"Ma ini Aiden, maaf ya mah, aku baru bisa jenguk mama." Lirih Alden sambil mengelus nisan yang tertulis nama mamanya.
"Mah Aiden rindu banget sama mama hiks."
"Maaf ya mah Aiden gak bisa menjadi kakak yang baik buat Alana hiks." Lirihnya terisak.
"Aiden selalu ninggalin Alana sendirian di rumah mah, dan Aiden sama ayah hari ini mau berangkat ke luar negeri dan meninggalkan Alana lagi sendirian mah."
"Mama pasti kecewa kan sama aku, karena gak bisa menjadi abang yang baik buat anak ke sayangan mama."
"Maaf ya mah, aku gak ada waktu buat Alana, padahal aku sangat ingin akrab sama Alana mah, tapi Aiden gak bisa."
"Aiden terpaksa menjauhi Alana dan membuat Alana membenci diri aku mah."
"Aku sangat rindu sama mama, mah datang ke mimpi Aiden ya mah, aku benar-benar rindu sama mama, aku kangen pelukan mama, kangen kasih sayang mama, aku kangen semua tentang mama.
"Mama yang tenang di sana ya,"
"Mah aku pamit pulang dulu, nanti Alden ke sini lagi jenguk mama." Ucap nya.
"Aku pamit mah, assalamu'alaikum."
***
Alex memperlihatkan foto istrinya yang sedang mengandung." Hai sayang, aku kangen banget sama kamu hiks."
"Sayang, aku sangat rindu pelukan kamu hiks."
"Sayang kenapa kamu gak nepatin janji kamu sih, kata nya kamu mau mendewasakan anak-anak kita bersama." Lirihnya terisak.
"Andai kamu gak melahirkan anak itu, pasti kamu masih ada disisi aku sayang." Ucapnya lagi.
"Gara-gara anak sialan itu, kamu pergi ninggalin aku sayang hiks."
"Kenapa kamu lebih memilih menyelamatkan dia sayang."
Hiks..hiks..
"Aku sangat benci dengan anak itu sayang, dulu aku memang menanti-nanti kehadiran nya sayang, tapi kehadiran nya membuat kamu pergi untuk selama nya. Andai aku tau, kalo anak itu membuat kamu pergi, aku tidak akan menunggu kehadiran nya sayang."
"Dia anak pembawa sial sayang." Lirih nya lagi.
"Maaf sayang, aku gak bisa memberinya kasih sayang, saat aku melihat nya, aku selalu teringat kamu hiks."
"Maaf sayang aku benci dengan nya hiks."
"Udah 17 tahun kamu pergi sayang, tapi aku masih tidak bisa melupakan kamu sayang dan selama 17 tahun juga, aku gak pernah memberi dia kasih sayang.
"Pasti kamu sangat kecewa kan sama aku." Lirihnya pelan.
"Dia sangat cantik sayang, mirip banget sama kamu, tetapi aku benar-benar gak bisa memberi dia kasih sayang." Lirih nya lagi.
"Maaf sayang aku, menganggap dia anak pembawa sial, karena dia kamu ninggalin aku." Ucapnya lagi dengan lirih.
"Sekali lagi aku minta maaf sayang."
DI SISI LAIN
Alana langsung keluar dari ruang osis dan berlari ke toilet, ia merasa ingin memuntahkan sesuatu." Agrr sakit banget dada gue." Lirih nya menahan rasa sakit di dada nya.
"Sialan padahal gue udah minum obat, kok gak berfungsi." Batin nya dengan ningung.
"Owh, iya gue lupa hari ini kan jadwal cek up gue." Ucap nya lagi.
"Ckckck, gue harus cari uang di mana lagi sih."
"Eh tunggu-tunggu, gue kan udah jadi pacar pura-pura tuh ketos, dia kan sudah janji sama gue akan memberimu uang 30 juta setiap bulan." Ucap nya sambil tersenyum senang.
Dia merasa dadanya semakin sakit dan mulutnya ingin mengeluarkan sesuatu, ia langsung masuk ke dalam toilet, sampai dia lupa menutup pintunya.
Uhuk..uhuk..
Dan keluarlah darah segar dari mulut nya yang begitu banyak." Huff banyak banget darahnya." Lirih nya sambil menahan rasa pusing.
"Semakin hari kondisi, gue semakin memburuk."
Sedangkan Azka sedari tadi mengikuti Alana yang berlari ke toilet, ia sedikit khawatir ketika melihat Alana yang seperti menahan rasa sakit.
Tetapi Azka berusaha menepis rasa ke khwatiran nya
kepada Alana." paling juga dia kebelet kencing." Ucap nya dalam hati.
Azka menunggu Alana keluar dari toilet sambil bersandar di tembok." Ckckck lama banget sih." Kesal nya yang sudah bosan menunggu Alana.
"Huff pusing banget kepala gue." Lirih Alana merasa kepalanya sangat pusing.
