ep 5

" pak, anda ingin kemana?" tanya Pian.

" kau pulang saja duluan " ujar Javier kalut tanpa menatap pian.

mata Javier bergerak menatap setiap sudut koridor seperti menjadi sesuatu. Itu jelas membuat Pian binggung, tadi bosnya ini baik baik saja. Sekarang malah terlihat seperti orang kalut yang sedang mencari sesuatu.

" pak, anda mencari apa?" tanya Pian lagi.

Javier menatap tajam pian yang terus bertanya sedari tadi" saya bilang, kau pulang saja duluan " ujar Javier menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Pian menunduk ketakutan. Ini pertama kalinya dia melihat Javier seperti ini. " baik pak" ujar Pian lalu segera pergi.

Selepas Pian pergi, Javier menyugarkan rambutnya prustasi. Dia melihat ada karyawan kantor sini yang sedang lewat. Tanpa membuang waktu dia lansung mencegah karyawan tersebut.

" tunggu" ujar Javier menghentikan wanita itu.

" ada apa tuan?" tanya wanita itu menunduk sopan.

" dimana ruangan CEO baru?" tanya Javier.

Wanita itu terdiam sejenak, dia mengenal Javier. Pewaris perusahaan Zanetti tentunya. Karena itu dia yakin tidak masalah jika dia mengantarkan Javier ke ruangan bos baru mereka.

" mari ikut saya tuan" ujar wanita itu lalu mereka berjalan ke arah lift.

tidak butuh waktu lama mereka tiba di depan ruangan yang bertuliskan CEO room. Wanita tersebut segera pergi meninggalkan Javier di sana.

Javier masuk ke ruangan itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. saat masuk dia dapat melihat ekspresi terkejut dari wanita yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

" Jihan" panggil Javier dengan mata berembun lalu berjalan menghampiri Jihan dengan langkah lebar.

Jihan sontak berdiri, dari wajahnya Javier tahu jika Jihan terkejut sekaligus takut. Javier Lansung menarik Jihan ke pelukannya. Pelukan yang selama ini dia rindu.

" avi, tolong lepaskan" ujar Jihan berusaha melepaskan pelukan tersebut.

namun Javier tetap memeluk Jihan dengan erat, dia menghirup aroma tubuh jihan yang sudah berbeda namun tetap menenangkan. Air matanya mengalir keluar begitu saja tanpa di minta.

" aku sungguh merindukanmu" ujar Javier tulus.

" avi, aku mohon! Tolong lepaskan " pinta Jihan memohon.

Javier melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Jihan. Dia menatap wajah yang selama ini dia rindukan. " kau juga merindukan ku bukan?" tanya Javier.

" avi, jangan begini, ini_"

Terlambat, mulut Jihan di tutup dengan bibir Javier. Javier mencium bibirnya. Ciuman yang masih sama seperti dulu.

Jujur, Jihan juga sangat merindukan Javier, merindukan semua tentang pria ini. Tapi, keadaan sekarang berbeda. Kondisi sekarang tidak lagi sama seperti dulu. Mereka sama sama sudah memiliki pasangan. Dan Jihan juga sudah memiliki seorang Putri.

Jihan berhasil mendorong Javier hingga ciuman mereka terlepas. Nafas mereka sama sama memburu. Jihan menatap Javier dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

" jangan seperti ini lagi avi" ujar Jihan susah payah.

Tenggorokan Jihan Terasa kering karena menahan tangisnya yang siap meledak. Matanya memerah menahan air mata yang siap keluar.

" kenapa jangan? " tanya Javier melangkah mendekati Jihan namun Jihan mundur menjauh dari Javier. " kita masih saling mencintai sayang"

Javier terus maju untuk mendekati Jihan. Sedangkan jihan terus mundur menghindari Javier. " tidak Avi, semuanya sudah berbeda" ujar Jihan "a- a- ak-aku ti-ti-tidak mencintai mu lagi" ujar Jihan dengan sudah payah. dan detik itu juga air matanya yang dia tahan sedari tadi mengalir keluar.

Javier mengeleng menolak percaya. Matanya sudah memerah karena menangis. " kamu berbohong Jihan, aku bisa melihatnya dari mata mu"

" tidak, aku tidak berbohong " ujar Jihan.

" mommy " panggil naira menatap Jihan dan Javier bergantian " uncle nyakitin mommy?" tanya Naira.

" ekhemm" Irfan berdehem.

Irfan membawa Naira untuk duduk di sofa, lalu dia menghampiri Jihan dan merangkul pinggang Jihan seolah mengatakan ' dia milik ku sekarang '

" tuan Javier, senang betemu dengan mu" ujar Irfan menampilkan senyum paksa " kebetulan sekali kita bertemu di sini"

Javier tidak menjawab. Matanya fokus menatap pada tangan Irfan yang melingkar di pinggang Jihan. tangannya terkepal, rahangnya mengeras. dia tidak suka jika miliknya di sentuh oleh orang lain.

Tapi dia tidak bisa marah sekarang, ada Naira disini. dia tidak bisa membuat anak sekecil Naira harus melihat pertengkaran orang tuanya.

" kita akan membahas ini di lain waktu" ujar Javier lalu bergegas pergi.

∆∆∆∆∆

" ARGHHHHH!!!" teriak Javier membenturkan kepalanya pada setir mobil.

Dunianya seakan hancur, lebih hancur saat membaca pesan terakhir dari Jihan. Hati nya hancur berkeping keping. Dadanya terasa sesak seperti ada yang meremasnya hingga hancur.

Javier menangis di dalam mobilnya. kenapa ini semua terjadi di dalam hidupnya? Kenapa?

" kenapa ini harus terjadi sama gw" ujarnya lirih " kenapa sangat sulit untuk gw bahagia?"

dia sangat menantikan pertemuannya dengan Jihan. Dia sangat menantikan pelukan hangat Jihan. dia sangat merindukan gadis yang selama 6 tahun menjadi miliknya.

tapi kenapa? Kenapa harus seperti ini? Kenapa mereka bertemu di saat Jihan sudah menikah? Dan sudah memiliki seorang putri. apa waktu itu Jihan pergi darinya karena ingin menikah dengan pria itu?

Naira sudah besar, usianya sekitar 4 tahun. Itu berarti usia pernikahan mereka sudah lama. Mungkin sudah 5 tahun yang lalu. dan 5 tahun itu tepat dimana Jihan pergi dan menghilang.

" kenapa Lo ngelakuin ini sama gw Jihan?" lirih Javier " kenapa Lo jahat?"

∆∆∆∆∆∆

" Lo kenapa?" tanya Tasya saat melihat Javier pulang dengan keadaan berantakan.

Tatapan Javier kosong, wajahnya pucat seperti, dia terlihat seperti mayat hidup. Jalanya tidak setegas biasanya, tetapi terlihat lemas tidak bertenaga.

" are you oke?" tanya Tasya khawatir.

Set

Tiba tiba Javier memeluk Tasya, tubuh berat Javier ambruk menimpa badan ramping Tasya. Untungnya Tasya dapat menahan berat badan Javier.

" gw harus gimana sya?" tanya Javier lirih.

" duduk dulu ja" ujar Tasya memapah tubuh berat Javier ke sofa" coba Lo cerita dari awal? Tentang apa? apa tentang wanita itu?"

Javier mengangguk lemah. Kepalanya bersandar di bahu Tasya" gw udah ketemu sama dia"

" bagus dong, itu berarti kalian jodoh" ujar Tasya " bukanya ini yang Lo harapkan?" tanyanya binggung.

pasalnya Tasya tahu jika selama ini Javier menantikan wanita itu untuk kembali. lalu kenapa saat mereka bertemu Javier malah semakin hancur?

" dia udah nikah sya, mereka udah punya anak" ujar Javier sedu " gw harus gimana? apa gw harus bunuh cowok itu?"

"jangan gila ja" ujar Tasya cepat", itu bukan jalan keluar "

" terus gw harus gimana?"

Hening, Tasya tidak tahu harus menjawab apa. Jika begitu urusannya benar benar rumit. Cinta sendirian itu memang sangat menyakitkan, apa lagi cinta Javier yang sangat besar.

" Lo harus kuat ja" ujar tasya merasa prihatin pada Javier.

Javier mengeleng lemah " gw nggak kuat sya, gw hidup cuma cuma buat dia"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!