Naira sedang berada di rooftop rumahnya. dia menatap langit malam yang di penuhi oleh bintang bintang yang bertebaran memberikan keindahan melalui cahayanya.
Gadis kecil yang berusia 5 tahun tersebut sedang melamun dengan tatapan kosong. Dia mengingat kembali pada momen saat dia tidak sengaja mendengar percakapan orang tuanya.
Yaa, saat Jihan dan Irfan sedang berbicara serius di kamar sambil memijit kaki Jihan. Di sana ada Naira yang ingin masuk namun tidak jadi karena mendengar obrolan serius kedua orang tuanya.
" aku bukan anak Daddy?" gumamnya lirih terdengar sendu.
dari percakapan tersebut Naira bisa menyimpulkan jika Naira bukan anak Irfan, melainkan anak Javier. Pantes saja dulu Naira sempat melihat begitu banyak foto foto Javier dan Jihan yang Jihan simpan di laci kamarnya.
" apa daddy dan mommy mu saling mencintai?"
Pertanyaan Javier waktu itu membuat kecurigaan Naira semakin kuat. Sekarang Naira baru menyadari jika pertanyaan tersebut tidak seharusnya di tanyakan jika memang Javier dan mommy nya tidak ada hubungan.
" sepertinya uncle Javier tidak tahu tentang hal ini" gumam Naira.
Naira sangat ingin bertanya langsung pada mommy dan Daddy nya. namun dia tidak berani. berkata jujur pada Javier juga Naira tidak berani.
Dia takut membuat orang tuanya sedih. Dia takut berpisah dengan Irfan. Dia juga takut dengan kemungkinan javier ternyata tau tapi sengaja tidak mengakuinya. ayah bisa saja nanti saat dia memberitahu tahunnya Javier malah tidak percaya atau bisa saja mengancamnya untuk tutup mulut.
" aku sudah punya Daddy Irfan yang sangat menyayangi ku, lalu untuk apa aku memikirkan pria yang tidak melakukan usaha apapun dalam hidup ku?"
∆∆∆∆
" princess nya Daddy, habis dari mana? Tadi Daddy cariin kemana " ujar Irfan saat melihat Naira sedang menuruni tangga tengah.
Naira menatap Irfan lalu tersenyum manis. dia sangat bersyukur memiliki Daddy seperti Irfan. Irfan menyayanginya sama seperti anaknya sendiri.
" tadi Naira habis lihat bintang di rooftop, bintang nya indah indah dad" ujar Naira ceria.
Irfan ikut tersenyum lalu mengendong Naira membawanya ke ruang makan. " mommy dari tadi cemas mencari mu, lain kali jangan pergi tanpa izin oke?" ujar Irfan.
Naira mengangguk" i'm sorry Daddy"
" it's oke" jawab Irfan mencubit gemes hidung pendek Naira.
" Naira, kemana aja? Bikin mommy cemas saja" ujar Jihan.
" maaf mom, tadi Naira ingin melihat bintang di rooftop " jawab Naira.
Irfan menduduki Naira yang di kursi meja makan yang biasanya di duduki oleh Naira. lalu dia ikut duduk di tempatnya. Setelah itu mereka memulai acara makan malamnya.
∆∆∆∆∆∆∆
" ini kan yang kamu mau?" tanya Sandra pada sandi.
" apa maksud mu?" tanya sandi tidak mengerti.
Dia baru saja masuk ke kamar setelah berbicara dengan Javier di ruang kerja. baru masuk tiba tiba Sandra bertanya hal yang tidak dapat dia pahami.
" membuat putramu menderita" ujar Sandra dengan tatapan kosong.
Sandi tersenyum sinis" dia hanya akan menderita untuk sementara "
Sandra tidak segera menjawab. Dia terdiam sejenak lalu berkata " kau ingin putra mu merasakan penderitaan yang kamu rasakan?"
Sandi berjalan mendekati Sandra yang duduk di pinggir ranjang. Dia berdiri di depan wanita itu lalu mencengkram dagu Sandra dengan kuat.
" jika kau tahu aku menderita dengan pernikahan ini, kenapa kau tetap bertahan?" tanya sandi menatap tajam sandra " kamu tahu wanita yang aku cintai itu bukan kamu"
Sandra menatap sandi dengan tatapan sayu nya. Matanya terlihat basah seperti orang baru saja menangis " kau pikir aku bahagia?" tanya Sandra.
Sandra menepis kasar tangan sandi lalu dia berdiri" aku bertahan bukan berarti aku bahagia. Selama ini aku bersabar dan mengikuti semua kemauan mu bukan berarti aku betah, tapi aku berusaha sabar dan bertahan demi Javier "
" kau sudah mulai berani ya" ujar sandi lalu berjalan maju perlahan mendekati Sandra.
Sandra tidak mundur sedikitpun. Meskipun dia mundur juga tidak bisa karena kakinya sudah mentok dengan ranjang.
" ingat posisi mu, jalang! aku menikahi mu untuk mengikuti perintah ku bukan untuk melawan ku" sentak sandi " dan ku haram kau tidak lupa, kenapa kita terjebak di pernikahan ini"
Plak!
Tidak tahan lagi. Ucapan sandi padanya selalu kasar. akhirnya Sandra berani menampar wajah suaminya itu hingga tertoleh ke samping.
" Javier" gumam sandi kala melihat Javier yang berdiri di depan pintu menatap tajam padanya.
Sandra Lansung menoleh ke arah putranya. Sandra Lansung terlihat terkejut dan panik. " Javier" ujarnya lalu berjalan menghampiri putranya.
" jadi ini yang selalu papa lakukan pada mama? " tanya Javier " jadi selama ini papa hanya menganggap mama seorang jalang?" tanya Javier menatap papanya dengan tatapan kecewa.
Papa yang selama ini dia sayangi dan dia hormati ternyata hanyalah iblis yang menjelma menjadi manusia.
Javier jarang pulang kerumah. jadi dia tidak pernah melihat kedua orang tuanya berantem. tadi dia menyusul papanya untuk bertanya masalah perusahaan yang lupa dia tanyakan. namun saat dia tiba di sini dia malah mendapati orang tuanya sedang bertengkar.
sandi tersenyum sinis " akhirnya kamu tahu kan?" ujar sandi tanpa rasa bersalah " inilah rumah tangga yang ku jalani bertahun tahun. penuh penderitaan"
" jika papa tidak menginginkan pernikahan ini, lalu kenapa papa menikahi mama?" tanya Javier.
Sandi melirik sinis pada Sandra yang sedang berdiri di samping Javier. Sandra menatap sandi dengan tatapan memohon agar dirinya tidak mengatakan semuanya.
" kau tahu wanita yang berdiri di samping mu saat ini? dia hanyalah seorang jalang yang rela melemparkan tubuhnya ke ranjang ku secara gratis hanya untuk mendapatkan ku" ujar sandi " kau tahu bagaimana dia dulu? Dia rela mengkhianati sahabat nya hanya demi cinta"
Sandra mengeleng sambil menangis" jangan, jangan percayakan dia Javier " ujar Sandra pada Javier.
" kau tahu? dia bekerja sama dengan teman bajingan nya untuk menjebak ku dan orang yang aku cintai " lanjut sandi. semakin Sandra menangis semakin membuatnya bahagia.
" dia memasukan obat terlarang ke minuman ku dan kekasihku. lalu dia membawa ku ke kamar hotel dan kekasih mu di bawa oleh pria lain"
" kau tahu apa yang paling menyebalkan dari kejadian itu? yaitu kehadiran mu"
" STOP!!!" teriak Sandra dengan suara bergetar" itu hanya masa lalu, aku menyesal telah melakukan itu. AKU MENYESAL, SIALAN!!" bentak Sandra pada sandi.
sandi tertawa keras " kau baru menyesal sekarang? Setelah semua terjadi sejauh?" tanya sandi" terlambat Sandra, sekarang waktunya kalian berdua menanggung akibatnya Karena telah menjadi penghalang di hubungan ku dan wanita yang aku cintai "
" dengar Javier, penderitaan mu selama ini itu akibat dari wanita yang sangat kau cintai ini. kau menunggu karmanya " ujar sandi" dia telah menghalangi ku dan kekasih ku untuk menikah, dan sekarang giliran ku memisahkan mu dengan kekasih mu"
Javier menatap tidak percaya pada ibunya. dia mengeleng samar lalu perlahan mundur dan meninggalkan kamar tersebut.
" Javier, tunggu" teriak Sandra ini mengejar putra.
" tetap di tempat mu!" sentak sandi tajam hingga membuat langkah Sandra terhenti.
air mata Javier menetes kala kakinya terus melangkah meninggalkan rumah tersebut. dia mengemudi mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan.
Tangannya mencengkram kuat kemudi mobil. Matanya menatap lurus ke depan. jadi ini alasan orang tuanya tidak menyukai Jihan? bukan karena Jihan jahat atau apa. tapi karena mereka tidak ingin melihat Javier bahagia.
Ini terdengar konyol memang. Biasanya keluarga adalah orang pertama yang mendukung kebahagiaan anaknya. namun disini keluarga adalah orang yang tidak ingin melihat dia bahagia.
"kenapa? Kenapa gw harus menanggung semuanya?"
Ayah yang selalu dia banggakan, dia sayangi dan dia hormati ternyata orang yang selalu merencanakan kehancurannya.
ibu yang selama ini dia cintai, dia hormati dan dia nomor satukan ternyata hanyalah sumber karma yang selama ini dia dapatkan.
Kehancuran hidupnya berasal dari orang tua.
"ARGHHHHH!!" teriak Javier prustasi.
Wanita yang selama ini dia kira baik ternyata hanyalah wanita yang rela mengorbankan segalanya hanya demi seorang pria. bahkan rela mengkhianati sahabatnya sendiri.
Wajar papanya sangat membenci ibunya. Jika Javier berada di posisi itu juga mungkin akan membenci ibunya. Tapi kenapa papanya ikut membenci dirinya? Apa rasa bencinya pada ibunya terlalu besar sampai dirinya ikut di benci? Padahal dia ini anaknya.
" apa mungkin aku bukan anaknya?" gumam Javier berfikir.
mereka hanya melakukannya karena kesalahan dan itu hanya sekali. masa dirinya lansung ada? Itu bisa saja terjadi, tapi kemungkinan nya sangat kecil.
Javier membelokkan mobilnya ke arah rumah nya. Dia menghentikan mobilnya setelah tiba di basemen. Javier terdiam di dalam mobil.
" jika emang gw anak kandungnya, seharusnya papa nggak akan membenci gw sampai segitunya" gumam Javier " gw harus melakukan tes DNA"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments