*Bab 3 Kemarahan Nenek

Sesampai rumah, Elsa langsung menjalankan tugas tugas seperti biasa nya. Setelah semua orang selesai makan malam, Elsa kembali ke kamarnya, meng istirahatkan tubuhnya yang ber aktivitas seharian.

Tidak lama ponsel nya bunyi, terlihat 1 notif wa dari Alvin.

'Hai Sa ... sibuk?' Alvin.

'Udah enggak ... kenapa kak?' Elsa.

"Enggak ... cuma nanya aja ... met malam ... met mimpi indah Elsa" Alvin

"Iya, makasih kak ... kakak juga" Elsa.

Ponsel tak lagi berbunyi.

Elsa bersiap tidur, dia larut dalam alam bawah sadar nya.

Di luar kamar Elsa, tepat nya di ruang tamu,

Marni tidak bisa tidur, karena ia tidak sengaja melihat cucu kesayangan nya berbicara dengan pemuda di lapangan, ketika dia pulang dari pengajian dari mesjid sekitar lapangan itu.

Sungguh Marni bingung, dia takut, cemas, khawatir, apa yang akan terjadi pada cucu nya nanti jika Elsa pacaran, terlebih sekarang Elsa yang tidak mau sekolah lagi. Melihat lampu ruang tamu yang masih menyala Wijaya keluar dari kamar nya,dia melihat mertuanya bengong.

Wijaya memberi salam pada mertuanya, dan Marni menjawab salam nya.

"Emak belum tidur ...? kenapa mak?" Tanya wijaya.

"Heemm ... huh ..." lirih Marni sambil mengeluar nafas perlahan

"Elsa nak ... Elsa semakin remaja," ucap Marni.

pandangan nya kosong entah apa yang dipikirkan wanita tua itu.

"Iya ... terus apa yang mengganggu pikiran emak?" Tanya Wijaya

"Emak takut kalo pemuda di luar sana memanfaat kan kepolosan Elsa, mak juga takut laki-laki yang di pilih Elsa nanti malah menyakiti nya," lirih Marni.

Sangat jelas terlihat raut cemas dan sedih di wajah wanita tua ini.

"Kamu lihat pergaulan remaja sekarang,

emak takut, emak cemas kalau kalau Elsa ..."

Marni terisak tidak sanggup meneruskan kata-kata nya. Hingga air mata nya terus menetes

"Elsa pasti bisa jaga diri mak, Elsa pandai, Elsa tidak senaif yang kita lihat," sahut Wijaya.

"Mak jangan berlebihan ..." kata Wijaya.

"Mana kita tahu...? pengaruh di luar sana sangat besar nak ..." lirih Marni menahan suara nya agar tidak tedengar Elsa cucu nya.

"Terus ... mak mau nya gimana ...? apa perlu kita masukan Elsa ke pesantren? Agar pergaulan nya terjaga?" Tanya Wijaya.

Marni terdiam, usul menantu nya memang baik, namun ia terbayang bagaimana menantu nya membiayai jika Elsa masuk pesantren, anak pertama nya Ardi juga sekolah.

"Tidak perlu nak" jawab Marni.

"Elsa perempuan remaja, dia sudah besar, dia sudah gadis, CARIKAN DIA SUAMI YANG BAIK nak " jawab Marni.

Wijaya terkejut, mendengar permintaan mertua nya, karena Elsa masih sangat muda.

"Apalah lagi yang membuat hati wanita tua ini bahagia, melihat kalian bahagia ... dan melihat cucu emak menikah ... setelah itu emak ihklas jika mak matt ..."

"Emak ... mak yang tenang ... insya allah mak panjang umur sehat dan bahagia," jawab Wijaya, memotong kata kata Marni.

"Saya akan coba carikan *S**uami buat Elsa* ,

masih banyak pemuda bujangan yang kerja sekantor sama saya mak," lirih Wijaya.

Marni tersenyum, mendengar kata kata Wijaya

"Sudah malam mak ... mending kita tidur. Do'a kan Wijaya mak ... semoga Wijaya bisa menemukan laki-laki yang baik untu jadi suami buat Elsa" seru Wijaya.

Marni mengangguk,hati nya begitu damai mendengar semua ini.

Marni dan Wijaya masuk ke kamar mereka masing masing. Untuk merehatkan tubuh mereka,

agar bertenaga menyambut senyum mentari besok pagi.

__________

Pagi datang kembali ...

dan semua aktivitas pagi di mulai lagi. Elsa mengawali pagi nya seperti biasa dan membantu bibi nya di dapur. Menyiapkan sarapan dan lain nya.

Selesai sarapan Elsa bersiap mengantar Dzikri ke sekolah.

Ting ... ponsel Elsa berbunyi.

Elsa senyum saat membaca dan membalas

'Sudah sarapan?* Alvin

'Sudah, * Elsa

'Kamu bisa antar atau menjemput Dzikri lebih cepat dari biasanya?, *Alvin.

'Heem, bisa kalo gak sibuk, *Elsa.

'Aku pengen aja kamu jalan sebentar, * Alvin.

'Gimana ya ...? lihat nanti aja ya, *Elsa.

Elsa tersenyum, dan kembali menyimpan ponsel ke saku nya.

Marni melihat di kejauhan, sekarang cucu nya sering sibuk dengan ponsel nya, padahal selama ini Elsa sebelum nya sangat jarang memegang hp.

Setelah Dzikri naik motor Elsa berangkat seperti biasa. Menyusuri jalanan dengan motor matic mengantar Dzikri kesekolah.

Benar saja, saat menjelang Dzikri pulang sekolah, Elsa berangkat lebih Awal, karena janjian sama Alvin.

_________

Seminggu berlalu,

Elsa selalu kembali lebih lama saat mengantar, namun pergi cepat saat ingin menjemput Dzikri.

yah, seminggu terakhir Elsa sering makan bareng Alvin, tidak menentu di mana, namun pasti nya tempat itu tidak jauh dari sekolah Dzikri.

Menyadari hal ini Marni semakin cemas dan curiga.

Walaupun dia tidak tahu apa yang di lakukan cucu nya. Waktu terus berjalan, seperti biasa nya.

Semakin hari Marni semakin mendesak Wijaya mencarikan suami buat Elsa.

Sedang Elsa semakin hari semakin lengket dan semakin nyaman, karena sering bersama Alvin.

Sering makan bersama, dan sering chating.

Alvin merasa waktu pdkt kepada Elsa sudah cukup.

Akhir nya Alvin memberanikan diri mengungkap kan semua perasaan nya yg selama ini ia pendam lewat pesan suara wa.

"Sa ... setelah kamu mendengar ini ku harap ini tak merubah apapun di antara kita kedepan nya," *Alvin

Elsa hanya membalas pesan suara alvin dengan chat biasa

'Hemmm iya ... *Elsa

"Elsa ... I love you," suara Alvin bergetar.

"Sejak kapan?" Elsa

"Sejak lama entah kapan?" Balas Alvin.

"Tidak tahu, bahkan saat kamu pertama ke bengkel aku aku sudah cinta sama kamu Sa" * Alvin

"Berikan aku waktu " Elsa

"Baiklah, aku tunggu jawaban mu," Alvin.

Chat berhenti.

Elsa senyum senyum sendiri, 'Apakah ini cinta? ' gumamnya sambil menenggelamkan wajah nya ke bantal tidurnya.

Elsa tidak tau cinta, Elsa juga tidak faham cinta, tapi Elsa merasa nyaman dan senang bila bersama Alvin.

Alvin merasa plong, lega, karena perasaan nya sudah ia utarakan.

_______

Setelah beberapa hari ungkapan itu,akhir nya Elsa menjawab, "Iya" begitu bahagia Alvin,

cinta nya di terima oleh wanita yang selama ini menyita perhatian nya.

Elsa sangat senang, akhir nya dia punya pacar, akhir nya ia merasa seperti apa di cinta dan mencinta. menurut versi halu nya sendiri.

Beberapa bulan ini di lalui Elsa dengan status pacar Alvin. Elsa sering bertemu Alvin, sore sore di lapangan atau bertemu saat sesudah mengantar Dzikri atau sebelum menjemput Dzikri.

Elsa tidak mau Dzikri melihat ia pacaran, bukan takut kalau kalau Dzikri mengadu,namun sadar kalau pacaran di hadapan Dzikri itu menjadi contoh yang tidak baik bagi Dzikri.

Elsa semakin sibuk dengan hp nya, jika tugas nya selesai di rumah, pasti tangan nya selalu memegang hp. Terkadang iya senyum senyum sendiri, dan kadang keceplosan ke tawa, hingga membuat bibi nya tersenyum melihat polah nya, tapi membuat perasaan nenek nya kian cemas. karena sangat takut ke khawatiran nya terjadi.

Apalagi saat malam, Elsa selalu sibuk dengan hp nya, tidur pun sangat larut. Karena asyik chat mesra dengan yang ia sebut pacar.

begitu juga Alvin.

Rasa nya ia ingin sekali secepat nya melamar pacar nya. Karena Alvin merasa sudah tepat bagi nya untuk membangun rumah tangga. Namun ia sangat sungkan dan malu mengutarakan ke inginan nya ke pada kedua orang tua nya.

Alvin berniat memunggu 1 tahun lagi, ia akan melamar Elsa. Dipikir nya Elsa masih sangat muda. Sambil menunggu Elsa semakin Dewasa, dan untuk saling kenal lebih dalam lagi menjalani waktu 1 tahun kedepan.

Baru chat masih tersisa rasa rindu bagi Alvin.

"Elsa ... berapa umur mu?" Alvin.

"17 ... sebentar lagi 18" Elsa.

Hem kamu muda banget ... gak keberatan selisih 10 thn sama aku..?" Alvin.

"hemmm ... gak tuh," Elsa.

"Hemmm ... makasih mewarnai hati dan hidup ku dengan cinta mu," Alvin

Elsa membalas dengan emoji senyum.

"Hem ya udah tidur sana, met malem pelangiku," Alvin

"Met malem juga," Elsa.

Malam berlalu lagi.

Pagi-pagi Elsa melakukan tugas di dapur.

"Sa ... mulai hari ini bibi yang akan antar jemput Dzikri.

Kamu di rumah aja, bibi sekalian ke pasar juga kalau ngantar Dzikri," kata Maya.

Mendengar kata kata itu Elsa bungkam,

Sangat besar kekecewaan dalam hati nya.

Karena tidak bisa lagi bertemu Alvin pagi dan siang.

"Hemm ... ngga apa apa ngga ketemu kak Alvin pagi dan siang, kan bisa ketemu kak Alvin sore di lapangan," batin Elsa.

Mendengar hal barusan itu Marni begitu bahagia.

Ia merasa lebih mudah mengawasi Elsa, jika Elsa hanya di rumah saja.

"Kamu setuju kan?" Tanya Maya.

"Iya bi, Elsa ngikut yang terbaik buat bibi," jawab Elsa.

Setelah semua selesai, Maya berangkat dengan Dzikri. Setelah Maya dan Dzikri pergi Elsa langsung meraih ponselnya dan duduk di ruang tamu. Niat nya mau kasih kabar ke Alvin. Dia yakin pasti Alvin menunggunya.

"Kenapa!!! mau ngabarin pacar!!! kalo ga bisa ketemuan!!!" Bentak Marni Mengejutkan Elsa.

Elsa terkejut, mendengar ucapan lantang nenek nya.

Baru kali ini nenek nya bicara dengan tegas seperti itu.

"Enggak kok nek ... Elsa cuma buka group chat sama teman," jawab Elsa gemetaran.

"Dengar Elsa!!! nenek tidak suka kamu pacar pacaran! kalo kamu mau jalan seperti teman teman kamu yang di lapangan itu!!! nanti sama suami kamu!!!" Bentak Marni.

"Nenek ... Elsa ga pacaran cuma ... cuma temen ..." rengek Elsa. (maaf ne Elsa bohong batin nya)

"Teman teman ...!!! lama lama demen!!!!!

nenek tidak suka Elsa!" Teriak Marni. Marni tidak sanggup lagi menahan emosinya.

Elsa semakin ketakutan melihat kemarahan di wajah nenek nya. Seumur-umur ini pertama kalinya dia melihat kemarahan di wajah neneknya.

"Kalo Elsa sayang sama nenek ... sayang sama bibi ... sayang sama paman ... nenek harap kamu penuhi permintaan kami Elsa ... turuti ..." Marni terisak.

Sungguh dia tidak tega memarahi cucu kesayangan nya seperti ini.

Elsa merasa sangat sedih melihat nenek nya menangis.

"Elsa pasti turuti nek ... Apapun yang nenek mau ... apapun yang membuat nenek bahagia, Elsa akan lakukan nek," lirih Elsa sambil memeluk nenek nya.

"Elsa sayang nenek ... apapun Elsa lakukan demi buat nenek bahagia, Elsa akan berikan apapun yang Elsa bisa demi kebahagiaan nenek, agar nenek bahagia selalu, nenek satu satu nya harta berharga Elsa" lirih Elsa.

"Beneran?" tanya Marni, air mata nya terus mengalirkan di pipi nya yang keriput.

"Iya nek beneran ..." jawab Elsa.

Marni menarik nafas dan menghembus perlahan.

"Ya sudah ... mulai sekarang Elsa sore sore ga usah lagi main ke lapangan, gak baik anak gadis keluyuran," kata Marni. Sambil melepaskan pelukan dan menghapus air mata cucu tersayangnya itu.

Permintaan nenek sangat memilukan bagi hati Elsa.

"Terus ... bagaimana lagi ketemu ka Alvin?" lirih hati Elsa"

Namun jika terus berhubungan dengan Alvin,malah semakin besar kebohongan nya pada nenek nya. Elsa pergi ke kamar ingin video call dengan Alvin. Dia memakai headset nya. Lalu ia mengunci pintu kamar nya. Takut kalau nenek nya masuk dan melihat yang dia lakukan.

Setelah semua siap ia menyentuh tombol panggilan video. Tidak berselang lama Alvin menerima panggilan nya.

"Hai pelangi hidup ku ..." sapa Alvin

Namun Alvin melihat mata sembab Elsa ,Alvin bingung, tidak pernah ia melihat kekasih hati nya seperti itu.

"Ada masalah? kenapa? kamu habis nangis? apa kamu sakit? Soal nya tadi Dzikri bukan kamu yang ngantar, tadi yang ngantar Dzikri itu ibu kamu," kata Alvin menghujani Elsa dengan pertanyaan.

"Aku ga papa ... aku gak sakit ... itu bukan mama aku ... itu bibi aku ... aku gak tau di mana mama aku," lirih Elsa.

Elsa tidak mampu menahan tangis pilu nya, menggenang dia tidak tau dimana sosok ibu dan ayah.

"Maaf ..." lirih Alvin.

"Nggak apa apa kok ... aku cuma mau bilang ...

mulai sekarang aku enggak bisa ketemu kamu ... sekarang bibi akan antar jemput Dzikri sekolah," kata Elsa

"Udah ... tenang ... aku tau kamu selalu rindu aku, aku juga ... tapi kan kita bisa sore sore ketemuan di lapangan," seru Alvin.

"Nggak bisa juga ... aku udah janji sama nenek ga akan keluar sore," lirih Elsa.

Lagi lagi air mata Elsa tumpah.

"Nggak apa apa kok ... kan kita bisa chat dan VC, sebagai pelepas rindu. Anggap saja kita LDR an" seru Alvin.

"Aku sudah janji sama nenek ngga akan pacaran. Aku rasa hubungan kita cukup sampai di sini " ucap Elsa.

Alvin tidak percaya dengan kata kata Elsa barusan. Ingin bertanya apa sebabnya, tapi Elsa sudah memutus panggilan secara sepihak.

Elsa hanya bisa menagis, bagi nya baru beberapa bulan berlalu terasa sangat indah untuk dilepas. Segera dia blokir nomer Alvin dari hp nya sms, telpon, wa dan lain nya. Semua yang berhubungan dengan Alvin dia blokir. Demi neneknya.

Terpopuler

Comments

Sumi Sumi

Sumi Sumi

kenpa nenek nya g lihat dulu siyapa pacarnya dan gmna prilakunya ,,

2022-02-18

0

Ervina 123

Ervina 123

elsa

2021-02-15

0

Kenza al_el

Kenza al_el

kekhawatiran yg berlebihan, over protective..
di obrolin dulu napa nek 🤦‍♀️

2020-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!