NovelToon NovelToon

Suami Buat Elsa

*Bab 1 Tentang Elsa

Elsa, seorang remaja yang sedari kecil hingga kini tinggal bersama nenek, bibi dan paman nya. Dia tidak pernah tahu di mana kedua orang tua nya dan dia juga tidak berani bertanya tentang orang tua nya. Karena itu hanya membuat wajah wajah yang menyayangi nya menjadi sedih.

Elsa hanya tahu nama kedua orang tuanya, mamanya Widya dan ayah nya Syarif Kesuma. Informasi itu pun dia ketahui dari akta kelahiran nya, dan dari keterangan buku rapot sekolah nya. Tapi kasih sayang sang nenek sangat besar, walau kadang ia merindukan figur lengkap, namun melihat perjuangan sang nenek membuat Elsa merasakan kasih sayang yang lebih dari cukup.

Paman dan bibinya punya dua anak laki-laki, yang pertama Ardi wijaya dan yang kedua Dzikri wijaya.

Elsa begitu disayang bibi dan paman nya. Sosok Elsa sangat rajin dan penurut, hingga paman dan bibi nya semakin sayang padanya. Mereka menganggap Elsa anak mereka sendiri.

Bibi Elsa bernama Maya dan suaminya bernama Wijaya Asnan dan sang nenek, sosok yang sangat berarti bagi Elsa bernama Marni. Elsa berjanji pada dirinya sendiri, akan membahagiakan sang nenek dengan patuh dan menuruti ke inginan neneknya yang sangat dia sayangi. Kasih sayang Elsa pada neneknya membuat Maya sangat menyayangi gadis itu.

****

Elsa lebih memilih berhenti sekolah setelah lulus SMP. Padahal sang paman dan bibi berharap Elsa sekolah setidak nya sampai lulus SMA.

Flash back.

"Elsa ... setelah lulus nanti mau masuk SMA, SMK atau apa?" Tanya Wijaya.

"Elsa gak mau sekolah lagi paman, Elsa capek!" Jawab Elsa menutupi kebohongan nya.

"Kok gitu ... bibi mohon setidak nya Elsa bisa lulus SMA biar nanti cari kerja mudah," pinta Maya

"Elsa capek bi ... Elsa ngga mau sekolah lagi," rengek Elsa.

Hanya sang nenek yang mengerti betul tabiat Elsa, cucu kesayangan nya itu.

"Sudah lah nak ... jangan paksa, nanti kalo dipaksa sekolahnya juga gak bener loh," ucap Marni membela Elsa.

Flash back off.

Sebenarnya Marni juga ingin Elsa sekolah tinggi, mimpinya bukan cuma SMA, tapi sampai ke bangku kuliah. Namun Marni mengerti, alasan Elsa sebenarnya bukan capek atau malas. Tapi hanya tidak ingin menjadi beban yang lebih berat lagi bagi paman dan bibinya.

Wijaya hanyalah karyawan kantor biasa, dia sudah punya istri dan 2 anak, Elsa fahan betul kondisi ekonomi bibinya. Hidupnya dan nenek yang ditanggung sang bibi sudah lebih dari cukup. Ia lebih memilih memotong mimpi pendidikannya, dari pada kedepannya membuat beban pamannya semakin berat.

Bibi dan paman nya sangat menyayangkan keputusan itu. Bibinya berulang kali berusaha meyakin kan Elsa bahwa pendidikan itu penting dan masalah biaya, bibinya meyakinkan Elsa bahwa pamannya mampu untuk menyekolahkan nya.

Namun semua itu percuma, Elsa tetap bersikukuh lebih memilih berhenti. Dan bibi nya menyerah, tidak memaksa kan lagi. Karena ia faham apa yang di khawatirkan Elsa.

Kekhawatiran Elsa dia takut akan ada kendala keuangan kedepannya, jika dia juga ber sekolah. Karena dua sepupunya itu juga bersekolah. Yang kian tahun kian besar biaya nya. Bagi Elsa lebih penting pendidikan Ardi dan Dzikri, dari pada diri nya.

Dalam benaknya bagaimana nanti pamannya mencukupi semua anggota keluarga, jika ia juga ikut sekolah. Lebih baik ia di rumah membantu bibi nya. Meringankan beban dan tugas bibi nya di rumah.

Marni diam melihat keputusan cucunya. Biar bagaimana pun Elsa benar. Dalam rumah ini, hanya satu yang memberi pemasukan, sedang yang dibiayai banyak.

Marni juga tidak berdaya untuk membantu keuangan menantunya. Sudah sangat beruntung dan lebih dari cukup hidup serta tinggal di rumah menantunya dan hidup ditanggung anak dan menantunya. Tidak perlu menuntut lebih lagi.

***

Elsa sosok wanita muslimah, dia sadar ia jauh dari wanita muslimah yang baik. Kelakuannya yang jail kepada teman teman dan sepupunya. Namun ia bukan sosok yang nakal. Apalagi pembangkang. Dia sering bercanda atau membantu kedua sepupunya.

Kehidupan berjalan seperti kehidupan umum nya. Elsa menjalani kehidupannya dengan menyibukan dirinya membantu bibinya di rumah dan mengantar jemput anak kedua bibinya si Dzikri, yang sekarang sudah sekolah kelas 3 SD.

Jarak sekolah Dzikri yang lumayan jauh membuat ia harus mengantar dan menjemput dengan motor matic bibinya. Elsa sosok yang baik, ia tidak pernah keluyuran menggunakan motor bibinya itu. Tujuannya hanya antar jemput Dzikri sekolah.

Anak pertama bibi nya sudah sekolah kelas 1 SMK dan anak bibinya yang bernama Ardi lebih memilih tinggal nge kost dekat sekolah nya. Sebab itulah jarang Ardi ada di rumah.

Itulah keseharian Elsa.

****

Matahari mulai tenggelam di penghujung hari.

Sore ini Elsa ikut gabung temam seumuran nya di sebuah lapangan dekat tempat tinggal nya. Di mana tempat itu sering di pakai para remaja untuk pacaran dan jalan-jalan sore. Ia melihat beberapa temannya pacara, dan yang lainnya sedang di mabuk asmara, saling membicarakan sosok yang dicintai teman teman nya itu. Pembicaraan anak ABG yang baru puber, menikmati indahnya cinta monyet mereka.

Apa yang Elsa bisa? dia hanya diam dan menyimak cerita cinta bocah-bocah yang tengah dimabuk cinta. Kadang tersenyum, melihat raut raut wajah yang dilanda cinta itu. Elsa sungguh tidak mengerti dan tidak tahu apa cinta yang di sebut teman-temannya itu. Namun melihat teman-temannya sepertinya cinta itu indah pikir Elsa.

***

Pulang ke rumah ia masuk kamar nya, ia duduk di depan cermin. Batinnya selalu bertanya apa itu cinta? Seperti apa itu cinta?Akan kah ia juga bisa merasakan cinta? Adakah sosok lelaki yang akan mencintai dan dicintai nya? Pertanyaan itu keluar dari dalam hatinya.

"Tok ... tok tok!" Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

"Sa ... bantu bibi sa ..." pinta Marni.

"Iya nek ..." jawab Elsa. Segera dia pergi ke dapur untuk membantu bibinya menyiapkan makan malam untuk semua orang.

Setelah semua siap, semua anggota langsung duduk dan menikmati malam malam mereka. Selesai makan malam semua anggota masuk kamar masing masing dan menjalankan tugas mereka sendiri, tinggal Elsa dan bibinya yang membersihkan dapur serta meja makan. Bibi Elsa memulai percakapan.

"Tadi sore kamu kemana Sa?" Tanya Maya.

"Ke lapangan bi ... lama Elsa tidak bertemu sama teman teman," jawab Elsa.

"Oh ..." jawab Maya.

Maya ragu untuk bertanya. Namun dipendam berat juga. Akhir nya tetap Maya tanyakan.

"Sa ... kamu pacaran???" Tanya Maya.

Sontak Elsa tertawa terbahak mendengar pertanyaan sang bibi.

"Ya ampun bi ... Elsa ga ada pacar." jawab Elsa masih tertawa.

"Syukurlah ... bibi takut kalau kamu pacaran, lalu ga bisa jaga diri," seru Maya

Mendengar tanggapan bibi nya, Elsa melamun

"Emang kenapa pacaran?.kenapa aku ngga boleh pacaran ...? Aku juga pengen jatuh cinta, aku pengen tahu apa itu cinta, rasa nya di cinta dan mencinta. Secara aku tidak tau apa itu cinta.dan aku pengen ..."

lirih hati Elsa.

"Pukk pukk!!!" bibinya menepuk pundak Elsa.

"Kalo udah selesai sana tidur. Ntar kesiangan kasian Dzikri telat kalo kamu kesiangan," seru Maya.

"Iya bi ..." jawab Elsa.

Elsa menuju kamar nya. Di kamar, Elsa masih memikirkan raut raut kebahagiaan teman temannya saat bertemu dengan laki-laki yang katanya mereka cinta. Dia juga terbayang raut raut wajah kasmaran temannya saat bercerita tentang perasaan mereka.

"Hem ... bahagia nya mereka," gumam Elsa.

Elsa berbaring di tempat tidurnya,

Elsa mulai memejamkan mata nya, berharap ia bisa merasakan cinta dan tahu apa itu cinta dalam mimpinya nanti. Juga berharap, suatu saat waktu menjawab pertanyaannya tentang cinta dan membuatnya merasakan perasaan cinta tersebut.

*Bab 2 Akankah Ini Cinta?

Mentari pagi menyapa seluruh isi bumi.

Pagi tiba ... saat nya Elsa mengantar sepupu nya itu ke sekolah nya. Dia menjalani pagi nya seperti biasa nya. Selesai sarapan pagi, semuanya memulai aktivitas masing masing.

"Bibi ... nenek ... paman ... Elsa pamit antar Dzikri," kata Elsa.

"Iya ... hati hati," jawab mereka bersamaan.

Elsa berangkat mengantan Dzikri ke sekolahan.

Namun selalu dihiasi nya dengan membuat Dzikri sebal atau marah pada nya, seperti Tom and Jerry.

Bentar berantem, bentar baikan. Namun keduanya tetap saling menyayangi.

Sesampai di sekolahan Dzikri, Elsa tidak sadar ban motor nya bocor.

"Ya ampun ... bocor huuh ...!" rengek nya

Untung Dzikri sudah sampai membuatnya merasa lebih lega, Elsa segera menelpon bibi nya,

:::tuttt...

Tersambung ...

"Ada apa sa ...?" Tanya Maya.

"Biii ... ban motor bocor ..." rengek Elsa

"Kamu deket mana?" Tanya Maya.

"Udah di sekolahan Dzikri biii ..." sahut Elsa.

"Hemm ... sudah ... gak jauh dari situ ada bengkel tambal antar dulu motor nya ke sana,"

"Aku takut uang nya kurang ..." rengek Elsa.

"Udah antar dulu kalo kurang kamu balik ke rumah ntar ke sana lagi ..." jawab Maya

"Hah?! Elsa pulang jalan kaki?" Rintih nya.

"Kamu jalan sendirian apa mau jalan sambil dorong motor???" Tanya Maya.

'Hemm ... iya sih ... enak jalan sendiri dari pada jalan nyeret motor,' lirih hati Elsa.

"Iya bi ... motor nya Elsa titip di bengkel, udah ya bi ..." ucap Elsa.

Telepon berakhir.

Elsa mendorong motor nya sampai di bengkel

Yang punya bengkel itu terkejut melihat sosok Elsa yang datang mendorong motor nya.

Pemilik bengkel itu bernama Alvin.

Selama ini Alvin selalu memeperhatikan Elsa.

"Hei ... gadis ini, datang ke bengkel ku ...? inikah jawaban do'a ku tuhan ..." gumam hati Alvin.

Alvin sembunyikan rasa bahagia nya itu. Segera dia menyambut Elsa.

"Kenapa motor nya dek ...?" Tanya Alvin.

"Ini kak bocor," jawab Elsa.

"Pegawai saya belum datang ... adek mau nunggu apa mau motor nya di tinggal?" Tanya alvin.

"Lama gak kalo nunggu?" Tanya Elsa

"Hem ... gak tau deh, biasanya mereka jam 9 baru datang," jawab Alvin.

"Waduh lama juga ya ..." gumam Elsa.

Kesempatan ini Alvin memanfaat kan untuk meminta nomer ponsel Elsa, sekalian untuk menarik perhatian gadis yang selama ini menyita perhatian nya itu.

"Gini aja, adek kasih nomer hp adek ... nanti saya hubungi kalo selesai," seru Alvin.

"hem ... ide bagus," gumam Elsa

"Ya udah tinggal aja motor nya," seru Elsa sambil memberikan nomer ponselnya pada pemuda pemilik bengkel.

"Saya misdcall sekarang ya, jangan lupa disimpan, nama saya alvin," kata alvin

"Adek siapa? biar nanti mudah ngabari nya," kata Alvin

"Elsa," jawabnya.

"Ya udah saya tinggal motor nya dan makasih ya ..." kata Elsa.

Elsa pamit.

Ia melangkahkan kaki nya menyusuri jalanan menuju arah pulang.

-----------

Elsa sudah sampai di rumah.

"Bi ... motornya di titip di bengkel, kata yang punya bengkel nanti di kasih kabar kalo sudah selesai," seru Elsa.

"Baguslah ..." jawab Maya santai.

Elsa melakukan tugas rumahan yang biasa dia lakukan. Sedangkan Marni duduk di teras rumah, sambil memperhatikan jalanan, kadang sesekali memperhatikan Elsa yang sedang menjemur cucian.

"Cucuku sudah besar," gumam Marni memandangi Elsa.

Marni melihat lalu lalang pemuda yang memperhatikan Elsa. Hingga pikiran nya melayang entah kemana membayangkan dan mengkhawatirkan cucu kesayangan nya.

Waktu berjalan terus tak terasa jam hampir jam 10 pagi. Ponsel Elsa ber dering, Elsa lihat layar ponselnya telihat nama 'Alvin bengkel.'

Elsa segera mengangkat, karena ia tahu kabar apa yang dia terima nanti.

"Halo ..." ucap Elsa.

'Duh hatiku gumam alvin sambil mengusap dada nya'

terdengar suara ' hallo ' yang ber ulang

"Oh maaf dek ... ini ban motor nya suda di tambal, dan

sudah selesai," seru Alvin

"Oh makasih ka sdh ngabari ... saya tanya bibi dulu ya kapan ngambil nya," jawab Elsa.

"Iya dek," jawab Alvin

"Nanti aku telpon balik," jawab Elsa.

"Oh iya," jawab Alvin.

Telepon berakhir.

Alvin dag dig der rasa nya, tidak karuan rasa berbicara dengan wanita yang menarik perhatian nya selama ini. Baru sekali dia bicara seakan Elsa sudah memenuhi pikiran dan hati nya.

____

"Biii!!!" Teriak Elsa.

"Kenapa ..." jawab Maya.

"Motor sudah selesai, ambil sekarang atau nanti?" Tanya Elsa.

"Sebentar ... bibi lihat dulu Abdi tetangga kita dah berangkat apa belum ... kalo belum kamu nebeng sampai bengkel, kalo kamu jalan kaki lumayan jauh loh," kata bibi nya.

"Iya bii," jawab Elsa.

Maya keluar rumah mendatangi rumah tetangg yang dia maksud. Tak lama Maya datang,

"Sa ... itu bibi sudah minta izin sama mama nya Abdi, kalo kamu nebeng sampai bengkel ikut Abdi," kata Maya.

Elsa mengangguk, lalu ia mengirim pesan pada Alvin, mengabari kalau motornya akan segera di ambil.

"Hei... sudah sana Abdi sudah siap," seru Maya.

"Iya bi ... tapi ... biii duit ..." kata Elsa senyum dan menadahkan tangannya.

"Iya ..." sahut Maya.

"30 rb dulu ya ... bibi ada perlu ..." seru Maya memberikan uang nya pada Elsa.

"Iya ..." jawab Elsa, dia segera pergi.

Elsa nebeng motor Abdi tetangganya. Yang namanya tetanggaan biasa menurut mereka saling tolong.

Akhir nya Elsa sampai ke bengkel Alvin,

Wajah kesedihan dan kekecewaan jelas mengisi raut wajah Alvin, melihat Elsa di boceng laki-laki lain, Alvin begitu sedih.

"Punya orang gumam alvin dalam hati"

"Permisi kak ... mau ngambil motor," kata Elsa.

"Oh ... iya," jawab Alvin menghentikan lamunan nya.

Lalu alvin mengambilkan motor Elsa, lalu mendorong nya hingga tepi jalanan.

"Yang tadi pacarnya?"

"Bukan, tetangga," jawab Elsa.

Alvin lega mendengar kalau itu tetangga Elsa.

"Berapa?" Tanya Elsa.

Alvin sangat ingin memberi gratis, pikirnya hal itu hanya membuat Elsa sungkan.

"15 ribu" sahut Alvin.

Elsa memberian uang nya ke Alvin, lalu permisi dan pergi dari bengkel Alvin.

Setelah Elsa pergi, Alvin masuk ke dalam toko nya melanjutkan pekerjaan nya.

"Yaa Tuhan ... kenapa perasaan ini ...?" Gumam hati alvin, sambil menepuk nepuk dada nya sendiri.

***

Di rumah Maya.

Keseharian Elsa bejalan seperti biasa. Namun entah kenapa hari ini Elsa terlambat menjemput Dzikri sepupu nya.

Dari kejauhan Alvin melihat anak laki-laki yang ia kenali.

'Hei ... itu anak laki-laki yang biasa di antar Elsa " dalam hati nya

Alvin menghampiri anak laki laki itu.

"Hei dek kok sendiri ...?" Tanya Alvin

"Iya om ... kaka belum jemput ..." sahut Dzikri.

"Wesss ... ini kesempatan," dalam hati alvin."

"Rumah nya di mana ...?" Tanya Alvin

"Deket lapangan hijau mas om," sahut Dzikri,

"Hemm lumayan jauh ya ..." kata Alvin.

Dzikri memgangguk.

"Kalo boleh tau ... nama kamu siapa? om yang punya bengkel itu," kata Alvin seraya menunjuk ke arah bengkel nya.

"Saya Dzikri," jawab Dzikri.

"Mendingan Dzikri tunggu kaka nya di bengkel om aja biar lebih aman," kata Alvin.

Dzikri mengangguk, dia dan Alvin berjalan bersama menuju bengkel Alvin. Sesampai bengkel Alvin mengambil ponsel nya dan mencoba me sms Elsa.

Sa... adik kamu di bengkel aku nunggu di jemput

*Alvin.

tidak lama ponsel Alvin bergetar, masuk sms dari Elsa

Oke makasih kabar nya... maaf ngerepotin, bentar lagi aku otw

*Elsa

____

Setelah memdapat Sms dari Alvin segera Elsa bersiap menuju sekolahan Dzikri,

Tidak berapa lama Elsa datang dan menjemput Dzikri.

"Hallo dek ... maaf kaka telat," kata Elsa

"Iya di maaf fin," kata Dzikri sebal.

"Untung ada om, kalo ga Dzikri panas panasan di depan sekolah," gerutu Dzikri.

"Aduh.. cup cup cup adek ku yang ganteng..." kata Elsa sambil manyun manyun. Elsa baru sadar kalau ada orang lain memperhatikan dia.

"Ehh ... maaf ..." kata Elsa.

"Oh ya ... makasih banget ka---a ... um ..." gumam Elsa lupa nama lelaki itu

"Alvin" jawab Alvin.

"Iya ... Makasih kak Alvin, kaka sudah bantuin Dzikri, kita pamit kak," seru Elsa.

"Iya ..." jawab Alvin.

Tanpa Alvin sadari, pegawai bengkelnya sedari tadi memperhatikan raut wajah Alvin.

