BAB 14

Justin meminta Reza asisten putranya untuk melacak keberadaan anak kecil yang mirip dengan Xavier. Mereka meretas rekaman CCTV yang berada di sekitar pantai.

"Bagaimana Za" tanya Xavier yang baru saja masuk kedalam kamar Reza.

"Sebentar, saya sedang mencarinya tuan" sahut Reza tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.

Justin mendekat kearah Reza dan duduk di sebelah asistennya putranya itu, mereka berdua sedang menatap layar laptop yang menampilkan video kegiatan di sebuah pantai.

Reza mempercepat video itu hingga menampilkan sosok Sarah yang sedang berjalan di pinggir pantai mencari suaminya.

"Itu kak istriku Za, coba kamu putar videonya tapi jangan terlalu cepat agar tidak terlewat" pinta Xavier sembari matanya terus menatap kearah layar.

Reza mengangguk menuruti perintah atasannya, dan di menit sekian muncullah video Sarah yang di tabrak oleh bocah kecil.

"Stop Za" pekik Justin.

Reza menghentikan video tersebut dan ia mencoba memperbesar gambarnya. "Mungkin bocah kecil ini yang di maksud nyonya Sarah tuan, wajahnya memang mirip dengan tuan Xavier" ucap Reza menatap potret tersebut.

Ada desiran aneh yang menyapa hatinya kala mata Justin menatap anak kecil berambut hitam itu, apa yang dikatakan istrinya benar, wajahnya memang mirip dengan sang putra ketika masih kecil.

"Lanjutkan videonya Za" titah Justin.

Reza mengangguk dan kembali menyalakan videonya. Video berikutnya memperlihatkan Sarah yang berbicara dengan anak kecil itu dan tak lama datanglah seorang wanita menggandeng anak laki-laki menghampiri mereka.

"Itu kan wanita yang malam itu tuan" pekik Reza ketika melihat sosok Divana muncul di layar laptopnya, meskipun hanya sekali melihatnya tapi Reza masih mengingat wajah wanita itu hingga sekarang.

"Maksudmu wanita yang bersama putraku?" tanya Justin.

"Iya tuan, dia wanita yang membayar tuan Xavier pada malam itu" terang Reza.

Ceklek.....

Tiba-tiba Xavier masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dia mendekati sang ayah dan juga asistennya.

"Kalian sedang apa?" tanya Xavier yang tanpa sengaja pandangannya menatap kearah laptop

Seketika jantung Xavier berdetak kencang saat melihat sosok perempuan yang ada layar laptop tersebut. Perempuan yang membuatnya menderita akibat mengalami sindrom couvade.

"Dia..... " ucap Xavier.

"Iya tuan, perempuan yang menghabiskan malam dengan anda tiga tahun yang lalu" sahut Reza.

"Akhirnya aku menemukannya"  batin Xavier.

"Cari mereka sampai ketemu Za, aku yakin mereka bersembunyi di pulau ini" perintah Xavier.

Xavier yang sempat menghentikan pencariannya karena putus asa pun kini dia mulai semangat lagi, dia memiliki harapan baru untuk menemukan perempuan itu.

"Cepat cari, atau kamu butuh bantuan papi untuk mencarinya" ejek Justin. "Hanya mencari satu perempuan saja dari dulu tidak ketemu-ketemu" lanjutnya.

Xavier merotasi bola matanya malas, "Papi lupa, dulu papi juga butuh waktu dua puluh lima tahun untuk menemukan aunty Zara" balas Xavier sambil tersenyum remeh.

Zara merupakan adik Justin yang menghilang sejak kecil. Pria itu membutuhkan waktu dua puluh tahun untuk menemukan adiknya itu.

Justin berdecak kesal, tentu saja dia membutuhkan waktu lama untuk menemukan adiknya, sebab. Dia tidak tahu adiknya seperti apa, dia hanya melihat dari foto saat sang adik masih bayi, ketika dewasa dia tidak tahu wajah adiknya seperti apa, makanya dia kesulitan menemukan adiknya itu.

*****

Sementara di rumah minimalis Divana sedang melihat tayangan televisi yang menampilkan acara pembukaan hotel X milik Xavier. Divana segera mematikan televisinya ketika wajah pria itu muncul di layar televisi.

"Kenapa tv nya di matikan ma? Noah masih ingin lihat acaranya. Nanti kalau sudah besar aku mau seperti om itu, mau bangun hotel mewah biar uang kita semakin banyak" celoteh Noah.

Divana tersenyum mengusap kepala anaknya. "Om itu ayahmu nak, maaf kalau mama menyembunyikannya dari kalian" ucap Divana dalam hati, Naura merasa bersalah dengan kedua putranya karena sudah memisahkannya dengan sang ayah.

Dari awal Divana sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan meminta tanggung jawab kepada pria itu.

"Memangna Noah puna uang buat bangun hotelna? kamu kan belum bekelja, beli cilok aja macih minta uang mama kok. Cadal dili itu penting Noah" ujar Noel meremehkan impian kembarannya.

"Bukan sekarang tapi nanti kalau aku sudah besar, aku akan bekerja supaya menghasilkan banyak uang, biar bisa membangun hotel seperti om itu" ucap Noah penuh ambisi.

"Mending uangna buat jualan cilok aja Noah, bial ntal Noel nda beli lagi di abang gelobak, aku tinggal minta caja cama kamu, hihihihi.... " ujar Noel cekikikan.

"Dasar tukang makan, lama-lama pipimu bulat seperti cilok" cibir Noah sambil mengembungkan kedua pipinya.

Divana terkekeh mendegar ucapan putrinya, yang ada di pikirannya cuma cilok saja.

"Memangnya Noel tidak mau seperti Noah memiliki hotel besar" tanya Divana.

"Nda mama, Noel mau libulan aja di hotelna Noah, bial gelatis" sahut Noel tertawa sambil menutupi mulutnya.

Noah mencebikan bibirnya sebal, ingin sekali bocah kecil itu memukul kepala saudara kembarnya tapi masih ia tahan, dia takut adiknya nangis dan menyusahkan mamanya.

"Sudah ayo bersih-bersih, kita istirahat besok kalian harus sekolah" ucap Divana.

"Iya mama" jawab Mereka kompak dan turun dari sofa dengan menggunakan perutnya.

Mereka berdua berlari dan masuk kedalam kamar mandi untuk cucu kaki dan gosok gigi.

"Apapun yang terjadi nanti, mama janji akan membahagiakan kalian, mama tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kalian" ucap Divana sembari melihat kedua putranya yang sudah menghilang dari balik pintu kamar mandi.

Divana beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya menyusul kedua putranya.

"Mama, lihat gigina Noel cudah belcih belum?" tanya Noel sambil menunjukkan giginya kepada sang mama.

"Sudah sayang, Noel hebat bisa gosok gigi sendiri" puji Divana.

"Noel cudah becal mama, cudah halus bica gocok gigi cendili" kata Noel.

"Punya Noah bagaimana sayang, sudah bersih belum? Coba mama lihat" ucap Divana

Noah menunjukkan giginya pada sang mama, untuk di periksa.

"Gigi Noah juga sudah bersih, putri mama memang hebat semua" puji Divana membuat mereka berdua bersorak sambil mengangkat tangannya keatas.

Lalu Divana menggiring anaknya masuk kedalam kamar dan menggantikan baju ganti untuk anaknya secara bergantian, sebenarnya mereka sudah bisa memakai baju sendiri, tapi terkadang Divana suka membantu keduanya.

Usai mengganti pakaiannya merek bertiga naik keatas ranjang, Divana memposisikan dirinya di tengah sambil memeluk keduanya.

*****

Keesokan paginya Xavier bersiap-siap untuk mencari keberadaan Divana dan kedua putranya, kali ini Xavier ikut turun langsung mencari mereka.

"Kamu sudah mau berangkat Vier? " tanya Justin

"Iya pi, aku akan ikut mencari mereka" jawab Xavier.

"Bawa cucu mami dengan selamat, jangan sakiti mereka atau mami akan mencoretmu dari KK" Sarah menepuk bahu putranya sembari memberikan ancaman kecil untuk putranya itu.

"Iya mi, doakan Vier semoga bisa menemukan mereka" ucap Xavier dan di angguki oleh sang mami, Sarah selalu berdoa yang terbaik untuk mereka.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya Xavier dan Reza pergi meninggalkan hotel, mereka pergi menggunakan mobil mengelilingi pulau Bali.

Di waktu yang sama Divana sedang mengantar kedua putrinya berangkat sekolah, mereka bertiga berjalan kaki karena letak sekolahnya tidak begitu jauh dari rumahnya.

Kembar berjalan sambil sesekali melompat dengan begitu cerianya, mereka selalu exited kalau berangkat ke sekolah, keduanya memang suka belajar.

Sepanjang perjalanan banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, apalagi si tampan Noel dan Noah, mereka gemas melihat keceriaan mereka berdua.

Hanya berjalan selama sepuluh menit mereka sampai di depan gedung sekolah.

"Belajar yang rajin, jagan nakal" ucap Divana memperingati kedua putranya.

"Siap mama" sahut mereka dengan sikap hormat ala tentara.

Lagi-lagi Divana di buat gemas dengan tingkah mereka berdua, bersama sang putra dia seakan melupakan permasalahan hidupnya, putranya itu menjadi hiburan tersendiri untuk Divana.

Noah dan Noel bergandengan masuk kedalam sekolah, Divana berbalik dan kembali kerumahnya, nanti siang dia akan kembali lagi untuk menjemput si kembar.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!