Sintia tak habis pikir dengan jalan pikiran teman nya itu, sama sekali tak panik dan tak cemas.
"Lo kok bisa santai Bae si lu?" ucap sintia dengan wajah heran nya.
"Ya terus gue harus, apa sin?" ucap Lulu dengan gemas.
"Panik, takut atau Lo lapor lagi ke polisi, gue yakin tuh orang akan berbuat sesuatu lagi nanti nya."
"Tenang aja, kalau dia berbuat buruk lagi ke gue, bukan cuman dia yang hancur, karir orang tua nya juga hancur." ucap Lulu dengan santai nya.
bener juga, Lulu kaya raya, independen, cerdas, cantik, tak mungkin dia akan diam saja kan, dia pasti sudah memikirkan rencana kedepannya. Pikir sintia dengan terkekeh kecil.
"Selamat pagi!" ucap dosen yang baru tiba
kedua gadis itu berhenti bicara, dan fokus kedepan menyaksikan pemandangan dosen yang mengajar.
Sedangkan di zaman kuno, paman Roger dan istri serta anaknya duduk di warung Mereka sambil menunggu kehadiran Gadis itu.
tak menyangka, antrian mereka begitu panjang menunggu roti yang saat ini sedang diperbincangkan oleh orang orang kerajaan Arce.
"Paman... Apakah masih lama roti nya datang?" ucap seorang pemuda yang sudah mengantre dari pagi.
"Tunggu... Sebentar ya... Tuan tuan... dan nyonya nyonya. Gadis itu belum tiba, karena roti buatan nya lah yang dijual kemarin."
Gelisah, dan cemas tentu saja di alami oleh paman Roger, begitu juga dengan istri nya paman Roger. Dia juga tak sabar menunggu seperti apa gadis yang telah menolong dan membantu suaminya itu.
Tak lama kereta berlambang kerajaan Arce turun di tempat tak jauh dari warung paman Roger.
Seorang putri dari kerajaan Arce yang turun dengan begitu anggun, menuju ke tempat paman Roger berada.
"Salam buat putri amber rose." ucap mereka yang menundukkan kepala nya untuk menghormati anggota kerajaan.
"Ada apa ini ramai ramai?" tanya nya dengan raut wajah penasaran.
"Kami sedang mengantri sebuah roti yang begitu enak, tuan putri." ucap rakyat itu dengan menundukkan kepala nya.
"Ha... Begitu, aku juga mau. Siapa yang jual?" tanya nya dengan wajah begitu penasaran.
"Salam untuk tuan putri kerjaan Arce."
"Siapa yang jual roti nya paman?" tanya putri amber dengan wajah yang begitu penasaran.
"Seorang gadis cantik, tuan putri. tapi gadis itu belum datang, dan antrian nya sudah seramai ini." ucap paman Roger yang menjawab dengan nada sopannya.
"wah.. Aku juga menginginkan roti itu paman, bisakah memberikan nya nanti?"
"Tentu saja tuan putri. Tapi mohon maaf bila saya lancang, sebab gadis itu masih belum datang."
"Tidak apa apa paman, aku bisa menunggu nya."
"Baik, tuan putri. Kami merasa begitu tersanjung dengan kunjungan kerajaan Arce di warung kami yang kecil ini.
Sedangkan di rumah, Lulu segera membungkus roti roti nya dan memasukkan kedalam mobil dibantu oleh pak security di depan.
"Sudah habis non." ucap mbok jum yang memberitahukan.
"makasih ya mbok, udah bantuin buat roti nya."
"Sama sama non, yaudah cepat pergi, nanti keburu lama orang orang yang beli."
"Siap mbok, oh ya, ini pak upah nya. dan ini roti untuk bapak, saya pamit dulu ya."
"eh.. Ini kebanyakan non."
"Gpp, pak. saya ikhlas. mohon diterima ya pak."
"baik nona, terima kasih banyak."
"Sama sama pak, mbok saya pamit dulu ya." teriak nya yang langsung menancap gas mobil nya. sebab ini sudah jam 11 pagi, pulang dari kampus dia langsung menyusun roti roti itu, dan langsung berganti pakaian, sebab ini sudah terlambat, pasti paman roger menunggu lama. ajakan sintia untuk ke mall saja dia menolak secara halus dan mengatakan bahwa dia akan pergi ke kantor.
"Nona muda mu sungguh baik tenan mbok jum." ucap security yang terharu dengan kebaikan nona muda yang tinggal di apartemen semewah ini.
"Kebaikan nya itu, seperti ibu nya pak. Beliau juga sifat nya sama persis seperti nona Lulu. Suka berbagi, aku ini sudah bertahun tahun hidup dengan mereka, jadi sudah tak asing dengan sifat nona Lulu yang begitu luar biasa."
"enak ya mbok, kerja dengan orang yang ga pelit sama kita."
"Bener, hidup kita aman, tentram dan selalu di dukung oleh majikan, itu luar biasa enak nya pak "
"Aku jadi iri mbok, ingin sekali bekerja bersama nona Lulu."
"Yowes, balik sana kerja lagi. Syukuri apa yang sudah di dapat pak." ucap mbok jum yang mengingatkan.
"heheh... Siap mbok, saya pamit dulu ya."
Sedangkan si mbok hanya menggeleng geleng kan kepala nya sambil tersenyum tipis dan masuk kembali ke apartemen nona muda nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments