Nanti Al kesini lagi mah bawain mawar putih kesukaan mamah, aku tau bunga kesukaan mama, saat itu aku gak sengaja liat bunga mawar di kamar ayah. Kayaknya ayah cinta banget sama mama, sampai ayah merawat bunga mawar milik mama dengan baik. Kami pamit mah assalamualaikum." Ucapnya.

    ***

    Di sisi lain Leon sudah menunggu Alana di parkiran lumayan lama. "Tuh, anak ke mana sih belum balik juga." Ucap Leon.

"Nunggu siapa lo?" Tanya Galen menepuk pundak Leon.

Leon tidak menjawab pertanyaan Galen ketika melihat Alana dan Vanya yang berjalan ke arahnya." Datang mana kalian berdua?" Tanya Leon saat Alana sudah di sampingnya.

"Ada deh." Sahut Alana.

"Hai Vanya." Sapa Galen sambil tersenyum manis kerah Vanya.

Vanya tidak memperdulikan sapaan Galen." Al, gue duluan ya abang gue udah jemput gue." Pamit Vnaya ketika melihat mobil abangnya.

"Iya, lo hati-hati di jalan."

"Oh iya, jangan lupa salam buat abang Vano yang ganteng." Ucapnya lagi.

"Siap buk Alana yang terhormat." Sahut Vanya yang membuat Alana senang.

Vanya pun berjalan ke arah mobil abangnya." Tumben cepat bang?" Tanaya Vanya.

"Abang gak ada jam kuliah." Sahut Vano.

"Mana Alana dek?" Tanya Vano.

"Tuh dia mau pulang bang." Jawab Vanya sambil menunjuk ke arah Alana yang sedang asyik berbincang.

Vano sedikit tidak suka melihat Alana yang sangat akrab dengan cowok lain." Siapa tuh cowok?" Tanya Vano.

    "Yang mana bang?"

"Yang lagi ngobrol sama Alana."

"Owh itu kak Leon bang, teman masa kecilnya Alana." Balas Vanya.

"Hmm!"

Setelah itu pun dia menjalankan mobilnya." Apa Alana menyukai tuh cowok." batinnya.

    "Lo bo.. " belum sempat Leon menyelesaikan ucapannya,

tiba-tiba Alana menutup mulutnya." Diam lo, tuh ada ketos galak, nanti gue di terkamnya." Bisik Alana di kuping Leon.

"Terlambat lo bambang, Azka udah tau kali, lo bolos." Ucap Leon dalam hati.

"Hai babu sekolah." Sapa Alana dengan senyum manisnya.

Azka hanya memasang muka datarnya. Dia tidak memperdulikan sapaan Alana.

"Buset teman lo dingin banget." Ucap Alana pelan.

"Gue bingung kenapa para cewek tergila-gila sama tuh kutub." Ucanya lagi.

"Shtt diam, kalo lo gak mau mendapatkan ucapan pedesnya." Sahut Galen.

"Emah dia bisa ngomong?" Tanya Alana dengan tampang polosnya.

"Ya bisa lah dodol." Sahut Galen.

"Santai dong kadal." Ucap Alana.

    "Udah-udah gak usah berantem deh." Tegur Leon yang sudah kesal mendengar perdebatan mereka berdua.

"Dia yang duluan." Adunya pada Leon.

"Udah gak usah pedulikan anggap saja setan lewat." Ucap Leon.

Galen melotot mendengar ucapan Leon." Sialan lo leon." Sahut Galen kesal.

Azka hanya menatap mereka bertiga datar. la sudah jengah melihat perdebatan mereka bertiga." Berisik!"

"Galak banget mas." Ujar Alana.

"Ayuk kita pulng, bunda udah nungguin kita." Ucap Leon menggandeng tangan Alana.

"Gue pake motor gue sendiri aja kak." ujar Alana.

"Hmm!"

"Gue duluan bro." Pamit Leon kepada Galen dan Azka.

"Hmm!"

"Baby ketos dingin galak, jelek kayak monyet." Ucap Alana sambil menjalankan motornya.

Galen menahan tawa ketika mendengar ejekan Alana." Puff baru kali ini gue dengar cewek gak memuji lo." Seru Galen menahan tawa.

Azka menatap tajam Galen yang sedang menahan tawa." Diam lo." Ucap Azka dengan dingin.

Galen meneguk susah salivanya ketika mendapatkan tatapan tajam dari Azka." Bercanda bro." Ujarnya.

    Azka menaiki motornya nya dan meninggalkan Galen sendirian.

"Woy Az kok gue di tinggal sih." Teriak Galen. "Ckckck ini semua gara-gara Alana." Kesalnya.

    ***

Leon dan Alana mereka berdua baru saja sampai dirumah.

"Masuk." Ajak Leon sambil menggandeng tangan Alana.

"Assalamualaikum bunda." Salam Leon sambil memasuki rumah.

"Bunda lihat aku bawa siapa nih." Seru Leon.

"Wa'alaikum salam." Jawab Bunda Lisa.

"Nak Alana." Panggil Bunda Lisa senang, dia sudah sangat rindu dengan gadis cantik itu.

Dia pun menghampiri Alana dan memeluknya dengan erat." Ya allah nak, bunda kangen banget sama kamu." Ucap Bunda Lisa.

Alana membalas pelukan bunda Lisa tak kalah era." Al juga kangen banget sama Bunda." Balasnya.

"Bunda masak Apa?" Tanya Alana ketika melihat bunda lisa yang memegang centong sayur.

"Bunda masak sup sayang." Sahut bunda Lisa sambil melepaskan pelukannya.

"Wah pasti masakan bunda enak." Ujar Alana.

"Bisa aja aku nak!"

"Aku bantu masak ya bun."

"Boleh nak!"

Leon tersenyum bahagia melihat bundanya yang sangat menyayangi Alana sebagai anaknya sendiri." Gue senang melihatnya bahagia." Ucapnya dalam hati.

"Bun aku ke kamar dulu ya." Pamit Leon.

    "Iya nak!"

Terpopuler

Comments

Akina

Akina

Bahasanya enak banget dibaca, terus lanjutkan karya terbaikmu 🎉

2025-03-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!