" gw akan pergi dari sini, gw tinggal dirumah Oma mulai sekarang" ujar Tasya.
Tasya sedang membereskan semua barangnya lalu masukkan ke koper besar miliknya. Yaa, dia akan pergi dari rumah ini karena rumah ini milik Javier.
" Lo serius? Lo pergi sekarang juga? " tanya Javier.
dia khawatir akan terjadi sesuatu pada tasya. Tasya baru saja berdua, tidak baik jika Tasya di tinggal sendirian.
" semuanya sudah selesai, besok gw akan urus surat perceraian kita. Lo tunggu panggilan pengadilan aja"
" are you oke?" tanya Javier.
Mau gimana pun mereka pernah hidup bersama selama 5 tahun. Meskipun tidak ada cinta tapi mereka sudah dekat dan saling menyayangi.
Tasya selalu ada untuk Javier setiap Javier membutuhkan nya. Terus sekarang Javier malah membiarkan Tasya sendiri? Rasanya Javier menjadi orang yang paling jahat di Dunia ini.
" gw baik baik aja ja, nggak usah khawatir" ujar Tasya " Lo tahu sendiri ini moments yang gw tunggu tunggu"
" tapi sikap ko nggak mencerminkan apa yang Lo katakan "
Tasya tersenyum" sekarang Lo harus kejar cinta sejati Lo ja, pesan gw jangan terlalu nurut sama orang tua Lo"
" gw akan antar Lo sampai kerumah " putus Javier.
Tasya mengangguk setuju " oke" jawabnya setuju.
Javier membantu membawakan satu koper besar. Tasya mendorong satu koper lainya dan juga tas kecil miliknya.
Mereka keluar dari sana meninggalkan rumah yang sudah 5 tahun menjadi tempat pulang bagi Tasya. Sekarang dia akan meninggalkan rumah ini.
" kalo Lo mau kesini Lo bebas datang kapan aja, karena rumah ini masih tetap rumah kita" ujar Javier.
" hmm" gumam Tasya sebagai jawaban.
∆∆∆∆∆∆
" kata mommy, aku bakal punya adik" ujar Naira pada Niko.
Saat ini, mereka berdua sedang berada di ruangan bermain Naira. Yaa, Niko tadi merengek ingin ke rumah Naira. Katanya dia bosan bermain sendirian.
" adik cewek apa cowok?" tanya Niko.
" aku lupa bertanya, aku terlalu senang karena akan memiliki adik"
Niko menghela nafas lesu " aku juga ingin memiliki adik "
Naira menatap Niko " aku kan adik kak Niko"
" tapi kita seumuran, aku ingin memiliki adik bayi"
Naira tidak Lansung menjawab. Mereka sama sama terdiam seperti sedang berfikir sesuatu. " kita kan saudara, adik aku berarti adik kak Niko juga "
" dia akan memanggil ku kakak?" tanya Niko.
Naira mengangguk" iyaa, dia akan memanggil aku dan kamu kakak "
Niko tersenyum senang" yeeey , aku akan memiliki adik bayi " seru Niko melompat lompat senang.
" kapan kita bisa bertemu adik bayinya?" tanya Niko setelah berhenti melompat lompat.
" kaya mommy, aku harus jadi anak yang baik dulu biar adiknya mau pulang kerumah"
" jadi aku juga harus jadi anak yang baik?" tanya Niko.
Naira mengangguk" maybe "
" ayo makan dulu" ujar Jihan yang baru saja datang ke ruangan tersebut untuk mengajak mereka makan.
" yeeey, makan" seru Niko dan Naira bersamaan.
lalu mereka bertiga berjalan ke ruang makan. Di sana sudah ada Irfan yang sedang menunggu mereka.
Irfan sengaja ambil libur hari ini karena dari pagi Jihan terus Muntah dan terlihat sangat lemas. Irfan tidak Mungkin meninggalkan Jihan dalam keadaan seperti itu.
" kamu mau makan apa?" tanya Jihan pada Irfan. Jihan terbiasa mengambilkan makanan untuk Irfan dan Naira setiap mereka makan.
" kamu duduk saja, biar aku saja yang ambil" ujar Irfan lalu mengambil sendok nasi dan mengambilkan nasi untuk Jihan dan kedua bocil bocil tersebut.
" kamu harus makan banyak sayur" ujar Irfan mengambil sayur SOP untuk Jihan. dia juga mengambil satu potong ayam untuk istrinya itu.
" aku juga ingin makan sayur dad" ujar Niko.
Semenjak mereka menetap di Indonesia, Niko selalu memanggil Jihan dan Irfan dengan sebutan Daddy dan mommy. begitu pun Naira kepada orang tua Niko. Dia memanggil bunda dan papa.
Irfan mengambil sayur SOP untuk Niko yang memang pecinta sayur sayuran. Naira juga meminta sayur SOP dan juga ayam goreng. Setelah itu mereka makan siang bersama.
" Niko dan Naira mandi terus tidur ya?" ujar Jihan Setelah mereka selesai makan.
" iyaa, mom" jawab keduanya.
tumben sekali, biasanya mereka sangat sulit di suruh tidur. Biasanya mereka akan memberikan seribu alasan agar tidak tidur siang. tapi siang ini mereka terlihat sangat penurut.
Niko dan Naira masuk ke kamar Naira di ikuti oleh Jihan. Jihan memandikan mereka berdua lalu memakaikan baju Santai. Niko memang memiliki baju disini karena dia sering bermain kesini. Begitupun dengan Naira yang juga memiliki baju di rumah Niko.
Naira dan Niko lansung naik ke tempat tidur lalu segera tidur tanpa harus Jihan paksa.
" mommy keluar dulu ya" pamit Jihan.
" iyaa mom" jawab mereka serempak.
Jihan segera keluar dari kamar tersebut lalu berjalan menemui Irfan yang sedang duduk di ruang tengah sambil menikmati rokoknya.
Irfan lansung Mematikan rokoknya saat melihat kehadiran Jihan.
" ada apa?" tanya Irfan menatap Jihan
" boleh aku minta sesuatu?" tanya Jihan hati hati.
" boleh, apapun itu aku akan usahakan untuk mu" ujar Irfan.
Jihan nampak ragu untuk mengatakannya. namun dia sangat menginginkan nya.
" aku... mau ke salon" ujar Jihan ragu ragu.
Irfan terkekeh " kenapa takut takut gitu? kamu kan terbiasa ke salon"
Irfan tidak mengerti apa yang membuat Jihan terlihat ragu untuk mengatakan hal tersebut. padahal Jihan sering ke salon untuk merawat rambut dan juga kulitnya.
" tapi... aku mau kamu juga ikut temani aku, kamu harus ikut perawatan"
Senyum Irfan lansung pudar. ke salon? Ikut perawatan? jelas itu kegiatan yang sangat membosankan. Irfan tidak suka menghabiskan waktu membosankan seperti itu. dia ke salon palingan hanya untuk potong rambut dan cukur kumis dan janggut.
" please" ujar Jihan memasang puppy eyes yang sangat mengemas membuat Irfan tidak sanggup berkata tidak.
" oke" jawab Irfan akhirnya.
∆∆∆∆∆
Irfan menatap penampilan barunya di depan cermin salon. Rambut two block miliknya kini berubah menjadi gaya rambut french crop .
Tampan sih, Irfan juga terlihat lebih berwibawa dan berkarisma. tapi Irfan masih menyukai rambut two block miliknya yang baru saja dia ubah satu Minggu yang lalu.
" nanti tinggal ubah lagi" gumam Irfan.
" gantengnya suami aku " seru Jihan menatap penampilan baru Irfan.
" kamu suka?" tanya Irfan.
Jihan mengangguk " suka banget" jawabnya berbinar.
Irfan tersenyum tipis. dia ikut bahagia jika Jihan bahagia. lagian dia sudah berjanji pada dirinya jika dia akan melakukan apapun untuk membahagiakan Jihan. termasuk untuk meninggalkan Jihan. yaa, jika itu Jihan sendiri yang meminta.
Irfan melihat rolex yang terpasang di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 4 sore. Padahal tadi mereka berangkat jam 1 siang. sudah 4 jam mereka menghabiskan waktu disini.
" lihat kuku aku, Bagus kan?" tanya Jihan memamerkan kuku baru nya dengan warna baru. Jihan memilih 3 warna kuku yang feminim.
" apapun itu akan terlihat bagus di kamu" puji Irfan seraya tersenyum manis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments