BAB 2

Xavier tiba di hotel bersama Reza, mereka berdua melangkahkan kakinya berjalan masuk kedalam hotel, mereka langsung menuju ke ballroom hotel yang ada di lantai tiga.

Kedatangan Xavier langsung di sambut oleh tuan Vino dan rekan bisnis yang lain.

"Saya yakin, pasti anda akan hadir tuan Xavier" sapa tuan Vino percaya diri.

"Emm, itu karena  saya menghormati anda tuan Vino, kalau bukan karena anda saya malas datang ke acara seperti ini" ucap Xavier dengan gaya tengilnya.

Vino hanya tertawa kecil, pemuda di hadapannya ini cukup blak-blakan dan tidak pernah suka basa basi.

"Kamu memang seperti ayahmu, dia juga paling tidak pernah datang ke acara seperti ini. Tapi kali ini saya cukup bangga, karena ternyata saya mampu membuat anda datang kemari" kekeh Vino

Xavier hanya mengendikkan bahunya acuh, andai tidak ada kepentingan kerjasama dengan perusahaannya pasti dia juga tidak akan hadir.

Semakin malam semakin banyak tamu undangan yang datang, semua pembisnis berkumpul jadi satu di acara ini, tak banyak dari mereka memanfaatkan acara ini sebagai ajang mencari relasi baru untuk memajukan bisnisnya.

Event ini menjadi paltform penting bagi para pembisnis untuk sebagai pengakuan atas pencapaian mereka dalam aspek bisnis.

"Kamu datang dengan siapa Xavier? Mana kekasihmu" tanya Vino yang sudah tidak lagi berbicara normal. Pria tengah baya itu cukup akrab dengan Justin dan dia cukup mengenal Xavier.

"Saya tidak punya pacar,saya datang kesini dengan Reza asisten saya" jawab Xavier malas, dia tahu kemana arah pembicaraannya.

"Bagaimana kalau paman kenalkan kamu dengan anak paman, kebetulan putri ku datang ke acara ini. Dia juga pembisnis muda sama seperti mu" ucap Vino mempromosikan putrinya.

"Tidak usah paman, saya sudah memiliki banyak teman" tolak Xavier sombong.

"Hanya berkenalan, kalau tidak cocok tidak masalah" maksa Vino

Xavier menghela nafas sabar, inilah salah satu alasan yang membuat dirinya malas hadir ke acara seperti ini, banyak perjodohan yang di tawarkan kepadanya.

"Baiklah" pasrah Xavier dan membuat Vino tersenyum, padahal Vino tahu kalau Xavier terkenal sulit di dekati, tapi lelaki tua itu tetap berusaha. Tidak ada salahnya mencoba, masalah di terima atau tidak, tidak jadi masalah, yang penting dia sudah berusaha pikirnya.

Xavier mengikuti tuan Vino yang membawanya menuju ke sebuah meja dimana terdapat wanita cantik yang sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya.

"Aurel" panggil Vino dan membuat wanita cantik itu menoleh.

"Iya dad, ada apa?" Tanya Aurel

"Perkenalkan, ini Xavier anaknya om Justin" ucap Vino.

Aurel berdiri dan mengulurkan tangannya di hadapan Xavier, dengan perasaan terpaksa Xavier pun menerima uluran tangan tersebut.

"Xavier"

"Aurel, senang berkenalan denganmu"

"Hmmm"

Xavier menarik kembali tangannya, dan kemudian ia mencari meja kosong dengan Reza, karena sebentar lagi acara akan segera di mulai.

"Kenapa kita tidak bergabung dengan mereka saja tuan" tanya Reza, tadi Xavier sempat menolak tawaran Aurel duduk di meja yang sama dengan wanita itu.

"Malas" jawab Xavier cuek.

*****

Tepuk tangan para tamu undangan terdengar riuh, ucapan selamat juga mereka berikan kepada Samuel yang telah berulang tahun. Divana memberikan kejutan yang cukup meriah kepada kekasihnya.

"Selamat ulang tahun sayangku" ucap Divana dan memeluk Samuel, Dia mencium pipi kekasihnya penuh sayang.

"Terima kasih atas kejutannya sayang, aku bahagia memiliki kekasih sepertimu" ucap Samuel dan ingin mencium bibir Divana, tetapi langsung di tahan oleh kekasihnya itu.

"Kenapa?" Tanya Samuel kecewa.

"Kamu harus menikahi ku dulu, baru setelah itu kamu bisa menciumku sesuka hatimu" kata Divana yang tidak mau disentuh sebelum ada pernikahan yang sah.

Samuel menghembuskan nafas kasar, sudah hampir dua tahun lebih mereka berhubungan, tapi tak sekalipun Divana membiarkan dirinya untuk menciumnya.

"Jangan marah, aku ada kejutan satu lagi untukmu sayang" ucap Divana.

"Kejutan apa" tanya Samuel penasaran.

"Nanti kamu akan tahu sayang" ucap Divana membuat Samuel mengerucutkan bibirnya sebal.

Divana tersenyum manis seraya mengusap rahang tegas kekasihnya. "Sabar" ucap Divana.

Mereka kembali menyapa teman-temanya, mereka juga berdansa dengan teman-temannya, pesta ulang tahun Samuel terlihat begitu meriah. Banyak teman Samuel yang hadir ikut merayakannya.

Tak lama datanglah Laure menghampiri Samuel. "Selamat ulang tahun honey" ucap Lauren lirih.

"Terima kasih" jawab samuel datar.

Lauren memeluk Samuel sembari membisikkan sesuatu di telinga pria itu. "Aku tunggu di lantai lima kamar 504" bisiknya.

Lauren melepaskan pelukannya dan berlalu meninggalkan Samuel, dengan senyum menggoda.

"Dia terlihat seksi malam ini"  gumam Samuel ketika memperhatikan pakaian yang di kenakan Lauren, dia terus menatap punggung Lauren yang kian menjauh.

Samuel menghampiri Divana yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.

"Aku keluar dulu sebentar" ucap Samuel.

"Keluar kemana? Bagaimana dengan teman-temanmu" tanya Divana.

"Aku hanya sebentar sayang" ucap Samuel dan berlalu pergi meninggalkan acara.

Samuel melangkahkan kakinya masuk kedalam lift yang membawanya naik kelantai lima.

Ting

Lift terhenti di lantai lima, Samuel keluar dan melangkahkan kakinya mencari kamar 504 seperti yang di katakan Lauren.

"Akhirnya ketemu juga kamarnya"

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Samuel memencet bel, dan tak lama pintu di buka dari dalam.

Ceklek...

Terlihatlah Lauren dengan menggunakan pakaian seksi, wanita itu memakai lingeri warna hitam yang begitu menerawang.

Gluk

Samuel meneguk ludahnya melihat lekuk tubuh wanita yang ada di hadapannya.

Lauren menarik tangan Samuel dan membawanya masuk kedalam kamar, setelah itu barulah Lauren menutup pintu kamarnya.

Samuel menarik pinggang Lauren dan mengukungnya dibalik pintu.

"Kau seksi sekali baby, aku sudah tidak sabar ingin menyentuhmu" bisik Samuel di telinga Laure, membuat wanita itu meremang.

"Malam ini aku milikmu honey, kamu bisa menyentuh tubuhku sesuka hatimu" ucap Lauren dengan suara mendesah.

"Dengan senang hati baby" ucap Samuel

Di lumatnya bibir Lauren dengan begitu nafs*, bibir keduanya saling melumat, mereka berdua tidak ada yang mau mengalah, mereka berdua saling memberikan service terbaiknya.

Jemari Samuel mulai masuk kedalam pakaian yang Lauren kenakan. ia meraba kulit mulus Laure dan berhenti benda kenyal milik wanita itu. Samuel meremasnya pelan.

"Akhh.... " Lauren mendesah ketika jemari Samuel bermain di ujung dadanya.

Sementara itu sejak tadi Divana terlihat begitu gelisah, sudah hampir tiga puluh menit Samuel tidak kunjung kembali, padahal acara sebentar lagi selesai.

"Samuel kemana Diva? " tanya salah satu teman Samuel.

"Aku tidak tahu, tadi dia ijin keluar sebentar tapi sampai sekarang dia belum juga kembali" jawab Divana.

"Yasudah tidak apa-apa, nanti sampaikan saja pada Ansel kalau aku sudah pulang" ucapnya.

"Baiklah, terima kasih sudah mau membantuku memberi suprise ke Samuel"

"Iya sama-sama"

Satu persatu teman Samuel meninggalkan pesta ulang tahun, kini terlihat begitu sepi, hanya tinggal dirinya dan beberapa pelayan yang sedang membereskan kekacauan setelah pesta ulang tahun.

"Samuel kemana ya? Atau aku tinggal kekamar Lauren dulu aja kali ya, aku juga sekalian mau ganti baju" Divana bermonolog.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!