"Hem ciyeee bosss ..." kata pegawai.

"Apa an sih!!" Seru Alvin.

Alvin terus menatap Elsa yang semakin jauh dan menghilang dari penglihatan mata nya.

Alvin menggeleng geleng kepala, tangan nya ia kepalkan ke kepalanya.

"Elsa ..." gumam Alvin yang tidak sadar pegawai nya masih menatap nya.

"Datangin aja bos," seru salah satu pegawai lain nya.

Alvin mempunyai 4 pegawai di bengkel nya. Salah satu pegawai lain berjalan menghampiri Alvin.

"Itu anak, sering saya lihat sore sore ngumpul sama teman nya di lapangan Hijau Mas," kata si pegawai.

Alvin seolah tidak perduli perkataan anak buah nya barusan, padahal hatinya senang sekali, dan dia akan secepatnya kelapangan itu nanti nya.

Alvin melanjutkan pekerjaan nya.

_________

Elsa melewati hari hari seperti biasa, tanpa dia sadari sepasang mata yang selalu memperhatikannya di kejauhan.

Alvin,

Ya ... Alvin selalu memperhatikan Elsa. Jika Elsa lewat di depan bengkel nya mengantar Dzikri.

Jika hari minggu hari yang menyenangkan, namun bagi Alvin itu hari yang sangat berat, karena jika hari itu hari minggu, Elsa tidak akan lewat di depan bengkel nya hari itu, karena minggu anak anak sekolah libur.

"Sungguh berat bila hari minggu," gumam hati Alvin.

bukan karena jomblo tapi berat karena tidak melihat Elsa lewat.

Beberapa minggu berlalu, setelah pertemuan di bengkel, akhir nya Alvin memutuskan jalan sore ke lapangan yang di sebut pegawai nya waktu itu.

Sampai di lapangan, benar saja ada sosok wanita yang selalu ia rindukan duduk santai bersama teman teman wanita sebaya lain nya.

Sangat bahagia Alvin melihat wanita yang ia dambakan ada di depan mata nya.

Ia sudah tidak karuan rasa. Melihat wanita itu di kejauhan. Akhir nya Alvin memikir kan cara, bagaimana cara nya mendekati wanita pujaan nya itu. Setelah berfikir lama akhir nya Alvin menemukan cara untuk mendekati.

"Hai Sa ..." sapa alvin.

"Ciye ... Elsa ..." seru teman teman nya.

Alvin merasa malu sambil menggaruk telinga yang tidak gatal.

"Iya ka Alvin ... ada apa?" Tanya Elsa santai.

"Ada yang ingin aku bicara kan Sa ... boleh kita duduk di sana," kata Alvin sambil menunjuk ke arah bangku yang lain yang masih kosong.

Elsa mengangguk sambil menuju bangku itu berjalan bersama Alvin.

Alvin dan Elsa duduk di bangku, tapi keduanya duduk saling berjauhan, menjaga jarak.

Alvin, sosok pemuda yang usia nya 28 tahun, tentu ia bisa mengatur berbicara dengan topik yang santai. Elsa selalu menjawab segala pertanyaan Alvin dengan santai. Menanyakan tentang keadaan di sini, dan apa saja kegiatan di lapangan ini, hinga bla bla bla waktu berlalu begitu singkat menurut Alvin.

Melihat hari yang mulai sore, Elsa pamit karena biasanya nenek dan bibi mencari nya jika tak pulang.

"Oh ya kak Elsa pamit ... sudah sore," kata Elsa , Elsa perlahan menjauh.

"Elsa!!!" kata Alvin.

Elsa berhenti "Iya ka ..." jawab Elsa

"Boleh aku sms atau chat kamu ...?"

Elsa mengangguk dan berjalan menjauh,

Alvin senyum mendengar jawaban Elsa.

Hari ini ber akhir sangat indah bagi Alvin.

dia pulang dengan hati yang di penuhi bunga bunga cinta.

*Bab 3 Kemarahan Nenek

Sesampai rumah, Elsa langsung menjalankan tugas tugas seperti biasa nya. Setelah semua orang selesai makan malam, Elsa kembali ke kamarnya, meng istirahatkan tubuhnya yang ber aktivitas seharian.

Tidak lama ponsel nya bunyi, terlihat 1 notif wa dari Alvin.

'Hai Sa ... sibuk?' Alvin.

'Udah enggak ... kenapa kak?' Elsa.

"Enggak ... cuma nanya aja ... met malam ... met mimpi indah Elsa" Alvin

"Iya, makasih kak ... kakak juga" Elsa.

Ponsel tak lagi berbunyi.

Elsa bersiap tidur, dia larut dalam alam bawah sadar nya.

Di luar kamar Elsa, tepat nya di ruang tamu,

Marni tidak bisa tidur, karena ia tidak sengaja melihat cucu kesayangan nya berbicara dengan pemuda di lapangan, ketika dia pulang dari pengajian dari mesjid sekitar lapangan itu.

Sungguh Marni bingung, dia takut, cemas, khawatir, apa yang akan terjadi pada cucu nya nanti jika Elsa pacaran, terlebih sekarang Elsa yang tidak mau sekolah lagi. Melihat lampu ruang tamu yang masih menyala Wijaya keluar dari kamar nya,dia melihat mertuanya bengong.

Wijaya memberi salam pada mertuanya, dan Marni menjawab salam nya.

"Emak belum tidur ...? kenapa mak?" Tanya wijaya.

"Heemm ... huh ..." lirih Marni sambil mengeluar nafas perlahan

"Elsa nak ... Elsa semakin remaja," ucap Marni.

pandangan nya kosong entah apa yang dipikirkan wanita tua itu.

"Iya ... terus apa yang mengganggu pikiran emak?" Tanya Wijaya

"Emak takut kalo pemuda di luar sana memanfaat kan kepolosan Elsa, mak juga takut laki-laki yang di pilih Elsa nanti malah menyakiti nya," lirih Marni.

Sangat jelas terlihat raut cemas dan sedih di wajah wanita tua ini.

"Kamu lihat pergaulan remaja sekarang,

emak takut, emak cemas kalau kalau Elsa ..."

Marni terisak tidak sanggup meneruskan kata-kata nya. Hingga air mata nya terus menetes

"Elsa pasti bisa jaga diri mak, Elsa pandai, Elsa tidak senaif yang kita lihat," sahut Wijaya.

"Mak jangan berlebihan ..." kata Wijaya.

"Mana kita tahu...? pengaruh di luar sana sangat besar nak ..." lirih Marni menahan suara nya agar tidak tedengar Elsa cucu nya.

"Terus ... mak mau nya gimana ...? apa perlu kita masukan Elsa ke pesantren? Agar pergaulan nya terjaga?" Tanya Wijaya.

Marni terdiam, usul menantu nya memang baik, namun ia terbayang bagaimana menantu nya membiayai jika Elsa masuk pesantren, anak pertama nya Ardi juga sekolah.

"Tidak perlu nak" jawab Marni.

"Elsa perempuan remaja, dia sudah besar, dia sudah gadis, CARIKAN DIA SUAMI YANG BAIK nak " jawab Marni.

Wijaya terkejut, mendengar permintaan mertua nya, karena Elsa masih sangat muda.

"Apalah lagi yang membuat hati wanita tua ini bahagia, melihat kalian bahagia ... dan melihat cucu emak menikah ... setelah itu emak ihklas jika mak matt ..."

"Emak ... mak yang tenang ... insya allah mak panjang umur sehat dan bahagia," jawab Wijaya, memotong kata kata Marni.

"Saya akan coba carikan *S**uami buat Elsa* ,

masih banyak pemuda bujangan yang kerja sekantor sama saya mak," lirih Wijaya.

Marni tersenyum, mendengar kata kata Wijaya

"Sudah malam mak ... mending kita tidur. Do'a kan Wijaya mak ... semoga Wijaya bisa menemukan laki-laki yang baik untu jadi suami buat Elsa" seru Wijaya.

Marni mengangguk,hati nya begitu damai mendengar semua ini.

Marni dan Wijaya masuk ke kamar mereka masing masing. Untuk merehatkan tubuh mereka,

agar bertenaga menyambut senyum mentari besok pagi.

__________

Pagi datang kembali ...

dan semua aktivitas pagi di mulai lagi. Elsa mengawali pagi nya seperti biasa dan membantu bibi nya di dapur. Menyiapkan sarapan dan lain nya.

Selesai sarapan Elsa bersiap mengantar Dzikri ke sekolah.

Ting ... ponsel Elsa berbunyi.

Elsa senyum saat membaca dan membalas

'Sudah sarapan?* Alvin

'Sudah, * Elsa

'Kamu bisa antar atau menjemput Dzikri lebih cepat dari biasanya?, *Alvin.

'Heem, bisa kalo gak sibuk, *Elsa.

'Aku pengen aja kamu jalan sebentar, * Alvin.

'Gimana ya ...? lihat nanti aja ya, *Elsa.

Elsa tersenyum, dan kembali menyimpan ponsel ke saku nya.

Marni melihat di kejauhan, sekarang cucu nya sering sibuk dengan ponsel nya, padahal selama ini Elsa sebelum nya sangat jarang memegang hp.

Setelah Dzikri naik motor Elsa berangkat seperti biasa. Menyusuri jalanan dengan motor matic mengantar Dzikri kesekolah.

Benar saja, saat menjelang Dzikri pulang sekolah, Elsa berangkat lebih Awal, karena janjian sama Alvin.

_________

Seminggu berlalu,

Elsa selalu kembali lebih lama saat mengantar, namun pergi cepat saat ingin menjemput Dzikri.

yah, seminggu terakhir Elsa sering makan bareng Alvin, tidak menentu di mana, namun pasti nya tempat itu tidak jauh dari sekolah Dzikri.

Menyadari hal ini Marni semakin cemas dan curiga.

Walaupun dia tidak tahu apa yang di lakukan cucu nya. Waktu terus berjalan, seperti biasa nya.

Semakin hari Marni semakin mendesak Wijaya mencarikan suami buat Elsa.

Sedang Elsa semakin hari semakin lengket dan semakin nyaman, karena sering bersama Alvin.

Sering makan bersama, dan sering chating.

Alvin merasa waktu pdkt kepada Elsa sudah cukup.

Akhir nya Alvin memberanikan diri mengungkap kan semua perasaan nya yg selama ini ia pendam lewat pesan suara wa.

"Sa ... setelah kamu mendengar ini ku harap ini tak merubah apapun di antara kita kedepan nya," *Alvin

Elsa hanya membalas pesan suara alvin dengan chat biasa

'Hemmm iya ... *Elsa

"Elsa ... I love you," suara Alvin bergetar.

"Sejak kapan?" Elsa

"Sejak lama entah kapan?" Balas Alvin.

"Tidak tahu, bahkan saat kamu pertama ke bengkel aku aku sudah cinta sama kamu Sa" * Alvin

"Berikan aku waktu " Elsa

"Baiklah, aku tunggu jawaban mu," Alvin.

Chat berhenti.

Elsa senyum senyum sendiri, 'Apakah ini cinta? ' gumamnya sambil menenggelamkan wajah nya ke bantal tidurnya.

Elsa tidak tau cinta, Elsa juga tidak faham cinta, tapi Elsa merasa nyaman dan senang bila bersama Alvin.

Alvin merasa plong, lega, karena perasaan nya sudah ia utarakan.

_______

Setelah beberapa hari ungkapan itu,akhir nya Elsa menjawab, "Iya" begitu bahagia Alvin,

cinta nya di terima oleh wanita yang selama ini menyita perhatian nya.

Elsa sangat senang, akhir nya dia punya pacar, akhir nya ia merasa seperti apa di cinta dan mencinta. menurut versi halu nya sendiri.

Beberapa bulan ini di lalui Elsa dengan status pacar Alvin. Elsa sering bertemu Alvin, sore sore di lapangan atau bertemu saat sesudah mengantar Dzikri atau sebelum menjemput Dzikri.

Elsa tidak mau Dzikri melihat ia pacaran, bukan takut kalau kalau Dzikri mengadu,namun sadar kalau pacaran di hadapan Dzikri itu menjadi contoh yang tidak baik bagi Dzikri.

Elsa semakin sibuk dengan hp nya, jika tugas nya selesai di rumah, pasti tangan nya selalu memegang hp. Terkadang iya senyum senyum sendiri, dan kadang keceplosan ke tawa, hingga membuat bibi nya tersenyum melihat polah nya, tapi membuat perasaan nenek nya kian cemas. karena sangat takut ke khawatiran nya terjadi.

Apalagi saat malam, Elsa selalu sibuk dengan hp nya, tidur pun sangat larut. Karena asyik chat mesra dengan yang ia sebut pacar.

begitu juga Alvin.

Rasa nya ia ingin sekali secepat nya melamar pacar nya. Karena Alvin merasa sudah tepat bagi nya untuk membangun rumah tangga. Namun ia sangat sungkan dan malu mengutarakan ke inginan nya ke pada kedua orang tua nya.

Alvin berniat memunggu 1 tahun lagi, ia akan melamar Elsa. Dipikir nya Elsa masih sangat muda. Sambil menunggu Elsa semakin Dewasa, dan untuk saling kenal lebih dalam lagi menjalani waktu 1 tahun kedepan.

Baru chat masih tersisa rasa rindu bagi Alvin.

"Elsa ... berapa umur mu?" Alvin.

"17 ... sebentar lagi 18" Elsa.

Hem kamu muda banget ... gak keberatan selisih 10 thn sama aku..?" Alvin.

"hemmm ... gak tuh," Elsa.

"Hemmm ... makasih mewarnai hati dan hidup ku dengan cinta mu," Alvin

Elsa membalas dengan emoji senyum.

"Hem ya udah tidur sana, met malem pelangiku," Alvin

"Met malem juga," Elsa.

Malam berlalu lagi.

Pagi-pagi Elsa melakukan tugas di dapur.

"Sa ... mulai hari ini bibi yang akan antar jemput Dzikri.

Kamu di rumah aja, bibi sekalian ke pasar juga kalau ngantar Dzikri," kata Maya.

Mendengar kata kata itu Elsa bungkam,

Sangat besar kekecewaan dalam hati nya.

Karena tidak bisa lagi bertemu Alvin pagi dan siang.

"Hemm ... ngga apa apa ngga ketemu kak Alvin pagi dan siang, kan bisa ketemu kak Alvin sore di lapangan," batin Elsa.

Mendengar hal barusan itu Marni begitu bahagia.

Ia merasa lebih mudah mengawasi Elsa, jika Elsa hanya di rumah saja.

"Kamu setuju kan?" Tanya Maya.

"Iya bi, Elsa ngikut yang terbaik buat bibi," jawab Elsa.

Setelah semua selesai, Maya berangkat dengan Dzikri. Setelah Maya dan Dzikri pergi Elsa langsung meraih ponselnya dan duduk di ruang tamu. Niat nya mau kasih kabar ke Alvin. Dia yakin pasti Alvin menunggunya.