Ceklek.
Saat keluar Alana kaget melihat keberadaan Azka." Astaga ngapain lo disini." Kaget Alana.
"Shtt jangan teriak-teriak lo."
"Lo ngapain disini?" Tanya Alana.
"Ngikutin lo, gue takut lo kabur." Sahut Azka dengan datar.
"Gue gak akan kabur dari hukuman gue." Ketos Alana.
"Lo sakit?" Seru Azka ketika melihat wajah Alana yang sangat pucet.
"Gak!!"
"Kenapa muka lo pucet banget?"
"Gak papa!"
"Cepat gue mau lanjutin hukuman gue." Ucap Alana.
"Gak usah di lanjutin." Sahut Azka datar, sambil meninggalkan Alana.
Alana menatap heran Azka yang sudah berjalan meninggalkan nya." Azka tunggu." Panggil Alana sambil mengejar langkah Azka.
"Ckckck tungguin gue." Kesal Alana yang berusaha menyamakan langkah Azka.
"Gue udah jadi pacar pura-pura lo kan, mana bayaran buat gue?" Seru Alana.
Azka langsung menghentikan langkah nya." Nomor rekening lo?"
Alana langsung mengasihkan ponselnya kepada Azka." Nih nomor rekening gue."
"Udah gue transfer." Ucap Azka dengan datar, sambil mengembalikan ponsel itu kepada Alana, kemudian berlalu meninggalkan Alana.
Alana menatap ponselnya dengan tidak percaya." Wow, ternyata dia beneran transfer uang 30 juta." Ucap nya pelan, sambil memperhatikan Azka yang sudah meninggalkan nya.
"Akhirnya gue bisa buat beli obat." Batin nya dengan senang.
****
"Kayaknya mereka sudah pergi ke luar negeri." Ucap nya dalam hati, ketika tidak melihat mobil milik ayah nya.
la pun langsung memasuki rumah dengan senang." Huff akhirnya gue bisa bernafas lega." Ucap nya dengan senang.
"Assalamualaikum." Salamnya sambil memasuki rumah.
"Wa'alaikum salam." Jawab mbok ljah.
"Ayah sama bang, udah pergi mbok?" Tanya Alana.
"Iya non!"
Alana hanya mengangguk paham." Aku mau istirahat dulu mbok." Pamit Alana.
"Non hari ini jadwal cek up kan?" Seru mbok ljah.
"Iya mbok!"
"Nanti mbok temenin non Al ya untuk cek up."
"Gak usah mbok, aku bisa pergi sendiri kok." Sahut Alana.
"Tapi mbok, mau nemenin non Alana."
"Yaudah kalo mbok mau nemenin Al." Sahut Alana sambil tersenyum manis.
"Non ganti baju dulu gih, baru turun makan siang." Suruh mbok Ijah dengan lembut.
"Siap bos!!"
Mbok Ijah hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak majikan nya." Semoga non Alana bisa sembuh dari penyakit nya." Ucap Mbok Ijah dalam hati.
"Semoga non Alana dipertemukan dengan seseorang yang bisa membuat no Alana Bahagia. "Mbok yakin, non Alana akan menemukan kebahagian."
Ucap nya sambil memperhatikan Alana yang sedang berjalan menuju kamar nya.
Sampai di kamar Alana langsung membaringkan badan nya di kasur, sambil menatap langit-langit kamar." Kenapa hidup gue, gak pernah bahagia." Lirihnya pelan.
"Gue gak pernah merasakan kasih sayang dari keluarga gue sendiri, gue sangat iri melihat orang-orang yang di sayang oleh keluarga nya, sedangkan gue mempunyai keluarga, seperti tidak mempunyai siapa-siapa."
"Mah, aku ingin ngerasain kasih sayang dari mama, aku pengen ngerasain pelukan mama." Lirih nya.
"Dan aku sangat pengen ngerasain pelukan ayah dan abang, tetapi aku gak bisa mendapatkan pelukan itu mah."
"Mah, apa Al bisa bertahan dengan semua ini hiks..hiks."
"Al udah gak tahan mah hiks..hiks, Al pengen ikut sama mama." Lirih nya terisak.
"Apa salah Al mah, kenapa ayah sama abang membenci Al hiks."
"Tapi mama tenang aja disaat, aku anak kuat mah, aku akan membuat mereka menyesal mah." Ucapnya yang mengepalkan tangannya.
"Al akan membalas perbuatan mereka mah, Al akan membuat mereka menyesal seumur hidup, karena sudah tidak menganggap Al ada."
"Hari ini jadwal cek up Al mah, mbok ljah mau nemenin Al cek up mah." Ucapnya sambil memandang foto mama nya.
"Mbok ljah baik banget sama Al mah, mbok Ijah selalu ada buat Al mah."
"Mbok Ijah sudah aku anggap ibu aku mah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments