3

"Bunda aku harus bantuin bunda apa?" Tanya Alana dia bingung ingin membantu bunda Lisa apa.

Lisa tersenyum ke arah Alana dengan tersenyum manis. "Kamu potong bawang itu ya nak." Suruh Bunda Lisa sambil menunjuk ke arah meja yang ada terletak bawang dan pisau.

"Siap kanjeng ratu" Sahut Alana sambil hormat ke arah bunda Lisa.

Lisa hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Alana.

Alana pun langsung memotong-motong bawang itu, sampai matanya berair." Hiks...kok perih banget sih." Ucapnya sambil menggosok-gosok matanya dengan tangannya.

"Jangan di gosok-gosok nanti semakin perih." Tegur Leon menhan tangan Alana yang ingin menggosok-gosok matanya lagi.

"Tapi ini perih banget kak." Ucapnya.

"Sini biar kakak tiupkan matanya." Ucap Leon sambil mendekatkan wajahnya ke muka Alana.

Fuhh..

Fuhh...

"Masih perih hmm?" Tanya Leon dengan lembut.

Alana menggelengkan kepalanya." Udah gak perih lagi." Sahut Alana.

"Sini biar aku aja yang lanjutin memotong bawangnya." Ujar Leon mengambil alih pisau di tangan Alana.

"Enggak usah kak, biar gue aja."

"Lo diem, liat gue aja memotong bawangnya." Ucap Leon.

"Iya." Balasnya dengan pasrah.

Lisa tersenyum melihat mereka berdua yang selalu rukun. "Semoga kalian berdua selalu bersama." Ucap Lisa dalam hati.

"Ayah sama abang lo, udah datang dari luar negeri?" Tanya Leon.

"Belum kak!"

"Kalo mereka menyakiti lo, lo harus beritahu kakak ya." Ucap Leon mengelus puncak kepala Alana dengan lembut.

Alana tersenyum manis mendengar ucapan Leon. la langsung berhambur ke pelukan Leon. "Makasih kak, lo selalu ada buat gue." Lirihnya.

Leon membalas pelukan Alana. "Gue akan selalu ada buat lo Al, gue gak akan biarkan mereka menyakiti lo."

"Kakak tenang saja, aku akan membalas perbuatan mereka yang sudah memperlakukan aku seperti binatang." Balas Alana mengepalkan tangannya.

"Kakak selalu mendukung lo."

Leon sudah tahu kehidupan Alana dari kecil, karena dulu Alana akan selalu kabur ke rumahnya. Ketika dia habis di hukum oleh ayahnya dan abangnya sendiri.

    10 tahun lalu

Brak...

"Kamu membuat masalah apa lagi Alana." Teriak Alex.

Alex mendekati putrinya yang terlihat sangat ketakutan dengannya. "Kamu bikin masalah apa lagi?" Tanya Alex dengan pelan, terapi menatap Putrinya dengan tatapan datar.

Alana menggelengkan kepalanya." Al gak lakuin apa-apa yah, dia duluan memukul Al." Cicit Alana dengan pelan.

"Tapi kenapa kamu balas dengan pukulun juga Alana?." Tanya Alex yang masih menatap putrinya dengan tatapan tajam.

"Maaf Ayah, Al cuman membela diri." Sahut Alana dengan pelan.

"Sudah saya peringatkan, jangan pernah kamu membuat masalah lagi di sekolah." Ucap Alex sedikit meninggikan suaranya.

"Sekarang kamu akan saya hukum."

Alex menarik tangan putrinya dengan paksa, ia tidak perduli dengan permohonan Alana.

"Ayah...ayah jangan hukum Al, aku minta maaf ayah."

Mohon Alana, ia takut Ayahnya pasti mengurungnya di gudang dan tidak memberinya makan.

"Hukuman kamu saya kurung di gudang selama 3 hari dan tidak makan dan minum." Ujar Alex sambil mendorong Alana kedalam gudang.

Brak.

    Alex menutup pintunya dengan kencang dan setelah itu, ia pergi. Dia tidak perduli dengan teriakan Alana minta di bukakan pintunya.

Brak..

Brak..

"Ayah buka..hiks..hiks.. Yah Al minta maaf." Teriaknya sambil terisak.

"Hiks...hiks Ayah jangan hukum Al." Teriaknya lagi.

"Kak Leon tolong Al." Lirihnya.

"Hiks..hiks kenapa Ayah tega memperlakukan aku seperti ini, hiks...hiks." Lirihnya pelan.

"Mah Al mau ikut mama aja hiks, di sini gak ada yang sayang sama Al mah hiks." Lirihnya terisak.

"Mah Al gak kuat kayak gini hiks." Isak sangat pilu.

Hiks..hiks..

Mbo ijah tidak tega mendengar isakan anak majikannya yang sangat pilu." YA Allah non Alana, Mbok gak tega liat kamu kaya gini." Ucapnya meneteskan air mata.

"Non Alana harus sabar menghadapi dunia yang kejam ini nak." Ucapnya dalam hati.

"Kenapa tuan Alex jadi berubah, setelah kepergian istrinya, apa tuan Alex masih belum bisa menerima kepergian istrinya." Batin Mbok ljah.

"Apa aku harus minta tolong den Leon aja ya." Ucapnya.

"Tapi aku takut, tuan Alex mengetahuinya." Ucapnya lagi.

"Mbok." Panggil Aiden abangnya Alana.

Mbok yang mendengar anak majikannya memanggilnya, ia pun langsung menghampirinya.

"Kenapa den?" Tanya mbok ijah.

"Mana Alana mbok?"

"Non Alana di hukum sama Tuan den." Sahut Mbok ijah, ia berdoa semoga Aiden menolong Alana.

"Kenapa dia bisa dihukum ayah?"

"Mbok juga kurang tau den, tapi mbok liat non Alana di hukum di gudang dan gak boleh di beri makan selama 3 hari." Balas Mbak ijah.

"Bikin masalah apa lagi dia." Desis Aiden.

"Mbok turutin aja apa kata Ayah, jangan beri dia makan." Ucap Aiden kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kamarnya.

Mbok ijah menatap sendu Aiden yang berjalan kearah kamarnya." Maafin mbok non, mbok gak bisa nolong non Alana." Lirihnya pelan merasa sangat bersalah.

2 hari kemudian.

Alana sudah di hukum selama dua hari, ia sudah sangat lemas karena tidak maka dan minum selama dua hari ini.

"Lapar banget." Lirihnya dengan pelan.

"Mah Al laper, gak kuat."

    Hiks...hiks..

"Mah Al mau ikut mama." Ucapnya dengan terisak.

"Mbok saya sama Aiden hari ini mau keluar negeri, tolong jangan biarkan anak sialan itu membuat masalah lagi." Ucap Alex.

Mbok ijah beristigfar dalam hati ketika mendengar ucapan majikannya." Ya allah kesian bangen non Alana." Ucapnya dalam hati.

"Iya tuan." Sahut mbok ijah menunduk.

"Kalo gitu kami pergi dulu mbok." Pamit Aiden, kemudian berlalu.

Setela melihat majikan sudah berangkat, ia pun ingin berjalan ke arah gudang, belum sempat melangkah, ia mendengar suara bel rumah berbunyi.

"Siapa ya." Ucapnya.

Mbok ijah pun berjalan ke pintu utama untuk membukakan pintu tamunya.

Ting...tong...

Ceklek.

"Den Leon."

"Apa ada Alana nya mbok?" Tanya Leon dengan sopan.

Mbok ijah bingung harus jawab apa, sedangkan Alana belum keluar dari gudang.

    Leon menyrngit bingung saat mbok ijah yang kelihatan bingung." Mbok kenapa?" Tanya Leon dengan heran. "Apa ada terjadi sesuatu dengan Alana mbok?" Tanya nya lagi dengan khawatir.

"Anu den, emm, non Alana di hukum di gudang, dia udah dua hari gak di kasih minum dan makan." Beritahu mbok ljah.

Leon terbelalak ketika mendengar ucapan mbok ljah, ia langsung menerubus masuk kedalam rumah dan berlari ke arah gudang.

"Mbok mana kuncinya." Teriak Leon, setelah sampai di gudang.

Mbok Ijah langsung mengasihkan kuncinya." Ini den." Ujar mbok ljah sembari memberikan kunci itu pada Leon.

Ceklek...

"Alanaaa." Teriak Leon saat melihat Alana terbaring lemas di langai.

"Al bangun ini aku Leon udah datang." Ucap Leon menepuk pipi Alana dengan pelan.

"Kak Leon." Lirih Alana.

"Iya ini aku, leon." Sahut Leon.

"Mbok tolong bantu angkat Alana." Teriak Leon, minta bantuan dengan mbok ijah.

    Mbok ijah lalu menggendong badan kecil Alana ke dalam gendonganya." Maafkan mbok ya non, gak bisa membantu non Alana." Lirih mbok ijah, ia merasa sangat bersalah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!