"Kenapa!!! mau ngabarin pacar!!! kalo ga bisa ketemuan!!!" Bentak Marni Mengejutkan Elsa.

Elsa terkejut, mendengar ucapan lantang nenek nya.

Baru kali ini nenek nya bicara dengan tegas seperti itu.

"Enggak kok nek ... Elsa cuma buka group chat sama teman," jawab Elsa gemetaran.

"Dengar Elsa!!! nenek tidak suka kamu pacar pacaran! kalo kamu mau jalan seperti teman teman kamu yang di lapangan itu!!! nanti sama suami kamu!!!" Bentak Marni.

"Nenek ... Elsa ga pacaran cuma ... cuma temen ..." rengek Elsa. (maaf ne Elsa bohong batin nya)

"Teman teman ...!!! lama lama demen!!!!!

nenek tidak suka Elsa!" Teriak Marni. Marni tidak sanggup lagi menahan emosinya.

Elsa semakin ketakutan melihat kemarahan di wajah nenek nya. Seumur-umur ini pertama kalinya dia melihat kemarahan di wajah neneknya.

"Kalo Elsa sayang sama nenek ... sayang sama bibi ... sayang sama paman ... nenek harap kamu penuhi permintaan kami Elsa ... turuti ..." Marni terisak.

Sungguh dia tidak tega memarahi cucu kesayangan nya seperti ini.

Elsa merasa sangat sedih melihat nenek nya menangis.

"Elsa pasti turuti nek ... Apapun yang nenek mau ... apapun yang membuat nenek bahagia, Elsa akan lakukan nek," lirih Elsa sambil memeluk nenek nya.

"Elsa sayang nenek ... apapun Elsa lakukan demi buat nenek bahagia, Elsa akan berikan apapun yang Elsa bisa demi kebahagiaan nenek, agar nenek bahagia selalu, nenek satu satu nya harta berharga Elsa" lirih Elsa.

"Beneran?" tanya Marni, air mata nya terus mengalirkan di pipi nya yang keriput.

"Iya nek beneran ..." jawab Elsa.

Marni menarik nafas dan menghembus perlahan.

"Ya sudah ... mulai sekarang Elsa sore sore ga usah lagi main ke lapangan, gak baik anak gadis keluyuran," kata Marni. Sambil melepaskan pelukan dan menghapus air mata cucu tersayangnya itu.

Permintaan nenek sangat memilukan bagi hati Elsa.

"Terus ... bagaimana lagi ketemu ka Alvin?" lirih hati Elsa"

Namun jika terus berhubungan dengan Alvin,malah semakin besar kebohongan nya pada nenek nya. Elsa pergi ke kamar ingin video call dengan Alvin. Dia memakai headset nya. Lalu ia mengunci pintu kamar nya. Takut kalau nenek nya masuk dan melihat yang dia lakukan.

Setelah semua siap ia menyentuh tombol panggilan video. Tidak berselang lama Alvin menerima panggilan nya.

"Hai pelangi hidup ku ..." sapa Alvin

Namun Alvin melihat mata sembab Elsa ,Alvin bingung, tidak pernah ia melihat kekasih hati nya seperti itu.

"Ada masalah? kenapa? kamu habis nangis? apa kamu sakit? Soal nya tadi Dzikri bukan kamu yang ngantar, tadi yang ngantar Dzikri itu ibu kamu," kata Alvin menghujani Elsa dengan pertanyaan.

"Aku ga papa ... aku gak sakit ... itu bukan mama aku ... itu bibi aku ... aku gak tau di mana mama aku," lirih Elsa.

Elsa tidak mampu menahan tangis pilu nya, menggenang dia tidak tau dimana sosok ibu dan ayah.

"Maaf ..." lirih Alvin.

"Nggak apa apa kok ... aku cuma mau bilang ...

mulai sekarang aku enggak bisa ketemu kamu ... sekarang bibi akan antar jemput Dzikri sekolah," kata Elsa

"Udah ... tenang ... aku tau kamu selalu rindu aku, aku juga ... tapi kan kita bisa sore sore ketemuan di lapangan," seru Alvin.

"Nggak bisa juga ... aku udah janji sama nenek ga akan keluar sore," lirih Elsa.

Lagi lagi air mata Elsa tumpah.

"Nggak apa apa kok ... kan kita bisa chat dan VC, sebagai pelepas rindu. Anggap saja kita LDR an" seru Alvin.

"Aku sudah janji sama nenek ngga akan pacaran. Aku rasa hubungan kita cukup sampai di sini " ucap Elsa.

Alvin tidak percaya dengan kata kata Elsa barusan. Ingin bertanya apa sebabnya, tapi Elsa sudah memutus panggilan secara sepihak.

Elsa hanya bisa menagis, bagi nya baru beberapa bulan berlalu terasa sangat indah untuk dilepas. Segera dia blokir nomer Alvin dari hp nya sms, telpon, wa dan lain nya. Semua yang berhubungan dengan Alvin dia blokir. Demi neneknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!