Setelah mendengar ucapan paman Roger, Lulu menghela nafas berat nya, seakan tertampar dengan Kondisi orang orang seperti paman Roger. Selama ini hidup nya bergelimang harta, tetapi tetap merasa kesepian dan merasa hidup nya tak seberuntung orang orang di luar sana.
Tapi setelah melihat kondisi paman Roger, yang mencari nafkah untuk istrinya dan anak nya, sampai tak pulang kerumah membuat nya menjadi merasa tak bersyukur selama ini.
"Aku harus sering sering bersyukur. Masih banyak orang yang lebih susah dan tak brisik seperti diriku ini." gumam nya dengan tatapan lemah.
"Paman... Aku memang tak memiliki uang, tapi ini ada sedikit roti buatan ku, paman bisa bawa ini pulang untuk istri dan anak paman. kebetulan aku membawa cukup banyak, sebagai sampel uji coba kepada orang orang untuk mencicipi roti buatan ku." ucap nya dengan tatapan lembut.
"Nona, ini terlalu berlebihan. Kamu juga tak punya uang, dan paman rasa lebih baik kamu jual saja roti roti ini, disini. Paman akan membantu mu mendapatkan uang." ucap nya yang menolak pemberian dari lulu. Dia menganggap lulu sama seperti nya, padahal dia tak tau saja Lulu itu anak konglomerat di tempat nya berasal.
"Astaga, jadi dia berpikir aku tak ada uang, gitu?" gumam Lulu sambil menahan tawa.
"Baiklah paman, aku akan menjual roti nya disini, tapi jangan menolak pemberian ku, ini untuk putri mu, dan untuk istri mu." ucap Lulu yang memberikan beberapa Potong roti di dalam plastik.
"Nona... Ini terlalu banyak_
"Jangan menolak paman, aku sebenernya tak membawa uang, karena itu, aku ingin berjualan disini, sebab mencari aktivitas." ucap nya dengan beralasan.
Dengan berat hati, paman Roger menerima roti itu, dengan tatapan berkaca kaca. Dia tak menyangka gadis yang baru dia temui beberapa hari yang lalu, begitu baik kepada nya.
"Terima kasih nona, semoga kebaikan mu dibalas kepada dewa matahari." ucap nya sambil membukakan kepala nya pertanda sangat menghargai pemberian orang seperti Lulu.
"Nah.. Ini untuk paman, cobalah." ucap nya menyodorkan roti yang terasa kopi nya.
Hap... Mulut paman Roger bergoyang dan mata nya melotot kaget saat pertama kalinya mencicipi roti seenak ini. Sungguh luar biasa, dia bahkan sampai meneteskan air mata nya, tak sanggup untuk mendeskripsikan rasa yang begitu luar biasa.
"Ada apa Paman, apakah tak enak?" tanya nya yang sedikit cemas.
"Nona, ini luar biasa... sungguh ini lebih dari sekedar roti. paman baru pertama kalinya mencicipi roti seenak ini." pekik nya dengan kegirangan.
"Huft... Syukurlah, berarti misi kali ini berhasil dong, ayok Lulu semangat. Kurasa tinggal disini tak seburuk itu, pintu rahasia itu bener bener menakjubkan." gumam nya dengan tatapan berbinar. sekarang dia tinggal duduk menikmati hasil jeri payah nya selama ini, kalau di dunia modern, dia sudah memiliki usaha sendiri, dan usaha orang tua yang harus dia handle. Kalau disini juga dia memiliki usaha roti, yang akan membuat nya merubah penduduk jaman modern ini.
"Nona...ini sungguh luar biasa, aku tak pernah makan roti seenak ini, berapa yang akan nona jual, mereka pasti sangat menyukai roti buatan nona ini." ucap paman Roger dengan tatapan penuh semangat.
"Humm... Kira kira berapa harganya, ya paman. saya kurang tau harga nya hehehe." ucap Lulu dengan beralasan agar paman Roger tak curiga kepada nya.
"Nona, anda bener bener sangat unik, selain itu nona juga sangat cerdas dan cantik, saya berpikir nona adalah seorang bangsawan."
"Haha...tidak paman, saya hanya rakyat jelata disini, kebetulan keluarga saya ada di negeri sebrang." ucap nya dengan memberikan alasan yang masuk akal.
Jangan sampai paman Roger tau bahwa dia, berasal dari jaman modern.
Paman Roger terdiam memikirkan berapa harga yang dijual untuk roti seenak ini. Dia merasa Dewi keberuntungan berpihak padanya.
"Paman, kalau dijual dengan harga 2 koin perak apakah bisa?" tanya Lulu yang penasaran reaksi paman Roger.
"Apa nona mau rugi, kalau harga segitu terlalu murah untuk roti seenak ini." ucap paman Roger yang tak habis pikir. bisa bisa nya nona nya itu menjual roti seenak ini dengan harga yang murah.
"Tidak apa apa paman, itu sudah cukup bagi ku." ucap nya sambil tersenyum tipis.
"Tapi nona, itu emang terlalu murah." protes nya yang tak terima ada roti seenak dan semurah itu.
"Bagaimana, kalau kita jual semua manisan paman, dan roti milikku dengan memberi harga diskon, jadi harga nya 4 perak?" ide nya dengan senyum merekah
Mendengar ucapan nona muda itu, membuat paman Roger, berpikir keras. Tapi satu kalimat itu membuat nya tak mengerti
"Diskon... Apa itu nona?" tanya nya dengan pandangan heran
"Heh... astaga hahah aku bener bener ceroboh, mereka kan ga tau bahasa gaul." ucap nya yang merutuki ucapan nya tadi.
"Ha... seperti memberikan harga murah, seperti beli satu gratis satu. Dan itu akan membuat manisan paman cepat habis."
"Tapi, apa mereka akan mau nona?" tanya nya dengan sedikit ragu.
"Paman akan lihat ya." ucap nya dengan tersenyum manis menatap orang orang yang berlalu lalang.
"Di beli... bapak... Ibu... Ayok sini,....ada roti murah...roti,...dan manisan nya... Di beli.. Rasa nya sangat enak." teriak Lulu dengan nada semangat nya.
Paman Roger melongo tak percaya, dengan apa yang dia lihat. Tak menyangka, gadis muda itu memiliki bakat berjualan. berhasil menarik perhatian orang orang dan berbondong bondong datang ke kedai milik paman Roger.
"Nona.. Apa yang kau jual?" tanya seorang pria paru baya dengan wajah penasaran.
"Ada Manisan, ada roti paman. Beli satu roti, dapat satu manisan, ayok harga nya murah kan. paman tak akan menyesal mencicipi nya."
"berapa harga nya?" tanya nya dengan penasaran
"4 perak paman, itu sudah dapat manisan."
"Kenapa mahal sekali, biasanya hanya 1 perak di toko sana."
"Paman, roti ini berisi macam macam rasa, kalau disana kan hanya roti tawar, paman tak akan menyesal telah membeli nya.
"Bener tuan, saya saja tak menyangka rasanya begitu enak, cobalah beli, kalau tak enak ga usah bayar." ucap paman Roger
"Baiklah, aku mau satu roti, dan satu manisan."
"ini paman." ucap Lulu yang memberikan satu roti dan satu manisan di dalam kantong belanja.
"hap... Enak." pekik paman itu dengan tatapan berbinar nya.
"Ini roti terenak yang pernah aku rasakan, sungguh luar biasa." pekik nya dengan tatapan berbinar.
"Hei... seperti nya roti itu sangat enak. Ayok kita coba." ucap seseorang yang memperhatikan di ujung jalan sana.
"Aku juga penasaran dengan rasanya, katanya kita akan dapat manisan setelah membeli roti."
"Ayok, sebelum kehabisan."
"Aku mau nona."
"aku juga..."
"Wah.... enak sekali."
"Rasanya benar benar manis dan lezat."
"Rasa roti ini begitu wangi dan enak."
"Nona... Aku beli 5."
"Nona aku beli 4." ucap mereka yang berbondong-bondong datang untuk membeli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
promosi sekaligus bantu rofer ..mantap lulu
2025-03-21
1