Setelah keluar dari pintu rahasia lemari mama dan papa nya, Lulu langsung menuju ke arah mobil nya, dan akan pulang ke apartemen nya. Berhubung hari sudah semakin sore membuat nya cepat cepat sampai ke apartemen.
Dia singgah terlebih dahulu ke toko roti untuk mendapatkan inspirasi jualan nya nanti di dunia itu. Dia akan melakukan bisnis untuk mendapatkan uang dari negri tersebut.
Sampai di sana dia duduk dan mengamati beberapa roti yang menurut nya menarik. dia juga mencoba beberapa rasa yang pantas dijual nantinya.
"Enak,... Tapi kalau pakek eskrim ga mungkin, sebaiknya aku menggunakan selai strawberry ini, kurasa lebih masuk akal."
Dia akan membuat roti yang berisi berbagai macam jenis, ada yang strawberry, coklat, keju, abon dan beberapa lainnya. Tapi sebelum itu, dia akan membuat interior toko roti nya menjadi semakin modern.
"Beli bahan bahan nya dulu aja kali ya, di toko Oren. kayak nya aku harus buat tema toko roti nya menjadi serba biru dan pink. dengan begitu, akan terlihat lebih estetik."
Setelah puas menikmati roti yang akan dijadikan nya sampel. Tak lupa juga dia membeli beberapa prabotan untuk di bawa besok ke rumah orang tua nya.
"Kirim ke alamat ini ya pak, okey. Nanti saya kabarin lagi." ucap Lulu yang mengabarkan orang bangunan beserta beberapa printilan nya yang akan di pajang menjadi lebih estetik.
Jam sudah menunjukkan pukul, 20.00 wib dengan segera, Lulu pulang ke apartemennya. dan pasti mbo Jum sudah menunggu dan cemas.
Setelah setengah jam berkendara, Lulu akhirnya sampai dan langsung memarkirkan mobilnya ke lobby. tak lupa juga dia membawa roti tersebut ke pada mbok jum untuk mencari bahan bahan apa saja yang dibutuhkan.
"Cklek... Pin terbuka, dan menampilkan mbok jum yang berdiri cemas menunggu Lulu pulang.
"Ya Allah non, mbok khawatir non kenapa kenapa. Tadi mbok telepon ga diangkat, mbok cemas non."
"Maaf ya mbok, tadi Lulu lagi di jalan, jadi ga kedengaran, mode hp nya juga silent. Mbok udah makan belum?"
"Belum non, mbok nungguin non. Ga sempat untuk makan. karena khawatir sama non."
"Yaudah yuk kita makan, Lulu bawakan ayam goreng resto yang mbok suka."
"Tapi mbok, juga udah masak non."
"Ya gpp, kita makan sama sama mbok, ayok."
Tak ada lagi kecanggungan diantara aku dan mbok jum, beliau merawat ku saat aku masih sangat kecil. Jasa nya bahkan tak akan pernah aku lupakan. mbok jum, juga sudah aku anggap ibu ku sendiri. karena beliau selalu mendampingi ku saat masa masa terpuruk ku.
"Mbok, cobain deh roti ini, kira kira bahan nya apa aja ya mbok?"
"Hmm, enak ini non. bahan bahan nya ya, tepung terigu, telur, gula pasir, vanili, baking soda, dan beberapa pewarna makanan. Tak lupa juga selai strawberry, kacang, coklat dan keju." ucap mbok jum yang menjelaskan.
"Mbok, ajarin aku Besok ya. Aku pengen buat kayak gini."
"Mbok buatin ya non."
"Gausah mbok, aku mau buka bisnis, dan pengen buat hasil tangan sendiri. Nanti mbok nilai aja, aku pengen liat gimana rasanya okey?"
"Yo pasti enak non, orang non dulu pernah belajar di salah satu chef terkenal. orang tau non kan dulu sekolahin non di salah satu tempat tata boga." ucap mbok jum yang menjelaskan.
Memang saat aku masih smp, beliau menyekolahkan aku di sana, dan aku juga beberapa kali mendapat apresiasi dari salah satu chef yang mengajariku memasak, dan mengelola bahan bahan makanan. Baik western maupun lokal.
"Ah... Mbok bisa aja, masih sangat tipis ilmu ku mbok, masih banyak perlu belajar lagi."
"Mbok doain, bisnis ku lancar ya, dan mbok harus tetap sehat. Agar kita bisa sama sama terus. cuman mbok yang Lulu punya di dunia ini."
"Non, mbok itu selalu doakan yang terbaik untuk non Lulu. Udah mbok anggep anak sendiri, mbok sayang sama non, jadi mbok ga mau non kenapa kenapa."
"Makasih ya mbok." ucap ku terharu saat mendengar ucapan yang menyentuh perasaan ku.
di apartemen mbok jum tak terlalu bekerja dengan berat, masih ada satu asisten rumah tangga lagi yang aku pekerjakan. aku tak ingin membuat mbok jum kelelahan. Dia sudah ku anggap orang tua ku sendiri.
Keesokan harinya, setelah sarapan, aku bergegas pergi ke pasar untuk membeli beberapa bahan bahan buat kue. Aku mengajak si mbok untuk pergi menemani ku ke pasar. Jujur saja baru kali ini aku pergi ke pasar setelah sekian lama nya. Biasanya aku akan memantau pekerjaan restoran ku, dan hanya duduk sambil memantau perkembangan nya.
Aku juga memiliki butik peninggalan mama ku yang tak jauh dari apartemen. hobi ku yaitu mencoba hal hal baru yang tak pernah aku buat sebelumnya. Jadinya saat belajar desain, aku juga berusaha meningkatkan kualitas barang agar para pembeli setia mama tak merasa kecewa.
Sedangkan urusan kantor papa, aku mempercayai salah satu asisten papa. Beliau lah yang setia menemani papa ku sampai telah tiada. Aku hanya memantau perkembangan nya saja. Karena jadwal ku semakin padat saat ini, mengurus restoran, butik dan perusahaan. Di tambah toko roti yang nanti nya aku buka di jaman kuno itu.
"udah semua nya non, bahan bahan nya udah lengkap ini." ugal mbok yang memberitahukan ku.
"Okey mbok, kita pulang ya. Nanti kita makan diluar aja, mbok gausah masak."
"Iya non."
Setelah itu aku pun pergi menuju ke parkiran dan tak lupa memberikan uang tips kepada para pengangkut barang. Mereka bertugas membantu meringankan pekerjaan kita saat tak bisa membawa barangan yang kita beli.
Lulu ke pasar juga memakai masker, dan kacamata beserta Hoodie yang menutupi rambut cantik nya. Lulu tak mau ada hambatan saat mereka melihat wajahnya yang begitu cantik.
Lulu singgah di salah satu restoran milik nya, sekalian memantau perkembangan usaha yang dirintis oleh orang tua nya itu.
"Enak ya non, resep nyonya Sarah begitu luar biasa." ucap mbok jum yang begitu menikmati hidangan di restoran Lulu.
"Iya mbok, enak banget. Mama bener bener definisi wanita sempurna untuk papa. mereka sama sama luar biasa di hidup Lulu." ucap nya dengan sendu.
"Kita doakan yang terbaik ya Non, bibi yakin semua sudah ada rencana terbaik dari tuhan."
"Makasih ya mbok, makasih Udah mau setia sama Lulu. makasih udah berjasa di hidup Lulu."
"non, bibi ini sebatang kara, ga punya siapa siapa. Cuman orang tua non Lulu yang mau menerima kekurangan bibi yang cacat ini. kalau ga ada orang tua non Lulu, mungkin bibi ga bisa selamat saat itu."
Tangan mbok jum saat itu kecelakaan, dan hilang satu di bagian jari jempol nya. Oleh sebab itu dia ditolak bekerja dengan orang lain sebab tak memenuhi persyaratan. Tapi sarah lah yang mengajak nya bekerja, menjaga Lulu yang saat itu masih berusia 4 tahunan. Mbok jum begitu bersyukur dipertemukan dengan orang baik seperti nyonya Sarah. oleh sebab itu dia berjanji akan mengabdikan diri nya di sana dan menjaga Lulu seperti anaknya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments