Suami Buat Elsa

Suami Buat Elsa

*Bab 1 Tentang Elsa

Elsa, seorang remaja yang sedari kecil hingga kini tinggal bersama nenek, bibi dan paman nya. Dia tidak pernah tahu di mana kedua orang tua nya dan dia juga tidak berani bertanya tentang orang tua nya. Karena itu hanya membuat wajah wajah yang menyayangi nya menjadi sedih.

Elsa hanya tahu nama kedua orang tuanya, mamanya Widya dan ayah nya Syarif Kesuma. Informasi itu pun dia ketahui dari akta kelahiran nya, dan dari keterangan buku rapot sekolah nya. Tapi kasih sayang sang nenek sangat besar, walau kadang ia merindukan figur lengkap, namun melihat perjuangan sang nenek membuat Elsa merasakan kasih sayang yang lebih dari cukup.

Paman dan bibinya punya dua anak laki-laki, yang pertama Ardi wijaya dan yang kedua Dzikri wijaya.

Elsa begitu disayang bibi dan paman nya. Sosok Elsa sangat rajin dan penurut, hingga paman dan bibi nya semakin sayang padanya. Mereka menganggap Elsa anak mereka sendiri.

Bibi Elsa bernama Maya dan suaminya bernama Wijaya Asnan dan sang nenek, sosok yang sangat berarti bagi Elsa bernama Marni. Elsa berjanji pada dirinya sendiri, akan membahagiakan sang nenek dengan patuh dan menuruti ke inginan neneknya yang sangat dia sayangi. Kasih sayang Elsa pada neneknya membuat Maya sangat menyayangi gadis itu.

****

Elsa lebih memilih berhenti sekolah setelah lulus SMP. Padahal sang paman dan bibi berharap Elsa sekolah setidak nya sampai lulus SMA.

Flash back.

"Elsa ... setelah lulus nanti mau masuk SMA, SMK atau apa?" Tanya Wijaya.

"Elsa gak mau sekolah lagi paman, Elsa capek!" Jawab Elsa menutupi kebohongan nya.

"Kok gitu ... bibi mohon setidak nya Elsa bisa lulus SMA biar nanti cari kerja mudah," pinta Maya

"Elsa capek bi ... Elsa ngga mau sekolah lagi," rengek Elsa.

Hanya sang nenek yang mengerti betul tabiat Elsa, cucu kesayangan nya itu.

"Sudah lah nak ... jangan paksa, nanti kalo dipaksa sekolahnya juga gak bener loh," ucap Marni membela Elsa.

Flash back off.

Sebenarnya Marni juga ingin Elsa sekolah tinggi, mimpinya bukan cuma SMA, tapi sampai ke bangku kuliah. Namun Marni mengerti, alasan Elsa sebenarnya bukan capek atau malas. Tapi hanya tidak ingin menjadi beban yang lebih berat lagi bagi paman dan bibinya.

Wijaya hanyalah karyawan kantor biasa, dia sudah punya istri dan 2 anak, Elsa fahan betul kondisi ekonomi bibinya. Hidupnya dan nenek yang ditanggung sang bibi sudah lebih dari cukup. Ia lebih memilih memotong mimpi pendidikannya, dari pada kedepannya membuat beban pamannya semakin berat.

Bibi dan paman nya sangat menyayangkan keputusan itu. Bibinya berulang kali berusaha meyakin kan Elsa bahwa pendidikan itu penting dan masalah biaya, bibinya meyakinkan Elsa bahwa pamannya mampu untuk menyekolahkan nya.

Namun semua itu percuma, Elsa tetap bersikukuh lebih memilih berhenti. Dan bibi nya menyerah, tidak memaksa kan lagi. Karena ia faham apa yang di khawatirkan Elsa.

Kekhawatiran Elsa dia takut akan ada kendala keuangan kedepannya, jika dia juga ber sekolah. Karena dua sepupunya itu juga bersekolah. Yang kian tahun kian besar biaya nya. Bagi Elsa lebih penting pendidikan Ardi dan Dzikri, dari pada diri nya.

Dalam benaknya bagaimana nanti pamannya mencukupi semua anggota keluarga, jika ia juga ikut sekolah. Lebih baik ia di rumah membantu bibi nya. Meringankan beban dan tugas bibi nya di rumah.

Marni diam melihat keputusan cucunya. Biar bagaimana pun Elsa benar. Dalam rumah ini, hanya satu yang memberi pemasukan, sedang yang dibiayai banyak.

Marni juga tidak berdaya untuk membantu keuangan menantunya. Sudah sangat beruntung dan lebih dari cukup hidup serta tinggal di rumah menantunya dan hidup ditanggung anak dan menantunya. Tidak perlu menuntut lebih lagi.

***

Elsa sosok wanita muslimah, dia sadar ia jauh dari wanita muslimah yang baik. Kelakuannya yang jail kepada teman teman dan sepupunya. Namun ia bukan sosok yang nakal. Apalagi pembangkang. Dia sering bercanda atau membantu kedua sepupunya.

Kehidupan berjalan seperti kehidupan umum nya. Elsa menjalani kehidupannya dengan menyibukan dirinya membantu bibinya di rumah dan mengantar jemput anak kedua bibinya si Dzikri, yang sekarang sudah sekolah kelas 3 SD.

Jarak sekolah Dzikri yang lumayan jauh membuat ia harus mengantar dan menjemput dengan motor matic bibinya. Elsa sosok yang baik, ia tidak pernah keluyuran menggunakan motor bibinya itu. Tujuannya hanya antar jemput Dzikri sekolah.

Anak pertama bibi nya sudah sekolah kelas 1 SMK dan anak bibinya yang bernama Ardi lebih memilih tinggal nge kost dekat sekolah nya. Sebab itulah jarang Ardi ada di rumah.

Itulah keseharian Elsa.

****

Matahari mulai tenggelam di penghujung hari.

Sore ini Elsa ikut gabung temam seumuran nya di sebuah lapangan dekat tempat tinggal nya. Di mana tempat itu sering di pakai para remaja untuk pacaran dan jalan-jalan sore. Ia melihat beberapa temannya pacara, dan yang lainnya sedang di mabuk asmara, saling membicarakan sosok yang dicintai teman teman nya itu. Pembicaraan anak ABG yang baru puber, menikmati indahnya cinta monyet mereka.

Apa yang Elsa bisa? dia hanya diam dan menyimak cerita cinta bocah-bocah yang tengah dimabuk cinta. Kadang tersenyum, melihat raut raut wajah yang dilanda cinta itu. Elsa sungguh tidak mengerti dan tidak tahu apa cinta yang di sebut teman-temannya itu. Namun melihat teman-temannya sepertinya cinta itu indah pikir Elsa.

***

Pulang ke rumah ia masuk kamar nya, ia duduk di depan cermin. Batinnya selalu bertanya apa itu cinta? Seperti apa itu cinta?Akan kah ia juga bisa merasakan cinta? Adakah sosok lelaki yang akan mencintai dan dicintai nya? Pertanyaan itu keluar dari dalam hatinya.

"Tok ... tok tok!" Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

"Sa ... bantu bibi sa ..." pinta Marni.

"Iya nek ..." jawab Elsa. Segera dia pergi ke dapur untuk membantu bibinya menyiapkan makan malam untuk semua orang.

Setelah semua siap, semua anggota langsung duduk dan menikmati malam malam mereka. Selesai makan malam semua anggota masuk kamar masing masing dan menjalankan tugas mereka sendiri, tinggal Elsa dan bibinya yang membersihkan dapur serta meja makan. Bibi Elsa memulai percakapan.

"Tadi sore kamu kemana Sa?" Tanya Maya.

"Ke lapangan bi ... lama Elsa tidak bertemu sama teman teman," jawab Elsa.

"Oh ..." jawab Maya.

Maya ragu untuk bertanya. Namun dipendam berat juga. Akhir nya tetap Maya tanyakan.

"Sa ... kamu pacaran???" Tanya Maya.

Sontak Elsa tertawa terbahak mendengar pertanyaan sang bibi.

"Ya ampun bi ... Elsa ga ada pacar." jawab Elsa masih tertawa.

"Syukurlah ... bibi takut kalau kamu pacaran, lalu ga bisa jaga diri," seru Maya

Mendengar tanggapan bibi nya, Elsa melamun

"Emang kenapa pacaran?.kenapa aku ngga boleh pacaran ...? Aku juga pengen jatuh cinta, aku pengen tahu apa itu cinta, rasa nya di cinta dan mencinta. Secara aku tidak tau apa itu cinta.dan aku pengen ..."

lirih hati Elsa.

"Pukk pukk!!!" bibinya menepuk pundak Elsa.

"Kalo udah selesai sana tidur. Ntar kesiangan kasian Dzikri telat kalo kamu kesiangan," seru Maya.

"Iya bi ..." jawab Elsa.

Elsa menuju kamar nya. Di kamar, Elsa masih memikirkan raut raut kebahagiaan teman temannya saat bertemu dengan laki-laki yang katanya mereka cinta. Dia juga terbayang raut raut wajah kasmaran temannya saat bercerita tentang perasaan mereka.

"Hem ... bahagia nya mereka," gumam Elsa.

Elsa berbaring di tempat tidurnya,

Elsa mulai memejamkan mata nya, berharap ia bisa merasakan cinta dan tahu apa itu cinta dalam mimpinya nanti. Juga berharap, suatu saat waktu menjawab pertanyaannya tentang cinta dan membuatnya merasakan perasaan cinta tersebut.

Terpopuler

Comments

Mat Grobak

Mat Grobak

nyimak

2022-07-02

0

fa _azzahra

fa _azzahra

aku mampir lg kak,dah mau 4 ni baca novelmu.aq suka,beda dr yg lain

2022-06-24

0

Triee Cimoed

Triee Cimoed

gabziqmyegavzoenqp

2022-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!